Oleh:
Kelompok A1, B1 & C1
Ni Luh Eviana Charenina S.Kep 2030913320056
Muhammad Jumbri S.Kep 2030913310069
Anggeliaa Nurlikasari S.Kep 2030913320075
Laila Rahmaniah S.Kep 2030913320061
Mukhlis Zainun
ainun Ahmad Kumbara S.Kep 2030913310068
Yuliani S.Kep 2030913320064
Henni Devioni S.Kep 2030913320058
Fitria Noviana S.Kep 2030913320070
Farid Akhmad Abdi Khair
Khairi S.Kep 2030913310060
Eka Santi, S.Kep., Ns., M.Kep Eka Santi, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 19780615 200812 2 001 NIP. 19780615 200812 2 001
KASUS
Pasien An. IFF, laki-laki, usia 3 tahun datang ke RS Abdul Moeloek diantar oleh
orangtuanya dengan keluhan panas tinggi. Sampai di UGD RS Abdul Moeloek, pasien
sempat kejang 1 kali, lamanya ± 2 menit, kejang terjadi seluruh tubuh, mata mendelik
ke atas. Dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami diare. Buang air besar
cair sebanyak 3 kali tanpa disertai lendir dan darah, kemudian pasien dibawa orang
tuanya berobat ke Puskesmas dan diberi oralit dan obat sirup. Satu hari sebelum masuk
rumah sakit pasien panas, panas mendadak tinggi, terus-menerus disertai menggigil
namun tidak disertai muntah dan sesak napas. Tiba-tiba pasien kejang, kejang terjadi
seluruh tubuh, mata mendelik ke atas, berlangsung 1 kali, lamanya ± 5 menit. Setelah
kejang berhenti pasien terbangun dan menangis. Keluarga langsung membawa pasien ke
Puskesmas. Di Puskesmas, pasien tidak kejang tetapi masih panas. Pasien dipasang
infus dan diberi obat melalui anus. Keesokan harinya ± 2 jam SMRS pasien panas lagi
dan pasien mendadak panas tinggi,. lalu pasien dibawa ke RS Abdul Moeloek. Pasien
merupakan anak pertama, belum memiliki adik. Menurut ibu pasien selama
mengandung pasien, ia rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan setiap 1 bulan sekali
dan tidak ada keluhan atau penyulit selama kehamilannya. Pasien lahir cukup bulan,
spontan, langsung menangis. Berat badan lahir 3500 gram dan panjang badan 50 cm.
Pasien diberi ASI hingga pasien berusia 2 tahun, namun 6 bulan pertama pasien tidak
diberi ASI secara eksklusif. Pada saat usia pasien 3 bulan, ibu pasien sudah memberikan
makanan pendamping ASI, yaitu bubur susu 2 kali sehari hingga usia 7 bulan.
Kemudian, setelah 7 bulan pasien diberi makanan nasi tim (2-3x sehari), diselingi buah
sekali sehari. Usia 9 bulan, pasien diberi makan dengan bubur nasi (3x sehari) dan buah
(1x sehari). Usia 1 tahun hingga sekarang, pasien sudah diberi makanan orang dewasa
dengan nasi, lauk dan sayur yang bervariasi (3x sehari) dan buah. Ibu pasien rutin
membawa pasien ke Posyandu sampai usia 6 bulan, karena pindah rumah pasien tidak
dibawa lagi ke Posyandu. Imunisasi dasar belum lengkap (Campak belum). Riwayat
pertumbuhan dan status gizi baik, riwayat perkembangan sesuai umur. Tidak ada
riwayat terjatuh dengan kepala terbentur sebelum demam, tidak pingsan, tidak muntah,
tidak nyeri kepala. Riwayat kejang sebelumnya karena panas dan kejang tanpa adanya
demam disangkal ibu pasien. Terdapat riwayat kejang di dalam keluarga yaitu paman
pasien (adik dari ayah pasien). Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, denyut nadi 132x/menit reguler, isi dan tegangan
cukup, heart rate 120x/menit, respirasi rate 36x/menit tipe torakoabdomina, suhu
40,2oC (peraxila), Status gizi baik berdasarkan BB/U, dengan berat badan saat ini 12
kg, panjang badan 85 cm. Mata, telinga dan hidung dalam batas normal. Tenggorokan
pharing tidak hiperemis, tonsil T1-T1, leher KGB tidak didapatkan pembesaran. Regio
Thorax: cor dalam batas normal. Pada auskultasi pulmo didapatkan suara nafas
vesikuler dikedua apex paru, suara rhonki (-/-). Ekstremitas superior dan inferior dalam
batas normal. Status neurologis : Refleks fisiologis normal, rekfleks patologis (-),
rangsang meningeal (-). Hasil pemeriksaan laboratorium darah, Hb: 11,5 gr/% , LED:
10 mm/jam, leukosit: 8200/ul, trombosit : 276.000/ul, hitung jenis: 0/0/0/63/33/4.
Diagnosis pasien ini adalah kejang demam sederhana dengan hiperpireksia. Pasien
diberikan tatalaksana dengan nasal O2 1L/menit, IVFD Asering gtt XX/menit,
parasetamol sirup 4x1cth, injeksi diazepam 3,5 mg IV (bila kejang), kutoin 200 mg
dalam NaCl 0,9 % 50 cc selama 30 menit.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
I. KELUHAN UTAMA
a. Keluhan Masuk Rumah Sakit
Panas tinggi sampai di UGD RS Abdul Moeloek, pasien sempat kejang 1 kali,
lamanya ± 2 menit, kejang terjadi seluruh tubuh, mata mendelik ke atas.
GENOGRAM
An.FF
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Sistem pendukung/ keluarga terdekat yang dapat dihubungi
Ibu
2. Lingkungan rumah
Tidak terkaji
3. Problem sosial
ial yang penting
Tidak terkaji
2. Status Nutrisi
Sebelum sakit:
Usia 1 tahun hingga sekarang, pasien sudah diberi makanan orang dewasa dengan
nasi, lauk dan sayur yang bervariasi (3x sehari) dan buah.
Saat sakit:
Tidak terkaji
c. BB/ TB
Zscore= 12-11,7/12,7-11,7= 0,3 (normal)
d. CDC 200
3. Status Cairan
Sebelum sakit:
Tidak terkaji
Saat sakit:
Tidak terkaji
4. Aktivitas Anak
Sebelum Masuk Rumah Sakit
Tidak terkaji
Tidak terkaji
5. Mata
Posisi bola mata : simetris
Gerakan mata : normal
Konjungtiva : tidak anemis
Kornea : normal
Sklera : tidak ikterik
Pupil : normal (isokor)
6. THT
Tenggorokan pharing tidak hiperemis, tonsil T1-T1, leher KGB tidak didapatkan
pembesaran
7. Ekstremitas
Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal.
8. Toraks
Regio Thorax: cor dalam batas normal.
9. Jantung
Pada auskultasi pulmo didapatkan suara nafas vesikuler dikedua apex paru, suara
rhonki (-/-)
10. Abdomen
Tidak terkaji
11. Genitalia
Frekuensi BAK : Tidak terkaji
Jumlah Urin : Tidak terkaji
Warna Urin : Tidak terkaji
Kondisi blast : Tidak terkaji
Penggunaan alat bantu berkemih : Tidak terkaji
Tanggal defekasi terakhir : 2 hari sebelum masuk rumah sakit
Frekuensi BAB : 3x
Konsistensi : cair
Warna : Tidak terkaji
Penggunaan alat bantu (laksatif) : Tidak terkaji
Kesan : …………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Kesimpulan : …………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4. Hasil Pemeriksaan Sumsum Tulang (Tidak terkaji)
Jam: Tanggal:
Hitung Jenis Total (%) Nilai Normal (%)
Granulopoiesis 40,1 – 65,5
Myeloblast 0,3 – 1,3
Promielosit 0,9 – 3,7
Mielosit 9,9 – 19,5
Metamielosit 11,3 – 23,4
Batang 6,2 – 15,5
Segmen 3,6 – 11,9
Basofil 0 – 0,4
Eosinofil 0,9 – 4,7
Monosit 0,5 – 2,2
Eritropoiesis 22,3 – 44,9
Rubriblast 0,1-1,7
Prorubrisit 1,2 – 3,9
Rubrisit 8,0- 18,3
Metarubrisit 11,4 – 29,6
Sistem Limfoid 3,6 – 17,2
Limfosit 4,5 – 19,1
Plasmosit 0,3 – 2,2
Sel tidak dikenal
Rasio M : E 2–4:1
Kesan : …………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Kesimpulan : …………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
ANALISIS DATA
Nama Klien : An. FF
Umur : 3 Tahun
Ruangan/Kamar : Anak
No
Data Penyebab Masalah
.
1. DO:
- Pasien sempat kejang 1 kali, lamanya ± 2 Peningkatan laju Hipertermia
menit saat perjalanan ke UGD metabolisme (00007)
- T: 40,2º C
- N: 132x/menit
DS:
- orangtua pasien mengeluhkan An. FF
panas tinggi
DS:
ketidakefektifan Risiko cedera
3. DO: - orientasi (00035)
DS: - (kesadaran umum)
PRIORITAS MASALAH
Nama klien : An. FF
Umur : 3 tahun
Ruangan/kamar : Anak
No. RM :
Tanggal Paraf
No. Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi (Nama Perawat)
Hipertermia (00007)
1. Frekuensi pernapasan
normal
2. Kedalaman Inspirasi
normal
3. Risiko cedera (00035) NOC: NIC:
Kontrol Risiko (1902) Manajemen Lingkungan (6480)
Setelah dilakukan 1. Ciptakan lingkungan yang aman 1. Lingkungan menjadi aman
tindakan keperawatan bagi pasien
bagi pasien
selama 1x60 menit 2. Singkarkan bahaya lingkungan
diharapkan tidak 2. Lingkungan tidak
terjadinya jatuh dengan membahayakan pasien
kriteria hasil:
1. Klien terbebas dari 3. Izinkan keluarga atau orang 3. Orangtua dapat memantau
cedera terdekat untuk tinggal dengan dan mengamati jika ada
2. Mampu memodifikasi pasien perubahan kondisi pasien
gaya hidup untuk
mencegah injury
3. Menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
4. Mampu mengenali
perubahan status
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA