Anda di halaman 1dari 7

NIM : 126402213242

KELAS : ES 1E

RESUME MATERI LKS


MATERI 1 (KONSEP DASAR LEMBAGA KEUANGAN)
A.) Konsep Dasar Uang
1. Uang sebagai alat tukar pembayaran yang sah artinya dengan kita memiliki uang
kita sanggup membeli barang/jasa yang kita inginkan.
2. Money is everything atau uang adalah segalannya artinya uang bukan hanya
berfungsi sebagai alat tukar tetapi ada fungsi lain yang lebih luas.
B.) Karakteristik dan Jenis Uang
1. Uang Komoditas yaitu alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa
diperjual belikan apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai uang.
2. Uang Kertas yaitu uang yang terbuat dari kertas yang pada mulanya uang logam
yang mendominasi tetapi seiring waktu uang kertas semakin efisien digunakan.
3. Uang Giral yaitu uang yang dikeluarkan oleh Bank komersial melalui pengeluaran
cek dan alat pembayaran Giro lainnya.
Beberapa karakteristik dan kriteria agar sesuatu dapat diakui sebagai uang.
1. Ada Jaminan 5. Mudah Dibawa
2. Diterima Umum 6. Tidak Mudah Rusak
3. Nilai Yang Stabil 7. Mudah Dibagi
4. Mudah Disimpan 8. Penawaran Harus Elastis
C.) Konsep Uang Dalam Islam
Dalam Islam Uang Dibagi Menjadi 3 Jenis Yaitu
1. Dinar (Emas) Dimana peredarannya tidak luas dan terbatas
2. Dirham (Perak) Dimana Peredarannya bersifat Fluktuatif
3. Fullus (Tembaga) Dimana Peredarannya bersifat Luas
Konsep Ini Diutarakan Oleh Ibnu Taimiyah : ‘’Bahwa uang dengan Kualitas
Rendah akan menendang keluar uang dengan kualitas baik, pernyataan Ibnu
Taimiyah Inilah yang diikuti oleh ekonomi konvensional’’
‘’ BAD MONEY DRIVEN OUTS GOOD MONEY’’
D.) Perbandingan Konsep Uang Islam Dan Konvensional
Konsep Islam Konsep Konvensional
1. Uang tidak Identik dengan modal 1. Uang identik dengan modal
2. Uang adalah public goods 2. Uang (modal) adalah private goods
3. Uang adalah flow concept 3. Uang (modal) adalah flow concept bagi
4. Modal adalah stok concept bagi fisher

MATERI 2 (BANK SYARIAH)


A.) Konsep Dasar Bank Syariah
Konsep dasar dari bank syariah adalah lembaga keuangan bank yang menjalankan
aktivitas bisnisnya berdasarakan prinsip-prinsip syariah. Menurut etimologi
bahasa, kata syariah berdasarkan pengertiannya adalah jalan yang lurus, dan
beberapa ahli memiliki pendapat bahwa syariah adalah jalan yang harus ditempuh
atau diikuti untuk menuju mata air (Dodi, 2018; Febriadi, 2017). Hal ini disebabkan
kondisi lingkungan tempat tingal dari masyarakat timur tengah yang hidup pada
padang pasir yang gersang. Selanjutnya, etimologi dari kata Syariah memiliki arti
sebagai jalan yang dijelaskan dalam ayat al-Qur'an surat Al Jaatsiyah ayat 18:
B.) Sejarah Perkembangan Bank Syariah
Awal mula kegiatan bank syariah yang pertama kali dilakukan adalah di Pakistan dan
Malaysia sekitar tahun 1940-an kemudian di mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic
rural bank di desa it ghamr bank. Bank ini berperasi di pedesaan mesir dan masih
berskala kecil.
Di united Arab , baru tahun 1975 dengan berdiri di Dubai Islamic bank. Kemudian di
Kuwait pada tahun 1977Islamic bank. Kemudian di Kuwait pada tahun 1977diri
Kuwait finance house yang beroperasi tanpa bunga. Salah satu pelopor utama dalam
melaksanakan sistem perbankan syariah secara nasional adalah Pakistan. Pemerintah
Pakistan mengkonverrsi seluruh sistem perbankan di Negaranya pada tahun 1985
menjadi sistem perbankan syariah. Sebelumnya pada tahun 1979 beberapa institusi
keuangan terbesar di Pakistan telah menghapus sistem bunga dan mulai tahun itu
juga pemerintah Pakistan mensosialisasikan pinjaman tanpa bunga, terutama kepada
petani dan nelayan.
Kehadiran Bank yang berdasarkan syariah di Indonesia relatif baru, yaitu baru pada
awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim
terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan Bank syariah di lakukan oleh majlis
Ulama Indonesia (MUI) pada 18-20 Agustus 1990. Namun,diskusi tentang bank
syariah sebagai basis ekonomi islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980.
Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbanksan MUI , yaitu
dengan terbentuknya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte pendiriannya
ditandatangani pada tanggal 1november 1991.
C.) Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Secara garis besar, perbedaan bank konvensional dan bank syariah adalah sebagai
berikut: Bank konvensional menggunakan prinsip bebas nilai, sementara bank
syariah berinvestasi pada usaha yang halal. Bank konvensional menggunakan sistem
bunga, bank syariah berdasarkan asas bagi hasil, margin keuntungan, dan fee Besaran
bunga di bank konvensional tetap, sementara bagi hasil di bank syariah berubah-ubah
tergantung kinerja usaha Bank konvensional berorientasi laba, sementara bank
syariah berorientasi profit dan falat (kebahagiaan dunia dan akhirat. Pola hubungan
bank konvensional debitur dan kreditur, sementara bank syariah pola hubungan yang
digunakan kemitraan (musyarakah dan mudharabah), penjual – pembeli (murabahah,
salam dan istishna), sewa menyewa (ijarah), debitur – kreditur; dalam pengertian
equity holder (qard) Di dalam bank konvensional tidak ada lembaga sejenis dengan
Dewan Pengawas Syariah (DPS), sementara ada DPS pada bank syariah.
D.) Produk Bank Syariah

