Anda di halaman 1dari 5

A. Memahami Hukum, Keadilan serta Asas-asas nya.

1. Hukum
Himpunan peraturan-peraturan (berisi perintah dan larangan) yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat, bersifat mengatur dan memaksa, harus
dipatuhi dan apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi yang tegas dari
badan-bdan resmi yang berwenang untuk itu.
Menurut Sudikno Mertokusumo Asas-asas hukum dibagi atas 2, yaitu:
a. Asas Hukum Umum
Ialah hukum yang berhubungan dengan seluruh bidang hukum,
seperti asas Restitutio in Integrum, Lex Posteriori Derogate Legi Priori.
Asas bahwa apa yang dilahirnya tampak benar, untuk sementara harus
dianggap demikian sampai di putus (lain) oleh hakim.
b. Asas Hukum Khusus
Berfungsi dalam bidang hukum yang lebih sempit seperti bidang
hukum perdata, bidang hukum pidana dan bidang hukum lainnya, yang
sering merupakan penjabaran dari bidang hukum umum, seperti asas
Pacta Sunt Servanda, Konsesualisme dan Praduga Tak Bersalah.
2. Keadilan
kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan
memiliki tingkat kepentingan yang besar.

B. Sumber, Sifat dan Ciri-Ciri Hukum.


1. Sumber Hukum
Segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan
memaksa, sehingga apabila aturan dilanggar akan menimbulkan sanksi yang
tegas dan nyata bagi pelanggar nya.
Sumber hukum dibagi atas 2, yaitu :
a. Sumber Hukum Materil
Faktor yang turut serta menentukan isi atau substansi hukum.
Sumber hukum materil terdiri atas 2, yaitu ;
- Faktor Idiil
Faktor yang berdasarkan pada cita-cita masyarakat akan
keadilan, atau patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus di
taati oleh pembentuk UU atau para pembentuk hukum yang lain
dalam melaksanakan tugas.
- Faktor Kemasyarakatan
Hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan tunduk
pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup masyarakat.
b. Sumber Hukum Formil
Sumber hukum dengan bentuk tertentu yang merupakan dasar
berlakunya hukum secara formal, juga merupakan dasar mengikatnya
suatu peraturan agar ditaati oleh masyarakat maupun oleh penegak
hukum.
Sumber hukum formal terdiri atas 5, yaitu ;
- Undang-Undang
Undang-undang ialah suatu peraturan negara yang mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat dan memaksa diadakan dan
dipelihara oleh penguasa Negara.
- Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang secara tetap
dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama, apabila kebiasaan
itu diterima dalam masyarakat dan kebiasaan itu berulang
sedemikian rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan
kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka
dengan demikian timbul lah satu kebiasaan hukum, yang oleh
pergaulan hidup dipandang sebagai hukum.
- Yurisprudensi (Putusan hakim yang sudah Inkracht)
Putusan-putusan hakim terdahulu yang telah berkekuatan
hukum tetap dan diikuti oleh para hakim atau badan peradilan lain
dalam memutus perkara atau kasus yang sama.
- Traktat (Perjanjian)
Apabila ada dua orang yang melakukan konsensus atau kata
sepakat mengenai suatu hal, lalu mereka mengadakan perjanjian,
maka mereka menjadi terikat pada isi perjanjian yang telah
disepakati tersebut. Hal ini disebut asas pacta sunt servanda yang
berarti setiap perjanjian harus ditaati atau ditepati (agreements are
to be kept). Dengan kata lain perjanjian mengikat para pihak yang
mengadakannya.
- Doktrin Hukum (Pendapat ahli hukum)
Doktrin merupakan pendapat para ahli hukum terkemuka dan
berpengaruh yang besar pengaruhnya terhadap hakim dalam
menjatuhkan putusan.
2. Sifat Hukum
Hukum bersifat mengatur (Reglenrecht) dan memaksa (Dwingenrecht).
3. Ciri-ciri Hukum
a. Mengatur setiap perilaku masyarakat
b. Hukum bersifat memaksa
c. Mengandung sebuah perintah dan larangan
d. Memiliki unsur perlindungan atau melindungi
e. Adanya sanksi bagi melanggar hukum
f. Hukum dibuat oleh pihak yang berwenang

C. Jenis-Jenis Keadilan, Hukum Objektif dan Hukum Subjektif.


1. Jenis-jenis Keadilan
Aristoteles dalam bukunya Rhetorica membagi keadilan kedalam 2 jenis,
yaitu :
a. Keadilan Dsitributif (Justitia Distributiva)
Keadilan yang diberikan kepada setiap orang atas jasa-jasanya atau
menurut haknya masing-masing, dalam hal ini bukan kesamaan tapi
kesebandingan.
b. Keadilan Komutatif (Justitia Comutative)
Keadilan yang diterima sama jumlahnya tanpa mengingat jasa-jasa.
2. Hukum Objektif
Hubungan-hubungan hukum yang bersifat umum dan tidak mengatakan
suatu subjek tertentu.
Hukum objektif dibagi atas 5 sudut pandang, yaitu :
a. Berdasarkan sumbernya
b. Berdasarkan daerah berlakunya
c. Berdasarkan sifat kerjanya
d. Berdasarkan isinya
e. Berdasarkan cara mempertahankannya
3. Hukum Subjektif
Hubungan-hubungan hukum yang diatur oleh hukum objektif dan
mengatakan subjek-subjek tertentu yang memberikan hak kepada yang satu
dan membebankan kewajiban kepada pihak lain.

D. Subjek dan Objek Hukum.


1. Subjek Hukum
Subjek Hukum adalah segala sesuatu yang kepadanya dapat
menanggung Hak dan Kewajiban. Karena kemampuannya menanggung Hak
dan Kewajiban ini, maka hanya yang termasuk Subjek Hukum saja dapat
melakukan Perbuatan Hukum (walaupun tidak semua Subjek Hukum dapat
melakukan perbuatan Hukum contohnya orang dengan gangguan jiwa). Pada
umumnya yang diterima sebagai Subjek Hukum adalah Manusia (orang) dan
Badan Hukum.
Oleh Karena itu subjek hukum dibagi atas 2, yaitu :
a. Manusia (Orang)
Secara umum mengapa manusia dapat disebut Subjek Hukum sangat
jelas kedudukannya. Manusia dalam kelangsungan hidup sehari-hari
mempunyai Hak dan Kewajiban, tanggung jawab serta aturan-aturan
yang harus ditaati ketika Hak dan Kewajibannya tersebut dilanggar akan
dikenai sanksi.
b. Badan Hukum
Seiring perkembangan zaman, selain Manusia, Badan Hukum telah
dianggap juga sebagai Subjek Hukum. Menurut Prof Soebekti Badan
Hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-
hak dan melakukan perbuatan seperti menerima serta memiliki kekayaan
sendiri, dan dapat digugat dan menggugat di muka hukum. Badan
Hukum sendiri memiliki kekayaan yang terpisah dengan anggotanya
begitu pula dengan hak dan kewajiban.
2. Objek Hukum
Objek Hukum adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hubungan
hukum. Dapat dikatakan juga bahwa objek hukum merupakan segala sesuatu
yang berguna dan dapat dimanfaatkan oleh Subjek Hukum (Manusia atau
Badan Hukum). Biasanya Objek Hukum inilah nantinya menjadi sumber
masalah hukum yang terjadi antar subjek hukum. Secara umum yang
dimaksud Objek Hukum adalah Barang atau Benda.

Anda mungkin juga menyukai