Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL INDIVIDU

MAGANG MAHASISWA

MANAJEMEN KESEHATAN AYAM PETELUR FASE LAYER


DI PETERNAKAN CV. GUNAWAN FARM
BOYOLALI JAWA TENGAH

Disusun oleh :
Mukti Wibowo
H 0515055

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL INDIVIDU MAGANG MAHASISWA

JUDUL : MANAJEMEN KESEHATAN AYAM PETELUR FASE LAYER DI


CV. GUNAWAN FARM BOYOLALI JAWA TENGAH
MAHASISWA : Mukti Wibowo NIM H0515055 Prodi Peternakan

PEMBIMBING INDIVIDU
1. Nama : drh. Wari Pawestri, M.Sc.
2. NIP : 19920406201903 2 025
3. Prodi : Peternakan
INSTITUSI MITRA :
1. Nama Institusi Mitra : CV. Gunawan Farm
2. Alamat : Dusun I, Kadireso, Kecamatan Teras, Kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah 57372
3. Nomor Telp/Fax : 082135008255
4. Jangka Waktu : 11 Oktober – 10 November 2021 (1 bulan)

Surakarta, Oktober 2021


Mengetahui Menyetujui
Kepala Unit Magang FP UNS Dosen Pembimbing

Dr. Ahmad Pramono, S.Pt. M.P. drh. Wari Pawestri, M.Sc.


NIP. 19831206200812 1 003 NIP. 19920406201903 2 025
Mengesahkan
Wakil Dekan Bidang Akademik,
Riset dan Kemahasiswaan

Dr. Ir. Eka Handayanta, M.P.,IPU.,ASEAN Eng.


NIP. 19641208 198903 1 001

KATA PENGANTAR
ii
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan Usul Kegiatan Magang Mahasiswa Di CV. Gunawan Farm
Boyolali Telp. 082135008255. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan usulan kegiatan Magang Mahasiswa baik secara
langsung maupun secara tidak langsung, yaitu :
1. Dr. Ir. Eka Handayanta, M.P.,IPU.,ASEAN Eng. selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Riset dan Kemahasiswaan Fakultas Pertanian UNS.
2. Dr. Ahmad Pramono, S.Pt. M.P. selaku Kepala Magang Fakultas Pertanian UNS
3. drh. Wari Pawestri, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Individu Kegiatan Praktik
Lapangan.
4. Semua staff dan karyawan CV. Gunawan Farm Boyolali.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan usulan kegiatan Magang
Mahasiswa ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang akan membangun demi kesempurnaan penulisan laporan selanjutnya.

Surakarta, Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................................... 2
C. Manfaat …………………………………………………………………… 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
A. Ayam Petelur Fase Layer.............................................................................. 3
B. Biosecuriti dan Biosafeti................………………....................................... 3
1. Lalu Lintas ..............................................................................................
2. Sanitasi ....................................................................................................
3. Desinfeksi ................................................................................................
4. Biosafety .................................................................................................

C. Vaksinasi …………... …............................................................................ 4


D. Penyakit pada Ayam Petelur Fase Layer ...................................................
III. TATALAKSANA KEGIATAN ..................................................................... 6
A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 6
B. Metode Kegiatan ....................................................................................... 6
C. Aspek yang Dikaji ..................................................................................... 7
D. Jadwal Kegiatan Magang .......................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Kegiatan Magang .............................................................................. 8

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan usaha ternak ayam petelur akan berhasil apabila


peternak mampu memelihara dan mengelola peternakannya dengan baik.
Pengelolaan usaha peternakan ayam petelur dapat didukung dari tiga faktor
yaitu pembibitan (breeding), pakan (feeding) dan tata laksana (manajemen)
(Amam & Harsita, 2019). Secara umum kegiatan manajemen dalam usaha
peternakan ayam petelur dibagi menjadi dua, yaitu manajemen yang pertama
dilakukan untuk keperluan hidup ayam petelur seperti kandang, pakan dan
kesehatan. Manajemen yang kedua adalah yang menunjang keberhasilan
usaha yang secara tidak langsung memengaruhi kehidupan ayam petelur
meliputi seleksi, pemilihan ternak yang memiliki produksi yang baik,
pemotongan paruh (debeaking), pencatatan produksi (recording), peremajaan
(replacement) dan lain sebagainya (Anggraeni dan Mariana, 2016).
Manajemen kesehatan meliputi tiga aspek utama, yaitu biosecurity,
biosafety dan pengendalian penyakit. Biosecurity merupakan upaya
pertahanan awal yang dilakukan agar penyakit tidak dapat masuk ke
lingkungan kandang (Suharno dan Setiawan, 2012). Biosecurity yang
dilakukan di peternakan dengan ketat dapat mengurangi resiko penularan
penyakit (Setyono dkk., 2013). Biosecurity meliputi kegiatan pengawasan lalu
lintas, sanitasi, dan isolasi (Yatmiko, 2008). Program biosecurity ini
merupakan upaya untuk menjadikan suatu kawasan peternakan terbebas dari
bibit penyakit (mikroorganisme patogen) dari reservoir atau vektor
pembawanya.
Manajemen kesehatan merupakan unsur vital untuk memaksimalkan
produksi dan produktivitas usaha ayam petelur (Setyono dkk., 2013)..
Dengan adanya manajemen kesehatan yang baik maka diharapkan produksi
ayam akan optimal, sehingga tidak terjadi kerugian. Maka dari itu dilakukan
kegiatan magang mahasiswa di CV. Gunawan Farm untuk lebih memahami
tentang manajemen kesehatan ayam petelur fase layer.

1
2

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan magang mahasiswa di CV. Gunawan Farm


Boyolali, Jawa Tengah sebagai berikut :
1. Meningkatkan wawasan kepada mahasiswa mengenai penerapan dan
pelaksanaan program manajemen kesehatan pada ayam fase layer.
2. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja lapangan di bidang
manajemen kesehatan ayam fase layer.
3. Meningkatkan hubungan kerja antara perguruan tinggi dengan instansi
perusahaan.
C. Manfaat
Manfaat dari kegiatan magang mahasiswa tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana menerapkan manajemen
kesehatan serta menganalisa berbagai permasalahan dan kendala dalam
pelaksanaan dan pengembangan usaha peternakan terutama pada ayam fase
layer di CV. Gunawan Farm.
2. Mahasiswa memperoleh pengalaman baru tentang manajemen kesehatan di
CV. Gunawan Farm.
3. Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan baik dan mengintegrasikan diri
dalam lingkungan perusahaan serta masyarakat setempat di CV. Gunawan
Farm.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ayam Ptetelur Fase Layer

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus


untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam
hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup
banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara
ketat oleh para pakar. (Aziz, 2007).
Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan
tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak
dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi
daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal
dengan ayam petelur. Layer sendiri merupakan istilah untuk ayam petelur
secara umum, secara khusus fase layer merupakan fase saat ayam mulai
bertelur sampai afkhir. Seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga
kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat (Rasyaf, 1997).
Ayam petelur yang dipelihara di indonesia pada umumnya terdapat dua
jenis tipe yaitu petelur putih atau biasa dikenal sebagai tipe ringan, yang di
khususkan untuk bertelur dengan ciri-ciri tubuh ramping, warna bulu putih,
dan dengan kemampuan produksi 250 butir telur setiap tahun produksi. Dan
ayam petelur coklat atau yang biasa dikenal sebagai ayam dwiguna, pada
dasarnya tipe petelur ini tidak hanya diharapkan telurnya akan tetapi
dagingnya pun juga.(Rasyaf,1997).

B. Biosecurity dan Biosafety


1. Biosekuriti

Biosekuriti didefinisikan sebagai penerapan kontrol kesehatan dan


usaha-usaha untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen infeksius
baru ke dalam suatu kawanan ternak (Pinto dan Urcelay 2003).
Penerapan biosekuriti penting untuk perlindungan ternak terhadap
penyakit serta memenuhi perlindungan nasional terhadap masuknya
penyakit eksotik. Biosekuriti memiliki tiga komponen mayor yaitu:
4

isolasi, kontrol lalu lintas, dan sanitasi. Isolasi merujuk kepada


penempatan hewan di dalam lingkungan yang terkontrol. Kontrol lalu
lintas mencakup lalu lintas masuk ke dalam peternakan maupun di
dalam peternakan. Sanitasi merujuk kepada disinfeksi material, manusia,
dan peralatan yang masuk ke lingkungan peternakan dan kebersihan
personel peternakan.

1.1 Lalu Lintas

Salah satu sistem biosekuriti yang dilakukan di peternakan


adalah mengawasi dan mengatur lalu lintas orang maupun
kendaraan yang masuk dan keluar dilokasi peternakan (Setyono
dkk., 2013). Pintu gerbang merupakan titik pertama dilakukannya
tindakan pencegahan masuknya bibit penyakit dengan pemberian
sprayer dan bak celup yang berisi air dan desinfektan (Fadillah dan
Polana, 2005). Petugas kandang harus mencuci tangan dengan
sabun sebelum dan sesudah memegang unggas (Kasnodiharjo dan
Friskarini, 2013). Kendaraan maupun orang yang keluar masuk
area peternakan harus melewati kubangan atau kolam disinfektan
dan disemprot dengan cairan disinfektan (Yatmiko, 2008).
Penyemprotan alat transportasi bertujuan untuk membunuh bibit
penyakit yang ada dari dalam maupun luar peternakan (Widyantara
dkk., 2013).
1.2 Sanitasi

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan dua cara, cara


pertama adalah melalui tata laksana harian dan yang kedua melalui
obat vaksin. Keduanya digunakan bersama dan saling mendukung
satu sama yang lain. Tata laksana. Pencegahan melalui tata laksana
harian pada prinsipnya adalah menciptakan suasana tenang, bersih,
dan nyaman di peternakan. Tempat minum ayam sebaiknya
dibersihkan sehari sekali karena kebersihan peralatan kandang
seperti tempat air minum merypakan syarat mutlak kesehatan ayam
(Abidin, 2004). Sanitasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
5

pencegahan penyakit, melalui pemeliharaan kebersihan kandang


dan sekitarnya, peralatan kandang, dan pengelola kandang
(Suprijatna dkk., 2008). Sanitasi kandang dan lingkungan kandang
harus dilakukan secara rutin, seperti 2-3 hari sekali (Fadilah dan
Polana, 2005). Sanitasi lingkungan kandang dapat dilakukan
dengan cara membersihkan semak yang terdapat disekitar kandang
(Kartasudjana dan Suprijatna, 2010).
1.3 Desinfeksi
Menjaga kebersihan kandang merupakan satu langkah strategis
mengurangi populasi bibit penyakit di sekitar ayam. Karakteristik
yang paling menonjol dari bibit penyakit adalah menyukai tempat-
tempat yang kotor, sehingga jika peternak berkeinginan
mememerangi bibit penyakit, ia harus menjaga kebersihan kandang
dan lingkungan sekitar. Hal itu bisa dicapai dengan melakukan
program sanitasi dan disinfeksi kandang secara rutin (Abidin,
2004).
2. Biosafety
Biosafeti merupakan program untuk meminimalisir penularan atau
dampak negatif dari peternakan ke manusia. Beberapa penyakit dari
hewan bisa menular ke manusia, biasa disebut dengan istilah zoonosis.
Kotoran ternak juga merupakan sarang bagi bakteri pathogen yang
berpotensi menjadi pembawa penyakit. Biosafety jika dilakukan di
peternakan dengan ketat dapat mengurangi resiko penularan penyakit.
Biosafety adalah upaya untuk melindungi pekerja, ternak dan lingkungan
sekitar peternakan dari agen penyakit. Penggunaan seragam kerja dan
sepatu boot adalah proses biosafety terhadap pekerja dan penyediaan
fasilitas tempat penyimpanan pakan serta obat-obatan merupakan
biosafety terhadap ternak (Riski et al ., 2013).

C. Vaksinasi
Pencegahan penyakit virus dilakukan dengan cara vaksinasi (Rasyaf,
1997). Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja
dimasuki gen penyakit (disebut antigen) yang telah dilemahkan dengan
6

tujuan untuk merangsang pembentuk daya tahan atau daya kebal tubuh
terhadap suatu penyakit, dan aman untuk tidak menimbulkan penyakit.
Kekebalan tubuh optimal bila vaksinasi diberikan pada kondisi yang optimal
(Rasyaf, 2006).
Terdapat 2 jenis vaksin yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin
aktif merupakan vaksin yang berisi virus hidup namun telah dilemahkan,
sedangkan vaksin inaktif merupakan vaksin yang berisi agen penyakit dalam
keadaan mati. Vaksinasi adalah kegiatan memasukkan bibit penyakit
tertentu yang telah dilemahkan kedalam tubuh ternak dengan tujuan agar
menumbuhkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu tersebut
(Suprijatna dkk., 2008). Vaksinasi dengan vaksin aktif harus segera
dilakukan, sebab agen penyakit dalam vaksin aktif hanya dilemahkan.
Vaksinasi merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk
mencegah penyakit (Suharno dan Setiawan, 2012). Metode vaksinasi dapat
dilakukan dengan empat cara, yaitu melalui air minum, tetas mata, hidung
atau mulut, semprot (spray), serta suntik (Fadilah dan Polana, 2005).
Vaksinasi dengan air minum harus sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore
hari untuk menghindari vaksin terkena panas dari sinar matahari.
Program vaksinasi dilakukan tergantung komoditas ternak, jenis
vaksin,dan penyakit yang sering menyerang didaerah tersebut. Faktor
keberhasilan pelaksanaan vaksinasi dipengaruhi oleh kondisi peternakan,
kondisi kesehatan ayam, kualitas vaksin, serta petugas yang melakukan
vaksinasi (Setyono dkk., 2013). Vaksinasi dan tata laksana pemeliharaan
yang baik bekerja beriringan dan saling melengkapi untuk melakukan
pencegahan penyakit (Rasyaf, 2001).

D. Penyakit Ayam Petelur Fase Layer

Penyakit yang sering menyerang ayam secara umum dapat di


kelompokkan menjadi beberapa macam yaitu di sebabkan karena stres
(cekaman), defisiensi zat makanan, parasit penyakit karena protozoa,
penyakit karena bakteri, penyakit karena virus dan penyakit karena
cendawan (Suprijatno dan Atmomarsono, 2005).
7

Penyebab penyakit biasanya berkaitan dengan stres (cekaman). Stres


di sebabkan karena beberapa faktor dari lingkungan dan dari manajemen
pemeliharaan yang kurang baik. Diantara faktor penyebab stres yaitu
kedinginan, ventilasi yang buruk, populasi yang tinggi, tidak cukup pakan
dan minum dan pengobatan yang berlebihan. Apabila foktor tersebut bisa di
minimalisir maka kemungkinan stres sangat kecil (Akoso, 1993).
Penyakit infeksius ada yang kontagius maupun non kontagius.
Penyakit kontagius adalah penyakit yang langsung di transmisi dari individu
atau flock kepada individu atau flock lain. Penyakit infeksius adalah
penyakit yang di sebabkan oleh organisme hidup. Sebagian besar penyakit
infeksi unggas adalah kontagius, seperti penyakit karena virus, bakteri,
riketsia dan fungi. Sementara beberapa penyakit infeksi tidak kontagius
seperti aspergilosis (Sujiono hadi dan Setiawan, 2002).
III. TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober sampai 10
November 2021 yang bertempat di CV. Gunawan Farm, Dusun I, Kadireso,
Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah 58193.

B. Metode Kegiatan
Uraian kegiatan yang dilakukan di lokasi magang antara lain :
1. Metode langsung
a. Observasi / Survey lapang
Observasi secara langsung dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap instansi mitra sebelum kegiatan
magang dilakukan. Survey dilakukan untuk mengetahui kondisi di
lapangan dan jenis kegiatan yang akan dilakukan di instansi tersebut.
b. Wawancara
Wawancara secara langsung dilakukan dengan cara melakukan
komunikasi dan mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang ingin
diketahui kepada pihak yang terkait dengan bidang tersebut yaitu
pembimbing lapang maupun karyawan instansi mitra.
c. Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan magang yaitu dengan mengikuti dan melakukan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan di lapangan.
Tatalaksana atau uraian kegiatan yang akan dilaksanakan selama
magang adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan ayam petelur
fase layer, manajemen kesehatan, manajemen pakan dan manajemen
perkandangan.
d. Dokumentasi
Melakukan pengambilan gambar serta pengamatan terhadap
kondisi umum dan kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung di
instansi magang.

6
7

2. Metode tidak langsung


a. Melalui pencatatan data sekunder, misalnya data dari internet, buku,
atau media lainnya yang terkait.
b. Metode pengumpulan data dengan mencatat data-data yang telah ada,
mengenai kondisi umum instansi mitra dan struktur organisasi yang
ada.
c. Melalui studi pustaka dengan penelusuran referensi studi pustaka di
perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu dengan studi
literatur yang ada relevansinya dengan kegiatan yang dilakukan
sebagai bahan pelengkap, pendukung dan pembanding serta konsep
dalam pemecahan masalah.

C. Aspek yang Dikaji


Rincian aspek yang dikaji dalam manajemen kesehatan pada ayam petelur
fase layer di CV. Gunawan Farm, yaitu :

1. Manajemen kesehatan di CV. Gunawan Farm pada ayam fase layer.


2. Vaksinasi di CV. Gunawan Farm pada ayam fase layer.
3. Penyakit yang menyerang ternak di CV. Gunawan Farm pada ayam fase
layer.
4. Pengendalian penyakit di CV. Gunawan Farm pada ayam fase layer.
D. Jadwal Kegiatan Magang
Kegiatan magang ini telah selesai dilaksanakan mulai dari penentuan
lokasi, penyelesaian administrasi, pelaksanan dan pengambilan data yang
diperlukan, hingga penyusunan laporan kegiatan praktek lapangan
dihasilkan.
Adapun rangkaian kegiatan dan waktu pelaksanaan adalah sebagai
berikut :
8

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang

NO Jenis Kegiatan Alokasi waktu (2021)


September Oktober November

3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Penyelesaian
Administrasi
2 Presentasi dan
pembagian kerja
3 Pra kegiatan magang

4 Pelaksanaan kegiatan
magang
5 Evaluasi data dan
hasil kegiatan magang
6 Penyusunan hasil
akhir kegiatan magang
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., 2004. Meningkatkan Produksi Ayam Ras Petelur. Agromedia Pustaka.

Akoso, 1993. Manual Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Amam dan Harsita P.A. 2019. Tiga Pilar Usaha Ternak : Breeding, Feeding, and
Management. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 14 (4): 431-439.

Anggraeni, A. dan E. Mariana, 2016. Evaluasi Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi


Perah Menuju Good Diary Farming Practices pada Peternakan Sapi Perah
Rakyat Pondok Ranggon. Jurnal Agripet. 16 (2): 90-96.
Aziz, D.2007. Mengenal Ayam Petelur. Jakarta: CV. Sinar Cemerlang Abadi

Jakarta.
Fadilah, R. dan Polana, A. 2005. Aneka Penyakit pada Ayam dan Cara
Mengatasinya. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal 14-20.
Kartasudjana, R. dan E. Suprijatna. 2010. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Kasnodiharjo dan Friskarini. 2013. Deskripsi sanitasi lingkungan, Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional. 7(9):415-420.

Pinto, C.J. dan Urcelay, V.S. (2003) Biosecurity Practices on Intensive Pig
Production System in Chile, Prev Vet Med, 59:139-145.
Rasyaf, M. 1997. Seputar Makanan Ayam Kampung. Kanisius. Yogyakarta.

Rasyaf, M. 2001. Beternak Ayam Petelor. Penebar Swadaya. Jakarta. Sanusi, B.


2000. Pengantar Evaluasi Proyek. FEUI. Jakarta.

Rasyaf, M. 2006. Manajemen Peternakan Ayam Broiler. Penebar Swadaya.


Jakarta

Suharno B, Setiawan T. 2012. Beternak Itik Petelur di Kandang Baterai. Jakarta.


Penebar Swadaya. Hlm. 10

Sujiono, H. dan Setiawan, 2002. Ayam Kampung Petelur. Penebar


Swadaya.Suprijatno dan Atmomarsono, 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Yogyakata.
Suprijatno dan Atmomarsono, 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Suprijatna.E, Umiyati. A dan Ruhayat. K. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas.
Cet.2. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yatmiko A. 2008. Kondisi biosecurity peternakan unggas sektor 4 di Kabupaten
Cianjur [Skripsi]. Bogor [ID]: Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai