Anda di halaman 1dari 5

Rabu, 17 Maret 2021

Nama : Zaitun 190102030065

Mata Kuliah : Hukum Perdata

Dosen Pengampu : Endang Pristiwati, SH, M.Hum

A. Hak Kebendaan

Hak kebendaan (zakelijkrecht) adalah hak mutlak atas suatu benda, yaitu hak itu memberikan
kekuasaan langsung atas sesuatu dan dapat dipertahankan oleh siapa pun. Kemutlakan hak tersebut
terletak pada kekuasaan langsung yang dapat dipertahankan terhadap apa pun. KUHPerdata Indonesia
sebagai suatu edisi konkordan dari Burgerlijk Wetboek (BW) Belanda merupakan bagian sistem hukum
yang menganut sistem Eropa Kontinental (civil law countries) sebagaimana umumnya berlaku di negara-
negara Eropa Barat. Dalam sistem Eropa Kontinental (civil law countries), hak kebendaan yang paling
penting adalah hak milik, sedangkan hak milik adalah hak yang absolut. Hak milik merupakan ciri
fundamental dari sistem Eropa Kontinental dan merupakan hak induk dan sumber kepemilikan
meskipun dalam perkembangannya berkurang hanya sebagai milik. Dalam sistem Eropa Kontinental hak
milik sebagai hak kebendaan yang paling penting. Menurut Vollmar, hak milik bukan yang terpenting,
melainkan hak kebendaan yang paling sempurna. Kesempurnaan ini ditekankan pada kekuasaan yang
sangat luas terhadap suatu benda.

Hukum mengenal adanya suatu dikotomi atau pembagian hak men jadi dua, yaitu hak
perseorangan (jus in personam) dan hak kebendaan (Jus in rem). Hak perseorangan secara sederhana
adalah hak yang melekat pada seseorang Hak seseorang sebenarnya merupakan kewajiban bagi pihak
yang dan dalam hal ini hukum memainkan perannya agar menjamin bahwa kepentingan seseorang akan
diperhatikan oleh pihak yang lain nya. Ketika seseorang melakukan hubungan hukum dengan pihak lain,
timbul suatu perikatan antara orang-orang tersebut Ketika perikatan itu berkaitan untuk memenuhi
suatu prestasi berupa melakukan sesuatu atau tidak berbuat sesuatu, muncul hak perseorangan.
Adapun mengenai perbuatan prestasi untuk memberikan sesuatu selain terhadapnya melekat suatu hak
perseorangan dan melekat juga padanya suatu hak kebendaan Perikatan ada saatnya tertuju pada
hubungan hukumnya tetapi kadang-kadang tertuju pada pasiva dari hubungan hukumnya. Oleh karena
itu, suatu hubungan hukum dapat melahirkan hak perseorangan dan hak kebendaan

Hak perseorangan bersifat relatif. Artinya, hak yang hanya dapat dituntut kepada orang-orang
tertentu, yaitu terhadap subjek hukum yang melakukan hubungan hukum dengannya sehingga hak
perseorangan tidak dapat dituntut kepada orang lain yang tidak memiliki hubungan hukum tertentu
dengan orang yang memiliki hak tersebut, kecuali seseorang yang melekat kepadanya suatu kewajiban
hukum (debitur) yang timbul karena hak dari seseorang tersebut telah menyerahkan kewajibannya
kepada pihak lain berdasarkan perjanjian tertentu atau karena debitur memiliki hak tertentu terhadap
pihak yang lain.
Misalnya, dari hak perseorangan ketika seseorang memiliki utang dengan jumlah uang tertentu
kepada pihak lain berdasarkan perjanjian utang piutang Dalam hal ini pihak kreditur memiliki hak
perseorangan kepada pihak debitur untuk melakukan pembayaran. Dengan demikian, pihak kreditur
tidak dapat menuntut orang lain bagi pembayaran kepada pihak lain, kecuali debitur berdasarkan suatu
hak tertentu terhadap pihak lain telah mengalihkan kewajibannya kepada pihak lain untuk melakukan
pembayaran utangnya atau dalam perjanjian utang piutang itu melekat suatu perjanjian assesoir berupa
perjanjian pertanggungan (bortochn).

