Anda di halaman 1dari 11

PERLINDUNGAN MATERIAL BAJA SEBAGAI STRUKTUR

BANGUNAN

Disusun Oleh : Gordon Jurianto, ST

\
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II KETAHANAN BAJA TERHADAP KOROSI 2

BAB III PERLINDUNGAN SELIMUT BETON DAN MEKANISME 3


KOROSI PADA BAJA TULANGAN

BAB IV MENINGKATKAN KEKUATAN DAN PERAWATAN BAJA 5

BAB V KESIMPULAN 8

DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Baja adalah besi yang mengandung karbon 0,02-2,11 %C yang dikelompokan menjadi
3, yaitu baja karbon rendah (<0,2 %C), baja karbon sedang (0,2-0,5%C), baja karbon tinggi
(0,5-2,11%C). Baja karbon rendah dan sedang banyak digunakan untuk struktur dan
konstruksi bangunan adalah baja konstruksi. sifat mekaniknya baik. Kekuatan tarik kira kira
2 2.
500 N/ mm Tegangan leleh kira kira 250 N/mm Baja konstruksi ini adalah campuran dari
besi dan carbon dengan kadar yang rendah yaitu kecil dari 0,3 % C. Baja dikatagorikan
sebagai bahan yang non combustible yaitu tidak mudah menyala atau terbakar bila
bersentuhan dengan api. Tetapi termasuk bahan penghantar panas yang baik sehingga sewaktu
o
terjadi kebakaran cepat menyebarkan panas. Suhu kritis baja tanpa dibebani sekitar 1333 F
o
atau 723 C Yaitu temperatur awal terjadi perubahn dari bentuk padat ke larutan padat.

Indonesia daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko bencana perlu konstruksi
bangunan tahan gempa. Perencanaan tahan gempa umumnya didasarkan pada analisa struktur
elastis yang diberi faktor beban untuk simulasi kondisi ultimate (batas). Kenyataannya,
perilaku runtuh bangunan saat gempa adalah inelastis. Evaluasi untuk memperkirakan kondisi
inelastis bangunan saat gempa perlu untuk mendapatkan jaminan bahwa kinerjanya
memuaskan saat gempa. Analisa dan evaluasi kinerja dapat dilakukan dengan analisa
pushover yang built-in pada program SAP2000, sedangkan titik kinerja evaluasi harus
ditentukan tersendiri secara manual dengan berbagai metoda (kecuali metode Spektrum
Kapasitas). Analisa pushover (beban dorong statik) adalah analisa statik nonlinier perilaku
keruntuhan struktur terhadap gempa, sedangkan titik kinerja adalah besarnya perpindahan
maksimum struktur saat gempa rencana. Hasil studi kasus portal baja 3D menyimpulkan
bahwa titik kinerja yang menentukan adalah metode Koefisien Perpindahan FEMA-356
(ASCE 2000) , sedangkan metode Spektrum Kapasitas (ATC 1996) memberi nilai paling
kecil (tidak konservatif). Analisa pushover juga menunjukkan bahwa daktilitas portal berbeda
dalam arah yang lain, masukan penting untuk antisipasi gempa besar yang mungkin terjadi.

1
BAB II

KETAHANAN BAJA TERHADAP KOROSI

Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi eletrokimia dengan lingkungan.
Bila terjadi korosi pada baja maka terjadi perpindahan electron bermuatan negatif,
perpindahannya terjadi karena adanya arus litrik. Bila dua logam dengan perbedaan potensial
terjadi arus maka electron akan mengalir dari logam yang potensial tinggi kepotensial rendah.
Lihat tabel 1 yang menggambarkan daftar potensial logam. Tabel Deret kemuliaan atau deret
potensial Logam terhadap air. Potensial air 0,00 volt

Logam Potensial Logam Potensial


E o (volt ) Eo(volt )
Kalium - 2,92 V Tembaga + 0,34 V
Natrium - 2,72 V Perak + 0,38 V
Magnesium - 2,30 V Air Raksa + 0,60 V
Aluminium - 1,30 V Emas + 1,38 V
Seng - 0,76 V
Khrom - 0,56 V
Besi - 0,44 V
Kadmium - 0,40 V
Nikel - 0,23 V
Timah - 0,14 V
Timbel - 0,12 V

Ini dapat digambarkan sebagi berikut:


Bila plat baja disepuh dengan seng, dari deret tegangan ternyata bahwa seng mempunyai
tegangan yag lebih rendah dari baja. Bila berada pada lingkungan yang lembab
mengakibatkan aliran listrik mengalir. Logam yang tidak mulia atau logam yang potensialnya
lebih rendah akan melarut terikat pada baja yang potensialnya lebih tinggi. Sehingga
Pelepasan electron dari reaksi-reaksi diatas dapat digunakan untuk interpretasi seluruh
masalah korosi.

2
BAB III
PERLINDUNGAN SELIMUT BETON DAN MEKANISME KOROSI PADA BAJA
TULANGAN

Selimut beton merupakan komposit dari semen portland (campuran kalsium silikat dan
kalsium aluminat), pasir, dan campuran-campuran lainnya. Selimut beton berfungsi seperti
lapisan coating yang memberikan proteksi yang sangat baik pada baja tulangan. Selain itu,
campuran semen portland dengan air akan menghasilkan kalsium silikat hidrat dan kalsium
hidroksida yang bersifat basa dengan pH berkisar antara 13-13,5. Kondisi pori beton yang
bersifat basa ini akan membuat baja dalam kondisi pasif (terbentuk lapisan pasif yang
protektif) dan tidak terkorosi. Ketahanan terhadap korosi yang dihasilkan selimut beton akan
tetap terjaga selama selimut beton dapat menahan masuknya udara dan air. Apabila selimut
beton terlalu tipis atau terlalu berpori, kerusakan akibat korosi akan terjadi karena penetrasi
air yang mengandung oksigen terlarut melalui pori beton. Masuknya oksigen terlarut ini akan
memicu terjadinya rangkaian sel elektrokimia yang menyebabkan terjadinya korosi. Klorida
terlarut merupakan penyebab utama terjadinya korosi dalam selimut beton. Ion klorida dapat
berasal dari penetrasi air laut, atau dapat juga berasal dari air dan pasir yang digunakan dalam
campuran selimut beton. Adanya ion klorida yang bersifat agresif akan membentuk senyawa
asam dan bereaksi dengan selaput pasif yang bersifat basa, sehingga selaput pasif akan rusak
dan baja tulangan akan terkorosi. Korosi akibat penetrasi ion klorida umumnya terjadi secara
setempat (pitting corrosion). Gas karbondioksida juga dapat menyebabkan terjadinya korosi
pada baja tulangan, namun dengan laju yang jauh lebih lambat daripada korosi yang
disebabkan oleh penetrasi ion klorida. Karbonasi selimut beton terjadi akibat interaksi antara
gas karbondioksida di atmosfer dengan senyawa hidroksida dalam larutan pori selimut beton.
Adanya proses karbonasi ini menyebabkan penurunan pH selimut beton dan menyebabkan
pergeseran potensial korosi baja tulangan menjadi aktif terkorosi. Hal-hal yang mempercepat
penetrasi karbondioksida pada selimut beton antara lain rendahnya kandungan semen,
tingginya rasio air/semen, pengeringan beton yang kurang memadai, dan adanya retakan serta
cacat pada permukaan selimut beton. Proses karbonasi ini juga dapat meningkatkan porositas
selimut beton, sehingga tidak mampu lagi mencegah penetrasi klorida sebagai ion agresif.
Korosi baja tulangan beton umumnya dicegah dengan menggunakan sistem proteksi katodik,
baik dengan sistem arus paksa (impressed current) maupun sistem anoda tumbal. Sistem arus
paksa biasanya lebih disukai untuk memproteksi baja tulangan dalam selimut beton. Sistem
ini dapat dilakukan dengan tiga cara :

