01 GDL Alfiahazka 1482 1 Ktichf
01 GDL Alfiahazka 1482 1 Ktichf
DI SUSUN OLEH :
ALFIAH AZKALIKA
NIM.P.14002
DISU
USUN OLE
EH :
ALFIA
AH AZKALIKA
NIIM.P.1400
02
PROGR
RAM STU
UDI D3 KE
EPERAWATAN
SEKOLA
AH TINGG
GI ILMU KESEHA
ATAN KU
USUMA HU
USADA
RAKART
SUR TA
2017
i
ii
Motto :
Sebuah tindakan adalah dasar dari sebuah keberhasilan, maka lakukan yang
terbaik disertai doa
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien yang Mengalami
Gagal Jantung Kongestif dengan Ketidakefektifan Pola Nafas di Ruang Aster 5
RSUD Dr. Moewardi”
1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba
ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat membina ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku sekretaris Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Sutiyo Dani Saputro, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Anissa Cindy Nurul Afni, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku dosen penguji yang
telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
sertailmu yang bermanfaat.
vii
7. Semua pihak rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta yang telah memberikan
lahan untuk melakukan sebuah penelitian mengenai kasus Gagal Jantung
Kongestif.
8. Purwanti, S.Kep, selaku pembimbing klinik yang membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
9. Tn. M dan Tn. S, selaku responden yang telah memberikan informasi penyakit
Gagal Jantung Kongestif yang dialami.
10. Kedua orang tuaku, keluarga besarku, dan orang terkasih yang selalu menjadi
inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
11. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
12. Aniswara Cahya Pratama, Reva Indriyani dan Ira Boneta yang selalu
memberikan masukan dan semangat dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ......................................................... ii
MOTTO .............................................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI.................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................... 5
1.4.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 5
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................................ 6
1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................................. 7
ix
2.1.5 Patofisiologi ................................................................................. 13
2.1.6 Pathway ........................................................................................ 16
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ............................................................... 17
2.1.8 Penatalaksanaan ........................................................................... 18
2.1.9 Komplikasi ................................................................................... 20
2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian .................................................................................... 21
2.2.2 Pemeriksaan Fisik ........................................................................ 24
2.2.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................ 26
2.2.4 Rencana Keperawatan .................................................................. 27
2.2.5 Implementasi ................................................................................ 32
2.2.6 Evaluasi ........................................................................................ 33
BAB IV HASIL
4.1 Hasil ....................................................................................................... 37
4.1.1 Gambaran Lokasi ......................................................................... 37
4.1.2 Pengkajian .................................................................................... 37
4.1.3 Analisa Data ................................................................................. 49
4.1.4 Diagnosa Keperawatan ................................................................ 51
x
4.1.5 Perencanaan Keperawatan ........................................................... 51
4.1.6 Implementasi Keperawatan .......................................................... 54
4.1.7 Evaluasi ........................................................................................ 62
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian ................................................................................................ 66
5.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 69
5.3 Intervensi Keperawatan............................................................................ 70
5.4 Implementasi Keperawatan ...................................................................... 71
5.5 Evaluasi .................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
ketika seorang pasien memiliki tanda gejala seperti: nafas pendek yang
tipikal saat istirahat atau saat melakukan aktifitas disertai kelelahan, tanda-
tanda retensi cairan seperti kongesti paru atau edema pergelangan kaki
serta adanya bukti obyektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat
saat ini banyak diteliti dan dihubungkan dengan gaya hidup seseorang.
yang besar dan tetap stabil selama beberapa decade terakhir, yaitu
gagal jantung yang paling sering adalah usia lanjut 75% pasien yang
1
2
dengan usia dan mempunyai nilai lebih besar 6-10% pada usia lebih dari
dibandingkan dengan pria tetapi wanita memiliki harapan hidup lebih lama
(Depkes, 2013). Data yang diperoleh dari rekam medik RSUD Dr.
darah (misalnya selama latihan fisik) (Black & Hawks, 2014). Masalah
asam di dalam tubuh. Situasi ini akan memberikan suatu gejala sesak
aliran darah dari ekstremitas meningkat aliran balik vena ke jantung dan
tidur yang cukup dikarenakan dengan kualitas tidur yang baik akan
perlu sekali beristirahat baik secara fisik maupun emosional, istirahat akan
dengan lama waktu tidur dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur
maupun saat bangun tidur seperti merasa letih, pusing, badan pegal-pegal
atau mengantuk berlebihan pada siang hari (Potter & Perry, 2007).