1. Tabungan syariah
Tabungan syariah terikat dengan adanya kesepakatan atau akad antara nasabah dan
bank, yaitu akad mudharabah tentang simpanan yang pengelolaannya diberikan
kepada bank dengan sistem bagi hasil.
Produk syariah ini menerapkan sistem bagi hasil. Jadi, bukan bunga karena adanya
unsur riba yang tidak halal.
Bank syariah berperan mengelola dana simpanan untuk disalurkan sebagai modal
usaha produktif yang sesuai dengan prinsip syariah. Keuntungannya diberikan dalam
bentuk bagi hasil kepada nasabah sesuai kesepakatan.

2. Deposito syariah
Deposito syariah adalah produk simpanan berjangka yang dikelola bank syariah.
Produk ini bisa didapatkan untuk nasabah perorangan dan perusahaan dengan
menggunakan prinsip mudharabah.
Deposito syariah bisa ditarik setelah jangka waktu simpanan telah berakhir atau jatuh
tempo, yaitu pilihan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 24 bulan.
Keuntungan deposito di bank syariah berupa nisbah atau bagi hasil. Umumnya,
nisbah yang ditawarkan adalah 60:40 untuk nasabah dan bank.
Melihat angka tersebut, gak heran kalau banyak kalangan menilai keuntungan
deposito bank syariah lebih tinggi.
Apa manfaat memiliki deposito syariah?
* Pembagian keuntungan bisa kamu atur sendiri dan bisa dijadikan jaminan
pembiayaan.
* Pengelolaan dana secara syariah jadi dipastikan halal.
* Adanya fasilitas automatic roll over (ARO).
* Dana nasabah dipastikan aman karena dijamin Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS).

3. Gadai syariah
Gadai syariah adalah produk pinjaman tunai dari bank syariah kepada nasabahnya.
Khususnya dalam hal ini, gadai syariah menggunakan akad rahn atau ijarah. Sebagai
syarat utama, nasabah wajib menyerahkan barang jaminan.
Pada penerapannya, jika nasabah atau debitur tidak sanggup melunasi cicilan, barang
jaminan akan dijual untuk menutupi utang. Jika harga jualnya melebihi utang,
kelebihannya akan dikembalikan kepada debitur.
Untuk biaya administrasi, debitur dikenakan biaya pemeliharaan barang.
Sebagaimana dalam pandangan Islam bahwa barang gadai tetap menjadi milik
debitur, otomatis biaya pemeliharaan akan ditanggung debitur yang kemudian
dibayarkan kepada kreditur atau bank.

4. Pembiayaan atau pinjaman syariah


Pinjaman syariah adalah produk pinjaman dari bank syariah. Nasabah wajib melunasi
utang tersebut dalam bentuk pembayaran langsung atau cicilan.
Transaksi semacam ini tidak tidak tergolong riba selama bertujuan tolong-menolong
dan tetap mengikuti syariat. Keuntungan bank didapatkan dari margin harga beli
barang di toko dengan harga jual kepada nasabah.
Misalnya, nasabah meminjam uang tunai untuk membeli komputer, bank syariah
akan membelikannya terlebih dahulu di toko. Lalu, komputer itu dijual kepada
nasabah dengan harga yang telah dimasukkan margin.
Contoh lainnya dikenal dengan sistem bagi hasil, yaitu saat kita pinjam sejumlah
uang untuk modal usaha. Bank akan dapat beberapa persen dari profit usaha kita
nantinya. Persentase profit sharing akan disetujui bersama di muka.

5. Giro syariah
Giro syariah adalah produk simpanan di bank syariah yang dana bisa ditarik dengan
menggunakan cek atau bilyet giro selain kartu ATM.
Nasabah giro, disebut juga dengan giran, bisa dari perorangan atau badan hukum
yang membutuhkan kemudahan bertransaksi dalam jumlah yang sangat besar kapan
saja.

