Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH AL-ISLAM

ZAKAT

OLEH

KELOMPOK IV :

1. Husnul Khotimah
2. Huswatun Hasanah
3. I Made Margita Pratama
4. I Putu Jaya
5. Imelda Syahrilia Ningsih
6. Ina Yatussolihati
7. Juwita Puspita Sari
8. Kamalia
9. Kartika Pertiwi
10. Lalu Hidayat Malik Abdurrahim
11. Lestari Novianti

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENJANG S1 KEPERAWATAN
MATARAM 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb.

Denganmengucapkanpujisyukurkehadirat Allah

SWT.Atassegalarahmatnya.Kelompok kami

dapatmenyelesaikantugasmakalahinidenganbaik.Sholawatsertasalamsena

ntiasaterlimpahkepadaNabiBesar Muhammad SAW,

besertakeluarganyadanparasahabatnya.

Ini kami susungunauntukmemenuhitugasmatakuliah Al-islam,

OlehDosenPembimbingBpk. H.Sahwan.Kami

ucapkanterimakasihkepadabeliauatasbimbingandan saran

sehinggaterwujudnyamakalahini.

Tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan Yang Maha

Esa. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun kami

harapkan agar terciptanya pendekatan kepada taraf yang sempurna. Dan

semoga apa yang tersajikan dalam makalah ini berguna bagi pembaca

pada umumnya.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Mataram,15Maret 2018
Penyusun

Kelompok 4

2
DAFTAR PUSTAKA

Kata pengantar............................................................................................. i

Daftarpustaka............................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. LatarBelakang...............................................................................1
B. RumusanMasalah..........................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat...........................................................................3
B. Sejarah Zakat................................................................................3
C. Hukum Zakat................................................................................4
D. Tujuan Zakat.................................................................................4
E. DalilTentang Zakat.......................................................................5
F. Syarat –syaratwajibmengeluarkan Zakat......................................5
G. Orang berhakmenerima Zakat......................................................6
H. Macam-macam Zakat/pembagian.................................................8
1. Zakat Fitrah.......................................................................8
2. Zakat Maal......................................................................10
I. Orang yang tidakberhakmenerima zakat ...................................25
J. Waktumembayar zakat fitrah......................................................25
K. Hikmah zakat fitrah....................................................................26

BAB III : PENUTUP

 Kesimpulan.......................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Zakat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk

membantu masyarakat lain, menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan

bawah hingga kalangan atas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam tidak ada

yang tertindas karena zakat dapat menghilangkan jarak antara si kaya dan si

miskin. Oleh karena itu, zakat sebagai salah satu instrumen negara dan juga

sebuah tawaran solusi untuk menbangkitkan bangsa dari keterpurukan. Zakat juga

sebuah ibadah mahdhah yang diwajibkan bagi orang-orang Islam, namun

diperuntukan bagi kepentingan seluruh masyarakat.

Zakat merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam. Bahkan

pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang yang enggan berzakat

diperangi sampai mereka mau berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama

dengan kewajiban mendirikan sholat.

Zakat merupakan suatu ibadah yang dipergunakan untuk kemaslahatan

umat sehingga dengan adanya zakat (baik zakat fitrah maupun zakat maal) kita

dapat mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat Islam maupun dengan

umat lain.

4
B.     RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian,sejarah,tujuan,syarat serta hukum zakat yang ada dalam

Islam?

2. Apa dalil-dalil yang berhubungan dengan zakat ?

3. Apa saja jenis dan macam-macam zakat yang dijelaskan dalam fikih?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ZAKAT

 Pengertian Zakat Menurut Bahasa :

Zakat menurut bahasa berarti “tumbuh dan bertambah”. juga bisa

berarti berkah, bersih, dan suci.

 Pengertian Zakat Menurut Istilah :

Menurut istilah Agama Islam zakat adalah ukuran/kadar harta

tertentu yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya untuk diserahkan kepada

golongan/orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat

tertentu.Zakat dari segi prakteknya adalah kegiatan bagi-bagi yang

diwajibkan bagi umat islam. Zakat berbeda dengan gratifikasi. Gratifikasi

adalah kegiatan bagi-bagi yang tidak diperkenankan oleh negara atau

ketentuan pemerintah.

Orang yang mengeluarkan zakat disebut Muzakki

Orang yang berhak menerima zakat disebut Mustahik

B. SEJARAH ZAKAT

Zakat menjadi wajib hukumnya sejak tahun 662 M. Nabi Muhammad

SAW melembagakan perintah zakat ini dengan menetapkan pajak bertingkat

bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang

miskin. Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-negara Islam. Hal ini

menunjukan bahwa pada kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat,

khususnya mengenai jumlah zakat tersebut.

6
Pada zaman khalifah, zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil dan

didistribusikan kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu

adalah orang miskin, janda, budak yang ingin membeli kebebasan mereka,

orang yang terlilit hutang dan tidak mampu membayar. Syari’ah mengatur

dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu harus

dibayarkan.

C. HUKUM ZAKAT

Seorang muslim yang telah memiliki harta dengan jumlah tertentu (nisab)

sesuai dengan ketentuan dan waktu tertentu (haul) yaitu satu tahun, wajib

mengeluarkan zakatnya. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan

menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam, Oleh sebab itu

Hukum dari melaksanakan zakat adalah Fardhu Ain / Wajib Ain, yang artinya

wajib hanya bagi orang yang mampu atau memenuhi syarat.

D. TUJUAN ZAKAT

Adapun Tujuan zakat adalah sebagaimana firman Allah dalam surat At-

Taubah ayat 103 :

Artinya :”Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan

menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu

(menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha

Mengetahui.”(Q.S At-Taubah : 103)

Jadi tujuan Allah memerintahkan umat Islam untuk membayar zakat adalah

agar harta yang dimilikinya menjadi bersih dan suci. Karena kalau tidak

dibayarkan zakatnya, harta yang dimiliki menjadi kotor dan haram karena

7
tercampur hak orang lain yang dititipkan kepada orang yang berhak mengeluarkan

zakat.

E. DALIL TENTANG ZAKAT

Adapun dalil atau dasar hukum yang berkenaan dengan zakat adalah sebagai

berikut :

ۗ ‫وأتواالزكوة وأقيمواالصلوة‬
Artinya:”Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” (Q.S. Al-Baqarah

(2):110)

Ayat lainnya:

‫وامنمت برسيل وعزرمتو واقرضمت هللا قرضاحسناالكفرن عنمك سياتمك الزكوة واتيمت الصلوة أمقمت لنئ‬

Artinya :”Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat

serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu

pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi

dosa-dosamu.” (QS. Al Ma’idah (5): 12) Dan berbagai ayat lainnya.

F. SYARAT-SYARAT WAJIB MENGELUARKAN ZAKAT

َ ‫ب َوا ْل َغا ِر ِمیْنَ َوفِ ْي‬


‫سبِ ْی ِل‬ ِّ ‫س ِك ْی ِن َوا ْل َعا ِملِیْنَ َعلَ ْی َھا َوا ْل ُم َؤلَّفَ ِة قُلُ ْوبُ ُھ ْم َوفِي‬
ِ ‫الرقَا‬ َ ‫ص َدقَتُ لِ ْلفُقَ َرآ ِء َوا ْل َم‬
َّ ‫اِنَّ َماال‬

( ٦٠ :‫ضةً ِّمنَ هللِ َوهللُ َعلِ ْی ٌم َح ِك ْی ٌم (التوبة‬


َ ‫سبِ ْی ِل فَ ِر ْی‬
َّ ‫هللِ َوا ْب ِن ال‬

‫ صغیر أو كبیر‬،‫ وھي واجبة على كل فرد من المسلمین‬.‫أي الزكاة التي تجب بالفطر من رمضان‬،

‫ حر أو عبد‬،‫ذكر أو أنثى‬

1. Islam : Zakat hanya diwajibkan bagi orang Islam saja.

2. Merdeka : Hamba sahaya tidak wajib mengeluarkan zakat kecuali zakat

fitrah, sedangkan tuannya wajib mengeluarkannya. Dimasa sekarang

persoalan hamba sahaya tidak ada lagi.Bagaimanapun syarat merdeka

8
tetap harus dicantumkan sebagai salah satu syarat wajib mengeluarkan

zakat karena persoalan hamba sahaya ini merupakan salah satu syarat yang

tetap ada.

3. Milik Sepenuhnya : Harta yang akan dizakati hendaknya milik sepenuhnya

seorang yang beragama Islam dan harus merdeka. Bagi harta yang

bekerjasama antara orang Islam dengan orang bukan Islam,maka hanya

harta orang Islam saja yang dikeluarkan zakatnya.

4. Cukup Haul : cukup haul maksudnya harta tersebut dimiliki genap

setahun, selama 354 hari menurut tanggalan hijrah atau 365 hari menurut

tanggalan mashehi.

5. Cukup Nisab : Nisab adalah nilai minimal sesuatu harta yang wajib

dikeluarkan zakatnya. Kebanyakan standar zakat harta (mal)

menggunakan nilai harga emas saat ini, jumlahnya sebanyak 85 gram.

Nilai emas dijadikan ukuran nisab untuk menghitung zakat uang

simpanan, emas, saham, perniagaan, pendapatan dan uang dana pensiun.

G. ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT

Ada 8 ashnaf (golongaan) yang berhak menerima zakat, hal ini terdapat

dalam Surah at-Taubah ayat 60,

Artinya :”Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang

miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya ( muallaf), untuk (memerdekakan

hamba sahaya), untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan Allah

dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah,

Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”.

9
Berikut adalah urut-urutan siapa saja yang berhak menerima zakat (Mustahiq

zakat)

1. Fakir – Orang yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu

memenuhi kebutuhan pokok hidup.

2. Miskin – Orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan dasar untuk hidup.

3. Amil – Orang yang mengumpulkan dan membagikan zakat / Petugas

Zakat.

4. Mu’allaf – Orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya.

5. Riqob – Budak yang ingin memerdekakan dirinya.

6. Gharimin – Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak

sanggup untuk memenuhinya.

7. Fisabilillah – Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang

dsb)

8. Ibnus Sabil – Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan

Adapun Yang tidak berhak menerima zakat adalah:

1. Orang kaya dan orang yang masih memiliki tenaga.

2. Hamba sahaya yang masih mendapat nafkah atau tanggungan dari

tuannya.

3. Keturunan Rasulullah (ahlul bait).

4. Orang yang dalam tanggungan dari orang yang berzakat, misalnya anak

dan istri.

10
H. MACAM-MACAM ZAKAT / PEMBAGIAN ZAKAT

Secara garis besar zakat terbagi menjadi 2 bagian, Zakat Fitrah dan Zakat

Maal :

1. Zakat Fitri /Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan pada saat menjelang hari raya,

paling lambat sebelum shalat Idul Fitri, dengan maksud untuk menyenangkan

kaum fakir miskin saat hari raya, dan hukumnya wajib.Syaikh Sayyid Sabiq

Rahimahullah menjelaskan: Yaitu zakat yang diwajibkan karena berbuka dari

Ramadhan(maksudnya: berakhirnya Ramadhan). Dia wajib bagi setiap pribadi

umat Islam, anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, merdeka atau

budak. (Fiqhus Sunnah, 1/412) Harta yang dikeluarkan adalah makanan pokok

di negeri masing-masing, kalau di negeri kita sebanyak (+/-) 2,5 Kg beras. Ini

pandangan jumhur (mayoritas) imam madzhab seperti Imam Malik, Imam

Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal. Mereka menolak pembayaran zakat

fitri dengan nilai harganya (uang), karena hal itu dianggap bertentangan

dengan sunah nabi. Ini juga menjadi pandangan sebagian besar ulama kerajaan

Arab Saudi, dan yang mengikuti mereka.

Dasarnya adalah:

‫م َر‬
َ ‫ع‬
ُ ‫ن‬
ِ ‫د 􀁐 ْب‬
ِ ‫َن ع َْب‬
ْ ‫َِّ ع‬

Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa

Sallam mewajibkan zakat fitri pada bulan Ramadhan untuk setiap jiwa kaum

muslimin, baik yang merdeka atau budak, laki-laki atau perempuan, anak-

anak atau dewasa, sebanyak satu sha’ kurma atau satu sha’ biji-bijian. (HR.

Muslim No. 984)

11
Hadits ini menunjukkan bahwa yang mesti dikeluarkan dalam zakat fitri

adalah makanan pokok pada sebuah negeri, sebagaimana contoh dalam hadits

ini. Maka, menggunakan nilai atau harga dari makanan pokok merupakan

pelanggaran terhadap sunah ini.Sedangkan Imam Abu Hanifah, menyatakan

bolehnya zakat fitri dengan uang. Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:

Abu Hanifah membolehkan mengeluarkan harganya. (Fiqhus Sunnah, 1/413)

Ini juga pendapat Imam Sufyan Ats Tsauri, Imam ‘Atha, Imam Al Hasan Al

Bashri, Imam Bukhari, Imam Muslim, dan juga sahabat nabi,seperti

Muawiyah Radhiallahu ‘Anhu dan Mughirah bin Syu’bah Radhiallahu ‘Anhu,

membolehkannya dengan nilainya, sebab yang menjadi prinsip adalah

terpenuhi kebutuhan fakir miskin pada hari raya dan agar mereka tidak

meminta-minta pada hari itu.Dalam riwayat lain: Penuhilah kebutuhan

mereka, jangan sampai mereka berkeliling (untuk minta-minta) pada hari ini.

(HR. Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 7528).

Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut :

a. Beragama Islam.

b. Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan

bulan Ramadhan.

c. Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya

sendiri dan wajib dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam

hari raya dan siang harinya. Yang tidak mempunyai kelebihan seperti

itu, maka boleh menerima dari orang lain sehingga dia dapat

membayar zakat dan mempunyai persediaan makanan.

12
2. Zakat Maal (Harta Benda)

Zakat mal adalah zakat yang meliputi segala harta benda,zakat mal dibagi

menjadi beberapa jenis zakat, berikut adalah macam-macam zakat yang

tergolong dalam zakat maal yaitu:

1. Zakat Emas dan Perak

a.) Nishab zakat emas adalah jika telah mencapai 20 Dinar dan selama

satu tahun kepemilikan, maka zakatnya 1/40-nya, yakni setengah

Dinar. (HR. Abu Daud No. 1573, Al Baihaqi dalam As Sunan Al

Kubra No. 7325, dishahihkan Syaikh Al Albani.Lihat Shahih wa Dhaif

Sunan Abi Daud No. 1573)Satu Dinar adalah 4,25 gram emas. Jadi,

jika sudah memiliki 85 gram emas, maka dikeluarkan zakatnya 2,125

gram.

b.) Nishab zakat perak adalah jika telah mencapai 200 Dirham selama

setahun kepemilikan sebanyak 1/40-nya, yakni 5 dirham.(HR. Abu

Daud No. 1574, At Tirmdizi No. 620, Ahmad No. 711, 1232, Al Bazar

No. 679, dan lainnya.

Imam At Tirmidzi bertanya kepada Imam Bukhari, apakah hadits ini

shahih? Beliau menjawab: “shahih.” Lihat Sunan At Tirmidzi No. 620) Satu

Dirham adalah 2,975 gram perak. Jadi, jika sudah memiliki 595 gram perak,

maka dikeluarkan zakatnya 14,875 gram.

Dalil tentang Kewajiban zakat emas dan perak :

ِ ‫ قَ ِّو ْم ُھ َوأَ ِّد‬: ‫ فَقَا َل‬، ‫اب‬


َ ‫ إنَّ َما أَبِی ُع األَ َد َم َوا ْل ِج َع‬، ‫ َو 􀀽 َما لِي َما ٌل‬: ‫ا َل‬€€َ‫ فَق‬، ‫ك‬€€َ‫اةَ َمال‬€€‫ أَ ِّد َز َك‬، ‫اس‬€
ُ €‫ا ِح َم‬€€‫َی‬

َ ‫ا ِر َج َھنَّ َم فَتُ ْك‬€َ‫ا ِفي ن‬€‫ا َعلَ ْی َھ‬€ً‫إج َماع‬


‫ا ُھ ُھ ْم‬€َ‫ا ِجب‬€‫وى بِ َھ‬€ ْ ‫شتَ ِھ ُر ِم ْثلُ َھا َولَ ْم تُ ْن َك‬
ْ ُ‫ون‬€‫ فَیَ ُك‬، ‫ر‬€ ْ َ ‫صة ٌ ی‬
َّ ِ‫ َو َھ ِذ ِه ق‬.‫َّ َز َكاتَ ُھ‬

ِ ُ‫َو ُجنُوبُ ُھ ْم َوظُ ُھو ُر ُھ ْم َھ َذا َما َكنَ ْزتُ ْم أِل َ ْنف‬
35 ( َ‫س ُك ْم فَ ُذوقُوا َما ُك ْنتُ ْم( تَ ْكنِ ُزون‬

13
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian

besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benarbenar

memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-

halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan

emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka

beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa

yang pedih.pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka

Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung

mereka(lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang

kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat

dari)apa yang kamu simpan itu.” (QS. At Taubah (9): 34-35)

2. Zakat Tijarah (zakat Perniagaan/Dagangan)

Zakat ini adalah pada harta apa saja yang memang diniatkan untuk

didagangkan, bukan menjadi harta tetap dan dipakai sendiri.Syaikh Yusuf

Al Qaradhawi Hafizhahullah mengatakan tentang batasan barang

dagangan:

Seandainya seseorang membeli sesuatu untuk dipakai sendiri seperti

mobil yang akan dikendarainya, dengan niat apabila mendatangkan

keuntungan nanti dia akan menjualnya, maka itu juga bukan termasuk

barang tijarah(artinya tidak wajib zakat).Hal ini berbeda dengan jika

seseorang membeli beberapa buah mobil meman g untuk dijual dan

mengambil keuntungan darinya,lalu jika dia mengendarai dan

menggunakan mobil itu untuk dirinya, dia menemukan adanya keuntungan

dan menjualnya, maka apa yang dilakukannya yaitu memakai kendaraan

14
itu tidaklah mengeluarkan status barang itu sebagai barang perniagaan.

Jadi,yang jadi prinsip adalah niatnya. Jika membeli barang untuk dipakai

sendiri, dia tidak meniatkan untuk menjual dan mencari keuntungan, maka

hal itu tidak merubahnya menjadi barang tijarah walau pun akhirnya dia

menjualnya dan mendapat keuntungan.Begitu juga sebaliknya jika seorang

berniat merubah barang dagangan menjadi barang yang dia pakai sendiri,

maka niat itu sudah cukup menurut pendapat mayoritas fuqaha (ahli fiqih)

untuk mengeluarkan statusnya sebagai barang dagangan, dan masuk

kedalam kategori milik pribadi yang tidak berkembang. (Fiqhuz Zakah,

1/290)

Contoh : si A membeli barang-barang meubel untuk dipakai dan ditaruh

dirumah, maka ini tidak kena zakat, sebab tidak ada zakat pada harta

yang kita gunakan sendiri seperti rumah, kendaraan, pakaian, walaupun

berjumlah banyak kecuali jika itu diperdagangkan . Nah, jika si A

membeli barang-barang tersebut untuk dijual, maka barang tersebut

wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nishabnya dan jika

sudah satu haul (setahun), yaitu dengan cara ditaksir harganya dan

dikeluarkan dalam bentuk harganya itu, sebanyak 1/40 harganya.

Abu Amr bin Himas menceritakan, bahwa ayahnya menjual kulit dan alat-

alat yang terbuat dari kulit, lalu Umar bin Al Khathab berkata kepadanya:

“Wahai Himas, tunaikanlah zakat hartamu itu.” Beliau menjawab: “Demi

Allah, saya tidak punya harta, sesungguhnya saya Cuma menjual kulit.”

Umar berkata: “Perkirakan harganya, dan keluarkan zakatnya!”

(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam AlMushannaf No. 10557,

15
Abdurrazzaq dalam Al Mushannaf No. 7099, Al Baihaqi dalam As Sunan

Al Kubra No. 7392)Dari kisah ini, Imam Ibnu Qudamah mengatakan

adanya zakat tijarah adalah ijma’, sebab tidak ada pengingkaran

terhadap sikap Umar bin Al Khathab Radhiallahu ‘Anhu.Beliau

mengatakan:Kisah seperti ini masyhur (tenar), dan tidak ada yang

mengingkarinya, maka hal ini menjadi ijma’. (Lihat Al Mughni, 5/414.

Mawqi’ Al Islam)Yang termasuk kategori ini, adalah hasil dari sewa

menyewa. Tanah, kios, kebun, rumah, tidaklah ada zakatnya, tetapi jika

disewakan maka harga sewa itu yang dizakatkan.

‫ال تجب فى األرض المعدة للبناء زكاة إال إذا نوى التجارة بشأنھا‬

‫ال تأخذوا الصدقة إال من ھذه األربعة الشعیر والحنطة والزبیب والتمر‬

‫س ْبتُ ْم َو ِم َّما أَ ْخ َر ْجنَا لَ ُك ْم ِمنَ ا‬


َ ‫ت َما َك‬ َ ْ‫یَا أَ ُّی َھا الَّ ِذینَ آَ َمنُوا أَ ْنفِقُوا ِمن‬.ٌ‫ص َدقَة‬
ِ ‫طیِّبَا‬ َ ‫ت‬ ْ ‫س فِي ا ْل ُخ‬
ِ ‫ض َر َوا‬ َ ‫لَ ْی‬

ٌ‫ص َدقَة‬
َ ‫ق‬ ُ ‫س ِة أَ ْو‬
ٍ ‫س‬ َ ‫س فِی َما أَقَ ُّل ِمنْ َخ ْم‬ ِ ‫أَْل ْر‬
َ ‫ض فیما سقت السماء العشر لَ ْی‬

Syaikh Muhammad Khaathir Rahimahullah (mufti Mesir pada

zamannya) berkata: Tanah yang dipersiapkan untuk didirikan bangunan

tidak wajib dizakati, kecuali diniatkan untuk dibisniskan dengan

mengembangkannya. (Fatawa Al Azhar, 1/157. Fatwa 15 Muharam 1398)

3. Zakat Hasil Tanaman dan Buah-Buahan

Para ahli fiqih (fuqoha) sepakat atas kewajiban zakat tanaman dan

buah-buahan. Tetapi mereka berbeda pendapat dalam jenis tanaman dan

buah apa saja yang dizakatkan.Pembahasan ringkasnya adalah sebagai

berikut:

 Zakat tanaman dan buah-buahan hanya pada yang disebutkan secara

tegas oleh syariat, seperti gandum, padi, biji-bijian,

16
 kurma dan anggur, selain itu tidak ada zakat. Ini pendapat Imam Al

Hasan Al Bashri, Imam Sufyan Ats Tsauri, dan Imam Asy

Sya’bi. Pendapat ini dikuatkan oleh Imam Asy Syaukani.Pendapat ini

berdasarkan wasiat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada

Muadz bin Jabal dan Abu Musa Al Asy’ari ketika mereka diutus ke

Yaman:“Janganlah kalian ambil zakat kecuali dari empat macam: biji-

bijian, gandum, anggur kering, dan kurma. “ (HR. Al Hakim dalam Al

Mustadrak No. 1459, katanya: shahih. Al Baihaqi dalam As Sunan Al

Kubra No. 7242 , Ad Daruquthni No.15)Secara khusus tidak adanya zakat

sayur-sayuran (Al Khadharawat), Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

bersabda : Pada sayur-sayuran tidak ada zakatnya. (HR. Al Bazzar No.

940, Ath Thabarani dalam Al Awsath No. 5921. Dishahihkan oleh Syaikh

Al Albani dalam Shahihul Jami’ No. 5411)Maka, tidak ada zakat pada

semangka, jambu, durian, sayur-sayuran, dan lainnya yang tidak

disebutkan oleh nash. Kecuali jika buah-buahan dan tanaman ini

diperdagangkan, maka masuknya dalam zakat tijarah.

Sayur-sayuran dan semua yang dihasilkan oleh bumi (tanah) wajib

dizakati, ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah, juga Imam Ibnul ‘Arabi,

dan Syaikh Yusuf Al Qaradhawi, dan umumnya ulama

kontemporer.Dasarnya keumuman firman Allah Ta’ala:

Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang

Kami keluarkan dari bumi untuk kamu .. (QS. Al Baqarah (2): 267)

17
Keumuman hadits:Apa saja yang disirami air hujan maka zakatnya

sepersepuluh. (Hadits yang semisal ini diriwayatkan oleh banyak

imamdiantaranya: Al Bukhari, At Tirmidzi, An Nasa’i, Abu Daud, Ibnu

Majah, Ahmad, Al Baihaqi, Ath Thabarani, Ad Daruquthni, Al Baghawi,

Al Bazzar, Ibnu Hibban, Ath Thahawi, dan Ibnu Khuzaimah)Maka, hasil

tanaman apa pun mesti dikelurkan zakatnya, baik yang dikeluarkan adalah

hasilnya itu, atau harganya.Pendapat Al Qadhi Abu Yusuf yang

mengatakan semua yang tumbuh dari bumi mesti dizakatkan, selama yang

bisa bertahan dalam setahun. Ada pun yang tidak bisa bertahan dalam

setahun seperti mentimun, sayur-sayuran, semangka,dan yang apa saja

yang akan busuk dalam waktu sebelum setahun, maka itu tidak ada

zakat.Kalangan Malikiyah berpendapat, hasil bumi yang dizakatkan

memiliki syarat yaitu yang bertahan (awet) dan kering, dan ditanam oleh

orang, baik sebagai makanan pokok seperti gandum dan padi, atau bukan

makanan pokok seperti jahe dan kunyit. Mereka berpendapat tidak wajib

zakat pada buah tin, delima, dan sayur-sayuran.Kalangan Syafi’iyah

berpendapat, hasil bumi wajib dizakatkan dengan syarat sebagai makanan

pokok dan dapat disimpan,serta ditanam oleh manusia, seperti padi dan

gandum. Tidak wajib zakat pada sayur-sayuran.Imam Ahmad berpendapat,

hasil bumi wajib dizakatkan baik biji-bijian dan buah-buahan, yang bisa

kering dan tahan lama,baik yang ditakar dan ditanam manusia, baik

makanan pokok seperti gandum dan padi, atau bukan seperti jahe dan

kunyit.Juga wajib zakat buah-buahan yang punya ciri di atas seperti

kurma, anggur, tin, kenari, dan lainnya. Sedangkan yang tidak bisa

18
dikeringkan tidak wajib zakat seperti semangka, pepaya, jambu, dan

semisalnya. Kita lihat, para ulama sepakat tentang wajibnya zakat tanaman

hanya pada kurma, padi, gandum, biji-bijian, dan anggur.Tetapi mereka

tidak sepakat tentang wajibnya zakat pada tanaman yang bukan menjadi

makanan pokok, seperti jahe, kunyit, buah-buahan selain anggur dan

kurma, dan sayur-sayuran, sebagian mengatakan wajib, sebagian lain

tidak. Masing-masing alasan telah dipaparkan di atas.Nishabnya adalah

jika hasilnya sudah mencapai 5 wasaq, sebagaimana disebutkan dalam

hadits:

‫انت‬€€‫ إال إذا ك‬،‫یر‬€€‫ال والحم‬€€‫ل والبغ‬€€‫اة في الخی‬€€‫فال زك‬.‫ام‬€€‫یر االنع‬€€‫ات غ‬€€‫ئ من الحیوان‬€€‫اة في ش‬€€‫ال زك‬

‫ وأجمعت‬،‫ والغنم‬،‫ر‬€€‫ والبق‬،‫ل‬€€‫اة في االب‬€€‫اب الزك‬€€‫ مصرحة بإیج‬،‫للتجارة جاءت االحادیث الصحیحة‬

‫ون‬€€‫ول وأن تك‬€€‫ أن تبلغ نصابا وأن یحول علیھا الح‬:‫ویشترط الیجاب الزكاة فیھا‬.‫االمة على العمل‬

‫ أي راعیة من الكال المباح أكثر العام‬،‫سائمة‬

Tidak ada zakat pada apa-apa yang kurang dari lima wasaq. (HR. Bukhari

No. 1484, Muslim No. 979).Lima wasaq adalah enam puluh sha’

berdasarkan ijma’, dan satu sha’ adalah empat mud, lalu satu mud adalah

seukuran penuh dua telapak tangan orang dewasa. Dr. Yusuf Al

Qaradhawi telah membahas ini secara rinci dalam kitab monumental

beliau,Fiqhuz Zakah, dan menyimpulkan bahwa lima wasaq adalah setara

dengan +/- 653 Kg.

4. Zakat Binatang Ternak (Zakat An’am)

Zakat hewan ternak (Al An’am) pada Unta, Sapi, Kerbau dan Kambing

(dengan berbagai variannya) adalah ijma’ , tidak ada perbedaan pendapat.

19
Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menjelaskan:”Telah datang

berbagai hadits shahih yang menjelaskan kewajiban zakat pada Unta,

Sapi, dan Kambing, dan umat telah ijma’(sepakat) untuk

mengamalkannya. Zakat ini memiliki syarat: sudah sampai satu nishab,

berlangsung selama satu tahun, dan hendaknya hewan tersebut adalah

hewan yang digembalakan, yaitu memakan rumput yang tidak terlarang

sepanjang tahun itu.(Fiqhus Sunnah, 1/363)Sedangkan, selain hewan Al

An’am tidak wajib dizakatkan, seperti kuda, keledai, ayam, ikan, bighal,

kecuali jika semua dijual,maka masuknya dalam zakat tijarah

(perniagaan).

Wallahu A’lam Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah

mengatakan:”Tidak ada zakat pada hewan-hewan selain Al An’am, maka

tidak ada zakat pada kuda, bighal (peranakan kuda dan keledai),keledai,

kecuali jika untuk diperdagangkan. (Fiqhus Sunnah, 1/368)

Namun demikian, tidak semua Al An’am bisa dizakatkan, ada syarat yang

mesti dipenuhi:

1) Sampai nishabnya.

2) Sudah berlangsung satu tahun (haul)

3) Hendaknya hewan ternak itu adalah hewan yang digembalakan,

yang memakan rumput yang tidak terlarang dalam sebagai besar

masa setahun itu.

1. Zakat Unta

Nishabnya 5 ekor, mesti dikeluarkan 1 ekor kambing biasa yang sudah

berusia setahun lebih, atau kambing benggala(dha’n), seperti kibas, biri-

20
biri, berusia setahun.Jika 10 ekor, maka yang dikeluarkan 2 ekor kambing

betina, dan seterusnya jika bertambah lima bertambah pula zakatnya satu

ekor kambing betina.Jika banyaknya 25 ekor, maka zakatnya 1 ekor anak

unta betina umur 1-2 tahun, atau 1 ekor anak unta jantan umur 2-3tahun.