Dr. Moewardi”.
Aster 5 RSUDDr.Moewardi.
1.4 Tujuan
Aster 5 RSUDDr.Moewardi.
1.5 Manfaat
Jantung Kongestif.
1.5.1 Teoritis
RSUD Dr.Moewardi.
1.5.2 Praktis
1. Bagi Pasien
3. Bagi Perawat
Dr.Moewardi
5. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
tinggi (hudak & Gallo, 2010). Gagal jantung kongestif adalah ketidak
mampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
9
10
2.1.2 Etiologi
sebagai berikut:
2. Aterosklerosis koroner
5. Penyakit jantung lain, gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit
6. Faktor sistemik
2.1.3 Klasifikasi
hipertrofi.
(Kasron, 2012)
kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru, sehingga
13
a. Dispnea
b. Batuk
c. Mudah lelah
d. Insomnia
e. Kelemahan
2.1.5 Patofisiologi
curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung
curah jantung normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis
jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka volume sekuncup yang harus
setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu perload (jumlah
yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang
hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut
2014).
16
2.1.6 Pathway
Disfungsi Miokard Beban Tekanan Beban Sistolik Peningkatan Kebutuhan Beban Volume
(AMI) Miokarditis Berlebih Berlebih Metabolisme Berlebih
↓ ↓ ↓
Kontraktilitas Beban Systole Perload
Menurun Meningkat Meningkat
↓
Kontraktilitas
Menurun
↓
Hambatan
Pengosongan
Ventrikel
↓
COP Menurun
↓
Beban Jantung Gagal Jantung
Meningkat Kanan
CHF
Gagal Pompa Ventrikel Kiri Penurunan Curah Jantung Gagal Pompa Ventrikel Kanan
(Ardiyansyah, 2012)
1. Ekokardiografi
fungsi ventrikel kiri. Dimensi ventrikel kiri pada akhir diastolik dan
2. Rontgen Dada
peningkatan tekanan vena paru adalah diversi aliran darah ke daerah atas
3. Elektrokardiografi
jantung iskemik.
kanan.
Trombolitik.
2.1.8 Penatalaksanaan
farmakologi :
1. Medis
Terapi Farmakologi :
a. Glikosida jantung
b. Terapi diuretik
c. Terapi vasodilator
diturunkan.
2. Keperawatan
Terapi Nonfarmakologis:
menghilangkan edema.
c. Membatasi cairan
f. Menghindari alkohol
g. Manajemen stres
seumur hidup.
2.1.9 Komplikasi
1. Shock Kadiogenik
disebabkan oleh hilangnya 40% atau lebih jaringan otot pada ventrikel
2. Edema paru-paru
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema yang
muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk faktor apa pun yang
(Ardiansyah, 2012)
1. Syok Kardiogenik
4. Toksisitas Digitalis
1. Pengkajian
pengetahuan.
2. Keluhan utama
a. Dispnea
b. Kelemahan Fisik
c. Edema sistemik
masa lalu, yang mungkin masih relevan. Catat jika ada efek
sekiranya ada alergi terhadap suatu jenis obat dan tanyakan reaksi
5. Riwayat keluarga
pada orang tua yang timbul pada usia muda merupakan faktor
6. Psikososial
atau kebingungan.
24
1. B1 (Breathing)
pulmonal akut.
2. B2 (Blood)
a. Inspeksi
pengisian kardiac.
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
3. B3 (Brain)
4. B4 (Bladder)
5. B5 (Bowel)
6. B6 (Bone)
a. Kulit dingin
b. Mudah lelah
sekuncup.
alveolar-kapiler.
oksigen.
natrium.
jantung.
(Ardiansyah,2012)
Perencanaan yang tertulis dengan baik akan memberi petunjuk dari arti
bagi semua yang terlibat dalam asuhan keperawatan pasien. Rencana ini
sekuncup
jantung efektif
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
alveolar-kapiler
Kriteria Hasil :
adekuat
Rencana tindakan :
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
oksigen
Kriteria Hasil :
nadi, dan RR
Rencana tindakan :
dilakukan
natrium
pengeluaran
31
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
curah jantung
sirkulasi efektif
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
berkurang
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
pengalaman nyeri
2.2.5 Implementasi
(Nursalam,2008).
2.2.6 Evaluasi
(Setiadi, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
Moewardi. Studi kasus pada intinya adalah meneliti kehidupan satu atau
informasi kualitatif sebagai pencari dari batasan yang dibuat oleh penulis.
1.3. Partisipan
34
35
data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan,
RSUD Dr. Moewardi. Metode Pengumpulan data yang digunakan ada tiga
yaitu:
1. Wawancara
dahulu, riwayat penyakit kelurga dll) sumber data dari pasien, keluarga,
auskultasi.
3. Studi dokumentasi
3.7.4 Kesimpulan
4.1 Hasil
Daerah Dr. Moewardi pada 22 Mei 2017 – 3 Juni 2017. Data yang telah
diambil yaitu dari data 2 pasien yang mempunyai diagnosa medis yang
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas pasien
38
39
2. Riwayat Penyakit
Genogram : Genogram :
= laki-laki = laki-laki
= perempuan = perempuan
= pasien = pasien
3. Pengkajian Fokus
Blood Denyut nadi teraba lemah, Tekanan Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi
Darah : 140/90 mmHg, Nadi : : 88 x/menit, akral teraba hangat,
75x/menit akral teraba dingin, konjungtiva merah muda, pulsasi
pulsasi reguler, JVP 5+2 cmH2O, ireguler, JVP 5+2 cmH2O, capilary
capilary refile kurang dari 2 detik. refile kurang dari 2 detik.
Bladder Output urine 500 cc/ 9 jam, warna Output urine 800cc/9jam, warna
kuning pucat, pasien terpasang kuning pucat, pasien terpasang
Dower Cateter. Dower Cateter.
Bone Kulit terasa hangat, tidak ada Kulit terasa hangat, tidak ada
perubahan bentuk tulang, kekuatan perubahan tulang, kekuatan otot
otot ekstremitas atas dan bawah ekstremitas atas dan bawah normal.
normal
42
4.4
Biocemical: Biocemical:
Belum diketahui Belum diketahui
Dietary: Dietary:
Makan 3x sehari dengan nasi, sayur, Makan 3x sehari dengan nasi, lauk
lauk, air putih, teh. 1 porsi habis pauk, air putih, teh. 1 porsi habis
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Biocemical: Biocemical:
Hematokrit: 37%, Hemoglobin: 11,4 g Hematokrit: 46%, Hemoglobin: 15,1 g
/dl /dl
Dietary: Dietary:
Makan 3x sehari dengan bubur, lauk Makan 3x sehari dengan bubur, lauk
pauk, buah, snack, teh. 1/3 porsi habis, pauk, buah, snack, teh. 1/2 porsi
nafsu makan menurun habis,nafsu makan menurun
43
b. BAB b. BAB
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Frekuensi : 1x sehari Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi: lunak berbentuk Konsistensi: lunak berbentuk
Bau : khas Bau : khas
Warna : kuning Warna : kuning
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
5. Pemeriksaan Fisik
2. Kepala
Bentuk kepala Mesocepal Mesocepal
Kulit kepala Bersih Bersih
Rambut Warna putih, lurus Warna hitam sedikit putih, lurus
3. Muka
a. Mata
Palbepra Tidak edema Tidak edema
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis
Sclera Ikterik Ikterik
Pupil Isokor Isokor
Diameter 2mm / 2mm 2mm / 2mm
Reflek terhadap (+) (+)
cahaya
Penggunaan alat (-) (-)
bantu
b. Hidung Bersih tidak ada polip, tidak Bersih tidak ada polip, tidak ada
ada sekret, terpasang sekret, terpasang nasalkanul 3
nasalkanul 3 liter per menit. liter per menit.
c. Mulut Mukosa bibir kering tidak Mukosa bibir kering tidak ada
ada sianosis. sianosis.
5. Dada (Thorax)
• Paru-Paru Dada simetris kanan kiri, Dada simetris, tidak ada jejas.
Inspeksi retraksi dada dalam.
Vokal premitus kanan kiri Vokal premitus kanan dan kiri
Palpasi sama sama, ekspansi paru kanan kiri
sama.
Pekak pada lobus 3 Pekak, tidak ada penumpukan
Perkusi cairan.
Vesikuler / tidak ada suara Vesikuler / tidak ada suara
Auskultasi tambahan tambahan
6. Abdomen Tidak ada luka atau jejas Tidak ada luka atau jejas
Inspeksi Bising usus 12 x/menit Bising usus 16 x/menit
Auskultasi Kuadran 1 dan 2 redup, 3 Kuadran 1 dan 2 redup, 3 dan 4
Perkusi dan 4 tympani tympani
Ada nyeri tekan pada Tidak ada nyeri tekan
Palpasi kuadran 3
Kebersihan terjaga, terpasang
Kebersihan terjaga, dower cateter dan tidak ada tanda
7. Genetalia terpasang dower cateter dan infeksi.
tidak ada tanda infeksi.
Kebersihan terjaga, tidak ada
Kebersihan terjaga, tidak ada hemoroid
8. Rectum hemoroid
9. Ekstremitas 5/ 5
a. Atas 5/ 5
Kekuatan otot Tangan kiri terpasang infus
kanan/ kiri Tangan kanan terpasang
Rom kanan/kiri infus Kurang dari 2 detik
Kurang dari 2 detik
Capilary refile Tidak ada
Tidak ada
Perubahan bentuk Hangat
tulang Dingin
Perabaan akral
5/5
b. Bawah 5/5
Kekuatan otot
kanan/ kiri Normal, tidak ada edema Normal, tidak ada edema
Rom kanan/kiri Kurang dari 2 detik Kurang dari 2 detik
Capilary refile Tidak ada Tidak ada
Perubahan bentuk
tulang Dingin Hangat
Perabaan akral
48
Abnormalitas segmental
Abnormalitas segmental
wall motion LVH
Ecokardiografi wall motion LVH eksentrik
eksentrik dengan EF 36 –
dengan EF 21 – 22%.
37%.
Katup jantung normal
Katup jantung normal
Cardiomegali dengan
Rontgen Cardiomegali dengan
konfigurasi RVH
edema pulmonalis.
pneumonia.
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan Interpretasi
Pasien 1 ( tanggal 23 Mei 2017)
HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin 11.4 g/dl 13.5 – 17.5 Normal
Hematokrit 37 % 33 – 45 Normal
Leukosit 6.6 Ribu/Ul 4.5 – 11.0 Normal
Trombosit 195 Ribu/Ul 150 – 450 Normal
Eritrosit 4.12 Juta/Ul 4.50 – 5.90 Normal
INDEX
ERITROSIT
MCV 88.7 /um 80.0 – 96.0 Normal
MCH 27.7 Pg 28.0 – 33.0 Rendah
MCHC 31.2 g/dl 33.0 – 36.0 Rendah
RDW 15.2 % 11.6 – 14.6 Normal
MPV 10.2 Fl 7.2 – 11.1 Normal
PDW 16 % 25 – 65 Rendah
HITUNG
JENIS
Eosinofil 0.40 % 0.00 – 4.00 Tinggi
Basofil 0.10 % 0.00 – 2.00 Tinggi
Netrofil 85.70 % 55.00 – 80.00 Tinggi
Limfosit 7.80 % 22.00 – 44.00 Rendah
Monosit 6.00 % 0.00 – 7.00 Normal
Golongan A
Darah
HEMOSTASIS
PT 16.2 Detik 10.0 – 15.0 Tinggi
APTT 35.6 Detik 20.0 – 40.0 Normal
INR 1.400
49
Pasien 1
DO :
Pasien tampak sesak nafas dan
kelelahan
Akral teraba dingin
Hasil Elektrokardiografi:
Sinus rythem 90 bpm LAD LVH
Cornell, Q patologis V2-V5, ST
Elevasi V2-V5
Hasil Jugularis Vena Presure :
5+2 cmH2O
Hasil Ecokardiografi : EF 21-
22%
50
DO :
Tekanan Darah: 140/90 mmHg
Nadi : 75 x/menit, teraba lemah
Suhu : 36,50C
Respirasirate : 36 x/menit
Terpasang O2 3 liter per menit
Menggunakan otot bantu nafas
DS : Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan antara
Pasien mengatakan lemas dan (00092) suplai dan kebutuhan oksigen
lelah.
