Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD NAHLI FIKRY RASFIRULLAH

NPM : 18810283

KELAS : REGULER PAGI 6B BANJARMASIN

MATA KULIAH : HUKUM KELUARGA

UJIAN AKHIR SEMESTER

1. A. - Hukum keluarga terjemahan dari bahasa Belanda Familie recht, atau law of familie dari
bahasa Inggris.

- Dalam Bahasa Arab, istilah hukum keluarga Islam adalah Al-Ahwal al Syakhsiyah dan
kadang juga disebut dengan Nidham al-Usrah,

●Al-Usrah berarti keluarga inti/kecil.

●Dalam Bahasa Indonesia, istilah hukum keluarga Islam, disebut juga dengan Hukum
Perkawinan, Hukum Perorangan yang dalam bahasa Inggris biasa disebut Personal Law atau
Family Law

●Hukum keluarga diartikan sebagai keseluruh an ketentuan yang mengatur hubungan hukum
yang bersangkutan dengan kekeluar gaan sedarah dan kekeluargaan karena hu bungan
perkawinan.

- Prof Subekti, menggunakan istilah “hukum kekeluargaan” adalah hukum yang mengatur
perihal hubungan-hubungan hukum yang timbul dari hubungan kekeluargaan.

Hukum keluarga dapat dikatakan sebagai hukum yang mengatur hubungan antar anggota
keluarga.

- Maksud keluarga disini adalah keluarga pokok, yakni: bapak, ibu, dan anak, baik ketika masih
sama-sama hidup dalam satu rumah tangga maupun setelah terjadi perpisahan yang disebabkan
oleh perceraian ataupun kematian.

Abdul Wahhab Khallaf

•Hukum keluarga, yang disebutnya dengan “al-ahwal as-syakhsiyah” adalah hukum yang
mengatur kehidupan keluarga, yang dimulai dari awal pembentukan keluarga. Adapun tujuannya
adalah untuk mengatur hubungan suami, istri dan anggota keluarga.
Wahbah az-Zuhaili

•Hukum keluarga adalah hukum tentang hubungan manusia dengan keluarganya, yang dimulai
dari perkawinan hingga berakhir pada suatu pembagian warisan karena ada anggota keluarga
yang meninggal dunia.

B. Ruang Lingkup Hukum Keluarga

- Ulama’ dari madzhab Maliki; Ibnu Jaza al-Maliki memasukkan perkawinan dan perceraian,
wakaf, wasiat, dan fara’id (pembagian harga pusaka) dalam kelompok Mu’amalah.

- Ulama’ syafi’iyah menjadikan hukum keluarga menjadi bahasan tersendiri, yaitu munakahat.

2. Di Indonesia perkembangan hukum keluarga Islam cukup terbuka, hal ini antara lain
disebabkan oleh adanya Undang-Undang Dasar, dan juga Kompilasi Hukum Islam.

➢Konstitusi sendiri mengarahkan terjadinya pembaharuan atau pengembangan hukum keluarga,


agar kehidupan keluarga yang menjadi sendi dasar kehidupan masyarakat, terutama kehidupan
wanita, istri, ibu dan anak-anak di dalamnya dapat terlindungi dengan adanya kepastian hukum

➢Ada beberapa Undang-Undang yang sumbernya berasal dari Hukum Islam, misalnya:
Undang-Undang No. 1/1974 mengenai perkawinan, dan Undang-Undang no.41/2004 tentang
Wakaf.

➢Dilengkapi pula dengan Kompilasi Hukum Islam (KHI) buku I-II dan III yang mencakup
tentang perkawinan, perceraian, waris dan wakaf.

➢Peranan hukum Islam dalam persoalan perkawin an bagi muslim Indonesia dengan jelas
tercantum dalam pasal 2 ayat (1) yang berbunyi: Perkawinan adalah sah apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.

➢Undang-undang Perkawinan juga mengatur hal ihwal tentang perkawinan dengan norma,
kaidah, dan prinsip hukum Islam seperti dalam masalah menentukan calon, khitbah, akad nikah,
nafkah, perceraian, rujuk, dan sebagainya.

➢Jika dilihat dari undang-undang, maka se- sungguhnya sebagian undang-undang per- kawinan
di Indonesia sama dengan apa yang ada dalam fikih klasik, walaupun “mungkin” ada yang
berbeda.

Memuat…

•Jika ditinjau dari fikih klasik, maka hampir semua Madzhab berbeda pendapat. Maka jika ada
undang-undang Hukum Keluarga di Indonesia berbeda dengan fikih klasik bukan
•Perbedaan tersebut bisa saja terjadi asalkan berdasar pada kaidah-kaidah hukum Islam dan
mengacu pada tujuan syariat “al-Maqosid al-Syari’ah” untuk mencapai kemaslahatan rakyat.

3. A.Menurut Wahbah Zuhailli

- Perkawinan adalah: "akad yang membolehkan terjadinya al-istimta' (persetubuhan) dengan


seorang wanita atau melakukan wath'i, dan berkumpul selama wanita tersebut bukan wanita yang
diharamkan, baik dengan sebab keturunan, atau sepersusuan".

- Definisi lain yang diberikan Wahbah al-Zuhaily adalah "akad yang telah ditetapkan oleh
syar'i agar seorang laki-laki dapat mengambil manfaat untuk melakukan istimta' dengan seorang
wanita atau sebaliknya

B.Ulama Hanafiah

- Nikah adalah “akad yang memberi faedah untuk melakukan mut'ah secara sengaja" artinya
kehalalan seorang laki-laki untuk beristimta' dengan seorang wanita selama tidak ada faktor yang
menghalangi sahnya pernikahan tersebut secara syar’i.

C.Undang – Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 dan KHI

- Definisi perkawinan sebagaimana tercantum dalam pasal 1 adalah: Perkawinan ialah ikatan
lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk
keluarga, rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

- Pasal 2 KHI Menyebutkan bahwa: Perkawinan menurut hukum Islam adalah Pernikahan, yaitu
akad yang sangat kuat atau mitsaqon gholidhon untuk mentaati perintah Allah dan
melaksanakannya merupakan ibadah.

Anda mungkin juga menyukai