LN 3-Overview Income Tax and Final Income Tax Pert 1
LN 3-Overview Income Tax and Final Income Tax Pert 1
TAXN6042
Introduction to
Taxation (Minor)
Week 3
LO 2 : Analyze tax subject and tax object, deductible and non deductible expenses, and
specific income taxes applied for income tax calculation
1. Tax subject
2. Tax object
3. Tax Payers
4. Deductible expense
5. Non-deductible expense
Subjek Pajak
Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan
yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak.
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak;
3. Badan Adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau daerah dengan
nama dan dalam bentuk apapun, firma kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha
tetap; dan
Objek Pajak adalah penghasilan, yang dimaksud Penghasilan berdasarkan UU Nomor 36 Tahun
2008 Pasal 4 (1) adalah :
Keuntungan atas pengalihan harta bukan merupakan objek PPh dalam hal :
- Pengalihan harta sebagai bantuan atau sumbangan atau hibah yang diterima oleh
keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan
atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk Koperasi
yang ditetapkan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan -
Pengalihan harta dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha
wajib pajak yang diperkenankan melakukan penggabungan, peleburan atau
pemekaran usaha dengan nilai buku (perusahaan yang akan menjual sahamnya di
bursa efek).
Artinya, baik bagi pihak yang mengalihkan maupun pihak yang menerima pengalihan
tidak terdapat keuntungan yang merupakan objek PPh. Pihak yang mengalihkan pun tidak
dapat membebankan nilai sisa buku fiskal aktiva tersebut sebagai biaya (non deductible).
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan
pembayaran tambahan pengembalian pajak.
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran secara berkala, misalnya alimentasi atau tunjangan
seumur hidup yang dibayar secara berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu..
14. Premi asuransi yang diterima atau diperoleh perusahaan asuransi dari para peserta asuransi
(pemegang polis).
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib
pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
16. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak:
- Tambahan kekayaan netto pada hakikatnya merupakan akumulasi penghasilan baik
penghasilan yang telah dikenakan pajak, yang belum dikenakan pajak, maupun
penghasilan yang bukan objek pajak.
- Apabila diketahui adanya tambahan kekayaan neto yang melebihi akumulasi
penghasilan yang telah dikenakan pajak dan yang bukan merupakan oyek pajak,
maka tambahan kekayaan neto tersebut merupakan penghasilan (objek pajak).
18. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban subjektif dan
objektif.
Subjek Pajak dalam negeri menjadi Wajib Pajak apabila telah menerima atau memperoleh
penghasilan yang besarnya melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, sedangkan Subjek Pajak
luar negeri sekaligus menjadi Wajib Pajak, sehubungan dengan penghasilan yang diterima dari
sumber penghasilan di Indonesia atau diperoleh melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Perbedaan yang penting antara Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negeri terletak
dalam pemenuhan kewajiban pajaknya, antara lain:
No Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN)
1. Dikenakan pajak atas penghasilan yang Dikenakan pajak hanya atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dari Indonesia berasal dari sumber penghasilan di Indonesia.
2. Penghasilan yang dikenakan pajak adalah Penghasilan yang dikenakan pajak adalah
penghasilan netto dengan tarif umum penghasilan bruto dengan tarif sepadan,
kecuali WPLN tersebut menjalankan usaha
melalui Bentuk Usaha tetap di Indonesia
dimana BUT memiliki kewajiban pajak yang
sama dengan WPDN.
1. Orang Pribadi Saat dilahirkan, berniat tinggal di Saat meninggal dunia atau
Indonesia atau sejak hari pertama meninggalkan Indonesia untuk
berada di Indonesia. selama-lamanya.
2. Warisan yang Saat timbulnya warisan yang Saat warisan tersebut dibagi kepada
belum terbagi belum terbagi (pewaris ahli warisnya.
meninggal).
3. Badan Saat badan tersebut didirikan atau Saat badan tersebut dibubarkan atau
1. Orang Pribadi Saat orang pribadi menjalankan Saat tidak lagi menjalankan usaha
usaha atau melakukan kegiatan atau melakukan kegiatan atau
atau menerima/memperoleh menerima/memperoleh penghasilan
penghasilan dari Indonesia dari Indonesia.
2. Badan Saat Badan menjalankan usaha Saat tidak lagi menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan atau atau melakukan kegiatan atau
menerima/memperoleh menerima/memperoleh penghasilan
penghasilan dari Indonesia dari Indonesia.
C. Bentuk Usaha Saat BUT tersebut mulai berada Saat BUT tersebut tidak lagi berada
Tetap (BUT) di Indonesia di Indonesia
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Pekerja Indonesia di Luar Negeri sehubungan
dengan pekerjaannya di luar negeri dan telah dikenai pajak di luar negeri, tidak dikenai Pajak
Penghasilan di Indonesia.
Dalam hal Pekerja Indonesia di Luar Negeri menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia maka atas penghasilan tersebut dikenai Pajak Penghasilan sesuai ketentuan yang
berlaku.
Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak dalam negeri dan BUT, dihitung berdasarkan penghasilan
bruto dikurangi dengan Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
Biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai UU Nomor 36 Tahun 2008
Pasal 6 adalah:
1. Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yang penghasilannya
merupakan objek pajak. Dengan demikian, biaya-biaya yang digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
atau pengenaan pajaknya bersifat final tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Termasuk biaya yang dapat dikurangkan adalah biaya pembelian bahan, biaya berkenaan
dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi dan
tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya
promosi dan penjualan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan
pajak kecuali pajak penghasilan.
2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang memiliki masa manfaat lebih
dari 1 (satu) tahun, sepanjang harta yang disusutkan atau diamortisasi tersebut digunakan
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (objek pajak).
3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan.
5. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing.
6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia.
7. Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan dengan memperhatikan kewajaran dan
kepentingan perusahaan, dengan syarat :
a. Berhubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara (3M) penghasilan
Berdasarkan SE - 01/PJ.42/2002, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)
dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan
bruto. Perlakuannya sebagai berikut :
- BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam Perusahaan
dibiayakan dengan mekanisme amortisasi sesuai Pasal 11 A
- BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam Perusahaan
dibiayakan melalui penyusutan sesuai dengan Pasal 11
- PBB atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam Perusahaan
dapat dikurangkan sekaligus sebagai biaya.
Sisa rugi fiskal tahun 2011 sebesar Rp (100.000.000,00) tersebut tidak dapat
dikompensasikan dengan laba fiskal tahun 2017, karena sudah lewat 5 tahun.
12. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), khusus bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
Undeducitble Expenses /
Biaya-biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan
Biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan sesuai UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9) adalah:
a) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun, seperti dividen, termasuk dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi.
b) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, atau anggota.
c) Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali :
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri
untuk usaha pengolahan limbah industri, (219/PMK.011/2012)
d) Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa yang dibayar oleh wajib pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh
pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi wajib pajak orang
pribadi yang bersangkutan (wajib dipotong PPh Pasal 21). Apabila pembayaran premi
asuransi tersebut belum dibebankan sebagai biaya oleh wajib pajak pemberi kerja, maka
1. Siti Resmi. (2017). Perpajakan: Teori dan Kasus (Buku 1). Edisi 10. Salemba
Empat. Jakarta. ISBN: 978-979-061-715-5.
2. Undang – Undang no 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
3. TaxBase 6.0