DO :
Pasien tampak lemah dan sesak
setelah beraktivitas.
Pasien 2
DO :
Pasien tampak sesak nafas dan
kelelahan
Hasil Elektrokardiografi :
Sinus rythem 79 bpm normoaxis,
VES
Hasil Jugularis Vena Presure :
5+2 cmH2O
Hasil Ecokardiografi: 36 – 37 %
DO :
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Respirasirate: 28 x/menit
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,60C
Pasien terpasang O2 nasal kanul
3lpm
DS :
Pasien tampak meringis kesakitan
dan memegang dada kanan saat
merasa nyeri.
51
pernafasan (00032)
Pasien 1
Pasien 2
mmhg
Nadi: 10 -100x/menit
Respirasi rate : 16 – 24
x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
No.Dx Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Repon pasien
O: Pasien
tamopak
kooperatif dan
ingin tahu.
Pasien 2
O: Pasien
tamopak
kooperatif dan
ingin tahu.
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan pada
pasien dengan gagal jantung kongestif di Bangsal Aster 5 RSUD Dr. Moewardi.
Pembahasan pada bab ini berisi tentang perbandingan antara tinjauan pustaka
dengan tinjauan kasus yang disajikan untuk membahas tujuan khusus pada pasien
Tn. M dan pasien Tn. S. Setiap temuan perbedaan diuraikan dengan konsep. Isi
5.1 Pengkajian
pada riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan sesak nafas, perut terasa
perih dan badan terasa lemas. Hasil tanda-tanda vital: Tekanan Darah :
pasien terpasang O2 nasal kanul 3 liter per menit dan pada pasien 2 keluhan
utama sesak nafas pada riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan nyeri
dada pada sebelah kanan, sesak nafas saat melakukan aktivitas berat, mual
dan nafsu makan turun. Tanda-tanda vital: Tekanan Darah : 130/80 mmHg,
O2 nasal kanul 3 liter per menit.Secara umum, keluhan utama pada kasus
gagal jantung kongestif adalah sesak nafas. Sesak nafas pada pasien ini sesuai
dengan tanda dan gejala pasien gagal jantung kongestif yang terjadi karena
ventrikel kiri tidak dapat menerima darah dari paru-paru, hal ini
66
menyebabkan penimbunan cairan di paru-paru yang dapat menurunkan
di ICS 5, Palpasi Ictus cordis teraba di ICS 5, Perkusi Batas atas : ICS 2 mid
klafikula sinistra Batas kanan : ICS 5-6 mid sternum Batas kiri : sternum
normal. Pasien 2 Inspeksi Ictus cordis tak tampak, Palpasi Ictus cordis tak
kuat angkat, Perkusi Batas atas : ICS 2 mid klafikula sinistra Batas kanan :
ICS 5-6 mid sternum Batas kiri : ICS dextra Batas bawah : ICS 6-7 mid
pada pasien 1 Inspeksi Tidak ada luka atau jejas, Auskultasi Bising usus 12
x/menit, Perkusi Kuadran 1 dan 2 redup, 3 dan 4 tympani, Palpasi ada nyeri
tekan pada kuadran 3. Pasien 2 Inspeksi Tidak ada luka atau jejas, Auskultasi
penyakit atau infeksi paru yang menyebabkan atau memperberat sesak nafas
rythem 90 bpm LAD LVH Cornell, Q patologis V2-V5, ST Elevasi V2-V5 dan
aktivitas listrik otot jantung, EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi
(Danes, 2010) secara umum hasil EKG pasien gagal jantung kongestif
adanya iskemia, hipertrofi ventrikel kanan dan kiri, serta kelainan atrium
kanan.
Pola aktivitas dan latihan, pasien 1 pola aktivitas dan latihan selama
sakit pasien mengatakan sebagian aktivitas mulai dari makan, minum dan
lain-lain dibantu keluarga, pada pasien 2 pola aktivitas dan latihan selama
sakit pasien mengatakan semua aktivitas mulai dari makan, minum dan lain-
lain dibantu keluarga. Pasien gagal jantung kongestif NYHA III ditandai
Hal ini sesuai dengan teori menunjukkan bahwa penyakit gagal jantung
nafas adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat
2015-2017).
Maslow” kebutuhan manusia ada 5 tahap yaitu fisiologis, rasa aman dan
dan teori bahwa ketidakefektifan pola nafas dapat menunjukkan pola nafas
tidak efektif.
baik akan memberi petunjuk dari arti pada asuhan keperawatan, karena
perencanaan adalah sumber informasi bagi semua yang terlibat dalam asuhan
respirasi rate meningkat, edukasi tentang pentingnya tidur posisi 450 untuk
pemberian O2 nasal kanul 3 liter per menit untuk meningkatkan ventilasi dan
asupan oksigen yang cukup untuk pasien. Tujuan setelah dilakukan tindakan
Aliran balik yang lambat maka peningkatan jumlah cairan yang masuk
atmosfer. Disamping itu menurut peneliti pasien gagal jantung dengan curah
retensi tersebut maka akan terjadi peningkatan preload (beban awal) dan
afterload (beban akhir) yang akhirnya menambah sesak napas yang diderita
dilakukan posisi 450 satu kali sehari. Pemberian tindakan posisi 450 dilakukan
selama 30 menit satu kali sehari sedangkan dalam teori tidak dijelaskan
Perry, 2010).
pasien 1 dan pasien 2 anatara lain monitoring aliran oksigen, pantau tanda –
tanda vital, posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, atur posisi 450,
kesulitan pernafasan tidak dapat diatasi dan tanda-tanda vital pada pasien 1
tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 98x/menit, suhu: 360C, untuk respirasi
rate masih cukup tinggi yaitu 26 x/menit. Pada kasus pasien 1 sudah
dilakukan posisi 45 derajat selama 3x24 jam hal ini berbeda dengan teori
yang seharusnya sudut posisi 45 derajat dapat membuat pasien menjadi rileks,
tapi pada pasien 1 bisa untuk rileks dan tidak begitu sesak nafas ketika
diberikan posisi supinasi atau tidur terlentang yang dilakukan oleh (Van
(Duward) juga menyatakan bahwa dengan posisi tidur 15° sampai 30°
kualitas tidur pasien. Dan ini tentunya akan berpengaruh terhadap perubahan
tanda vital terutama laju respirasi pasien. Pengaturan posisi tidur dengan
berkembang secara luas dan pengembangan paru meningkat. Kondisi ini akan
masalah kesulitan bernafas dapat diatasi dan tanda-tanda vital: tekanan darah:
120/80 mmHg, nadi: 82x/menit, suhu: 360C, untuk respirasi rate menjadi
normal yaitu 24 x/menit. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran
darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horizontal sehingga tidak
terhadap perubahan tanda vital (tekanan darah, nadi dan respirasi) (Julie,
2008).
dilakukan tindakan posisi 450 di dapatkan hasil yang berbeda, karena pada
pasien 1 pada respirasi rate masih tinggi dan pasien 2 sudah dalam batas
normal. Hal ini sedikit berbeda dengan teori karena pada teori tidak
diagnosa penurunan curah jantung dapat teratasi dengan baik sehingga pasien
5.5 Evaluasi
adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien,
pada riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan sesak nafas, perut terasa
perih dan badan terasa lemas. Hasil tanda-tanda vital: Tekanan Darah :
pasien terpasang O2 nasal kanul 3 liter per menit. Setelah dilakukan tindakan
nafas berkurang saat istirahat dan bertambah berat saat beraktivitas. Hasil
kanul 3 liter per menit. Masalah teratasi pertahankan posisi pasien, edukasi
liter per menit. dan pertahankan intervensi pertahankan posisi pasien, pantau
pasien mengatakan nyeri dada pada sebelah kanan, sesak nafas saat
melakukan aktivitas berat, mual dan nafsu makan turun. Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Respirasirate: 28 x/menit,
Suhu : 36,60 C, pasien terpasang O2 nasal kanul 3 liter per menit. Setelah
dilakukan tindakan posisi 450 evaluasi hari terakhir yang didapatkan pasien
tanda- tanda vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi : 82 x/menit, suhu :
360C, Respirasi rate : 24 x/menit, pasien terpasang O2 nasal kanul 3 liter per
menit. Masalah teratasi pantau tanda- tanda vital, pertahankan posisi pasien,
fungsi pernafasan pasien (Uliyah dan Hidayat, 2008). Posisi sudut 45 derajat
dan ventrikel serta mempermudah eliminasi fekal dan berkemih, dalam posisi
ini tempat tidur ditinggikan 45 derajat dan lutut klien sedikit ditinggikan agar
nafas diberikan posisi 450 tidak terlalu efektif sebelumnya respirasi rate 36
sehingga pasien 1 masih merasa sesak nafas. Pada pasien 2 terlihat efektif
diberikan posisi 450 menjadi 24 x/menit. Pasien 1 masih merasa sesak nafas
karena pembesaran jantung lebih luas daripada pasien 2 dan adanya infeksi
6.1 Kesimpulan
RSUD Dr. Moewardi selama tiga hari kelolaan dengan menerapkan aplikasi
riset keperawatan pengaruh sudut posisi tidur terhadap tanda vital pada
6.1.1 Pengkajian
sesak nafas. Riwayat penyakit sekarang pada tanggal 23 Mei 2017 pasien 1
dengan keluhan sesak nafas, perut terasa perih dan badan terasa lemas, pada
pasien 2 dengan keluhan nyeri dada pada sebelah kanan, sesak nafas saat
6.1.2 Diagnosa
6.1.3 Intervensi
76
77
pada pasien 1 dan pasien 2 yaitu monitoring aliran oksigen, pantau tanda –
450, pertahankan posisi pasien, edukasi tentang pentingnya tidur posisi 450,
aktivitas tertentu. Pada pasien 1 dan pasien 2 dilakukan setiap hari 1x dalam
6.1.4 Implementasi
tanggal 23 Mei 2017-25 Mei 2017 berdasarkan rencana yang sudah dibuat
yaitu monitoring aliran oksigen, pantau tanda- tanda vital, posisikan pasien
6.1.5 Evaluasi
sudut posisi 45 derajat tanda vital dan respirasi rate pasien 1 dengan
tanda vital pasien 1 menjadi normal tetapi dalam respirasi rate masih
posisi 45 derajat tanda vital dan respirasi rate pasien 2 dengan hasil
6.2 Saran
pasien.
Austaryani Putri. 2012. Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Congestif Heart
Failure (CHF) Vascular Care Unit (ICVCU) di Rumah Sakit Dr.
Moewardi Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Edisi 8.Sounders: Elsevier Philadelphia.
Danes VR, Domenighetti AA, Curl CL, Favaloro JM, Proietto J, Delbridge LMD.
2010.Targeted GLUT-4 deficiency in the heart induces cardiomyocyte
hypertrophy and impaired contractility linked with CA2+ and proton
fluxdysregulation. J Mol Cell Cardiol.
Mann, D.L. 2010. Heart Failure and CorPulmonale, dalam: Loscalzo, Harrison’s
Cardiovascular Medicine. McGrawHill Professional.
McMurray JJ, Adamopoulos S, Anker SD,Auricchio A, Böhm M, Dickstein K, et
al.2012.ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure.
Melanie, R. 2014. Analisis Pengaruh Sudut Posisi Tidur terhadap Kualitas Tidur
dan anda Vital Pada Pasien Gagal Jantung Di Ruang Rawat Intensif
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-
journal/.../201208-008.pdf.
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
PotterA Patricia & Perry A Griffin. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Konsep Proses dan Praktik, Alih Bahasa Renata Komalasari, Edisi 4
Volume 2. Jakarta: EGC.
Potter A Patricia & Perry A Griffin. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Konsep Proses dan Praktik, Alih Bahasa dr. Adrina Ferderika Nggie ,
Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Potter A Patricia & Perry A Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep Proses dan Praktek. Alih bahasa : Renata,K., dkk., vol : 2.
Jakarta : EGC.
Setiadi, 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudoyo, W., A., Setiyohadi, B., Alwi, I., et al, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wijaya Andra Sefari & Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah
.Yogyakarta: Nuha Medika.
Yancy, C.W., Jessup, M., Bozkurt, B., Butler, J.,Casey, D.E., Drazner, M.H., et al.
2013.ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure A
Report of the American College of Cardiology Foundation/American
Heart Association Task Force on Practice Guidelines, Circulation.
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat pendidikan :
1. TK AL HUDA SURAKARTA
4. SMAN 2 SURAKARTA
Riwayat pekerjaan :-
Riwayat organisasi :-
Publikasi :-