MATERI 3 BPRS
A.) Konsep Dasar BPRS BPRS adalah lembaga perkreditan rakyat yang berperan dalam
memberikan layanan perbankan kepada lapisan masyarakat disektor informal dalam
hal menghimpun dana dari masyarakat dengan berprinsip pada ketentuan hokum
islam(fiqih muamlah).
B.) Tujuan BPRS Tujuan pendirian BPRS adalah untuk melayani masyarakat ekonomi
lemah dan pengusaha kecil baik di pedesaan maupun di perkotaan yang umumnya
tidak terjangkau oleh bank umum.
C.) Karakteristik BPRS tidak menggunakan instrumen bunga, menggunakan metode
bagi hasil dan jual beli, melarang kegiatan yang bersifat spekulatif, senantiasa terkait
dengan sektor riil dan hanya memberikan pembiayaan yang halal.
D.) Kegiatan Usaha BPRS Menjalankan seluruh kegiatan bank dengan prinsip syariah
berdasarkan aturan BI. Menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana
kepada masyarakat atau nasabah. Menghimpun dana nasabah ke bank syariah lain
dalam berdasarkan semua akad syariah.

MATERI 4 ASURANSI SYARIAH


A.) Definisi Asuransi Syariah sebuah usaha untuk saling tolong menolong di
antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi berbentuk aset. Kemudian
memberikan pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
sesuai syariah islam
B.) Prinsip Asuransi Syariah prinsip utama dalam asuransi syariah adalah
ta'awanu 'ala birri wa al-taqwa (tolong menolonglah kamu dalam kebaikan
dan taqwa), dan al-ta'min (rasa aman). Prinsip ini menjadikan para anggota
atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan lainnya
saling menjamin dan menanggung risiko
C.) Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional Perbedaan paling
utama antara asuransi syariah dan asuransi konvensional (Non Sayriah) adalah
dari konsep pengelolaannya. Proteksi Syariah memiliki konsep pengelolaan
Sharing Risk sedangkan Asuransi Konvensional (Non Syariah) Transfer Risk.
D.) Jenis Asuransi Syariah
Asuransi Kesehatan. ...
Asuransi Kendaraan. ...
Asuransi kepemilikan Rumah Dan Properti. ...
Asuransi Pendidikan. ...
Asuransi Bisnis. ...
Asuransi Umum. ...
Asuransi Kredit.

MATERI 5 BAITUL MAL wat TANWIL (BMT)


A.) Pengertian BMT merupakan lembaga keuangan syariah yang berfungsi menghimpun
dan menyalurkan dana kepada anggotanya dan biasanya beroperasi dalam skala
mikro.
B.) Prinsip Dasar BMT mengikuti prinsip-prinsip Ekonomi Islam, namun dalam
transaksinya tidak hanya melayani khusus umat Islam saja tetapi juga dapat dilakukan
kepada siapa pun termasuk dengan orang-orang non muslim.
C.) Kegiatan Usaha BMT BMT menjalankan berbagai jenis kegiatan usaha, baik yang
berhubungan dengan keuangan maupun non keuangan. Pertama, penghimpunan dan
zakat, infaq, dan sadakah untuk disalurkan ke para mustahiq (penerima dana zakat).
Kedua, penghimpun dana BMT dengan mobilisasi dana dan mengembangkannya
dalam aneka simpanan.
D.) Strategi pengembangan BMT Harus ada pemrakarsa, motivator yang telah
mengetahui BMT Diantara pemrakarsa tersebut kemudian membentuk Panitia
Penyiapan Pendirian BMT (P3B) di lokasi yang dimaksud. Selanjutnya, P3B mencari
modal awal atau modal perangsang sebesar antara Rp 10 juta hingga 30 juta, agar
BMT memulai operasi dengan syarat modal tsb.

MATERI 6 LAZ dan BAZ


A.) Pengertian LAZ dan BAZ BAZ adalah lembaga pengumpul dan pendayagunaan dana
zakat yang dibentuk oleh pemerintah dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah
sedangkan LAZ merupakan OPZ yang dibentuk atas swadaya masyarakat.
B.) Tujuan Pengelolaan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penunaian dan dalam
pelayanan ibadah zakat, meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam
upaya mewuJudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta
meningkatkannya hasil guna dan daya guna zakat.
C.) Manajemen pengelolaan Zakat dilakukan oleh lembaga zakat, infak dan shadaqah.
Kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan zakat, infak dan shadaqah.

MATERI 7 LEMBAGA PENGELOLA WAKAF


A.) Pengertian Waqaf berhenti atau menahan. Sеdаngkаn jika dilihat dari istilah (ilmu
tajwid) arti waqaf adalah berhenti sejenak ketika membaca ѕuаtu lafadz уаng terdapat
tanda waqafnya gunа untuk mengambil napas agar dapat melanjutkan kembali bacaan
ayat selanjutnya.
B.) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
C.) SYARAT WAQAF orang yang berwakaf (al-waqif), benda yang diwakafkan (al-
mauquf), orang yang menerima manfaat waqaf (al-mauquf 'alaihi), dan terakhir lafadz
atau ikrar wakaf (sighah)
D.) Badan Waqaf Indonesia Badan Wakaf Indonesia (BWI) adalah lembaga negara
independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf. Badan ini dibentuk dalam rangka mengembangkan dan memajukan
perwakafan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai