Project Hukum Kepartaian
Project Hukum Kepartaian
Perlu di ketahui bahwa menempatkan peralatan militer di luar angkasa merupakan suatu
ancaman yang serius mengingat sampai saat ini belum ada satupun legalitas yang secara tegas
melarang penggunaan senjata di ruang angkasa justru didalam OST 1967 hanya menjelaskan
penggunaan Outer Space For “peaceful purpose” yang dimana terjadi pebedaan pendapat
adalah menyikapi Peaceful Purpose ini dimana USA menganggap bahwa ruang angkasas
bisa digunakan sebagai sarana militer selama tidak agresif akan tetapi Uni Soviet waktu itu
menganggap Peaceful Purpose sebagai tujuan demiliterisasi. Bahkan dilihat dari segi historis
terdapat beberapa penolakan yang dilakukan oleh negara berkembang salah satunya
Indonesia yang pernah mendukung Deklarasi Bogota yaitu mengklaim kedaulatan negara di
GSO ( Geo Stationary Orbit) dengan tujuan agar peluncuran satelit atau peralatan militer
yang mengorbit di GSO justru tidak menganggu kedaulatan negara akan tetapi justru
ditentang oleh mayoritas negara yang sudah meluncurkan satelit mereka di ruang angkasa.
Lemahnya yuridiksi yang mengatur secara eksplisit mengenai kegiatan militer diruang
angkasa justru membuat pandangan bahwa perlu adanya pembaharuan hukum yang secara
tegas mengatur hal ini karena pada saat ini justru negara adidaya berlomba-lomba untuk
membuat Angkatan tantara ruang angkasa seperti misalnya United States yang baru-baru ini
mengumumkan pembentukan Space Forces dimana usulan ini disampaikan oleh Presiden
Donald Trump :
“When it comes to defending America, it is not enough to merely have an American presence
in space, we must have American dominance in space, so important. Very importantly I'm
here by directing the Department of Defense and Pentagon to immediately begin the process
necessary to establish a Space Force as the sixth branch of the armed forces. That's a big
statement”
Terjemahannya :
“Dalam hal membela Amerika, tidak cukup hanya dengan kehadiran Amerika di luar
angkasa, kita harus memiliki dominasi Amerika di luar angkasa, begitu penting. Sangat
penting saya di sini dengan mengarahkan Departemen Pertahanan dan Pentagon untuk
segera memulai proses yang diperlukan untuk membentuk Angkatan Luar Angkasa sebagai
cabang keenam angkatan bersenjata. Itu pernyataan yang besar”
Hal ini justru menjadi alarm bagi setiap negara untuk memperingati atau
menyampaikan penolakan terhadap pembentukan Angkatan perang ruang angkasa, karena
pada dasarnya ruang angkasa itu sebagai tempat perdamaian atau peaceful purpose bukan
malah berlomba-lomba untuk memancing persaingan militer di luar angkasa yang akan
menimbukan indikasi peperangan dan konsekuensinya yang akan menjadi korban adalah
semua negara dan pastinya perbuatan tersebut melanggar ketentuan daripada Piagam PBB
yang menyerukan perdamaian dan menolak Tindakan perang seperti pada pembukaan Piagam
PBB sendiri dimana perdamaian dan keamanan internasional diberikan perhatian khusus
dalam rangka menyelamatkan umat manusia dari bencana perang serta pemggunaan senjata
yang dibatasi kecuali dengan tujuan mendesak dan demi kepentingan Bersama. Dari sini kita
bisa menilai bahwa Ketentuan yang terdapat di dalam Piagam PBB tersebut bahwa kewajiba
dasar bagi setiap negara untuk tidak menggunakan maupun mengancam menggunakan
kekerasan seperti penggunaan senjata maupun pembentukan unit militer ruang angkasa dan
perlu diingat ketentuan piagam PBB ini juga berlaku di ruang angkasa sesuai dengan pasal III
Outer Space Treaty 1967 yang berbunyi:
“States parties to the treaty shall carry on activities in the exploration and use of outer
space, including the moon and other celestial bodies, in accordance with international law,
including the Charter of the United Nations, in the maintaining of international peace and
security and promoting international co-operation and understanding.”
Terjemahannya :
“Negara-negara pihak pada perjanjian itu harus melakukan kegiatan eksplorasi dan
penggunaan luar angkasa, termasuk bulan dan benda langit lainnya, sesuai dengan hukum
internasional, termasuk Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam memelihara
perdamaian internasional dan keamanan dan mempromosikan kerjasama dan pengertian
internasional”