Anda di halaman 1dari 4

Adaptasi Desain Kantor Dalam Upaya Mengurangi Penyebaran

Covid-19

Verrel Moalim1,

Abstract. To format your abstract, use the Microsoft Word template style: Abstract or Use Times New Roman Font:
9 pt, Indent: left 0.2", Right: 0.2", Justified. Each paper must include an abstract. Begin the abstract with the word
“Abstract” followed by a period in bold font, and then continue with a normal 9-point font.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pandemi Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia, telah banyak mempengaruhi gaya hidup dan aspek
pada perkembangan rancangan arsitektur.Pandemi COVID-19 telah melahirkan banyak kondisi
dilematis dan meruntuhkan konsep-konsep ideal dalam desain arsitektur, kota, dan lingkungan binaan.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa semua peristiwa pandemi yang pernah terjadi selalu membawa
dampak perubahan besar ataupun kecil secara sementara maupun permanen.
Salah satunya, terkait desain bangunan hunian rumah tinggal, dimana rumah telah menjadi salah satu
objek penting dalam kegiatan sehari-hari manusia terutama di masa pandemi yang memaksa orang
untuk work from home (WFH).Selain itu, kegiatan rutin kerja di kantor, tempat usaha, belajar di
sekolah, dan aktivitas lainnya semua harus dilakukan dari rumah masing-masing.
Seiring waktu, aktivitas manusia semakin dibatasi, dan fleksibilitas ekonomi masyarakat juga akan
dibatasi dan Akan runtuh apabila tidak bergerak , pemerintah mulai merancang tentang kehidupan sosial
baru yang akan tercipta setelah pandemic selesai, bagaimana kehidupan sosial yang baru dan berapa
lama akan bertahan? Semua ini akan mengahasilkan sebuah pola hidup baru yang berpedoman pada
aturan-aturan baru ,yaitu: (1) Kenakan masker saat keluar rumah: (2) Jaga jarak; (3) selalu mencuci
tangan dan jangan menyentuh wajah dengan tangan yang kotor
Sejak virus corona mewabah di berbagai negara, banyak orang yang menyulap rumahnya menjadi
sebuah kantor darurat, studio seni, pusat kebugaran, bengkel, ruang kelas bahkan jadi tempat budidaya
tanaman. Kebutuhan ruangan dan perabotan pun akhirnya disesuaikan.
Tak cuma rumah, kantor-kantor dan rumah sakit pun turut menyesuaikan. Mulai dari peletakan
perabotan, jarak tempat duduk, hingga tempat mengantre. Tak lain, tujuannya agar semua penghuni
dapat menerapkan protokol kesehatan dan aman dari virus corona.
Kondisi ini juga pernah terjadi puluhan tahun silam. Tahun 1933, saat terjadi wabah TBC di Finlandia,
seorang arsitek bernama Alvar Aalto merancang sebuah rumah sakit untuk merawat pasien TBC.
Rumah sakit itu dibuat dengan desain khusus yang dapat mendukung kesembuhan pasien, mulai dari
warna hingga bahan bangunannya.Hal ini membuktikan bahwa pandemi turut mempengaruhi arsitektur,
dari zaman dulu, sekarang, dan mungkin yang akan datang.
.
1.2.Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penyusunan Proposal ini penulis merumuskan masalah kedalam beberapa bentuk
kalimat pertanyaan, sebagai berikut ini:
1. Apa dampak pandemi Covid-19 bagi bidang arsitektur ?
2. Bagaimana desain yang efektif yang mampu memutus rantai penyebaran Covid-19 di
lingkungan perkantoran?
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat yang diharapkan dengan penelitian ini adalah melihat seberapa besar
dampak yang bisa dihasilkan dari sebuah design bangunan dalam menghadapi dan
memustuskan rantai penyebaran Covid-19

II PEMBAHASAN
Arsitektur adalah ilmu merancang bangunan agar berfungsi dengan baik dan memiliki rasa keindahan
dan desain lansekap yang terukur penelitian spasial di luar skala regional. Jangkauan ini adalah ruang
luar pada skala regional, termasuk perencanaan lanskap regional pariwisata, lanskap zona industri, dan
lanskap zona perdagangan juga disertakan taman kota dan sebagainya. Sebagian wilayah dibagi menjadi
pemandangan jalan, taman kota, dll.
Tentu saja, menurut ruang lingkupnya, itu sangat besar banyak orang berkumpul karena didasarkan
pada kehidupan social baru, dalam perencanaan dan desain arsitektur, perlu menyertakan ambil unsur
anjuran pemerintah yaitu jaga jarak dan cuci tangan sampai bersih sabun dan pakai masker: jaga jarak
dan cuci tangan itu penting ini terkait dengan desain, dan memakai topeng adalah elemen umum. Dari
dua elemen: (1) Jaga jarak dan (2) cuci tangan akan menghasilkan disain yang lebih spesifik sebuah
rancangan arsitektur.
1. Jaga Jarak (physical distancing)
Physical distance atau Physical distancing berarti menjaga jarak antar manusia dengan menghindari
pertemuan besar atau kerumunan. Idealnya, seseorang yang menerapkan physical distancing menjaga
jarak dengan orang lain dengan radius enam kaki atau dua meter.
Physical distancing atau pembatasan jarak fisik adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan
penyebaran infeksi virus Corona dan mencegah COVID-19.
Saat menjalani physical distancing, Anda diminta untuk tidak bepergian ke tempat yang ramai,
misalnya mal, restoran, pasar, serta gym, atau pusat kebugaran. Sebisa mungkin hindari
juga menggunakan commuter line, busway, atau transportasi umum lainnya yang padat penumpang.
Anda juga perlu membatasi kontak langsung, seperti berjabat tangan, dan menjaga jarak aman minimal
1 meter ketika berinteraksi dengan orang lain, terlebih jika orang tersebut sedang sakit atau berisiko
tinggi terinfeksi virus Corona.
Selain di tempat umum, pemerintah juga menekankan physical distancing di dalam rumah. Hal ini
dikarenakan Anda atau orang rumah yang terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala COVID-19 bisa
saja sebetulnya sudah terinfeksi virus Corona dan berpotensi menularkannya kepada orang lain.
1. Tinjauan berdasarkan besaran ruang
Ini bisa merujuk pada pejalan kaki, alun-alun, tempat istirahat, tempat olahraga, dll., Tempat di
mana orang berkumpul. 1) Dapat dirancang tempat baru untuk memprediksi, yaitu lebar jalan
1 meter sesuai aturan social distancing. Jika lebar dasar 1 orang adalah 60 cm, dan 2 orang
menjadi 120 cm + 100 m (jarak sosial), lebarnya menjadi 220 cm. Dengan cara ini, ruang yang
dibutuhkan oleh setiap orang juga meningkat, misalnya jika diatur sesuai dengan standar
sebelum kehidupan baru, setiap orang adalah 4 meter persegi, dan setelah jarak sosial dapat
ditingkatkan menjadi 2 x 8 meter persegi, sehingga kebutuhan ruang secara keseluruhan akan
meningkat.

2. Tinjauan berdasarkan Material


Dari hasil uji laboratorium dan pengamatan yang di lakukan oleh para dokter, virus dapat hidup
lebih lama pada material tertentu, dan tidak terpapar sinar matahari, oleh sebab itu pemilihan
material menjadi suatu hal yang sangat penting dalam rangka kehidupan sosial baru, seperti
penggunaan material unsur logam diberitakan akan bertahan lebih lama, ini sangat berisiko
untuk kawasan dengan tingkat okupansi yang tinggi, atau pada masa-masa liburan, oleh sebab
itu dalam perencanaan dan perancangan perlu dipertimbangkan masalah penggunaan material
dengan pertimbangan virus tidak dapat bertahan lebih lama. Oleh sebab itu perlu diperhatikan
dalam disain elemen manasaja yang sering disentuh oleh penggunan, berdasarkan inventarisasi
tersebut maka akan ditentukan jenis material dan metode finishingnya agar virus tidak bertahan
lama.

2.Konsep cuci tangan


Semua jenis virus termasuk Covid19 bisa dapat aktif di luar tubuh manusia selama berjam-jam, bahkan
berhari-hari. Mereka bisa menyebar melalui droplets, seperti saat bersin, batuk, atau saat pengidapnya
berbicara. Desinfektan, cairan hand sanitizer, tisu basah, gel, dan krim yang mengandung alkohol
semuanya berguna untuk membunuh virus ini, tetapi tidak seefektif sabun. Saat beraktivitas sehari-hari,
akan sulit bagi tangan untuk menghindari virus, bakteri, atau kuman. Penyebabnya, mata tidak mampu
melihat virusnya langsung, sehingga mencuci tangan adalah langkah terbaik untuk menghindari tertular
penyakit.

Konsep cuci tangan mempunyai implikasi dalam disain adalah dengan menempatkan wadah air dan
sabun, kebanyakan, tempat cuci tangan akan menjadi tempat yang berisiko juga, dimana material kran
baik kran air cuci ataupun kran tombol sabun akan disentuh oleh banyak orang, oleh seba itu dalam
perencanaan dan perancangan perlu dipikirkan otomatisasi ataupun cara agan kran dan karan tombol
sabun tidak disentuh oleh semua orang, penempatan penempatan dari tempat cuci tangan ini yang
terbaik adalah sebelum pengguna/pengunjung masuk ke dalam kawasan, sehingga paling tidak
meminimalisasi penyebaran. Dengan menggabungkan atara jaga jarak dan cuci tangan dapat
diaplikasikan dalam perencanaan dan perancangan sebagai berikut;
Mencuci dengan air saja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memindahkan virus dari permukaan
kulit. Jadi, cucilah tangan dengan sabun (CTPS) karena ia mengandung senyawa seperti lemak yang
disebut amphiphiles, yang mirip dengan lipid yang ditemukan dalam membran virus. Ketika sabun
bersentuhan dengan zat berlemak ini, sabun mengikatnya dan menyebabkannya terlepas dari virus. Ini
juga memaksa virus melepaskan diri dari kulit.
Begini enam langkah mencuci tangan yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia WHO
untuk mencegah virus corona :
1. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
3. Gosok sela-sela jari
4. Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri dengan jari sisi dalam kedua
tangan saling mengunci
5. Ibu Jari tangan kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
6. Gosok berputar ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai