Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Revolusi Industri 4.

Beberapa literatur Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Revolusi industri terdiri dari dua kata yaitu
revolusi dan industri. Revolusi berarti perubahan yang bersifat sangat cepat, sedangkan pengertian
industri adalah usaha pelaksanaan proses produksi. Apabila ditarik benang merah maka pengertian
revolusi industri adalah suatu perubahan yang berlangsung cepat dalam pelaksanaan proses produksi
dimana yang semula pekerjaan proses produksi itu dikerjakan oleh manusia digantikan oleh mesin,
sedangkan barang yang diproduksi mempunyai nilai tambah value added) yang komersial. 1

Revolusi industri merupakan perubahan cara hidup dan proses kerja manusia secara fundamental,
dimana dengan kemajuan teknologi informasi dapat mengintregrasikan dalam dunia kehidupan dengan
digital yang dapat memberikan dampak bagi seluruh disiplin ilmu.

"Revolusi Industri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad
ke-19. Revolusi industri ini pun sedang berjalan dari masa ke masa. Dekade terakhir ini sudah dapat
disebut memasuki fase ke empat 4.0. Perubahan fase ke fase memberi perbedaan artikulatif pada sisi
kegunaannya. Fase pertama (1.0) bertempuh pada penemuan mesin yang menitikberatkan (stressing)
pada mekanisasi produksi. Fase kedua (2.0) sudah beranjak pada etape produksi mansal yang
terintegrasi dengan quality control dan standarisasi. Fase ketiga (3.0) memasuki tahapan keseragaman
secara massal yang bertumpu pada integrasi komputerisasi. Fase keempat (4.0) telah menghadirkan
digitalisasi dan otomatisasi perpaduan internet dengan manufaktur.

Revolusi Industri Keempat adalah sebuah kondisi pada abad ke-21. ketika terjadi perubahan besar-
besaran di berbagai bidang lewat perpaduan teknologi yang mengurangi sekat-sekat antara dunia fisik,
digital, dan biologi. Revolusi ini ditandai dengan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang, khususnya
kecerdasan buntan, robot, blockchain, teknologi nano, komputer kuantum, bioteknologi. Internet of
Things. percetakan 3D, dan kendaraan tanpa awak.

Sebagaimana revolusi terdahulu, revolusi industri keempat berpotensi meningkatkan kualitas hidup
masyarakat di seluruh dunia. Namun, kemajuan di bidang otomatisasi dan kecerdasan buatan telah
menimbulkan kekhnwatiran bahwa mesin-mesin suatu hari akan mengambil alih pekerjaan manusia.
Selain itu, revolusi-revolusi sebelumnya masih dapat menghasilkan lapangan kerja baru untuk
menggantikan pekerjaan yang diambilalih oleh mesin, sementara kali ini kemajuan kecerdasan buatan
dan otomatisasi dapat menggantikan tenaga kerja manusia secara keseluruhan yang digantikan oleh
teknologi dan robotik.

Revolusi Industri (R.I) 4.0 merupakan perubahan dalam mekanisme produksi barang dan jasa yang
ditandai dengan sejumlah ciri, yaitu penggunaan Internet of Things (IoT), big data, otomasi, robotika,
komputasi awan, hingga inteligensi artifisial (Artificial Intelligence). Perubahan ini dirasakan tidak hanya
oleh sektor swasta, tetapi juga oleh organisasi pemerintah. Selain berbagai peluang yang ditawarkannya,
era Revolusi Industri (R.I) 4.0 menimbulkan berbagai persoalan publik baru yang harus dihadapi, seperti
polemik transportasi daring; ancaman e-commerce terhadap toko/retail konvensional; kejahatan siber,

1
https://books.google.com/books/about/Pengembangan_Revolusi_Industri_4_0_dalam.html?hl=id&id=j8KZDwAAQBAJ
dsb. Oleh karenanya, organisasi pemerintah harus melakukan reformasi besar untuk dapat berhasil
melaksanakan tugas dan fungsinya diera Revolusi Industri (R.I) 4.0 ini. 2

Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence), super komputer,
rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, dan inovasi. Perubahan tersebut terjadi dalam
kecepatan eksponensial yang akan berdampak terhadap ekonomi, industri, pemerintahan, dan politik.
Pada era ini semakin terlihat wujud dunia yang telah menjadi kampung global.

2
REFORMASI BIROKRASI 4.0 : STRATEGI MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Anda mungkin juga menyukai