Anda di halaman 1dari 7

KESEHATAN DAN KESELAMATAN

KERJA DALAM KELISTRIKAN

Nama : Bella Fransiska Napitupulu

Kelas : 1 LB D3

Nrp : 2321500036

POLITEKNIK ELEKTRONIKA
NEGERI SURABAYA 2021
Apa itu k3 listrik?
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sudah banyak diterapkan diberbagai tempat kerja
(industri). Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk
menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai
produktivitas setinggi-tingginya. Upaya K3 diharapakan dapat mencegah dan mengurangi
resiko terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan pekerjaan. Maka dari itu K3
mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa kecuali.
Saat ini sering terjadi kecelakaan kerja di bidang industri Kelistrikan yang dapat
menyebabkan kematian pada lapangan kerja. Bahkan hingga saat ini, kecelakaan kerja di
bidang industri Kelistrikan menjadi momok yang menakutkan di kalangan pekerja industri.
Maka untuk membantu pekerja yang takut akan kejadian itu ataupun yang trauma maka
memang sangat penting di paparkannya Kesehatan dan Keselamatan Kerja di bidang
Kelistrikan itu guna menunjang karir para pekerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam bidang Kelistrikan adalah pemahaman tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam penerapannya pada bidang Kelistrikan untuk
menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunanya dan mencegah timbulnya
bahaya akibat listrik, seperti bahaya sentuh langsung, bahaya sentuh tidak langsung, dan
kebakaran. Perasaan takut ataupun trauma dari serangan listrik yaitu adanya kerusakan yang
disebabkan oleh aliran listrik yang tinggi maupun rendah yang mengaliri tubuh manusia dan
membakar jaringan ataupun terganggunya fungsi organ. Namun tingkat cedera dari
kecelakaan itu tergantung pada beberapa faktor, antara lain jenis atau kuat arus listrik,
tegangan, ketahanan tubuh terhadap arus listrik dan lamanya tubuh terkena paparan arus
listrik

Dasar-Dasar Keselamatan Listrik


1.Dasar hukum : UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2.Persyaratan keselamatan listrik tertuang pada Keputusan Menaker No: Kep. 311/BW/2002
3.Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) merupakan rambu-rambu utama dalam
menanggulangi bahaya listrik yang diakibatkan oleh pelayanan, penyediaan dan penggunaan
daya listrik

Sistem Proteksi Untuk Keselamatan Listrik


Mencegah terjadinya kecelakaan adalah hal yang lebih penting dibandingkan dengan
mengatasi terjadinya kecelakaan hal ini disebabkan karena kecelakaan dapat merugikan
berupa material dan dapat menimbulkan kematian.oleh sebab itu pencegahan jauh lebih
penting di bandingkan mengatasi kecelakaan.
Pada pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan dengan listrik hendaknya kita perlu
memperhatikan hal-hal apa saja yang harus kita lakukan untuk mencegah kecelakaan yang
diakibatkan oleh listrik, agar kita terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh listrik.
Pencegahan kecelakaan listrik Berikut ini adalah aspek-aspek pencegahan kecelakaan listrik,
yaitu :
A. Proteksi dari kejut listrik
1. Proteksi dari sentuhan langsung harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa
timbul karena sentuhan dengan bagian aktif instalasi (sentuh langsung) dengan salah satu cara
di bawah ini:
a) Mencegah mengalirnya arus melalui badan manusia
b) Membatasi arus yang dapat mengalir melalui badan sampai suatu nilai yang lebih
kecil
2. Proteksi dari sentuh tak langsung Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari
bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian konduktif terbuka dalam keadaan
gangguan (sentuh tak langsung) dengan salah satu cara di bawah ini:
a) Mencegah mengalirnya arus gangguan melalui badan manusia
b) Membatasi arus gangguan yang dapat mengalir melalui badan sampai suatu nilai yang
lebih kecil dari arus kejut listrik;
c) Pemutusan suplai secara otomatis dalam waktu yang ditentukan pada saat terjadi gangguan
yang sangat mungkin menyebabkan mengalirnya arus melalui badan yang bersentuhan
dengan bagian konduktif terbuka, yang nilai arusnya sama dengan atau lebih besar dari arus
kejut listrik.
B. Proteksi dari efek termal
Instalasi listrik harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada risiko tersulutnya bahan
yang mudah terbakar karena tingginya suhu atau busur api listrik.Demikian pula tidak akan
ada risiko luka bakar pada manusia selama perlengkapan listrik beroperasi secara normal.
C. Proteksi dari arus lebih
Manusia harus dihindarkan/diselamatkan dari cedera, dan harta benda diamankan dari
kerusakan karena suhu yang berlebihan atau stres elektromekanis karena arus lebih yang
sangat mungkin timbul pada penghantar aktif. Proteksi ini dapat dicapai dengan salah satu
cara di bawah ini:
a) Pemutusan secara otomatis pada saat terjadi arus lebih sebelum arus lebih itu mencapai
nilai yang membahayakan dengan memperhatikan lamanya arus lebih bertahan
b) Pembatasan arus lebih maksimum, sehingga nilai dan lamanya yang aman tidak
terlampaui.
D. Proteksi dari arus gangguan
Penghantar, selain penghantar aktif, dan bagian lain yang dimaksudkan untuk menyalurkan arus
gangguan harus mampu menyalurkan arus tersebut tanpa menimbulkan suhu yang berlebihan.

E. Proteksi dari tegangan lebih


Manusia harus dicegah dari cedera dan harta benda harus dicegah dari setiap efek yang
berbahaya akibat adanya gangguan antara bagian aktif sirkit yang disuplai dengan tegangan
yang berbeda dan dari kerusakan akibat adanya tegangan yang berlebihan yang mungkin
timbul akibat sebab lain (misalnya: fenomena atmosfer atau tegangan lebih penyakelaran).
Penyebab Bahaya Listrik
1).Kabel atau penghantar pada instalasi listrik terbuka yang apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut
2).Jaringan listrik dengan penghantar telanjang
3).Peralatan listrik yang rusak mengakibatkan kebocoran arus listrik pada peralatan listrik
dengan rangka dari logam, apabila terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada
rangka atau bodi peralatan
4).Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
5).Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran
6).Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak tusuk
lebih dari satu (bertumpuk).

Syarat-syarat umum instalasi listrik


Disamping persyaratan umum instalasi listrik dan peraturan mengenai kelistrikan yang
berlaku harus di perhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan antara lain :
A.Syarat Ekonomis
Artinya instalasi listrik harus direncanakan sesederhana mungkin sehingga harga dari ongkos
pemasangan,pemeliharaan semurah mungkin. Sebagai contoh : arus yang bocor yang
meyebabkan arus listrik dapat mengalir di permukaan tembok dan dengan itu pula dapat
menjadi tambahan perbaikan yang cukup mahal.
B.Syarat Keamanan
Artinya instalasi listrik harus tidak membahayakan keselamatan bagi manusia, peralatan,
serta benda-benda dan bangunan dari bahaya listrik. Selain itu syarat keamanan juga terbagi
atas 2 macam yaitu :
1. Syarat keamanan (perencanaan kerja)
Instalasi listrik harus di buat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul kecelakaan
sangat kecil, aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya
peralatan dan benda-benda sekitarnya dari kerusakan akibat adanya gangguan seperti :
gangguan hubungan singkat, tegangan lebih, beban lebih dsb. Agar instalasi listrik tidak
membahayakan jiwa manusia, maka pemasangan instalasinya harus memenuhi peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan disamping itu, untuk mengamankan instalasi listrik dari
kerusakan-kerusakan akibat gangguan seperti hubungan singkat, beban lebih maupun
tegangan lebih (akibat sambaran petir) maka pada instalasi tersebut di pasang alat-alat
pengaman yang sesuai misalnya sekring, pemutus daya dsb.
2. Syarat keamanan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan Pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik,jadi
instalasi listrik harus direncanakan sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputus atau
terhentinya aliran listrik,jika masih tetap ada gangguan-gangguan yg terjadi mengakibatkan
terhentinya aliran listrik maka harus cepat diperbaiki keandalan bebannya,keandalan beban
dapat dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu :
a).Beban yang sangat memerlukan keandalan yang sangat tinggi terhenti aliran listrik
memungkinkan akan menyebabkan kematian akibat kecelakaan.
b).Beban yang memerlukan keandalan yang sangat tinggi walaupun terhenti aliran listrik
tidak dapat meyebabkan kematian. Sebagai contoh : gangguan tegangan yang berlebihan
seperti koslet dan overload.
C. Syarat keandalan
Artinya instalasi listrik harus memiliki kerja yang sangat baik dan kekuatan yang oktimal
sehingga tidak membahayakan dan merugikan pengguna listrik.Keandalan dibagi menjadi
beberapa kategori yaitu :
a). Keandalan yang sangat-sangat tinggi, misalnya : instalasi untuk rumah sakit harus
direncanakan semaksimal mungkin karena terhentinya aliran listrik dapat meyebabkan
kematian.
b). Keandalan yang sangat tinggi, misalnya : instalasi untuk industri yang harus direncanakan
secara baik karena terhentinya aliran listrik dapat meyebabkan kerusakan dan meyebabkan
kerugian.
c). Keandalan yang baik, misalnya : instalasi pabrik-pabrik harus direncanakan dengan baik
bila terhentinya aliran listrik akan menimbulkan kerugian.
d). Instalasi yang mutu nya terjamin hal ini berarti konsumen mendapat aliran listrik degan
ukuran yang normal, yaitu kerugian tegangan (normal) = 2% Keandalan yang mudah di
perluas, Sebagai contoh : sambungan yang tidak bagus Standar keselamatan kerja Dalam
pengolongan sebagai keselamatan kerja antaranya :
a). Pelindungan badan meliputi : pelindung mata, tangan, hidung, kaki, kepala dan telinga.
b). Pelindung mesin sebagai tindakan untuk melindungi mesin dari bahaya yang mungkin
timbul dari luar atau dari dalam atau dari pekerja itu sendiri.
c). Alat pengaman listrik yang setiap saat dapat membahayakan.
Pengaman ruangan meliputi: pelindung kebakaran,sistem alarm air hidram, penerangan yang
cukup, fentilasi yang baik dsb. Dan agar keselamatan kerja terjalin maka harus melaksanakan
kewajiban antara lain: harus di berikan instruksi dengan benar kepada anak buah secara tepat
dan aman untuk tiap-tiap bagian yang akan di kerjakan,jika terjadinya kecelakaan, seorang
instruksi berkewajiban menyelidiki terjadinya sebab-sebab kecelakaan dan kerusakan yang
terjadi.

Efek Arus Listrik Terhadap Tubuh Manusia


Kesetrum (tersengat listrik) dalam bahasa Indonesianya adalah istilah yang sering digunakan
oleh orang awam dan tersengat listrik dapat mengakibatkan kaget, shock, sesak nafas,
terengah-engah, tekanan darah menurun, pusing, mual, muntah, terbakar, bahkan nyawa pun
bias lenyap dalam seketika.Ketika seseorang tersengat listrik maka terjadi perpindahan
elektron secara berantai dari setiap atom yang terpengaruh di tubuhnya. Atom adalah bagian
terkecil dari sutu unsur, sedangkan unsur ialah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi
zat lain yang lebih sederhana. Atom dalam rubuh manusia berarti bagian terkecil dari unsur-
unsur yang menyusun tubuh manusia. Perlu diketahui pula bahwa elektron ialah penyusun
atom yang bermuatan negatif. Arus listrik merupakan aliran elektron. Lampu di rumah-rumah
bisa menyala karena ada elektron yang diberi jalan melewati dan memanaskan kawat pijar di
dalam bola lampu hingga menyala. Semua arus listrik akan menjalani siklus mulai dari
tempat pemberangkatan listrik di pembangkit listrik lalu melewati alat-alat listrik di rumah-
rumah, dan kemudian berakhir di tanah/bumi (ground).
Tubuh manusia merupakan konduktor sehingga apabila salah satu anggota tubuh menyentuh
listrik dan anggota tubuh lain menyentuh tanah (ground), maka akan mengalir arus listrik
melalui tubuh. Tubuh manusia merupakan jalan tercepat bagi arus listrik untuk mencapai
ground. Apabila terdapat hambatan dalam tubuh, maka sebagian energi untuk perpindahan
elektron tersebut berubah menjadi energi panas. Rasa sakit yang dialami merupakan akibat
perpindahan elektron yang merangsang saraf-saraf secara berlebihan.
Kejutan listrik dapat terjadi saat kontak antara badan manusia dengan sumber tegangan yang
cukup tinggi untuk mengakibatkan aliran arus melalui otot atau rambut. Arus minimal yang
bisa dirasakan oleh manusia adalah sekitar 1 mA. Arus ini bisa menimbulkan pada jaringan
atau fibrilasi jika cukup tinggi. Kematia yang disebabkan oleh kejutan listrik dapat disebut
dengan elektrokusi. Umumnya, arus yang mencapai 100 mA adalah fatal jika melewati
bagian sensitif dari badan. Tanah merupakan penghantar yang baik, karena tanah biasanya
lembab, atau biasanya juga ada hubungan dengan netral (ground) untuk beberapa instalasi
atau karena instalasinya jelek. Maka dari itu digunakan sepatu safety saat mengerjakan
pekerjaan yang berhubungan dengan listrik. Jantung sebagai organ tubuh yang paling rentang
terhadap pengaruh aliran arus listrik.

Langkah-langkah untuk menolong korban dari kejut listrik


1).Cepat matikan tegangan suplai dengan menurunkan MCB lokasi atau
menghubungsingkatkan sikrit, atau mencabut tusuk kontak dari kotak kontaknya.
2).Jika tegangan tidak dapat dimatikan, cepat lepaskan korban dari kontak listrik dengan
menggunakan alat-alat ini: kayu kering, tali yang kuat atau kering, sabuk kulit, baju kering
atau bahkan dengan menendang dengan sepatu kulit
3).Jauhkan korban dari area tersebut
4).Perhatikan kondisi korban,apakah masih bernafas atau sudah tidak. Lakukan
PERNAFASAN BUATAN bila korban tidak bernafas lagi
5).Buatlah kondisi korban senyaman mungkin, mungkin korban harus ditutupi selimut agar
hangat sebelum dilakukan pertolongan lain bila perlu.
Upaya pencegahan kecelakaan kelistrikan
1).Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain: Menjelaskan potensi bahaya yang
mungkin terjadi  Menjelaskan cara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang benar,antara
lain : sepatu bot dari bahan karet atau berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki
telanjang. 2).Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu bekerja
yang berhubungan dengan instalasi listrik
3).Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik yang
mengandung risiko atau bahaya (voltage tinggi). Upaya pencegahan kecelakaan kelistrikan
4).Memastikan sistem pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi listrik yang
dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik
5).Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi listrik lainnya, bila
petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam keadaan terbuka atau tidak terkunci maka
petugas tersebut harus memeriksa keadaan panel tersebut dan segera mengunci
6).Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam kondisi terkelupas
atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus segera diperbaiki dengan membungkus
kabel listrik tersebut dengan bahan isolator
7).Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau instalasi listrik untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik
8).Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan disesuaikan dengan
kebutuhan. Upaya pencegahan kecelakaan kelistrikan
9).Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik
10).Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam kondisi mati
dan memasang label/tanda peringatan pada panel atau switch on/off “Aliran listrik Jangan
Dihidupkan” untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat aliran listrik yang
dihidupkan dengan tiba-tiba oleh petugas yang lainnya atau pekerja
11).Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah dicabut dari
stop kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.

SUMBER LINK:
1. https://pdfcoffee.com/k3-bidang-kelistrikan-pdf-free.html
2. https://slametumy.files.wordpress.com/2019/12/k3-kelistrikan-2019.pdf

LINK REFERENSI VIDEO:


1. https://www.youtube.com/watch?v=dFmuAAhsX48 : Mengenal Tentang K3
Kelistrikan

Anda mungkin juga menyukai