Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
NAMA : NI PUTU ELIS WIDI ASTUTI
NIM : J1A120330
KELAS : F
DOSEN PENGAMPU : La Ode liaumin Azim, SKM.,M.Kes
1. Pengertian Surveilans
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan
tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan
surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans
dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan
penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi
antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan pusat.
MISI :
1. Memperkuat sistem surveilans disetiap unit pelaksana program kesehatan.
2. Meningkatkan kemampuan analisis dan rekomendasi epidemiologi yang
berkualitas dan bermanfaat.
3. Menggalang dan meningkatkan kerjasama dan kemitraan unit surveilans dalam
pertukaran serta penyebaran informasi.
4. Memperkuat sumber daya manusia di bidang epidemiologi untuk manajer dan
fungsional.
3. Tujuan Surveilans
Epidemiologi deskriptif adalah suatu studi yang menggambarkan pola pola kejadian
penyakit, atau pola pola pemaparan dalam kaitannya dengan variable orang, tempat dan
waktu. Studi deskriptif menjawab pertanyaan who, when, where. Studi deskriptif merupakan
studi awal dari studi yang lebih mendalam. Studi deskriptif dilakukan untuk menghasilkan
sebuah hipotesa yang kemudian akan dibuktikan pada studi analitik. Bentuk desai dari studi
deskriptif tidak lengkap, karena tidak ada kelompok pembanding.
Epidemiologi deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau
menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan
variabel orang, tempat dan waktu. Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika
tersedia sedikit informasi yang diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan faktor yang
berhubungan dengan penyakit.
Studi deskriptif disebut juga studi prevalensi atau studi yang dapat dilakukan suatu
saat atau suatu periode tertentu. Jika studi ini ditunjukan kepada sekelompok masyarakat
tertentu yang mempunyai masalah kesehatan aka disebutlah studi kasus. Namun ditunjukan
untuk pengamatan secara berkelanjutan maka disebutlah degan surveilans serta bila diujukan
untuk menganalisa faktor penyebab aau resiko maupun akibatnya, maka disebut dengan studi
potong lintang atau cross sectional.
Studi deskriptif relative murah dan cepat dibandingkan studi analitik karena Studi
deskriptif umumnya paling sering digunakan untuk menggambarkan pola penyakit dan dan
untuk mengukur kejadian dari faktor risiko untuk penyakit (pajanan) pada satu populasi.
Studi deskriptif merupakan langkah awal dalam melakukan investigasi epidemiologi. Studi
ini menjawab pertanyaan berkaitan dengan aspek epidemiologi yang meliputi orang, tempat
dan waktu dan aspek ini dipergunakan untuk menjawab pertanyaan siapa?, apa?, dimana?
dan ketika?. Termasuk sebagai studi deskriptif adalah survey prevalensi, studi migrant dan
seri penyakit (case series) . Survey prevalensi dilakukan untuk menggambarkan kondisi
kesehatan suatu populasi atau faktor resiko kesehatan, misalnya Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) di Indonesia, dilakukan secara rutin setiap dua-tiga tahun sekali, untuk melihat
kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia dan berguna untuk melakukan perencanaan
kesehatan. Dan langsung menjelaskan siapa yang ,mendapat sakit dan siapa yang tidak,
dimana masalah (rate) penyakit yang tinggi, dan apakah ada pola temporal.
Sedangkan jika kita ingin mengetahui asosiasi antara kejadian penyakit dan faktor
risikonya, maka studi analitik dilakukan.
4. Variable Epidemiologi
Variable epidemiologi adalah segala faktor yang dapat menimbulkan penyakit epidemik,
baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi yang terjadi pada masyarakat.
Berdasarkan peranannya epidemiologi terbagi atas epidemiologi deskriptif dan analitik.
Peranan epidemiologi deskriptif adalah membandingkan kelompok-kelompok menurut
waktu, tempat dan orang yang sering disebut dengan variabel epidemiologi . Analisis
epidemiologis berdasarkan variabel tersebut digunakan untuk memperoleh gambaran yang
jelas tentang morbiditas dan mortalitas yang dihadapi. Dengan demikian memudahkan untuk
mengadakan penanggulangan, pencegahan dan pengamatan. Uuntuk menentukan adanya
peningkatan atau penurunan insidensi atau prevalensi penyakit yang timbul, harus
diperhatikan kebenaran perubahan tersebut.
a. Place
Penyebaran menurut tempat pada prinsipnya sama dengan mencoba menjawab
pertanyaan “where”. Tempat kejadian kasus atau masalah kesehatan sangat penting diketahui
karena tempat kejadian yang erat kaitannya dengan lingkungan yang sesuai dengan model
segitiga epidemiologi. Distribusi menurut tempat sama artinya dengan area geografis, luas
dan tinggi lokasi sehingga tempat biasanya di katagorikan di kotomi (perkotaan dan pedesaan
(urban dan rural), pemukiman dan non pemukiman, domestik dan asing, didalam dan diluar,
serta institusi dan non institusi). Analisis perubahan frekuensi penyakit didasarkan pada
antar-tempat (batas alamiah, iklim, temperatur), antara urban dan rural (kepadatan penduduk
suplai air), dalam negara (provinsi), antar-negara (internasional), variasi dan ketetapan
diagnosis, serta sistem pelaporan.
b. Person
Variabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun sesudah lahir. Untuk
mengidentifikasikan seseorang terdapat variabel yang tak terhingga banyaknya, tetapi
hendaknya dipilih variabel yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan ciri
seseorang. Untuk menentukan variabel mana yang dapat digunakan sebagai indikator,
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada.
Karakteristik yang selalu diperhatikan dalam suatu penyelidikan epidemiologi untuk variabel
orang adalah umur, ras, status kekebalan, jenis kelamin, kelas sosial (pendidikan, pekerjaan,
penghasilan), golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, paritas (keturunan), dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan variabel orang, seperti gaya hidup dan kebiasaan
makan (Sutrisna, 1994).
Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan bulan serta tahun. Tujuan
mengetahui waktu adalah untuk dapat memperkirakan sumber penyakit dengan melihat masa
inkubasi penyakit, perkiraan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) dan melihat penurunan
kasus karena program kesehatan tertentu,perjalanan penyakit tersebut berlangsung dengan
cepat.
5. Jenis Penelitian studi deskriptif
1) Studi Korelasi Populasi
Studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis yang bertujuan mendeskripsikan
hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor penelitian. Faktor-faktor yang
digunakan yaitu umur, bulanm penggunaan pelayanan kesehatan, konsumsi jenis makanan,
obat-obatan, dll. Studi Korelasi populasi terdiri dari studi ekologis yang merupakan studi
awal dengan seluruh populasi sebagai unit. Contoh menghubungkan konsumsi garam dengan
kanker oesophagus di cina (Samsudrajat, 2011).
1) Mudah dilaksanakan.
2) Sederhana.
3) Ekonomis dalam hal waktu.
4) Hasilnya dapat diperoleh dengan cepat.
5) Dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak, baik
variabel resikomaupun efek
1) Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak (kontrol)
suatu kasusyang ingin diamati kemudian proporsi pemajanan dari kedua
kelompok tersebut dibandingkan.
2) Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian ingi diketahui variabel bebas
(penyebab).
3) Observasi dan pengukuran tidak dilakukan pada saat yang sama.
4) Peneliti melakukan pengukuran variabel bergantung pada efek (subjek (kasus)
yang terkenapenyakit) sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif.
5) Untuk kontrol, dipilih subjek yang berasal dari populasi dan karakteristik yang
sama dengankasus.
6) Bedanya kelompok kontrol tidak menderita penyakit yang akan diteliti
1) Merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus jarang atau yang masa
latennya Panjang
2) Hasil dapat diperoleh dengan cepat
3) Biaya yang dibutuhkan relatif sedikit
4) Subjek penelitian sedikit
5) Dapat melihat hubungan bebrapa penyebab terhadap suatu akibat
6) Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian
lebih tajamdibanding dengan hasil rancangan cross sectional
Kohort
Contoh: Penelitian ingin membuktikan adanya hubungan antara cancer (Ca) paru
(efek) dengan merokok(risiko) dengan menggunakan pendekatan atau rancangan prospektif.
1) Berasal dari kata romawi kuno yang berarti kelompok tentara yangberbaris
maju ke depan
2) Subjek dibagi berdasar ada atau tidaknya pemajanan faktor tertentudan
kemudian diikuti dalam periodewaktu tertentu untukmenentukan munculnya
penyakit pada tiap kelompok
3) Digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan
efekd.Sekelompok subjek yang belum mengalami penyakit atau efekdiikuti
secara prospektif
4) Diketahui variabel bebas (penyebab) kemudian ingin diketahui variabel terikat
(akibat)f.Dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif