Materi SKB - Risna Amelia
Materi SKB - Risna Amelia
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia dimulai sejak 1 Januari tahun 2014.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang
Jaminan Kesehatan (JKN) adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar
1) kegotong-royongan
4) bersifat nirlaba.
-Jaminan Kesehatan
-Jaminan Pensiun
-Jaminan Kematian
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 52 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) diatur dalam UU No. 24 Tahun 2011
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang dibentuk untuk
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat
dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan atau anggota keluarganya..
Prinsip BPJS :
• Kegotongroyongan
• Nirlaba
• Keterbukaan
• Kehati-hatian
• Akuntabilitas
• Portabilitas
• Dana amanat
• Hasil pengelolaan
• BPJS Kesehatan (perubahan dari PT. Askes dimulai sejak 1 Januari 2014)
• BPJS Ketenagakerjaan (perubahan dari PT. Jamsostek dimulai sejak 1 Juli 2015)
BPJS Ketenagakerjaan berfungsi menyelenggarakan program sebagai berikut:
• Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang
• Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja
fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan pemerintah.
• Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya.
Jaminan Sosial.
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBI Jaminan
Kesehatan (Perpres No 101 Tahun 2011) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu
peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas
b. Anggota TNI
c. Anggota Polri
d. Pejabat Negara
f. Pegawai swasta;
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang menerima
Upah.
• Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, terdiri atas pekerja di
a. Investor
b. Pemberi Kerja
c. Penerima pensiun
d. Veteran
e. Perintis Kemerdekaan
f. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang
1. HAK PESERTA
kesehatan;
• Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur
BPJS Kesehatan
• Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke Kantor
BPJS Kesehatan.
2. KEWAJIBAN PESERTA
• Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang besarannya sesuai
• Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang
tidak berhak
RUANG LINGKUP PELAYANAN (Perpres 12 Tahun 2013, Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun
2014)
yang mencakup:
a. Administrasi pelayanan
kebutuhan medis
a. Administrasi pelayanan
subspesialis
c. Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan indikasi
medis
f. Rehabilitasi medis
g. Pelayanan darah
i. Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal setelah dirawat inap di fasilitas
Beberapa masalah utama yang belum bisa diatasi sampai dengan berakhirnya era MDGs (UN,
1. Masih terdapat jurang yang lebar antara rumah tangga pedesaan dan perkotaan
SDGs terdiri atas 17 tujuan dan 169 target, yang meliputi aneka isu pembangunan berkelanjutan
13. Iklim (Climate) – Mengambil langkah-langkah tindakan yang segera untuk mengatasi
14. Ekosistem Kelautan (Marine Ecosystem)– Melindungi dan menggunakan lautan, laut,
ekosistem bumi
16. Kelembagaan (Institutions) – Menciptakan masyarakat yang damai dan inklusif untuk
pembangunan
kemitraan global
tujuan kesehatan itu sendiri yang ingin dicapai. Tujuan ke 3 SDGs dengan jelas
menyebutkan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah kehidupan yang sehat bagi semua
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
semua komponen bangsa: pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, badan hukum, badan
usaha, lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna & terwujudberdaya guna derajat
Pengelolaan kesehatan:
3. Pembiayaan kesehatan
5. Kesediaan farmasi
6. Alat kesehatan
7. Makanan
8. Manajemen
9. Informasi
10. Regulasi
• Tingkat pendidikan
• Pendapatan keluarga
• Distribusi kewenangan
• Keamanan
• Sumber daya
• Kesadaran masyarakat
5. Kepemimpinan; ivovasi & terobosan termasuk sistem rujukan Dasar pembangunan kesehatan
UU nomor 17 tahun 2007 tentang RPJPN tahun 2005 – 2025: Pembangunan kesehatan diarahkan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
1. Perikemanusiaan
4. Pengutamaan
1. HAM
4. Dukungan regulasi
6. Responsif gender
7. Kearifan lokal
Kedudukan SKN :
1. Supra sistem SKN; dengan berbagai subsistem lain diarahkan untuk mencapai tujuan dlm UUD
1945.
2. Terwujud keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor; tdk hanya tanggung jawab sektor
3. Kedudukan SKN terhadap pembanguna kesehatan didaerah. Merupakan bentuk acuan dan
4. Kedudukan SKN terhadap berbagai sistem kemasyarakat; swasta. Ditentukan oleh dukungan
sistem nilai & budaya masyarakat. Acuan dlm membangun perilaku dan lingkungan sehat, serta
UNDANG-UNDANG KESEHATAN
UU No. 36 Tahun 2014 : Tentang Tenaga Kesehatan.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
a. pelayanan kesehatan
e. kesehatan reproduksi
f. keluarga berencana
g. kesehatan sekolah
h. kesehatan olahraga
j. pelayanan darah
m. kesehatan matra
q. bedah mayat.
Pelayanan kesehatan terdiri atas:
Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kab/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan.
Visi Puskesmas
Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat
Misi Puskesmas
• Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
• Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
• Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakannya
• Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya
Tujuan Puskesmas
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal
di wilayah kerja puskesmas.
PELAYANAN GIZI :
• balita kep & bgm yang mendapat pmt - mpasi
• balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan 11/26/2008 26
Manfaat PHBS
adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan
kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar
kesehatan.
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat
PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses
belajar mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat.
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu
meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain, setiap anggota
keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah
tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat PHBS
rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup
sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi.
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan mau
untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan dalam menciptakan tempat
kerja yang sehat. manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan
kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra
tempat kerja yang positif.
(4) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
dan buang air kecil
(11) produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan pekerja
dan ekonomi keluarga
(12) pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan
untuk biaya pengobatan.
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat,
mencegah penyebaran penyakit, masyarakat memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan
dan mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
PENANGGULANGAN NARKOBA
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang
2) Faktor ekonomi
5) Faktor kepribadian
1. Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program premitif atau program pembinaan.
Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota masyarakat
yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali.
Bentuk program yang ditawarkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada
kelompok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha.
2. Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini
ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba
agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak
tertarik untuk menyalahgunakannya.
Agenda preventif yaitu :
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
b. Penyuluhan seluk beluk narkoba Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat
memberikan informasi
c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya
d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba di
masyarakat.
3. Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan
kepada para peakai narkoba.
Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati ketergantungan dan menyembuhkan
penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan peakaian
narkoba.
Bentuk kegiatan yang yang dilakukan dalam program pengobat ini adalah:
a) Penghentian secara langsung;
b)Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian narkoba
(detoksifikasi)
c) Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba;
d) Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba seperti
HIV/AIDS, Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya.
4. Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan
kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia
tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut menggerogotinya karena bekas
pemakaian narkoba.
5. Represif
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar, pengedar
dan pemakai narkoba secara hukum.Program ini merupakan instansi pemerintah yang
berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi aupun distribusi narkoba.
Narkoba dibagi dalam 3 jenis, yaitu Narkotika, Psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.
1. Narkotika
Narkotika adalah sejenis zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun bukan sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
a. jenis- jenis narkotika dapat dibagi menjadi 3 golongan.
• Golongan I : narkotika yang hanya dapat dipergunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan,dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi yang
sangat tinggi untuk menyebabkan ketergantungan.
Misalnya adalah heroin/putaw, kokain, ganja, dan lain- lain.
• Golongan II : narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terkakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan bertujuan sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mangakibatkan ketergantungan.
Misalnya adalah morfin, petidin, turunan/garam narkotika dalam golongan
tersebut dan lain-lain.
• Golongan III : narkoba yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Misalnya adalah kodein, garam- garam narkotika dalam golongan tersebut dan
lain- lain.
b. Narkotika Semisintetis adalah narkotika alami yang diolah dan menjadi zat adiktifnya
(intisarinya) agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan kedokteran.
• Morfin : dipakai dalam dunia kedokteran untuk menghilangkan rasa sakit atau
pembiusan pada operasi pembedahan.
• Kodein : dipakai untuk obat penghilang batuk
• Heroin : tidak dipakai dalam pengobatan karena daya adiktifnya sangat besar
dan manfaatnya secara medis belum ditemukan. Dalam perdagangan gelap,
heroin diberi nama putaw, atau pete/pt .
• Kokain : hasil olahan dari biji koka
c. Narkotika Sintetis adalah narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini
digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita
ketergantungan narkoba (subtitusi).
• Petidin : untuk obat bius local, operasi kecil, sunat dsb
• Methadon : untuk pengobatan pecandu narkoba.
• Naltrexone : untuk pengobatan pecandu narkoba.
3. Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas normal dan perilaku.
Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa
(psyche).
Berdasarkan undang – undang No.5 tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokkan ke
dalam 4 golongan
a. Golongan I adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya.
Contohnya adalah MDMA,ekstasi, LSD,dan STP
b. Golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin,
metakualon, dan sebagainya.
c. Golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsina,
fleenitrazepam, dan sebagainya.
d. Golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepam( BK, mogadon,
dumolid), diaxepam, dan lain-lain.
Berdasarkan ilmu farmakologi, psikotropika dikelompokkan kedalam 3 golongan :
depresan, stimulant, dan halusinogen.
4. Bahan adiktif lainnya Zat adiktif terdiri dua kata “ zat” dan “adiktif” menurut etimologi
adalah wujud, hakekat, sesuatu yang menyebabkan ada dan bisa juga berarti
subtansinya yang pembentukan suatu benda. Sementara adiktif berarti sifat ketagihan
dna menimbulkan ketergantungan pada pemakainya. penyalahgunaannya dapat
menimbulkan gangguan penggunaan zat (substance use di sender), yang ditandai
dengan perilaku maladaftif yang berkaitan dengan pemakaian zat itu yang lebih dapat
kurang dikatakan teratur.
Golongan adiktif lainnya adalah zat- zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan.
Contohnya : rokok, kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan, thinner dan zat- zat lain seperti lem kayu, penghapus cair,
aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan dicium, dapat memabukkan.
Zat adiktif ini sering pula disebut dengan zat psikoaktif yaitu zat yang mempunyai pengaruh
pada system saraf pusat (otak) sehingga bila digunakan akan mempengaruhi kesadaran,
perilaku, pikiran dan peasaan. Penyalahgunaan zat psikoaktif ini merupakan suatu pola
penggunaan zat yang bersifat patologik(tidak sehat).
IMUNISASI
Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu penyakit.
Proses ini dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar
kebal terhadap penyakit tersebut.
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan suatu penyakit tertentu dari dunia.
Manfaat imunisasi
a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani
masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan negara.
IMUNISASI DASAR
IMUNISASI LANJUTAN
• Hepatitis B
Vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi hati serius, yang disebabkan oleh
virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir,
dengan didahului suntik vitamin K, minimal 30 menit sebelumnya. Lalu, vaksin kembali
diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
• Polio
Polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Pada kasus yang parah,
polio dapat menimbulkan keluhan sesak napas, kelumpuhan, hingga kematian.
Imunisasi polio pertama kali diberikan saat anak baru dilahirkan hingga usia 1 bulan.
Kemudian, vaksin kembali diberikan tiap bulan, yaitu saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan.
Untuk penguatan, vaksin bisa kembali diberikan saat anak mencapai usia 18
bulan. Vaksin polio juga bisa diberikan untuk orang dewasa dengan kondisi tertentu.
• BCG
Vaksin BCG diberikan untuk mencegah perkembangan tuberkulosis (TB), penyakit infeksi
serius yang umumnya menyerang paru-paru. Vaksin BCG hanya diberikan satu kali, yaitu
saat bayi baru dilahirkan, hingga usia 2 bulan. Bila sampai usia 3 bulan atau lebih vaksin
belum diberikan, dokter akan melakukan uji tuberculin atau tes Mantoux terlebih dahulu,
untuk melihat apakah bayi telah terinfeksi TB atau belum.
• DPT
Vaksin DPT merupakan jenis vaksin gabungan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis,
dan tetanus. Difteri merupakan kondisi serius yang dapat menyebabkan sesak napas,
paru-paru basah, gangguan jantung, bahkan kematian.
Pemberian vaksin DPT harus dilakukan empat kali, yaitu saat anak berusia 2, 3, dan 4
bulan. Vaksin dapat kembali diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun sebagai
penguatan. Kemudian, pemberian vaksin lanjutan dapat diberikan pada usia 10-12
tahun, dan 18 tahun.
• Hib
Vaksin Hib diberikan untuk mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenza tipe B. Infeksi
bakteri tersebut dapat memicu kondisi berbahaya, seperti meningitis (radang selaput
otak), pneumonia (paru-paru basah), septic arthritis (radang sendi), serta perikarditis
(radang pada lapisan pelindung jantung).
Imunisasi Hib diberikan 4 kali, yaitu saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan
dalam rentang usia 15-18 bulan.
• Campak
Campak adalah infeksi virus pada anak yang ditandai dengan beberapa gejala, seperti
demam, pilek, batuk kering, ruam, serta radang pada mata. Imunisasi campak
diberikan saat anak berusia 9 bulan. Sebagai penguatan, vaksin dapat kembali
diberikan pada usia 18 bulan. Tetapi bila anak sudah mendapatkan vaksin MMR,
pemberian vaksin campak kedua tidak perlu diberikan.
• MMR
Vaksin MMR merupakan vaksin kombinasi untuk mencegah campak, gondongan, dan
rubella (campak Jerman). Tiga kondisi tersebut merupakan infeksi serius yang dapat
menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti meningitis, pembengkakan otak, hingga
hilang pendengaran (tuli).
Vaksin MMR diberikan saat anak berusia 15 bulan, kemudian diberikan lagi pada usia 5
tahun sebagai penguatan. Imunisasi MMR dilakukan dalam jarak minimal 6 bulan
dengan imunisasi campak. Namun bila pada usia 12 bulan anak belum juga
• PCV
• Rotavirus
Imunisasi ini diberikan untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus. Vaksin rotavirus
diberikan 3 kali, yaitu saat bayi berusia 2, 4, dan 6 bulan.
• Influenza
Vaksin influenza diberikan untuk mencegah flu. Vaksinasi ini bisa diberikan pada anak
berusia 6 bulan dengan frekuensi pengulangan 1 kali tiap tahun, hingga usia 18 tahun.
• Tifus
Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit tifus, yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi. Pemberian vaksin tifus dapat dilakukan saat anak berusia 2
tahun, dengan frekuensi pengulangan tiap 3 tahun, hingga usia 18 tahun.
• Hepatitis A
Sesuai namanya, imunisasi ini bertujuan untuk mencegah hepatitis A, yaitu penyakit
peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus. Vaksin hepatitis A harus diberikan 2
kali, pada rentang usia 2-18 tahun. Suntikan pertama dan kedua harus berjarak 6 bulan
atau 1 tahun.
• Varisela
Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit cacar air, yang disebabkan oleh virus
Varicella zoster. Imunisasi varisela dilakukan pada anak usia 1-18 tahun. Bila vaksin
diberikan pada anak usia 13 tahun ke atas, vaksin diberikan dalam 2 dosis, dengan jarak
waktu minimal 4 minggu.
• HPV
Vaksin HPV diberikan kepada remaja perempuan untuk mencegah kanker serviks, yang
umumnya disebabkan oleh virus Human papillomavirus. Vaksin HPV diberikan 2 atau 3
kali, mulai usia 10 hingga 18 tahun.
• Japanese encephalitis
Japanese encephalitis (JE) adalah infeksi virus pada otak, yang menyebar melalui
gigitan nyamuk. Vaksin JE diberikan mulai usia 1 tahun, terutama bila tinggal atau
bepergian ke derah endemis JE. Vaksin dapat kembali diberikan 1-2 tahun berikutnya
untuk perlindungan jangka panjang.
• Dengue
Imunisasi dengue dilakukan untuk mengurangi risiko demam berdarah, yang disebarkan
oleh nyamuk Aedes aegypti. Vaksin dengue diberikan 3 kali dengan interval 6 bulan,
pada usia 9 hingga 16 tahun.
CERDIK
CERDIK adalah slogan kesehatan yang setiap hurufnya mempunyai makna yaitu;
I : Istirahat cukup
K : Kelola stress.
PATUH
P : Periksa Keseharan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
H : Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik (penyebab kanker) lainnya.
Pengertian KB
Tujuan Program KB
• Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi
suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
Sasaran Program KB
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
• Keluarga berencana
Strategi Program KB
1. Strategi dasar
2. Strategi operasional