Anda di halaman 1dari 21

CASE STUDY

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK PADA ANAK DENGAN


KEJANG DEMAM
STASE KEPERAWATAN ANAK

Tanggal 05 April - 10 April 2021

Oleh:
Kelompok A1, B1 & C1
Ni Luh Eviana Charenina S.Kep 2030913320056
Muhammad Jumbri S.Kep 2030913310069
Anggeliaa Nurlikasari S.Kep 2030913320075
Laila Rahmaniah S.Kep 2030913320061
Mukhlis Zainun
ainun Ahmad Kumbara S.Kep 2030913310068
Yuliani S.Kep 2030913320064
Henni Devioni S.Kep 2030913320058
Fitria Noviana S.Kep 2030913320070
Farid Akhmad Abdi Khair
Khairi S.Kep 2030913310060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Ni Luh Eviana Charenina S.Kep 2030913320056
Muhammad Jumbri S.Kep 2030913310069
Anggelia Nurlikasari S.Kep 2030913320075
Laila Rahmaniah S.Kep 2030913320061
Mukhlis Zainun Ahmad Kumbara S.Kep 2030913310068
Yuliani S.Kep 2030913320064
Henni Devioni S.Kep 2030913320058
Fitria Noviana S.Kep 2030913320070
Farid Akhmad Abdi Khairi S.Kep 2030913310060
Kelompok : A1, B1 & C1
Judul : Asuhan Keperawatan Kelompok Pada Anak Dengan Kejang Demam

Banjarbaru, 06 April 2021


Mengetahui,

Koordinator Stase KDP Pembimbing Akademik,

Eka Santi, S.Kep., Ns., M.Kep Eka Santi, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 19780615 200812 2 001 NIP. 19780615 200812 2 001
KASUS
Pasien An. IFF, laki-laki, usia 3 tahun datang ke RS Abdul Moeloek diantar oleh
orangtuanya dengan keluhan panas tinggi. Sampai di UGD RS Abdul Moeloek, pasien
sempat kejang 1 kali, lamanya ± 2 menit, kejang terjadi seluruh tubuh, mata mendelik
ke atas. Dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami diare. Buang air besar
cair sebanyak 3 kali tanpa disertai lendir dan darah, kemudian pasien dibawa orang
tuanya berobat ke Puskesmas dan diberi oralit dan obat sirup. Satu hari sebelum masuk
rumah sakit pasien panas, panas mendadak tinggi, terus-menerus disertai menggigil
namun tidak disertai muntah dan sesak napas. Tiba-tiba pasien kejang, kejang terjadi
seluruh tubuh, mata mendelik ke atas, berlangsung 1 kali, lamanya ± 5 menit. Setelah
kejang berhenti pasien terbangun dan menangis. Keluarga langsung membawa pasien ke
Puskesmas. Di Puskesmas, pasien tidak kejang tetapi masih panas. Pasien dipasang
infus dan diberi obat melalui anus. Keesokan harinya ± 2 jam SMRS pasien panas lagi
dan pasien mendadak panas tinggi,. lalu pasien dibawa ke RS Abdul Moeloek. Pasien
merupakan anak pertama, belum memiliki adik. Menurut ibu pasien selama
mengandung pasien, ia rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan setiap 1 bulan sekali
dan tidak ada keluhan atau penyulit selama kehamilannya. Pasien lahir cukup bulan,
spontan, langsung menangis. Berat badan lahir 3500 gram dan panjang badan 50 cm.
Pasien diberi ASI hingga pasien berusia 2 tahun, namun 6 bulan pertama pasien tidak
diberi ASI secara eksklusif. Pada saat usia pasien 3 bulan, ibu pasien sudah memberikan
makanan pendamping ASI, yaitu bubur susu 2 kali sehari hingga usia 7 bulan.
Kemudian, setelah 7 bulan pasien diberi makanan nasi tim (2-3x sehari), diselingi buah
sekali sehari. Usia 9 bulan, pasien diberi makan dengan bubur nasi (3x sehari) dan buah
(1x sehari). Usia 1 tahun hingga sekarang, pasien sudah diberi makanan orang dewasa
dengan nasi, lauk dan sayur yang bervariasi (3x sehari) dan buah. Ibu pasien rutin
membawa pasien ke Posyandu sampai usia 6 bulan, karena pindah rumah pasien tidak
dibawa lagi ke Posyandu. Imunisasi dasar belum lengkap (Campak belum). Riwayat
pertumbuhan dan status gizi baik, riwayat perkembangan sesuai umur. Tidak ada
riwayat terjatuh dengan kepala terbentur sebelum demam, tidak pingsan, tidak muntah,
tidak nyeri kepala. Riwayat kejang sebelumnya karena panas dan kejang tanpa adanya
demam disangkal ibu pasien. Terdapat riwayat kejang di dalam keluarga yaitu paman
pasien (adik dari ayah pasien). Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, denyut nadi 132x/menit reguler, isi dan tegangan
cukup, heart rate 120x/menit, respirasi rate 36x/menit tipe torakoabdomina, suhu
40,2oC (peraxila), Status gizi baik berdasarkan BB/U, dengan berat badan saat ini 12
kg, panjang badan 85 cm. Mata, telinga dan hidung dalam batas normal. Tenggorokan
pharing tidak hiperemis, tonsil T1-T1, leher KGB tidak didapatkan pembesaran. Regio
Thorax: cor dalam batas normal. Pada auskultasi pulmo didapatkan suara nafas
vesikuler dikedua apex paru, suara rhonki (-/-). Ekstremitas superior dan inferior dalam
batas normal. Status neurologis : Refleks fisiologis normal, rekfleks patologis (-),
rangsang meningeal (-). Hasil pemeriksaan laboratorium darah, Hb: 11,5 gr/% , LED:
10 mm/jam, leukosit: 8200/ul, trombosit : 276.000/ul, hitung jenis: 0/0/0/63/33/4.
Diagnosis pasien ini adalah kejang demam sederhana dengan hiperpireksia. Pasien
diberikan tatalaksana dengan nasal O2 1L/menit, IVFD Asering gtt XX/menit,
parasetamol sirup 4x1cth, injeksi diazepam 3,5 mg IV (bila kejang), kutoin 200 mg
dalam NaCl 0,9 % 50 cc selama 30 menit.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

DATA IDENTITAS KLIEN


Nama : An. FF
Tempat / Tanggal lahir : Tidak terkaji (3 tahun)
Nama Ayah/lbu : Tidak terkaji
Pekerjaan Ayah : Tidak terkaji
Pendidikan Ayah : Tidak terkaji
Pekerjaan lbu : Tidak terkaji
Pendidikan Ibu : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Kultur : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Diagnosis Medis : 123xxx
Tanggal MRS : Tidak terkaji
Tanggal Pengkajian : dua hari setelah masuk rumah sakit

I. KELUHAN UTAMA
a. Keluhan Masuk Rumah Sakit
Panas tinggi sampai di UGD RS Abdul Moeloek, pasien sempat kejang 1 kali,
lamanya ± 2 menit, kejang terjadi seluruh tubuh, mata mendelik ke atas.

b. Keluhan Saat ini


Panas tinggi

II. RIWAYAT KESEHATAN


a. Riwayat penyakit sekarang
Dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami diare. Buang air besar cair
sebanyak 3x tanpa disertai lender dan darah, kemudian pasien dibawa orang tuanya
berobat ke Puskesmas dan diberi oralit dan obat sirup. Satu hari sebelum masuk
rumah sakit pasien panas, panas mendadak tinggi, terus-menerus disertai menggigil
namun tidak disertai muntah dan sesak napas. Tiba-tiba pasien kejang, kejang
terjadi seluruh tubuh, mata mendelik ke atas, berlangsung 1 kali, lamanya ± 5
menit. Setelah kejang berhenti pasien terbangun dan menangis. Keluarga langsung
membawa pasien ke Puskesmas. Di Puskesmas, pasien tidak kejang tetapi masih
panas. Pasien dipasang infus dan diberi obat melalui anus. Keesokan harinya ± 2
jam SMRS pasien panas lagi dan pasien mendadak panas tinggi,. lalu pasien
dibawa ke RS Abdul Moeloek.

b. Riwayat penyakit dahulu


Ada riwayat kejang sebelumnya karena panas dan kejang tanpa adanya demam
disangkal ibu pasien.

III. RIWAYAT IMUNISASI


Imunisasi dasar belum lengkap (Campak belum).

IV. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Terdapat riwayat kejang di dalam keluarga yaitu paman pasien (adik dari ayah
pasien).

GENOGRAM

An.FF
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Sistem pendukung/ keluarga terdekat yang dapat dihubungi
Ibu

2. Lingkungan rumah
Tidak terkaji

3. Problem sosial
ial yang penting
Tidak terkaji

VI. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Tindakan Operasi
Tidak terkaji

2. Status Nutrisi
Sebelum sakit:
Usia 1 tahun hingga sekarang, pasien sudah diberi makanan orang dewasa dengan
nasi, lauk dan sayur yang bervariasi (3x sehari) dan buah.

Saat sakit:
Tidak terkaji

Tidak ada muntah (0)


NCHS
a. BB/ U
Zscroce= 12-14,3/12,7
12,7-14,3= 1,4 (Status gizi baik)
b. TB/ U
Zscore= 85-96,1/92,4-96,1= 3 (Tinggi)

c. BB/ TB
Zscore= 12-11,7/12,7-11,7= 0,3 (normal)

d. CDC 200

3. Status Cairan
Sebelum sakit:
Tidak terkaji

Saat sakit:
Tidak terkaji

4. Aktivitas Anak
Sebelum Masuk Rumah Sakit
Tidak terkaji

Saat Dirawat Di Rumah Sakit


Tidak terkaji

VII. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis,
N: 132x/menit, isi dan tegangan cukup
RR: 36x/menit tipe torakoabdomina,
T: 40,2oC
BB: 12 kg
TB: 85 cm.
2. Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital: Tidak terkaji
Nadi : 132x/ menit
RR : 36x/ menit
Suhu : 40,2oC
3. Pengkajian Skala Nyeri

Tidak terkaji

4. Kepala dan Leher


Tenggorokan pharing tidak hiperemis, tonsil T1-T1, leher KGB tidak didapatkan
pembesaran

5. Mata
Posisi bola mata : simetris
Gerakan mata : normal
Konjungtiva : tidak anemis
Kornea : normal
Sklera : tidak ikterik
Pupil : normal (isokor)

6. THT
Tenggorokan pharing tidak hiperemis, tonsil T1-T1, leher KGB tidak didapatkan
pembesaran
7. Ekstremitas
Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal.

8. Toraks
Regio Thorax: cor dalam batas normal.

9. Jantung
Pada auskultasi pulmo didapatkan suara nafas vesikuler dikedua apex paru, suara
rhonki (-/-)

10. Abdomen
Tidak terkaji

11. Genitalia
Frekuensi BAK : Tidak terkaji
Jumlah Urin : Tidak terkaji
Warna Urin : Tidak terkaji
Kondisi blast : Tidak terkaji
Penggunaan alat bantu berkemih : Tidak terkaji
Tanggal defekasi terakhir : 2 hari sebelum masuk rumah sakit
Frekuensi BAB : 3x
Konsistensi : cair
Warna : Tidak terkaji
Penggunaan alat bantu (laksatif) : Tidak terkaji

12. Tumbuh Kembang


Riwayat pertumbuhan dan status gizi baik, riwayat perkembangan sesuai umur.
LAMPIRAN
1. Obat-Obatan
No Obat Dosis Indikasi
1. Parasetamol sirup 4x1cth Untuk meredakan gejala demam
dan nyeri
2. Injeksi diazepam (bila 3,5 mg IV Untuk menghentikan kejang jika
kejang) terjadi, sebagai obat penenang
3. Kutoin 200 mg dalam Untuk mengatasi kejang terutama
NaCl 0,9% 50cc akibat epilepsi
selama 30 menit
2. Hasil Laboratorium
Jam: Tanggal:
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,5 10.00-17.00 g/dl
Lekosit 8200 4.0-10.5 ribu/ul
Eritrosit ................. 3.40-5.50 juta/ul
Hematokrit ................. 35.00-50.00 vol%
Trombosit 276.000 150-450 ribu/ul
RDW-CV ................. 11.5-14.7 %
MCV,MCH, MCHC
MCV ................. 80.0 – 97.00 fl
MCH ................. 27.0 – 32.0 pg
MCHC ................. 32.0 – 38.0 %
HITUNG JENIS
Gran% 0 50.0 – 70.0 %
Limfosit% 0 25.0 – 40.0 %
MID% 0 4.0-11.0 %
Gran# 63 2.50 – 7.00 ribu/ul
Limfosit# 33 1.25-4.0 ribu/ul
MID# 4 ribu/ul
KIMIA DARAH
Glukosa Darah Sewaktu ................. <200 mg/dl
HATI
SGOT ................. 0-46 u/l
SGPT ................. 0-45 u/l
GINJAL
Ureum ................. 10-50 mg/dl
Kreatinin ................. 0.7-1.4 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium ................. 135-146 mmol/l
Kalium ................. 3.4-5.4 mmol/l
Chlorida ................. 95-100 mmol/l

3. Hasil Pemeriksaan Radiologi (Tidak terkaji)


Jam: Tanggal:

Kesan : …………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Kesimpulan : …………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4. Hasil Pemeriksaan Sumsum Tulang (Tidak terkaji)
Jam: Tanggal:
Hitung Jenis Total (%) Nilai Normal (%)
Granulopoiesis 40,1 – 65,5
Myeloblast 0,3 – 1,3
Promielosit 0,9 – 3,7
Mielosit 9,9 – 19,5
Metamielosit 11,3 – 23,4
Batang 6,2 – 15,5
Segmen 3,6 – 11,9
Basofil 0 – 0,4
Eosinofil 0,9 – 4,7
Monosit 0,5 – 2,2
Eritropoiesis 22,3 – 44,9
Rubriblast 0,1-1,7
Prorubrisit 1,2 – 3,9
Rubrisit 8,0- 18,3
Metarubrisit 11,4 – 29,6
Sistem Limfoid 3,6 – 17,2
Limfosit 4,5 – 19,1
Plasmosit 0,3 – 2,2
Sel tidak dikenal
Rasio M : E 2–4:1

Kesan : …………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Kesimpulan : …………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
ANALISIS DATA
Nama Klien : An. FF
Umur : 3 Tahun
Ruangan/Kamar : Anak
No
Data Penyebab Masalah
.
1. DO:
- Pasien sempat kejang 1 kali, lamanya ± 2 Peningkatan laju Hipertermia
menit saat perjalanan ke UGD metabolisme (00007)
- T: 40,2º C
- N: 132x/menit

DS:
- orangtua pasien mengeluhkan An. FF
panas tinggi

2. DO: Hiperventilasi Ketidakefektif


- RR: 36x/menit an pola napas
- Tipe pernafasan torakoabdomina (00032)
- Pasien terpasang nasal canul dengan
pemberian 1L/menit.

DS:
ketidakefektifan Risiko cedera
3. DO: - orientasi (00035)
DS: - (kesadaran umum)
PRIORITAS MASALAH
Nama klien : An. FF
Umur : 3 tahun
Ruangan/kamar : Anak
No. RM :
Tanggal Paraf
No. Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi (Nama Perawat)
Hipertermia (00007)

Ketidakefektifan pola napas (00032)


05 April 2021 07 April 2021 Yuliani
Risiko cedera (00035)
RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan Dan
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1. Hipertermia (00007) NOC: NIC:
Termogulasi (0800) Manajemen Kejang (2680)
Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan jalan nafas 1. jalan nafas paten
keperawatan selama (1x30 2. Tetap disisi klien selama klien 2. keamanan pasien terjaga
menit) diharapkan mengalami kejang
hipertermia turun, dengan 3. Monitor tanda-tanda vital 3. tanda-tanda vital pasien
criteria hasil: dalam batas normal
4. Catat lama kejang 4. mengantisipasi jika kejang
1. Suhu tubuh klien dalam
rentang normal (36,5- terjadi lagi berapa lama
37,50C) 5. mengurangi aktivitas yang
2. Tidak terjadi kejang 5. Catat karakteristik kejang dapat memicu terjadinya
berulang misalnya keterlibatan anggota kejang kembali
3. Tidak terjadi dehidrasi tubuh, aktivitas motorik, dan
4. Tidak terjadi kejang progresif
peningkatan suhu kulit 6. Berikan obat anti kejang dengan 6. kejang tidak terjadi lagi
benar

Pengaturan Suhu (3900)


1. Monitor suhu paling tidak setiap 2 1. suhu dalam batas normal
jam sesuai kebutuhan
2. Monitor dan laporkan adanya 2. mengantisipasi terjadi
tanda dan gejala dari hipertermia hipertermia kembali
3. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi adekuat 3. cairan dan nutrisi dalam
batas normal
2. Ketidakefektifan pola Status Terapi oksigen (3320)
napas (00032) pernapasan:Ventilasi 1. Berikan oksigen sesuai indikasi 1. Kebutuhan oksigen
terpenuhi
(0403) 2. Monitor aliran oksigen
2. Kepatenan aliran oksigen
Setelah dilakukan tindakan baik
keperawatan selama 1x60 Monitor pernapasan (3350)
menit diharapkan pola 1. Monitor pola napas 1. Pola nafas normal
nafas efektif dengan 2. Monitor saturasi oksigen
2. Saturasi oksigen dalam
kriteria hasil: batas normal

1. Frekuensi pernapasan
normal
2. Kedalaman Inspirasi
normal
3. Risiko cedera (00035) NOC: NIC:
Kontrol Risiko (1902) Manajemen Lingkungan (6480)
Setelah dilakukan 1. Ciptakan lingkungan yang aman 1. Lingkungan menjadi aman
tindakan keperawatan bagi pasien
bagi pasien
selama 1x60 menit 2. Singkarkan bahaya lingkungan
diharapkan tidak 2. Lingkungan tidak
terjadinya jatuh dengan membahayakan pasien
kriteria hasil:
1. Klien terbebas dari 3. Izinkan keluarga atau orang 3. Orangtua dapat memantau
cedera terdekat untuk tinggal dengan dan mengamati jika ada
2. Mampu memodifikasi pasien perubahan kondisi pasien
gaya hidup untuk
mencegah injury
3. Menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
4. Mampu mengenali
perubahan status
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Erwika, A. 2014. Manajemen Terapi Kejang Demam Sederhana dengan Hiperpireksia


Pada Anak Usia Tiga Tahun . Jurnal Medula Unila. Vol. 3 No. 2 (1-24)

Anda mungkin juga menyukai