Pendekatan Menejemen Kelas
Pendekatan Menejemen Kelas
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
TIYA ANNISA
YUNDA SARI
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah yang menganugrahkan Al-
Qur’an sebagai hudan li al-nas (petunjuk bagi seluruh manusia) dan rohmatan lil ‘alamin
(rahmat bagi seluruh alam). Dialah yang telah mengumpulkan Al-Qur’an dalam dada Nabi
Muhammad SAW sampai kesucian-Nya dapat sampai kepada kita hari ini atas izin Allah
SWT.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang lain, khususnya bagi penulis
sendiri. Kritik dan saran dari pembaca akan sangat perlu untuk memperbaiki penyusunan
makalah dan akan diterima dengan senang hati. Serta semoga makalah ini tercatat sebagai
amal shaleh dan menjadi motivator bagi penulis untuk menyusun makalah yang lebih baik
dan bermanfaat. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Kesimpulan........................................................................................................ 11
B. Saran.................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik. Hal itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas
sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Masalah pengajaran
berkaitan dengan segala usaha untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran,
sedangkan masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
3. Mengetahui pengaruh apa saja yang dapat digunakan dalam manajemen kelas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam dalam
proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
bersifat umum. Adapun pendekatan merupakan unsur penting yang harus dikuasai pengajar
sebelum mempersiapkan perencanaan .
Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka acuan pendekatan-
pendekatan kelas, sebab didalam penggunaannya ia harus terlebih dahulu meyakinkan bahwa
pendekatan yang dipilihnya untuk menangani sesuatu kasus pengelolan kelas merupakan
alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat masalahnya. Artinya seorang guru terlebih
dahulu harus menetapkan bahwa penggunaan sesuatu Artinya seorang guru terlebih dahulu
harus menetapkan bahwa penggunaan sesuatu pendekatan memang cocok dengan hakikat
masalah yang ingin ditanggulangi. Ini tentu tidak dimaksudkan mengatakan bahwa seorang
guru akan berhasil baik setiap kali menangani kasus pengelolaan kelas. Sebaliknnya,
keprofesionalan cara kerja seorang guru adalah demikian sehingga apabila alternatif
tindakannya yang pertama tidak memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, maka ia
masih mampu melakukan analisis ulang terhadap situasi untuk kemudian tiba pada alternatif
pendekat yang kedua dan seterusnya.
B. Macam-macam Pendekatan
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai
faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah
untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individu.
Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka
pengelolaan kelas. Syaiful Bahri Djamarah menyebutkan ada berbagai pendekatan sebagai
berikut:
1. Pendekatan kekuasaan
Pengelolan kelas diartikan sebgai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
Peranan guru disisni adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalm kelas.
Kedisiplina adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di
3
dalamnya ada kekuasaan dan norma yng mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui
kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
2. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan adalah juga sebagai suatu
proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak
didik dilkukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan
memaksa.
3. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan dirtikn secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas
untuk mengerjakan suatu kapan aja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan
semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4. Pendekatan Resep
Pendekatan resep ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapatt menggambarkan
apa yang harus dan apa yang harus tidak boleh dikrjakan oleh guru dalam mereaksi semua
masalah atau situasi yang terjadi dikelas.
5. Pendekatan pengajaran
Pendekatan ini didasarkan suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksaan
akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu
bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar
untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru
adalah merencanakan an mengimplementasikan pelajaran yang baik.
6. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan terapai secara mksimal apabila hubungan antar pribadi
yang baik berkembabng di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru
dan siswa serta hubungan antar siswa. Di dalam ini guru merupakan kunci pengembangan
hubungan tersebut.
4
7. Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan ini peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama
kelompok. Pengelolan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk
menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok produktif,
dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi kelas agar tetap baik.
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa pengelolaan kelas yang efektif
memerlukan hubungan positif dengan antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa.
Pendekatan iklim sosio-emosional akan tercapai secr maksimal apabila hubungan antar
pribadi yang baik berkembang di dalam kelas.
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama
kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk
menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang
produktif, selain itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk
menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi,
mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.
Menurut Richard A. Schmuk & Patricia A. Schmuck (dalam Y. Padmono, 2011) untuk
mengelola kelas diperlukan adanya:
1. Pengharapan
Jika siswa merasa guru mengharapkan mereka berkelakuan buruk, sangat mungkin
mereka akan berkelakuan buruk, sebaliknya jika siswa merasa guru mengharapkan mereka
berkelakuan baik, memungkinkan pula siswa akan berkelakuan baik.
2. Kepemimpinan
Guru memiliki kesempatan yang besar untuk menjadi pemimpin di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya, akan tetapi kelas lebih efektif jika kepemimpinan dapat
dijalankan oleh guru dan siswa. Guru meningkatkan mutu interaksi dan produktifitas
kelompok dengan melatih siswa mengembangkan kemampuan kepemimpinan.
5
3. Daya tarik
Mengacu pada persahabatan dalam kelompok kelas. Pengelolaan kelas efektif adalah
pengelolaan yang membantu mengembangkan hubungan baik antara perorangan di antara
anggota kelompok.
4. Norma-norma
5. Komunikasi
6. Kesatuan
Kelompok kelas akan efektif jika sebagian besar anggotanya termasuk guru sangat
tertarik pada kelompok sebagai satu kesatuan. Guru dapat menciptakan kelompok kelas yang
bersatu dengan membuat diskusi tentang penghargaan, dengan penyebaran kepemimpinan,
mengembangkan persahabatan kelompok, dan sering menggunakan arus komunikasi dua
arah.
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreativitas, dan
inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi
yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan
salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dua atau ketiga
pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu
pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki
potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses
belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas
pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan, selama maksud dan penggunaannya untuk
6
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar
mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
1. Fokus utama pendekatan ini terletak pada perilaku efektif guru dalam mengelola
perilaku dan perbuatan siswa, khususnya berkaitan dengan:
4. Hubungan guru-siswa
Untuk mengatasi masalah dalam pengelolaan kelas di atas, ada beberapa pendekatan yang
dapat dilakukan,diantaranya sebagai berikut:
7
a. Behavior – Modification Approach (Behaviorism Apparoach)
Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa perilaku “baik” dan
“buruk” individu merupakan hasil belajar.Upaya memodifikasi perilaku dalam mengelola
kelas dilakukan melalui pemberian positive reinforcement (untuk membina perilaku positif)
dan negative reinforcement (untuk mengurangi perilaku negatif). Namun demikian, dalam
penggunaan reinforcement negatif seyogyanya dilakukan secara hati-hati, karena jika tidak
tepat malah hanya akan menimbulkan masalah baru.
Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa proses belajar
mengajar yang baik didasari oleh adanya hubungan interpersonal yang baik antara peserta
didik – guru dan atau peserta didik – peserta didik dan guru menduduki posisi penting bagi
terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik.
Dalam hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap tulus dari guru (realness,
genuiness, congruence); menerima dan menghargai peserta didik sebagai manusia
(acceptance, prizing, caring, trust) dan mengerti dari sudut pandangan peserta didik sendiri
(emphatic understanding).
Selain itu juga dikemukakan William Glasser bahwa guru sebaiknya membantu
mengarahkan peserta didik untuk mendeskripsikan masalah yang dihadapi; menganalisis dan
menilai masalah; menyusun rencana pemecahannya; mengarahkan peserta didik agar
committedterhadap rencana yang telah dibuat memupuk keberanian menanggung akibat
“kurang menyenangkan”; serta membantu peserta didik membuat rencana penyelesaian baru
yang lebih baik.
8
mengambil keputusan dengan segala konsekuensinya; dan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menghayati tata aturan masyarakat
Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa pengalaman belajar
berlangsung dalam konteks kelompok sosial dan tugas guru adalah membina dan memelihara
kelompok yang produktif dan kohesif.
(b) Leadership
(d) norm
(d) communication
(e) cohesiveness.
d. Pendekatan Otoriter
Pandangan yang otoriter dalam pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan guru
untuk nienciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas. Pengelolaan kelas sebagai
proses untuk mengontrol tingkah laku siswa ke arah disiplin. Bila timbul masalah-masalah
yang merusak ketertiban atau kedisplinan kelas, maka perlu adanya pendekatan:
9
e. Pendekatan Permisif
4. Menukar dan mengganti susunan kelompok tanpa melalui prosedur yang sebenarnya
Sekali lagi pengajar memandang peserta didik telah mampu melakukan sesuatu
dengan prosedur yang benar.“Biarlah mereka bekerja sendiri dengan bebas”, demikian
pegangan pengajar dalam mengelola kelas.Lebih kurang menguntungkan lagi kalau selama
peserta didik bekerja sendiri, pengajar juga aktif mengerjakan tugas sendiri dan pada saat
waktu habis baru ditanyakan atau disusun.Percaya atau tidak bahwa hasil bekerja peserta
didik belum memadai dan kurang terarah Akibat yang sering terjadi peserta didik merasa
telah benar dengan tingkah laku dalam pengerjaan tugas, telah bertanggung jawab dalam
kelompok atau kelas itu.Tapi ternyata setelah dibandingkan dengan kelompok lainnya kurang
atau malahan lebih rendah.Kedua pendekatan inipun kurang menguntungkan, tanpa kontrol
dan pengajar bersikap serta memandang ringan terhadap gejala-gejala yang muncul.Pihak
pengajar dan peserta didik tampak bebas, kurang memikat.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam
proses pembelajaran yang merujuk pada pandangna tentang terjadinya suatu proses yang
bersifat umum. Dalam hal ini terdapat sepuuluh pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan
otoriter, pendekatan intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan resep, pendekatan
intruksional, pendekatan perubahan perilaku, pendekatan iklim sosio-emosional, pendekatan
proses kelompok, pendekatan eklektik, pendekatan analitik dan pluralistik,. Dengan adanya
pendekatan pembelajaran, guru dapat lebih menguasai kelas dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan tersebut.
B. SARAN
Dalam pelaksanaan manajemen kelas tetunya banyak cara atau pendekatan yang
dilakukan yangg kemudian diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih ditingkatkan lagi.
Untuk itu, seorang guru harus pandai dalam memilih dan melaksanakan pendekatan yang ada
agar sesuai dengan situasi dan kondisi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Mudasir.2011. manajemen kelas. Pekanbaru: zanafa publishing. Hlm 29-30 cetakan ke-1
http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/pendekatan-manajemen-kelas.html
https://fathimah1.wordpress.com/2013/06/27/pendekatan-manajemen-kelas/
[1] Mudasir.2011. manajemen kelas. Pekanbaru: zanafa publishing. Hlm 29-30 cetakan ke 1
[2] Mudasir.2011. manajemen kelas. Pekanbaru: zanafa publishing. Hlm 29-30 cetakan ke 1
12