Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam pada dasarnya bersifat teratur, terstruktur dan simetri. Alam mencakup benda
alam dan "benda" konsep dalam gagasan manusia. Dalam penelitian ilmu alam,
kebenaran ilmu haruslah positif, memusatkan perhatian pada gejala yang nyata dan
konkret tanpa halangan dari pertimbangan lainnya (Soekanto, 1997: 444). Untuk itu,
penelitian didefinisikan sebagai penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan
kritis, tentang fenomena-fenomena alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-
hipotesis tentang hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena
itu.  Secara historis, pendekatan ini diilhami oleh pemikiran tokoh-tokoh filsafat
seperti Rene Descartes, Auguste Comte dan John Dewey.
Manusia mempunyai tahap perkembangan mulai dari tahap teologis, metafisik sampai
positif. Kebenaran ilmu dicapai pada tahap positif, sehingga ilmu harus memusatkan
perhatian pada gejala yang nyata dan konkret. Paham positivisme ini mengatakan
bahwa perilaku masyarakat manusia memiliki kesesuaian dengan kondisi alam
(isomorphism). Sebagaimana dengan gejala alam, manusia bersifat terstruktur dan
dapat diramalkan. Alam, termasuk manusia, diciptakan sebagai sebuah keserasian.
Keserasian itu dapat dilihat dari berbagai gejala alam seperti berjuta-juta planet
termasuk bumi yang mengitari matahari pada wilayah orbitnya dengan tidak pernah
saling berbenturan, lingkaran dalam batang pohori memberi petunjuk mengenai usia
pohon yang bersangkutan, ujung jarum apabila diperbesar dengan suatu alat akan
terlihat seperti bintik-bintik yang teratur dan indah, bawang terbungkus dengan
kulitnya membangun sebuah bentuk yang sangat simetri, dan sebagainya. Hukum-
hukum alam ini mempengaruhi usaha untuk memahami masyarakat manusia. Perilaku
manusia diasumsikan sebagai sebuah keteraturan yang dapat diuji, diramalkan dan
digeneralisasikan. Pengaruh itu terlihat dalam konsep dan metode.
Pengaruh ilmu alam dalam konsep ilmu psikologi dan pendidikan terdapat dalam
konsep heriditas yang diadopsi dari eksperimen Morgan dalam lapangan biologi, teori
psikologi medan diambil dari teori medan magnet, teori belajar kuantum berasal dari
fisika kuantum, konsep individu, stimulus dan respons, juga merupakan konsep-
konsep dalam ilmu alam yaitu teori atom. Pengaruh ilmu alam dalam metode
penelitian psikologi dan pendidikan terlihat dalam penggunaan metode observasi yang
diambil dari cara yang digunakan dalam ilmu astronomi, asumsi normalitas dalam
pengukuran psikologis, prosedur sampling, analisa kuantitatif, metode eksperimen,
perlunya definisi operasional, dan sebagainya.
Usaha pengukuran untuk mengubah kualitas menjadi kuantitas dilakukan terhadap
tanda-tanda perilaku dalam variabel. Benda alam tidaklah diukur hakikatnya, tetapi
"perilaku" yang dapat diindera. Benda konsep tidak diukur dalam hakikat konseptual
variabel, tapi dalam indikator yang menjadi tanda-tanda perilaku dalam variabel.
Perilaku itu diperoleh melalui proses belajar, sehingga pengukuran merupakan
kegiatan mengukur hasil belajar dalam variabel yang diteliti. Pengalaman dari proses
belajar merupakan hasil belajar yang bersifat objektif dan dapat diukur. Misalnya
kepandaian diukur berdasarkan tanda-tanda perilaku yang dimiliki oleh orang yang
pandai, yaitu kemampuan menjawab dengan benar tes yang diberikan
kepadanya. Tingkat demokratisme guru adalah perilaku yang dilakukan dalam,
mengambil keputusan, memberi perintah, dan menilai hasil kerja siswa.
Pemanfaatan instrumen sebagai alat ukur dalam penelitian kuantitatif menjadi sangat
menentukan. Perkembangan alat ukur berjalan searah dengan perkembangan ilmu.
Berkembangnya alat-alat pengukuran mendorong penemuan-penemuan ilmiah, dan
penemuan-penemuan ilmiah mendorong usaha untuk mengembangkan alat-alat ukur
baru. Usaha untuk memahami bintang-bintang menimbulkan usaha untuk
menciptakan teropong bintang dan penemuan teropong bintang mendorong
penemuan-penemuan besar dalam lapangan astronomi. Begitulah hal itu terjadi secara
komplementer.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian kuantitatif?
2. Apa tujuan penelitian kuantitatif?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penelitian kuantitatif?
4. Bagaimana ciri-ciri penelitian kuantitatif?
5. Bagaimana proses pengukuran penelitian kuantitatif?
6. Bagaimana analisis penelitian kualintatif?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian penelitian kuantitatif
2. Mengetahui Tujuan penelitian kuantitatif
3. Mengetahui Kelebihan dan kekurangan penelitian kuantitatif
4. Mengetahui Ciri-ciri penelitian kuantitatif
5. Mengetahui Proses pengukuran penelitian kuantitatif
6. Mengetahui analisis penelitian kualintatif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif lebih diarahkan
untuk meneguhkan teori (confirmatory analysis). Alur logika penelitian kuantitatif
dimulai dari mengkaji teori yang sudah ada, mendefinisikan, melakukan fisikalisasi
dan mengukur untuk mengumpulkan data di lapangan, kemudian menganalisis secara
statistik untuk menolak atau menerima kebenaran teori. Penelitian kuantitatif adalah
definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah
berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah
pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan
mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa
mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang
lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka
79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah
dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian
kuantitatif.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode
ini disebut juga metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini
juga disebut metode discovery, karena dengan metodeini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis berupa statistik.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiyah,
( sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara Purposive dan Snowbaal,
teknik pengumpulan dengan tri anggulasi ( gabungan, analisis data bersifat induktif /
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.[4]
B. Tujuan
Tujuan penelitian kuantitatif yaitu untuk menjelaskan, meramalkan, atau mengira-
ngira dan mengontrol kejadian melalui pengumpulan data yang terfokus dari data
numerik.
Untuk menguji teori melalui proses berpikir deduktif (umum-khusus).
C. Kelebihan dan kekurangan penelitian kuantitatif
Tidak ada model penelitian yang cocok untuk semua masalah pendidikan yang akan
dipecahkan. Penelitian kuantitatif mempunyai kekuatan digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang bersifat hasil dari proses yang dihentikan, namun tidak
efektif digunakan dalam penelitian yang mempersoalkan tentang proses yang berjalan,
dinamika, dan interaksi. Oleh karena itu, di samping mempunyai keunggulan,
penelitian kuantitatif juga mempunyai beberapa kelemahan.
1. Kelebihan metode penelitian kuantitatif
Suryabrata menjelaskan beberapa kekuatan metode penelitian kuantitatif yaitu : 
a. Memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara eksak.
b. mengikuti tata pikir dan tata kerja yang pasti dan konsisten.
c. Data dapat diringkas dengan cara dan bentuk yang lebih bermakna dan lebih
mudah dianalisis.
d. Memungkinkan penggunaan teknik analisis statistic dan matematis yang dapat
diandalkan dalam penelitian ilmiah.
e. hasil penelitian yang diperoleh memiliki komunikabilitas yang tinggi.
f. Penelitian kuantitatif mempunyai keunggulan dalam menegakkan
objektivitas. Kebenaran diterima secara sepakat oleh para pengamat, sehingga
kesimpulan yang dicapainya kuat.
2. Kekurangan metode penelitian kuantitatif
a. Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi)
b. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka
kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
c. Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk
menganalisis data yang populasi atau sampelnya sama.
d. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang
jumlahnya sedikit.
D. Ciri-ciri penelitian kuantitatif
a. Sifat realitasnya dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur.
b. Hubungan peneliti dengan yang diteliti independen, supaya terbangun
objektivitas.
c. Hubungan variabelnya sebab-akibat (kausal)
d. Cenderung membuat generalisasi
e. Cenderung bebas nilai.
E. Proses Pengukuran
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal
ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
F. Proses penelitian Kuantitatif
Pada umumnya statistik dibagi dua, yaitu (1) statistik deskriptif, (2) statistik
inferensial. Analisis statistik deskriptif biasanya dipergunakan kalau tujuan
penelitianya untuk penjajagan atau pendahuluan,tidak menarik kesimpulan,hanya
memberikan gambaran/deskripsi tentang data yang ada.analisis statistik infarasial
dipergunakan jika peneliti akan memberikan interprestasi menjenai data, atau ingin
menarik kesimpulan dari data yang dihasilkan.Untuk kepentingan analisis data,
bagaimanapun bentuknya data, perlu ada prosedurnya. Prosedur yang sering
dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Data
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan data:
a) hanya memasukkan data yang penting dan benar-benar dibutuhkkan
b) hanya memasukkan data yang bersifat obyektif
c) hanya memasukkan data yang autentik
d) perlu dibedakan antara data informasi dengan kesan pribadi responden.
b. Pengolahan Data
Kegiatan pengolahan data terdiri dari :
1) Pengklasifikasian data, yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban itu ke
dalam kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas. pengklarifikasian
perangkat kategori itu penyusunannya harus memenuhi bahwa setiap
perangkat kategori dibuat dengan mendasarkan kriterium yang tunggal, bahwa
setiap perangat kategori harus dibuat lengkap, sehingga tidak ada satupun
jawaban responden yang tidak mendapat tempat, dan kategori yang satu
dengan yang lain harus terpisah secara jelas tidak saling tumpang tindih
2) Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan
jalan menandai masing-masing kode tertentu.Bila analisis kuantitatif maka
kode yg diberikan adalah angka.bila angka itu berlaku sebagai skala
pengukuran maka disebut skor
3) Tabulasi, yaitu usaha penyajian data,terutama pengolahan data yg akan
memjurus analisis kuantitatif,biasanya menggunakan tabel,baik tabel distribusi
frekuensi maupun tabel silang.

Berdasarkan data yg diperoleh, peneliti akan menarik kesimpulan menjawab


problemantik atau hipotesis atau tujuan penelitian yang diajukan.jika analisis data
dilakukan dengan secara statistik,dari uji statistik yang telah
dilakukan kemungkinan kesimpulannya berikut ini:

1) Hubungan antara variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-


sampel yang diteliti sangat signifikan atau signifikan.
2) Hubungan antara varibel-varibel yang diteliti atau perbedaan antara sampel-
sampel yang diteliti tidak signifikan (Sutrisno Hadi,1981 23-24).

Dalam kemungkinan hasil yang pertama, kemungkinan besar hipotesis


alternatifnya diterima (hipotesis nihil ditolak). Menerima hipotesis alternatif
berarti adanya dugaan hubungan atau adanya perbedaan dinyatakan terbukti.
Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yg kedua, hipotesis alternatifnya dinyatakan
tidak terbukti.

Kesimpulan, yaitu hasil uji statistik, belumlah merupakan produk terakhir dari


suatu penelitian ilmiah. Pembahasan itu menjadi sangat penting jika ternyata
hipotesis penelitiannya tidak dapat dibuktikan. Dalam keadaan demikian
penelitian berkewajiban mengkaji kemungkinan sebab-sebab tidak terbuktinya
hipotesis. Beberapa sumber tidak terbuktinya hipotesis dapat dicari dari:

1. Landasan teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis sudah kedaluarsa;


sudah kurang sahih, atau kurang adekuat.
2. Sampel penelitian terlalu kecil.
3. Sampel penelitian tidak diambil secara rambang.
4. Kurang cermatnya mengeleminasi atau menetralisasi variabel-variabel luar
atau ekstrameus.
5. Instrumen atau metode pengumpulan data tidak sahih dan tidak terandalkan.
6. Rancangan penelitian yang digunakan tidak tepat.
7. Perhitungan-perhitungan dalam analisisnya kurang cermat.
8. Hipotesisnya sendiri yang ”palsu”, dan kenyataannya bertentangan dengan
hipotesis itu (SutrisnoHadi, 1981).

Dalam hubungan dengan kemungkinan tidak terbuktinya hipotesis perlu


dikemukakan bahwa dalam penelitian suatu hipotesis tidak terbukti, itu tidak
berarti bahwa penelitiannya gagal. Sering kali suatu penelitian terdiri dari
beberapa hipotesis dan tidak terbuktinya satu atau dua hipotesis memang jarang
terjadi. Walaupun penelitiannya hanya terdiri dari satu hipotesis, tidak terbuktinya
hipotesis itupun tidak berarti menggagalkan seluruh penelitian. Yang penting
peneliti, dalam hal ini, dapat mengemukakan keterangan atau alasan yang kuat
mengenai kemungkinan-kemungkinan sebab tidak terbuktinya hipotesis tersebut
dalam pembahasan atau diskusi hasil analisisnya. Memang cukup berat bagi
peneliti untuk ”mengakui”, misalnya bahwa instrumen kurang sahih, sampling
kurang representatif, pengontrolan variabel ekstraneus kurang cermat, atau
landasan teori-teorinya kurang adekuat. Kemungkinan tidak terbuktinya hipotesis
ini hendaknya mengingatkan kepada peneliti agar semua kemungkinan sebab-
sebab itu ditutup bocornya sebelum penelitian dilakukan. Jika saja setelah usaha
optimal dan hasilnya memang demikian, peneliti tinggal  menggali beberapa
kemungkinan sebabnya yang secara metodologik lebih dapat
dipertanggungjawabkan, misalnya kurang besarnya sampel atau kemungkinan
tidak sahihnya teori-teori yang ada, sebab seperti telah diketahui bahwa lahirnya
teori baru adalah dari kemungkinan yang terakhir ini. Untuk analisis bukan
statistik, barang kali komponen hasil dikusi dan konklusi itu bergabung menjadi
satu. Artinya hasil analisis adalah sekaligus konklusi penelitian,        ebagian dari
konsep-konsep yang dibicarakan dalam hasil analisis statistik diatas tentunya
berlaku juga untuk hasil analisis yang bukan statistik.

G. Analisis Data Kuantitatif


Salah satu metode kuantitatif yang banyak digunakan untuk analisis data adalah
dengan menggunakan statistika. Statistika dalam penelitian kuantitatif dikategorikan
ke dalam dua bagian, yaitu: Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial.
1) Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif juga disebut analisis sederhana, karena memang masih tahap
awal analisis statistik yang hanya menggambarkan secara lebih jelas data yang
disajikan. Penyajian data ini biasa dilakukan dengan tabel dan grafik, ukuran
tendensi pusat, dan ukuran variabilitas data.
a) Tabel dan Grafik
Teknik ini mungkin merupakan teknik yang paling mudah dan paling banyak
digunakan untuk mendeskripsikan data. Distribusi frekuensi mengindikasikan
jumlah dan persentase responden, obyek yang masuk ke dalam kategori yang
ada. Teknik ini biasanya digunakan untuk memberikan informasi awal dalam
penelitian tentang obyek atau responden.
b) Ukuran Tendensi Pusat data
Ukuran pemusatan data memperlihatkan suatu ukuran kecenderungan skor
dalam suatu kelompok data. Terdapat tiga jenis ukuran kecenderungan
pemusatan data (central tendency) yang sering digunakan dalam
mendeskripsikan data kuantitatif yaitu rata-rata, media, dan modus. Ukuran
tersebut sering digunakan untuk menggambarkan karakteristik kelompok data
tanpa harus menunjukkan semua data yang ada dalam kelompok tersebut.
Misalnya, dengan menyebutkan rata-ratanya sudah terjelaskan gambaran
umum suatu kelompok data.
1) Modus
Modus (mode) adalah data yang paling sering muncul pada suatu distribusi
dalam satu kelompok data. Dalam contoh yang ditujukkanpada tabel 3.6,
modusnya adalah 6 yang muncul 3 kali (terbany akdibandingkan nilai lain
yang hanya muncul satu kali dan dua kali). Modus dapat digunakan pada
data yang berskala nominal, ordinal,interval dan rasio. Jika datanya
berbentuk ordinal dapat digunakanukuran median.
2) Median
Median atau nilai tengah diperoleh dengan cara mengurutkan data mulai
dari skor terkecil sampai tertinggi dalam satu kelompokkemudian dicari
nilai tengahnya. Jika jumlah anggota kelompoknya ganjil misalnya 9, maka
median adalah skor pada urutan ke 5. Jikajumlah anggota kelompoknya
genap misalnya 10, maka median adalah skor hasil penjumlahan skor
urutan ke 5 dan ke 6 dibagi dua.
3) Mean (Rata-rata)
Rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh data dalam satu
kelompok kemudian dibagi dengan jumlah anggota kelompok tersebut.
Mean berfungsi untuk mengetahui kemampuan/potensi/prestasi kelompok.
Mean juga berguna untuk analisis lebih lanjut terutama t-test dan uji
normalitas.
2)  Statistik Inferensial
Salah satu bagian penting dari statistik inferensial adalah pengujian hipotesis.
Ada dua macam hipoteses, yaitu: Hipotesis Nol (simbul Ho) yaitu suatu
pernyataan yang menunjukkan kesamaan atau tidak berbeda. Sebagai lawannya
adalah hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (simbol Ha) yang menunjukkan
perbedaan atau tidak sama.
a) Korelasi
Metode ini menggambarkan secara kuantitatif asosiasi ataupun relasi satu
variabel interval dengan variabel interval lainnya. Sebagai contoh kita dapat
lihat relasi hipotetikal antara lamanya waktu belajar dengan nilai ujian tinggi.
Korelasi diukur dengan suatu koefisien (r) yang mengindikasikan seberapa
banyak relasi antar dua variabel. Daerah nilai yang mungkin adalah +1.00
sampai -1.00. Dengan +1.00 menyatakan hubungan yang sangat erat,
sedangkan -1.00 menyatakan hubungan negatif yang erat.
Berikut ini adalah panduan untuk nilai korelasi tersebut :
+ atau - 0.80 hingga 1.00    korelasi sangat tinggi
0.60 hingga 0.79       korelasi tinggi
0.40 hingga 0.59       korelasi moderat
0.20 hingga 0.39       korelasi rendah
0.01 hingga 0.19       korelasi sangat rendah
Satu hal yang perlu diingat adalah "korelasi tidak menyatakan hubungan
sebab-akibat". Dari contoh di atas, korelasi hanya menyatakan bahwa ada
relasi antara lamanya waktu belajar dengan nilai ujian tinggi, namun bukan
"lamanya waktu belajar menyebabkan nilai ujian tinggi".
b) Regresi
Regresi digunakan ketika periset ingin memprediksi hasil atas variabel-
variabel tertentu dengan menggunakan variabel lain. Dalam bentuknya yang
paling sederhana yang hanya melibatkan dua buah variabel, yaitu variabel
bebas (independent) dan variabel terikat (dependent), misalnya lama waktu
belajar dengan nilai ujian. Regresi sederhana berusaha memprakirakan nilai
ujian dengan lamanya waktu belajar.  Analisis regresi mengindikasikan
kepentingan relatif satu atau lebih variabel dalam memprediksi variabel
lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif lebih diarahkan untuk
meneguhkan teori (confirmatory analysis). Yang mana tujuan penelitian kuantitatif yaitu
untuk menjelaskan, meramalkan, atau mengira-ngira dan mengontrol kejadian melalui
pengumpulan data yang terfokus dari data numerik. Metode penelitian ini mempunyai
kelemahannya sendiri. Sedangkan Proses penelitian Kuantitatif Pada umumnya statistik
dibagi dua, yaitu (1) statistik deskriptif, (2) statistik inferensial. Analisis statistik
deskriptif biasanya dipergunakan kalau tujuan penelitianya untuk penjajagan atau
pendahuluan,tidak menarik kesimpulan,hanya memberikan gambaran/deskripsi tentang
data yang ada.analisis statistik infarasial dipergunakan jika peneliti akan memberikan
interprestasi menjenai data, atau ingin menarik kesimpulan dari data yang
dihasilkan.Untuk kepentingan analisis data, bagaimanapun bentuknya data, perlu ada
prosedurnya. Serta menggunakan analisis data kuantitatif ,yaitu (1). Statistika Deskriptif
dan (2). Statistika Inferensial.
DAFTAR PUSTAKA

http:// Penelitian kuantitatif - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D,


(Bandung: AFFABETA, 2012)

http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/16/apa-maksud-dan-tujuan-metode-penelitian-
kuantitatif-itu-ya-319380.html

Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar metodologi: Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta:


PT. Raja Grafindo, 1996)

http://skripsidanpenelitian.blogspot.com/2013/06/kelebihan-dan-kekurangan-penelitian-
kuantitatif.html

http://fitrirahmiku.blogspot.com/2013/01/tugas-makalah-kelompok-mp3m-penelitian.html

Sukanto. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:


Bumi Aksara. Hal. : 444

Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sutrisno, Hadi. 1981. Metodologi Penelitian kualintatif. bandung: Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai