LP Stroke
LP Stroke
DISUSUN OLEH :
(P17320120520)
A. Definisi
Stroke atau cidera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & G.Bare, 2010). Stroke
terjadi akibat pembuluh darah yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami
penyumbatan dan ruptur, kekurangan oksigen menyebabkan fungsi kontrol gerakan tubuh yang
dikendalikan oleh otak tidak berfungsi (Association Heart American, 2017). Istilah stroke atau
penyakit serebrovaskular mengacu kepada setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi
akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri ke otak (Price &
Wilson, 2010).
B. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2013) stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu dari empat
kejadian dibawah ini, yaitu :
1) Trombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher. Arteriosklerosis
serebral adalah penyebab utama trombosis, yang merupakan penyebab paling umum dari
stroke. Secara umum, trombosis tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara
sementara, hemiplegia, atau paresthesia pada setengah tubuh dapat mendahului paralisis berat
pada beberapa jam atau hari.
2) Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain. Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya
yang merusak sirkulasi serebral (Valante dkk, 2015).
3) iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak. Iskemia terutama karena konstriksi
atheroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak (Valante dkk, 2015).
4) Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak. Pasien dengan perdarahan dan hemoragi mengalami
penurunan nyata pada tingkat kesadaran dan dapat menjadi stupor atau tidak responsif.
Akibat dari keempat kejadian di atas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak, yang
menyebabkan kehilangan sementara atau permanen fungsi otak dalam gerakan, berfikir,
memori, bicara, atau sensasi.
C. Predisposisi / Presipitasi
a) Predisposisi
Faktor internal yang berhubungan langsung dengan klien itu sendiri / factor pencetus
1. Usia
Semua usia dapat mengalami stroke, termasuk anak-anak, tapi semakin bertambahnya
usia semakin besar pula risiko stroke. Orang berusia dari 65 tahun memiliki risiko paling
tinggi terkena stroke
2. Jenis kelamin
Pria mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Tetapi lebih dari
setengah angka kematian akibat stroke di derita oleh wanita.
3. Merokok
Pria perokok mempunyai resiko 40% resiko lebih besar mengalami stroke, sedangkan
perokok wanita memiliki 60%, jika dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Dikarnakan efek nikotin, salah satu zat yang terkandung dalam rokok, adalah stimulasi
saraf simpatis dan pelepasan katekolamin. Keduanya ini akan menyebabkan kenaikan
tekanan darah.
4. Obesitas
Obesitas Obesitas atau overweight (kegemukan) merupakan salah satu faktor terjadinya
stroke. Hal itu terkait dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Pada orang dengan
obesitas
b) Presipitasi
Faktor eksternal yang berhubungan lingkungan klien terutama keluarga. Keluarga harus
dilibatkan seoptimal mungkin karena sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya. Keputusan yang diambil itu berdasarkan pengetahuan
tentang perawatan kesehatan yang akan dilakukan pada individu
D. Data subjektif / Data objektif
Data Subjektif :
Keluhan yang didapatkan tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan sebagian
badan, tiba-tiba hilang rasa peka, bicara cadel/ pelo, gangguan bicara dan gangguan penglihatan,
sakit kepala berat, hipertensi hebat, peningkatan intracranial, distress pernafasan,
Data Objektif :
Tonus otot menurun, retang gerak menurun (ROM), sendi kaku, gerakan tidak
terkoordinasi, gerakan terbatas, fisik lemah
E. Pemeriksaan penunjang
Menurut (Doenges, Moorhouse, & Murr, 2010) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :
a) CT-scan akan memperlihatkan adanya cedera, hematoma, dan iskemik infark.
b) Angiografi cerebral membantu menentukn penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan, obstruksi, dan rupture arteri.
c) Fungsi lumbal akan menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada thrombosis
embolis serebral dan tekanan intrakarnial.
d) agnetic Resonance Imaging (MRI) akan menunjukkan adanya infark
e) Electroencefalogram (EEG) akan mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang
otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
f) Sinar-X tengkorak akan menggambarkan klasifikasi parsial dinding aneurisma pad
perdarahan subaraknoid.
F. ASUHAN KEPERAWATAN
5. Riwayat keluarga
Respon Nilai
Tidak ada kontraksi otot. Ada tanda dari 0
kontraksi.
Bergerak tapi tak mampu menahan gaya 1
gravitasi.
Beregerak melawan gaya gravitasi tetapi tidak 2
dapat melawan tahanan otot pemeriksa.
Bergerak dengan lemah terhadap tahanan dari
3
otot pemeriksa
Dapat menahan tahan dari otot periksa 4
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark jaringan
otak
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan neuromoskular
3. Gangguan menelan berhubungan dengan gangguan saraf cranial
No SDKI SLKI SIKI
Ketidak efektifan Setelah dilakukan T:
perfusi jaringan pengkajian selama 1x24 - ambil sampel drainase
serebral
jam di dapatkan kriteria cairan serebrospinal.
berhubungan
hasil : - kalibrasi transduser.
dengan infark
jaringan otak -tingkat kesadaran - pertahankan sterilitas
- dokumentasikan
hasil
pemantauan,jika
perlu.
- doumentasi hasil
pemantauan.
E:
prosedur pemantauan.
Ganguan Setelah dilakukan O:
mobilitas fisik pengkajian selama 1x24
- Identifikasi adanya
berhubungan jam didapatkan hasil:
nyeri atau keluhan fisik
dengan -pergerakan ektremitas
neuromuskuler meningkat lainnya
- kekuatan otot meningkat
- Identifikasi toleransi fisik
- Nyeri menurun melakukan pergerakan
- Kecemasan menurun - Monitor frekuensi
jantung dan tekanan
mobilisasi
selama melakukan
mobilisasi
T:
- Fasilitasi aktivitas
bantu
- Fasilitasi
melakukan
pergerakan
- Libatkan kelurga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
E:
prosedur mobilisasi
- Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
- Anjurkan mobilisasi
ditempat tidur).
K:
Konsultasi kesehatan
-gelisah penuh,mual,dan
menurun muntah.
enteral,jika perlu
T:
dalam pemberian
selang
untuk mempertahankan
selama pemberian
pemberian makan
intermitan
- Hindari pemberian
atau pemindahan
pasien
- Hindari pemberian
E:
langkah- langkah
prosedur
K:
- Kolaborasi pemberian
posisi
- selang,jika perlu
H. Daftar pustaka
Smeltzer, S. C., & G.Bare, B. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah (Edisi
8). Jakarta: ECG.
Price, S.A., & Wilson, L. M. (2002). Patofisiologi konsep klinis proses penyakit.
Edisi 1 Jakarta : EGC
Lemone, P., & Burke, K. (2004). Medical surgical nursing: assement &
management of clinical problem. 7 th Edition. St. Louis:
Missouri. Mosby-Year Book, Inc