Jika 36 ekor, zakatnya 1 ekor anak unta betina usia 2-3 tahun

Jika 46 ekor, zakatnya 1 ekor unta betina berumur 3-4 tahun

Jika 61 ekor, zakatnya 1 ekor unta betina 4-5tahun

Jika 76 ekor, zakatnya 2 ekor anak unta betina umur 2-3 tahun

Jika 91 ekor sampai 120 ekor, zakatnya 2 ekor anak unta betina umur 3-4

tahun

2. Zakat Sapi

Tidak wajib zakat jika belum sampai 30 ekor, dalam keadaan

digembalakan, dan sudah satu haul, zakatnya 1 ekor sapi jantan atau betina

berumur 1 tahun

Jika 40 ekor, zakatnya 1 ekor sapi betina berumur 2 tahun

Jika 60 ekor, zakatnya 2 ekor sapi berumur 1 tahun

Jika 70 ekor, zakatnya 1 ekor sapi betina umur 2 tahun dan

1 ekor sapi jantan berumur 1 tahun

ٌ‫س ِمعْتُ أَ ْھ َل ا ْل ِع ْل ِم یَقُولُونَ ُھ إِنَّ ال ِّر َكا َز إِنَّ َما ھ َُو ِد ْفن‬ ْ ‫قَا َل َمالِك اأَْل ْم ُر الَّ ِذي اَل‬
َ ‫اختِاَل فَ فِی ِھ ِع ْن َدنَا َوالَّ ِذي‬

‫ا‬€‫ ٍة فَأ َ َّما َم‬€َ‫ل َواَل َمئُون‬€ ٍ ‫ا لَ ْم یُ ْطلَ ْب ِب َم‬€‫وج ُد ِمنْ ِد ْف ِن ا ْل َجا ِھلِیَّ ِة َم‬
ٍ ‫ی ُر َع َم‬€ِ‫ةٌ َواَل َكب‬€َ‫ال َولَ ْم یُتَ َكلَّفْ فِی ِھ نَفَق‬€ َ ُ‫ی‬

َ ‫ َّرةً فَلَ ْی‬€‫ َّرةً َوأُ ْخ ِط َئ َم‬€‫یب َم‬


‫از الخمس‬€€‫ا ٍز وفي الرك‬€€‫س بِ ِر َك‬ ِ ُ ‫ل فَأ‬€
َ €‫ص‬ ٍ €‫ی ُر َع َم‬€€ِ‫ا ٍل َوتُ ُكلِّفَ فِی ِھ َكب‬€€‫طُلِ َب ِب َم‬

،‫د‬€€€€‫ والحدی‬،‫ة‬€€€€‫ذھب والفض‬€€€€‫ كال‬،‫اال‬€€€€‫ان م‬€€€€‫ا ك‬€€€€‫ل م‬€€€€‫و ك‬€€€€‫ ھ‬،‫ذي یجب فیھ الخمس‬€€€€‫از ال‬€€€€‫الرك‬

‫ وابن‬،‫حق‬€€‫ وإس‬،‫ة‬€€‫ والحنابل‬،‫اف‬€€‫ذھب االحن‬€€‫و م‬€€‫وھ‬.‫ك‬€€‫بھ ذل‬€€‫ وما أش‬،‫ واالنیة‬،‫والصفر‬،‫والرصاص‬

21
:‫ان‬€€‫ أن الخمس ال یجب إال في االثم‬:‫ر‬€€‫ولھ قول آخ‬.‫ وأحد قولي الشافعي‬،‫وروایة عن مالك‬،‫المنذر‬

‫الذھبوالفضة‬

Jika 80 ekor, zakatnya 2 ekor sapi betina umur 2 tahun

Jika 90 ekor, zakatnya 3 ekor sapi umur 1 tahun

Jika 100 ekor, zakatnya 1 ekor sapi betina umur 2 tahun, serta 2 ekor sapi

jantan umur 1 tahun

110 ekor, zakatnya 2 ekor sapi betina umur 2 tahun, dan 1 ekor sapi jantan

umur 1 tahun

120 ekor, zakatnya 3 ekor sapi betina berumur 2 tahun, atau 4 ekor sapi

umur 1 tahun.Dan seterusnya, jika banyaknya bertambah, maka setiap 30

ekor adalah 1 ekor sapi umur 1 tahun, dan setiap 40 ekor adalah 1 ekor

sapi betina berumur 2 tahun.

3. zakat kambing

Tidak dizakatkan kecuali sudah mencapai 40 ekor. Jika berjumlah

antara 40-120 ekor dan sudah cukup satu haul, maka zakatnya 1 ekor

kambing betina.

Dari 121-200 ekor, zakatnya adalah 2 ekor kambing betina

Dari 201-300 ekor, zakatnya adalah 3 ekor kambing betina. Dan

seterusnya, tiap tambahan 100 ekor, dikelurkan 1 ekor kambing betina.

Dari domba berumur 1 tahun, dari kambing biasa 2 tahun.Jika kambingnya

hanya ada yang jantan, maka boleh dikeluarkan yang jantan. Jika sebagian

jantan dan sebagian betina,atau semuanya betina, ada yang membolehkan

jantan, ada juga hanya betina yang dizakatkan.Binatang yang dipakai

membajak sawah atau menarik gerobak tidak wajib dikenakan zakat.

22
ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW. “Tidaklah ada zakat bagi sapi

yang dipakai bekerja.” (H.R. Abu Daud dan Daruquthni).

5. Zakat Rikaz (Barang Temuan) dan Ma’din (Barang Tambang))

Pengertian Zakat Rikaz sebagai berikut:Berkata Imam Malik: “Perkara

yang tidak lagi diperselisihkan bagi kami dan yang saya dengar dari para

ulama, bahwa mereka mengatakan rikaz adalah harta terpendam yang

dipendam sejak masa jahiliyah, untuk menemukannya tidak membutuhkan

ongkos, tidak juga upaya keras dan tenaga besar untuk mencarinya.

Sedangkan yang ditemukan dengan menggunakan ongkos dan bersusah payah

mencarinya, yang kadang bisa berhasil, waktu lain bisa gagal, maka itu bukan

rikaz.” (Al Muwaththa’ No. 585,riwayat Yahya Al Laitsi)

Sedangkan Ma’din (barang tambang) adalah: diambil dari kata ya’danu – ‘ad-

nan yang artinya menetap pada suatu tempat.Dalil wajibnya zakat rikaz

adalah:”Dan pada rikaz zakatnya adalah seperlima (khumus).” (HR. Bukhari

No. 1499, Muslim No. 1710)

Hadits ini menunjukkan wajibnya zakat rikaz, dan berapa yang mesti

dikeluarkan, yakni 1/5, atau 20 %.Rikaz yang mesti dikeluarkan zakatnya

adalah:Rikaz yang wajib dikeluarkan zakatnya seperlima adalah semua yang

berupa harta seperti emas, perak, besi, timah, tembaga,bejana, dan yang

semisalnya. Inilah pendapat Hanafiyah, Hanabilah, Ishaq, Ibnul Mundzir, satu

riwayat dari Malik, salah satu pendapat dari Asy Syafi’i. Pendapat yang lain:

bahwa seperlima tidaklah wajib kecuali pada mata uang: yaitu emas dan perak.

(Fiqhus Sunah, 1/374)Kepada siapa diwajibkan? Siapa saja yang menemukan

rikaz, wajib mengeluarkan zakatnya, baik dewasa atau anak-anak,berakal atau

23
gila, bahkan kafir dzimmi sekali pun. Ada pun untuk anak-anak dan orang gila

yang mengurus pengeluaran zakatnya adalah walinya.Imam Ibnu Qudamah

Rahimahullah mennyebutkan:

ِّ ‫ َعلَى أَنَّ َعلَى‬، ‫ أَ ْج َم َع ُك ُّل َمنْ نَ ْحفَظُ َع ْن ُھ ِمنْ أَ ْھ ِل ا ْل ِع ْل ِم‬: ‫قَا َل ابْنُ ا ْل ُم ْن ِذ ِر‬
َ ‫الذ ِّم ِّي ِفي ال ِّر َكا ِز َی ِج ُدهُ ا ْل ُخ ْم‬
.‫س‬

ِ ‫اب ال َّر ْأ‬


. ‫ َو َغ ْی ُر ُھ ْم‬، ‫ي‬ ْ َ‫ َوأ‬، ‫اق‬
ُ ‫ص َح‬ ِ ‫ َوأَ ْھ ُل ا ْل ِع َر‬، ‫ َواأَْل ْو َزا ِع ُّي‬، ‫ي‬
ُّ ‫ َوالثَّ ْو ِر‬، ‫ َوأَ ْھ ُل ا ْل َم ِدینَ ِة‬، ‫قَالَ ُھ َمالِ ٌك‬

. ٌ‫ب َعلَ ْی ِھ ال َّز َكاةُ ؛ أِل َنَّ ُھ زَ َكاة‬ ُ ‫ اَل یَ ِج‬: ‫َوقَا َل الشَّافِ ِع ُّي‬
ُ ‫ب ا ْل ُخ ْم‬
ُ ‫س إاَّل َعلَى َمنْ تَ ِج‬

ِّ ‫صبِ ِّي َوا ْل َم ْرأَ ِة أَنَّ ُھ َما اَل یَ ْملِ َكا ِن‬
. ‫الر َكا َز‬ َّ ‫َو ُح ِك َي َع ْن ُھ فِي ال‬

Semua ulama yang telah saya ketahui telah sepakat, bahwa orang dzimmi

juga wajib mengeluarkan zakat rikaz yang ditemukannya sebesar 1/5. Ini

menjadi pendapat Malik, penduduk Madinah, Ats Tsauri, Al Awza’i, penduduk

Iraq, ashhab ar ra’yi(pengikut Imam Abu Hanifah), dan selain mereka. Imam

Asy Syafi’i berkata: tidak wajib seperlima kecuali kepada orang yang wajib

berzakat, karena zakat adalah zakat. Diceritakan darinya, bahwa anak-anak dan

wanita tidaklah memiliki rikaz. (Al Mughni, 5/400)Zakat rikaz dikeluarkan

tanpa menunggu haul, tapi dikeluarkan ketika menemukannya, juga tidak ada

nishab. Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas).Ini adalah jenis zakat yang

diperselisihkan para ulama. Hal ini sama dengan sebagian zakat lainnya, seperti

zakat sayur-sayuran,buah-buahan selain kurma, dan zakat perdagangan.

6. Zakat Profesi/Penghasilan/Mata Pencaharian

Zakat pendapatan atau profesi telah dilaksanakan sebagai sesuatu yang

paling penting.Zakat jenis ini dikenal dengan nama Al-Ata’ dan dizaman

modern ini dikenal dengan “Kasbul Amal”.ULAMA berpendapat bahwa zakat

profesi ada dua jenis pelaksanaan, sesuai jenis pendapatan manusia. Pertama,

untuk orang yang gajian bulanan, maka pendekatannya dengan zakat tanaman,

24
yaitu nishabnya adalah 5 wasaq, senilai dengan 653 Kg gabah kering giling,

dan dikeluarkan 2,5%, yang dikeluarkan ketika menerima hasil (gaji), tidak ada

haul. Kedua, bagi yang penghasilannya bukan bulanan, seperti tukang jahit,

kontraktor, pengacara, dokter, dan semisalnya, menggunakan pendekatan zakat

harta, yakni nishab senilai dengan 85gr emas setelah diakumulasi dalam

setahun, setelah dikurangi hutang konsumtif,dikeluarkan sebesar 2,5%. adanya

zakat profesi adalah sah. Sebab lebih mendekati keadilan dan kemaslahatan,

serta sesuai ayat:“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (keluarkan

zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa

yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.“ (QS. Al Baqarah (2): 267)

a. Dalil Wajib Zakat Profesi/Pendapatan

Firman Allah :”Hai orang-orang yang beriman,

keluarkanlah/nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang

baikbaik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk

kamu.”(Surat Al-Baqarah 2 : 267).

Dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa segala hasil usaha yang

baik-baik wajib dikeluarkan zakatnya. Termasuk pendapat para pekerja dari

gaji atau pendapatan dari profesi sebagai dokter, konsultan, seniman, akunting,

notaris, dan sebagainya. Imam Ar-Razi berpendapat bahwa konsep “hasil

usaha” meliputi semua harta dalam konsep menyeluruh yang dihasilkan oleh

kegiatan atau aktivitas manusia.

b. Syarat Wajib Zakat Pendapatan

 Islam

 Merdeka

25
 Milik Sendiri

 Hasil usaha yang baik sebagai sumber zakat : Hasil usaha tersebut

termasuk pendapatan, yang terdiri dari kumpulan Honor, Gaji,Bonus,

Komisi, Pemberian, pendapatan profesional, Hasil sewa dan sebagainya.

Para Fuqoha menerangkan bahwa semua pendapatan tersebut sebagai

“Mal Mustafad” yaitu perolehan baru yang termasuk dalam sumber harta

yang dikenakan zakat.

 Cukup Nisab. Nisab bagi zakat pendapatan/profesi ini merujuk kepada

nilai 85 gram emas, dengan harga saat ini. Biasanya

pendapatan/gaji selalu diterima dalam bentuk mata uang, untuk itu

zakatnya disandarkan kepada nilai emas.

 Cukup Haul. Kontek haul dalam zakat pendapatan adalah jarak masa satu

tahun adalah merupakan jarak pengumpulan hasil-hasil

yang diperoleh dari berbagai sumber selama satu tahun. Sebab roh yang

sangat penting dari zakat pendapatan ini dilihat dari harta

perolehan atau penghasilan dan bukannya persoalan harta uang simpanan.

Jadi makna haul disini adalah jarak pengumpulan

pendapatan selama satu tahun dan bukannya lamanya menyimpan selam

setahun seperti zakat harta simpanan.

7. Zakat Uang Simpanan

Banyak urusan bisnis yang menggunakan mata uang sebagai alat

pertukarannya, Setiap negara mempunyai nilai mata uangnya sendiri yang

disandarkan kepada nilai tukar emas.

a. Dalil Wajib Zakat Uang Simpanan

26
“Saiidina Ali telah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda: Apabila

kamu mempunyai(uang simpanan) 200 dirham dan telah cukup haul (genap

setahun) diwajbkan zakatnya 5 dirham, dan tidak diwajibkan mengeluarkan

zakat (emas) kecuali kamu mempunyai 20 dinar dan telah cukup haulnya

diwajibkan zakatnya setengah dinar.Demikian juga kadarnya jika nilainya

bertambah dan tidak diwajibkan zakat dalam sesuatu harta kecuali genap

setahun”. (HR AbuDaud)

8. Zakat Saham dan Obligasi

 Saham adalah hak pemilikan tertentu atas kekayaan suatu perseroan

terbatas (PT) atau atas penunjukan atas saham tertentu.Tiap saham

merupakan bagian yang sama atas kekayaan itu.

 Obligasi adalah kertas berharga (semacam cek) yang berisi pengakuan

bahwa bank, perusahaan, atau pemerintah berhutang kepada pembawanya

sejumlah tertentu dengan bungan tertentu pula Saham dan Obligasi adalah

kertas berharga yang berlaku dalam transaksi-transaksi perdagangan

khusus yang disebut BURSA EFEK.

Cara menghitung zakat Saham dan Obligasi adalah 2.5 % atas jumlah

terendah dari semua saham/obligasi yang dimiliki selama setahun, setelah

dikurangi atau dikeluarkan pinjaman untuk membeli saham (jika ada).

 Dalil dan Syarat Wajib Zakat Saham.

Dalil dan syarat wajib mengeluarkan zakat saham atau obligasi sama

seperti dalil dan syarat wajib atas zakat uang simpanan diatas.

27
I. ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT

Adapun mereka-mereka yang tidak berhak atau tidak boleh mendapatkan

zakat adalah

1. Orang kafir (hanya berhak diberi sedekah)

2. Orang atheis

3. Keluarga Bani Hasyim dan Bani Muttalib

4. Ayah, anak, kakek, nenek, ibu, cucu, dan isteri yang menjadi tanggungan

orang yang berzakat.

J. WAKTU ZAKAT FITRAH

Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam matahari pada

malam Idul Fitri. Adapun beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah pada

waktu itu adalah :

a. Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan

Ramadhan.

b. Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan

Ramadhan.

c. Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.

d. Waktu makruh, sesudah sholat Idul Fitri  tetapi sebelum terbenam

matahari pada hari raya Idul Fitri.

e. Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.

28
K. HIKMAH ZAKAT

Menurut Yusuf Qardhawi ada dua hikmah zakat fitrah, ialah sebagai berikut:

a. Membersihkan kotoran selama menjalankan puasa, karena selama

menjalankan puasa seringkali orang terjerumus pada perkataan dan

perbuatan yang tidak ada manfaatnya serta melakukan perbuatan-

perbuatan yang dilarang oleh Allah.

b. Menumbuhkan rasa kecintaan kepada orang-orang miskin dan kepada

orang-orang yang membutuhkan. Dengan member zakat fitrah kepada

orang-orang miskin dan orang- yang membutuhkan akan membawa

mereka kepada kebutuhan dan kegembiraan, bersuka cita pada hari raya.

29
BAB III

PENUTUP

 KESIMPULAN

Zakat menurut bahasa artinya bersih, bertambah (ziyadah), dan terpuji.

Zakat menurut istilah agama islam artinya sejumlah / kadar harta tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat. Hukumnya

zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima, yaitu wajib atas tiap-tiap orang

yang cukup syarat-syaratnya.

Diantara tujuan zakat dalam Islam adalah (1) mengangkat derajat fakir

miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan, (2)

membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu sabil

dan mustahiq lainnya, (3) membersihkan sifat dengki dan iri dari hati orang-orang

miskin, (4) membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam

dan manusia pada umumnya, (5) sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk

mencapai keadilan sosial.

Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Zakat fitrah

merupakan zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan

dan sebagian bulan Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat maal adalah

zakat harta yang dimiliki seseorang karena sudah mencapai nisabnya.

Yang dibayarkan zakat fitrah yaitu berupa makanan pokok sebesar 3,1 liter

atau 2,5 kg atau bisa juga dibayarkan dengan uang senilai makanan pokok yang

harus dibayarkan. Sedangkan yang dibayarkan zakat maal berupa binatang ternak,

30
emas dan perak, biji-bijian dan buah-buahan, rikaz, harta perniagaan, hasil

pertanian, dan hasil tambang.

Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin,

amil, muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil.

Sedangkan yang tidak berhak menerima zakat yaitu orang kafir, orang atheis,

keluarga Bani Hasyim dan Bani Muttalib, dan ayah, anak, kakek, nenek, ibu,

cucu, dan isteri yang menjadi tanggungan orang yang berzakat.

31
DAFTAR PUSTAKA

Rasjid, Sulaiman. 2011. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Islam). Bandung: Penerbit Sinar

Baru Algensindo.

Ali, Muhammad Daud. 1988. Sistem Ekonomi Islam : Zakat dan Wakaf. Jakarta:

UI-Press.

32

Anda mungkin juga menyukai