Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NADYA APRILIA

NPM : 18810511
KELAS : REG PAGI 6B BANJARMASIN
MATA KULIAH : HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

UJIAN AKHIR SEMESTER

1. a). Hak Konsumen


* Konsumen memiliki hak atas kenyamanan, keamanan serta keselamatan dalam
penggunaan produk tersebut baik itu barang maupun jasa.
* Konsumen memiliki hak atas pilihannya terhadap barang atau jasa sesuai dengan nilai
tukar uang dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
* Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur
terkait kondisi dan jaminan barang atau jasa yang dibeli.
* Konsumen memiliki hak untuk didengar pendapat serta keluhan terkait barang atau jasa
yang digunakan.
* Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan atau upaya
penyelesaian masalah atau sengketa perlindungan konsumen secara patut.
* Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan pembinaan serta pendidikan.
* Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan serta pelayanan yang baik dan
jujur juga tidak diskriminatif.
* Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi serta penggantian
apabila barang atau jasa yang diterima tidak sesuai.
* Yang terakhir adalah hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan
lainnya.

b). Kewajiban Konsumen


* Konsumen wajib membaca serta mengikuti segala petunjuk informasi maupun prosedur
penggunaan atau pemanfaatan barang dan jasa, demi keamanan serta keselamatan.
* Konsumen juga harus mempunyai itikad baik saat melakukan transaksi pembelian
barang dan jasa.
* Konsumen wajib membayar pembelian barang dan jasa sesuai dengan nilai yang sudah
disepakati sebelumnya.
* Konsumen juga wajib untuk mengikuti upaya penyelesaian hukum dari sengketa
maupun permasalahan perlindungan konsumen secara patut.

2. Lembaga-lembaga perlindungan konsumen


- Lembaga Perlindungan Konsumen Air Bersih.
- LPKSM ADAM & CO.
- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
- Lembaga Advokasi Konsumen Muslim.
- Lembaga Pemuda Perlindungan Konsumen Sejahtera.
- Yayasan Perlindungan Konsumen Nusantara.
- Yayasan Beringin Husada.
- Yayasan Lembaga Konsumen Asuransi Indonesia (YLKAI).

3. Kasus sengketa konsumen


a. Sengketa antara Mustolih dan PT Sumber Alfaria Trijaya (PT SAT) yang awalnya
diselesaikan di Komisi Informasi Pusat dan kemudian berlanjut di Pengadilan Negeri
Tangerang , pada dasarnya adalah sengketa yang terkait dengan perlindungan
konsumen. Mustolih adalah seorang konsumen yang berbelanja di Alfamart, sebuah
toko yang dikelola PT SAT. Sedangkan PT SAT adalah pelaku usaha di bidang ritel.
Baik Mustolih maupun PT SAT, keduanya tunduk pada Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Sebagai konsumen, Mustolih memiliki
hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa. Dalam kasus sengketa dengan PT SAT, Mustolih ingin menggunakan
haknya untuk mengetahui informasi mengenai penggunaan uang kembalian yang
didonasikan melalui Alfamart kepada beberapa yayasan sosial. Memang uang
kembalian tersebut tidak dikategorikan sebagai barang yang dikonsumsi. Namun
upaya Alfamart untuk menjadi penghubung antara yayasan sosial dengan konsumen
yang ingin berdonasi dapat dikategorikan sebagai jasa. Sebagai pelaku usaha,
berdasarkan pasal 7 butir b UU Nomor 8 Tahun 1999, PT SAT berkewajiban untuk
memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan
pemeliharaan . Oleh karena itu, hasil dari jasa pengumpulan donasi yang dilakukan
oleh PT SAT melalui kasir Alfamart wajib dilaporkan penggunaannya secara benar,
jelas, dan jujur. Tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang maksud benar, jelas, dan
jujur dalam UU Nomor 8 Tahun 1999.

b. Ikan asin yang dijual di pasar tradisional di Kota Yogyakarta terbukti mengandung
bahan pengawet berbahaya yaitu formalin. Bahkan kandungan formalin di ikan asin
tersebut terbilang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari hasil pengecekan yang dilakukan
Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu (KIPM) Kelas I Yogyakarta di Pasar
Beringharjo Yogyakarta. 20 sampel dari tiga jenis ikan asin yaitu ikan jambal, teri
nasi, dan teri kering Semua produk olahan dari tiga jenis ini terbukti mengandung
formalin. dari uji labolatorium diketahui kandungan formalin yang terdapat pada tiga
produk olahan tersebut mencapai diatas 100 ppm. Artinya dari satu kilogram olahan
perikanan tersebut terdapat satu miligram kandungan formalin.

Penggunaan formalin sendiri sudah dilarang dengan Peraturan Menteri Kesehatan


nomor 33 tahun 2012. Penggunaan bahan pengawet mayat ini bisa menimbulkan
dampak serius pada kesehatan. Dalam jangka panjang, kata dia, efeknya bisa
mengganggu pencernaan hingga menimbulkan penyakit kanker. pedagang untuk
berhati-hati menjual dagangannya. Para meminta juga harus mengerti akan bahayanya
obat kimia tersebut. Sehingga pedagang tidak lagi menjual dagangan yang
mengandung formalin. ikan asin yang tidak mengandung formalin itu sering
dikerubuti lalat. Sedangkan yang mengandung formalin dijauhi lalat. Bau ikan asin
yang tidak berformalin lebih amis.

Anda mungkin juga menyukai