3
 dipasang pada arus konstan
 dipasang pada tekanan rectifier konstan potensial rebar dibuat konstan (dengan
elektroda standar)
Pemasangan proteksi katodik dengan system arus paksa harus dirancang sedemikian rupa
karena prestressed tension wires yang digunakan dapat berpotensi menimbulkan hydrogen
embrittlement. Untuk sistem proteksi katodik dengan anoda tumbal, dapat digunakan
digunakan metoda galvashield atau zinc hydrogel anodes. Selain itu, pencegahan kerusakan
beton juga dapat dilakukan untuk mencegah penetrasi oksigen terlarut dalam air, ion klorida
dan karbondioksida ke dalam selimut beton, dengan cara meningkatkan daya lekat serta
meminimumkan porositas selimut beton sebagai berikut :menggunakan beton dengan rasio
air:semen seminimum mungkin untuk meminimumkan porositas menggunakan pasir dan
kerikil yang seragam air yang digunakan dalam campuran semen adalah air bebas klorida
menambah ketebalan selimut beton melapisi selimut beton dengan coating dari organosilicon.
Senyawa organosilicon akan membentuk ikatan kimia yang bersifat hidrofobik, sehingga
penetrasi air dan garam terlarut dapat dibatasi baja tulangan yang akan dibungkus selimut
beton harus bersih, bebas dari kerak untuk memberikan daya lekat selimut beton yang baik

4
BAB IV
MENINGKATKAN KEKUATAN DAN PERAWATAN BAJA

Kekerasan yang lebih besar sangat penting untuk benda-benda tertentu yang dibuat
dari baja. Yang dimaksud dari kekerasan suatu bahan adalah ketahananannya terhadap bisa
atau tidak dimasuki oleh bahan lain. Untuk dapat mencapai kekerasan yang tinggi, maka
diperlukan sistim perawatan dengan panas khusus yang disebut ‘pengerasan’ . sebuah benda
baru dapat dikuatkan sesudah benda itu diproduksikan. Ada beberapa cara untuk
mengeraskan:

- Mengeraskan secara mendalam:Benda dari baja baik bagian luar maupun bagian dalam
dibuat menjadi sangat keras.

- Mengeraskan permukaan :Hanya bagian luar saja yang keras sedangkan bagian intinya tidak.

 Pengerasan yang mendalam

Pada pengerasan mendalam, benda yang sudah terbentuk, dipanaskan dengan temperature
yang cukup tinggi. Kemudian dengan cepat didinginkan; tindakan ini disebut
‘mengejutkan’baja. Pendinginan ini bisa dilakukan di dalam air,minyak atau udara. Benda itu
menjadi keras bukan hanya bagian luar saja, tetapi juga intinya menjadi keras benar. Dengan
cara ini baja baja menjadi cepat rapuh; berarti baja itu dapat cepat patah. Kita semua paham
betapa mudah patahnya ulir mata bor dari baja yang berukuran kecil.

 Pengerasan permukaan

Untuk peralatan-peralatan tertentu hanya bagian luarnya saja yang harus dikeraskan. Untuk
dapat menerima tekanan yang besar, inti benda ini harus tetep lentur. Hal ini dapat dicapai
dengan hanya mengeraskan bagian permukaan dari benda tersebut. Pengerasan permukaan
dipakai pada poros engkol (crankshaft), kopling akar,cacing,roda cacing, dan gigi cacing.

5
 Tempering

Tempering adalah memanaskan baja yang sudah diperkeras dengan temperature yang
cukup rendah (180oC), diikuti dengan pendinginan secara perlahan-lahan. Tempering
dilakukan dengan tujuan memberikan struktur yang lebih merata pada bahan itu. Lewat proses
ini maka baja yang telah diperkeraskan tadi hanya sedikit saja yang diperlunak, tetapi baja itu
menjadi tidak begitu rapuh. Karena tempering, produk tersebut menjadi terhindar dari
perubahan bentuk (pertambahan isi) sebagai kibat proses pengerasan. Hal ini, terutama ukuran
akhir dan semacamnya sangat penting untuk alat pengukur yang tepat seperti caliber.

 Meningkatkan mutu

Meningkatkan mutu adalah suatu proses di mana baja pertama-tama dikreskan


dahulu, kemudian di tempering dengan suhu yang tinggi. Apabila baja yang diperkeras itu
dipanaskan lebih lama dan pada suhu yang lebih tinggi (300 sampai 650oC) dari tempering
padsa umumnya, maka struktur bahan itu makin merata. Sejalan dengan pertambahan masa
pemanasan dan peninggian suhu, kekerasan baja itu menjadi berkurang, akan tetapi kealotan,
kemudahan untuk digarap dan terutama ketahanan terhadap benturan menjadi lebih besar.
Dengan meningkatkan mutu baja, maka sifat-sifat baja itubisa disesuaikan dengan tujuan
penggunaannya. Baja dengan mutu yang sudah ditingkatkan biasanya dipakai untuk asesories
mesin yang dikenai beban berganti-ganti, misalnya per(spring).

Baja tahan karat tidak memerlukan perlindungan. Semua jenis baja lain jika
bersentuhan dengan udara pasti menjadi rapuh (baja itu ‘berkorosi’). Untuk mencegah
terjadinya korosi tersebut, baja harus diberi pelindung. Kalau tidak dilakukan maka lambat
laun baja itu akan berkarat dan malah bisa habis sama sekali. Terutama produk baja gilingan –
sesudah penghilangan scale – harus dilapisi dengan lapisan karat. Orang (pengguna) dapat
melakukan sendiri dengan cara mengolesi produk baja gilingan dengan gemuk, dengan
mengecat, atau melapisi produk tersebut. Bisa juga bahwa pihak pabrik sudah memberikan
lapisan pelindung pada produk tersebut. Peralatan rumah tangga biasanya dilapisi dengan
email. Dalam hal ini produk baja tersebut diberi lapisan mengkilap.

6
Metode yang digunakan unutk melindungi suatu benda dari korosi adalah melapisi benda
tersebut dengan logam lain yang tidak akan berkarat yang paling banyak dipakai untuk tujuan
tersebut adalah;

 Seng (disepuh dengan seng)


 Timah (isepuh dengan timah)
 Kromium (disepuh dengan kromium)
 Alumunium (terutama untuk menghindari korosi pada temperaturtinggi)
 Melapisi baja dengan aspal

Pipa baja peka terhadap korosi dan pembentukan karat. Korosi dapat terjadi baik di bagian
luar maupun bagian dalam dari pipa. Untuk melawan korosi bagian luar antara lain digunakan
lapisan aspal pada kedua sisi las tinggi kira-kira 150mm tanpa lapisan. Tetapi bagian ini sudah
sudah ada lapisan zat perekat dari primer sebagai lapisan digunakan gulungan aspal yang
diperkuat dengan bahan sintetis. Rol aspal ini dapat digulung pada pipa dengan mesin gulung
tangan.

7
BAB V
KESIMPULAN

Konstruksi baja banyak digunakan untuk bangunan Jembatan, hanggar pesawat,


bangunan Industri, bengkel dsb. Berikut secara singkat tentang baja; Baja yang mempunyai
kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi banyak dipergunakan sebagai bahan structure bangunan.
Kelemahan baja adalah mudah terjadi perusakan bila kontak dengan lingkungan yang
korosif.Sebagai struktur bangunan, baja harus dihindari agar tidak terkorosi.Pelapisan dengan
cat, logam , beton , harus sesuai dengan kebutuhan. Korosi pada struktur beton yang diperkuat
baja tulangan dapat terjadi karena oksigen terlarut, penetrasi ion klorida dan karbonasi beton
oleh gas karbondioksida. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan korosi
pada baja tulangan struktur beton adalah dengan menggunakan proteksi katodik, serta
melakukan pencegahan kerusakan pada selimut beton dengan meningkatkan daya lekat
selimut beton dan meminimumkan porositas selimut beton untuk mencegah penetrasi oksigen
terlarut dalam air, ion klorida dan gas karbondioksida.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. National Asosiation of Corrosion Enginers, Corrosion Basics.


2. KR.Treathewey,J.Chamberlain, Terjemahan Korosi untuk Mahasiswa.
3. L.J Murdock, KM Brook, Bahan dan praktek beton.
4. B.J.M. Beumer, Ilmu Bahan Logam.
5. SNI 03-1729-1989

Anda mungkin juga menyukai