Adapun hak kebendaan adalah hak-hak kekayaan yang bersifat absolut (dapat ditujukan kepada
semua orang pada umumnya), mempunyai kedudukan yang lebih tinggi, dan melekat terhadap suatu
benda tertentu. Oleh karena itu, hak kebendaan adalah suatu hak yang dapat dituntut kepada setiap
orang yang berkaitan dengan benda yang diberi hak oleh seseorang karena hak kebendaan mengikuti
benda itu ke mana pun berada (droit de suite). Hak kebendaan yang mengikuti ke mana pun benda
tersebut berada memiliki sifat yang bertingkat. Artinya, ada hak kebendaan yang tingkatannya lebih
tinggi dari hak kebendaan lainnya, begitu pula sebaliknya, ada hak kebendaan yang tingkatnya lebih
rendah dari hak kebendaan lainnya.

Sifat-sifat hak kebendaan yang membedakannya dari hak perseorangan adalah sebagai berikut.

a. Hak kebendaan merupakan hak yang mutlak, artinya dapat dipertahankan oleh siapapun.
b. Hak kebendaan mempunyai sifat mengikuti ditangan siapapun benda tersebut berada.
c. Hak kebendaan mempunyai sifat yang tua mengalahkan yang muda, maksudnya yang terjadi
lebih dahulu akan menang terhadap yang terjadi kemudian.
d. Hak kebendaan mempunyai sifat mendahului.
e. Pada hak kebendaan, gugatannya adalah gugat kebendaan.
f. Pemindahan akan hak kebendaan dapat secara penuh dan bebas.

Seperti telah disebutkan di atas bahwa antara hak kebendaan dan hak perseorangan tidak dapat
dibedakan secara mutlak. Dalam praktiknya hak-hak perorangan juga mempunyai sifat kebendaan, yaitu
sebagai berikut.

a. Mempunyai sifat absolut (mutlak), artinya dapat dipertahankan/ dilindungi terhadap setiap
gangguan dari pihak ketiga, misalnya hak penyewa, mendapatkan perlindungan berdasarkan
Pasal 1365 KUHPerdata setelah adanya Arrest 1919.
b. Mempunyai sifat mengikuti bendanya (droit de suite), misalnya hak sewa senantiasa mengikuti
bendanya. Perjanjian sewa tidak akan putus dengan berpindahnya/dijualnya barang yang
disewa.
c. Mempunyai sifat prioritas, artinya ada hak yang lebih dahulu terjadi dengan hak yang terjadi
kemudian, misalnya pembeli/penyewa pertama berhadapan dengan pembeli/penyewa kedua.

B. Hak Kebendaan Dapat Dialihkan

Dalam hukum kebendaan ini menunjukkan bahwa sesuatu yang dapat dikatakan sebagai benda
adalah suatu hal yang dapat dialihkan kepada orang lain. Dengan demikian, ada peralihan atas hak
kebendaan dari seseorang kepada orang lain dengan segala akibat hukum yang ada. Peralihan hak atas
kebendaan tersebut dilakukan melalui perjanjian kebendaan (zakelijk overeenkomsten). Perjanjian
kebendaan adalah perjanjian ketika suatu hak kebendaan dilahirkan, dipindahkan, diubah, atau
dihapuskan. Dapat dikatakan pula bahwa perjanjian kebendaan adalah perjanjian yang bertujuan untuk
meletakkan atau memindahkan hak kebendaan. Sekalipun istilah "perjanjian kebendaan" sudah umum
digunakan dalam literatur hukum perdata, istilah tersebut tidak dikenal dalam KUHPerdata.

Perjanjian kebendaan (zakelijk overeenkomsten) memiliki ciri khusus, yaitu walaupun terminologi
perjanjian kebendaan (zakelijk overeenkomsten) menggunakan kata perjanjian, tetapi perjanjian ke
bendaan tidak melahirkan suatu perikatan tertentu seperti perjanjian lain pada umumya. Hal itu
disebabkan perjanjian kebendaan (zakelijk overeenkomsten) merupakan suatu penyelesaian bagi
perjanjian obli gatoir-nya. Dengan demikian, tidak akan ada suatu perjanjian kebendaan tanpa
dilatarbelakangi oleh suatu perjanjian obligatoir-nya (titelnya).

Mengenai hak kebendaan dapat dialihkan dalam KUHPerdata dapat dilihat pada ketentuan Pasal
584 KUHPerdata bahwa, "Hak milik atas suatu benda dapat timbul karena adanya penyerahan (levering)
berdasarkan titel yang sah dan dilakukan oleh orang yang berwenang bebas terhadap benda tersebut."
Sahnya titel dan berwenangnya orang yang mengalihkan benda tersebut merupakan suatu syarat yang
memaksa sebagai akibat dari dianutnya sistem kausal dalam sistem penyerahan (levering) dalam
KUHPerdata. Pemindahan hak milik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 584 KUHPerdata ada tiga
macam, yaitu penyerahan nyata (feitelijk levering), cessie, dan lembaga balik nama.

Adapun perbedaan antara hak kebendaan yang diatur dalam Buku II BWI dan hak perseorangan
yang diatur dalam Buku III BWI adalah sebagai berikut.

1) Hak kebendaan bersifat mutlak (absolut) karena berlaku terhadap siapa saja dan orang lain
harus menghormati hak tersebut, sedang kan hak perorangan berlaku secara nisbi (relatif)
karena hanya melibatkan orang/pihak tertentu, yaitu yang ada dalam suatu perjanjian.
2) Hak kebendaan berlangsung lama, atau selama seseorang masih hidup, bahkan bisa berlanjut
setelah diwariskan kepada ahli warisnya, sedangkan hukum perorangan berlangsung relatif
lebih singkat, yaitu sebatas pelaksanaan perjanjian telah selesai dilakukan.
3) Hak kebendaan terbatas pada sesuatu yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan
yang berlaku, tidak boleh mengarang/ menciptakan sendiri hak yang lainnya, sedangkan
dalam hak perorangan, lingkungan luasnya, semua dapat dijadikan objek perjanjian selama
tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum. Oleh karena
itu hukum kebendaan bersifat tertutup, sedangkan hukum perorangan bersifat terbuka.
C. Ciri-ciri Hak Kebendaan
Adapun ciri-ciri Hak kebendaan antara lain:
1) Mutlak/absolut.
2) Mengikuti benda ketika hak itu melekat, misalnya hak sewa tetap mengikuti benda itu
berada, siapa pun yang memiliki hak di atas nya.
3) Hak yang ada terlebih dahulu (yang lebih tua), kedudukannya lebih tinggi, misalnya
sebuah rumah dibebani hipotik 1 dan hipotik 2 maka penyelesaian utang atas hipotik 1
harus didahulukan dari utang atas hipotik 2.
4) Memiliki sifat diutamakan, misalnya suatu rumah harus dijual untuk melunasi utang maka
hasil penjualannya lebih diutamakan untuk melunasi hipotik atas rumah itu sehingga
dapat dilakukan gugatan terhadap siapa pun yang mengganggu hak yang bersangkutan.
5) Pemindahan hak kebendaan dapat dilakukan kepada siapa pun.

D. Hak Atas Kebendaan

Hak atas kebendaan dibagi dalam dua macam, yaitu:

1) Hak kebendaan yang memberi kenikmatan.


2) Hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan.

E. Perolehan Hak Kebendaan

Ada beberapa cara untuk memperoleh hak kebendaan, yaitu sebagai berikut:

1) Melalui pengakuan
Benda yang tidak diketahui pemiliknya (res nullius) kemudian didapatkan dan diakui oleh
seseorang yang mendapatkannya di anggap sebagai pemiliknya. Contohnya, orang yang
menangkap ikan. Barang siapa yang mendapat ikan kemudian mengaku sebagai pemiliknya,
dialah pemilik ikan tersebut. Demikian pula halnya dengan berburu di hutan, menggali harta
karun, dan sebagainya.
2) Melalui penemuan
Benda yang semula milik orang lain, tetapi lepas dari penguasaannya, misalnya karena jatuh di
perjalanan. Barang siapa yang menemukan barang tersebut dan ia tidak mengetahui pemiliknya
maka menjadi pemilik barang yang ditemukannya. Contoh ini adalah aplikasi hak bezit.
3) Melalui penyerahan
Hak kebendaan diperoleh melalui penyerahan berdasarkan alas hak (rechts titel) tertentu,
seperti jual beli, sewa menyewa, hibah, warisan, dan sebagainya. Dengan adanya penyerahan
maka titel berpindah kepada pemilik benda itu.
4) Dengan daluwarsa
Barang siapa menguasai benda bergerak yang tidak diketahui pemilik benda itu sebelumnya
(misalnya karena menemukannya), hak milik atas benda diperoleh setelah lewat waktu tiga
tahun sejak orang tersebut menguasai benda yang bersangkutan. Untuk benda tidak bergerak,
daluwarsanya adalah:
 jika ada alas hak, 20 tahun
 jika tidak ada alas hak, 30 tahun.
5) Melalui pewarisan
Hak kebendaan dapat diperoleh melalui warisan berdasarkan hukum waris yang berlaku, baik
hukum adat, hukum Islam, maupun hukum Barat.
6) Dengan penciptaan
Seseorang yang menciptakan benda baru, baik dari benda yang sudah ada maupun benda baru,
dapat memperoleh hak milik atas benda ciptaannya. Contohnya, orang yang menciptakan
patung dari sebatang kayu menjadi pemilik patung itu, demikian pula hak kebendaan tidak
berwujud, seperti hak paten, hak cipta, dan sebagainya.
7) Dengan cara ikutan/turunan
Seseorang yang membeli seekor sapi yang sedang hamil maka anak sapi yang dilahirkan dari
induknya itu menjadi miliknya juga. Demikian pula, orang yang membeli sebidang tanah,
ternyata di atas tanah itu kemudian tumbuh pohon durian maka pohon durian itu termasuk
milik orang yang membeli tanah tersebut.

F. Hapusnya Hak Kebendaan

Hak kebendaan dapat hapus atau lenyap karena bendanya lenyap atau musnah. Musnahnya suatu
benda maka hak atas benda tersebut ikut lenyap. Misalnya, hak sewa atas sebuah rumah yang
habis/musnah terkena longsoran tanah gunung maka menjadi musnah juga. Hak gadai atas sepeda
motor ikut habis apabila barang tersebut musnah karena terbakar.

Hak milik, yaitu hak memungut hasil atau hak pakai menjadi hapus apabila benda yang
bersangkutan dipindahtangankan kepada orang lain.

Hapusnya hak kebendaan karena pelepasan hak pada umumnya pelepasan yang bersangkutan
dilakukan secara sengaja oleh yang memiliki hak tersebut, seperti radio yang rusak dibuang ke tempat
sampah. Hak kepemilikan menjadi hapus dan dapat menjadi hak milik orang lain yang menemukan radio
tersebut.

Hapusnya hak kebendaan karena daluwarsa, antara lain untuk barang tidak bergerak pada
umumnya 30 tahun (karena ada alas hak), sedangkan untuk benda bergerak 3 tahun.

Adapun penguasa publik dapat mencabut hak kepemilikan sese orang atas benda tertentu, dengan
memenuhi syarat harus didasarkan suatu undang-undang, dilakukan untuk kepentingan umum (dengan
ganti rugi yang layak).

Anda mungkin juga menyukai