Mata Kuliah Askeb Pada Perempuan Dan Anak Dengan Kondisi Rentan
Dosen pengampu: Supiani,S.ST,M.Kes
Di Susun Oleh :
Yulian Purnamasari
Vaice Lestari
Admiyanti
Ni Made Megaputri S
Nurul Qamar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya,sehingga kami dapat menyelesaikanmakalah ini,guna menyelesaikan tugas
kelompok mata kuliah askeb pada perempuan dan anak dengan kondisi rentan yang
membahas tentang kebutuhan khusus pada permasalahan ekonomi seperti kemiskinan
dan anak banyaktepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar besarnya dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan,bimbingan,arahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada waktunya
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Tapi kami
menyadari didalam makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan,oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan
di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi semua pihak
terutama bagi kami tim penulis,dan para pembaca.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 3
A. Latar Belakang .............................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................ 4
C. Tujuan Pembahasan ..................................................... 5
BAB II Isi
I. Kebutuhan pada permasalahan ekonomi kemiskinan....6
II. Kebutuhan pada permasalahan ekonomi anak banyak.......24
Bab III PENUTUP ......................................................................... 30
Kesimpulan ..................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 31
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu contoh masalah sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi
adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah sosial serius yang dihadapi
oleh pemerintah Indonesia. Meskipun telah berjuang puluhan tahun untuk
membebaskan diri dari kemiskinan, kenyataan memperlihatkan bahwa sampai
saat ini Indonesia belum bisa melepaskan diri dari belenggu masalah
kemiskinan.
Bank Dunia mengukur tingkat kemiskinan didunia ini dengan batas Upper
Middle-Income Class (UMIC) dengan pendapatan US$ 5,5 (setara Rp 77 ribu)
per hari. Hasilnya, jumlah penduduk miskin di bawah garis ini justru naik menjadi
24 persen pada Oktober 2019, lebih tinggi dari April 2019 yang sebesar 23,7
persen
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kemiskinan?
2. Apa jenis kemiskinan?
3. Apa penyebab kemiskinan?
4. Apa aspek akses penyebab kemiskinan pada perempuan?
5. Apa bentuk penindasan pada perempuan yang dapat memperparah
kemiskinan?
6. Apa indikator keadilan yang berbasis ketimpangan gender?
7. Apa pengertian dampak kemiskinan?
8. Apa instrumen penanggulangan kemiskinan secara umum?
9. Apa program untuk menanggulangi kemiskinan pada perempuan?
10. Apa pengertian anak banyak?
11. Faktor yang mempengaruhi anak banyak?
12. Apa dampak bila anak banyak?
13. Apa upaya mengatasi anak banyak?
14. Apa saja peran bidan untuk mengantisipasi anak banyak pada perempuan?
5
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasannya adalah:
1) untuk mengetahui penyebab dan dampak kemiskinan pada perempuan
serta faktor apa saja yang mempengaruhi sehingga terjadi kemiskinan
pada perempuan
2) Untuk mengetahui penyebab banyak anak dan faktor yang mempengaruhi
6
BAB II
1.KEMISKINAN
A. Pengertian Kemiskinan
B. Jenis kemiskinan
ditetapkan oleh negara. Atau bisa juga diartikan seperti keadaan individu
yang penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan primernya.
c. Kemiskinan Relatifadalah kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijakan
pembangunan yang belum merata sehingga belum dapat menjangkau
seluruh masyarakat. Oleh sebab itu, di sebagian daerah ada penduduknya
yang memiliki ketimpangan pendapatan
d. Kemiskinan Alamiah adalah kemiskinan dikarenakan langkanya sumber daya
alam yang menyebabkan produktivitas rendah. Contoh: Masyarakat yang
berada di wilayah benua Afrika.
e. Kemiskinan Kulturaladalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan
masyarakat yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung,
pemikiran, maupun cara kerja. Contoh kemiskinan kultural yang banyak
terjadi di masyarakat sebagai berikut:
• Malas
• Etos kerja yang rendah
• Mudah menyerah pada nasib
• Budaya masyarakat yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme
• Menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
• Menggantungkan bantuan dari pihak lain, termasuk pemerintah
• Minder
• Suka foya-foya dan konsumtif berlebihan
• Suka mencuri dan memilih jalan pintas untuk sukses
• Mengandalkan harta warisan orang tua
• Tidak berdiri di atas kaki sendiri alias tidak mandiri
f. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang berasal dari struktur sosial yang
tersemat pada golongan masyarakat tertentu dan memungkinan terjadinya
kondisi di mana mereka tidak dapat menggunakan sumber daya yang
sebenarnya tersedia untuk mereka.
8
C. Penyebab Kemiskinan
Secara Umum penyebab kemiskinan adalah:
a. Kurang Tersedia Lapangan Kerja
Individu yang tidak memiliki pekerjaan yang baik, tetap, dan kontinu,
tentu akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Jangankan mencukupi kebutuhan sekunder hingga tersier, kebutuhan primer
saja susah untuk dipenuhi.Bisa dibayangkan jika kondisi ini terjadi pada
individu-individu lain dalam jumlah yang besar. Negara tersebut pasti
menghadapi masalah kemiskinan yang serius.Oleh karena itu, pemerintah
sudah seharusnya mengelola ketersediaan lapangan kerja dengan baik dan
meningkatkan jumlah entrepreneur-entrepreneur yang handal dan memiliki
rasa nasionalisme yang tinggi. Sehingga stock lapangan kerja bisa
menampung banyaknya tenaga kerja
b. Terjadi Konflik atau Kerusuhan
Terjadinya konflik atau kerusuhan dapat mengganggu kestabilan negara,
baik dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan
keamanan. Kerusuhan dapat menurunkan produktivitas masyarakat sehingga
perdagangan domestik dan ekspor menjadi lesu. Hal ini akan berakibat pada
melambungnya harga pada beberapa barang atau jasa.
9
g. Minimnya Infrastruktur
Kondisi jalan yang buruk, daratan terpisah dari perairan karena tidak adanya
jembatan, minimnya informasi karena keterbatasan koneksi internet,
minimnya transportasi umum, dan lain sebagainya.Hal-hal tersebut tentu saja
akan mengganggu aktivitas ekonomi. Kondisi tersebut dapat mengurangi
kemampuan untuk berkompetisi dengan rival-rival lainnya.Ketertinggalan
tersebut dapat menurunkan daya saing dan berujung pada kemiskinan.
dan arti diri seperti yang dimiliki kaum profesional. Kaum profesional
memiliki semua hal tersebut karena memiliki tingkat pendidikan yang
memadai yang mampu mencerna konsep dan simbol. Kaum profesional
bukan saja memiliki keahlian, juga memiliki harga diri yang dapat melihat
atasan sebagai kolega atau paling tidak, ada mekanisme dimana ia
sebagai bawahan dijamin hak-haknya sebagai pekerja. Dinamika
profesionalisme yang bermain dalam masyarakat seringkali membawa
kemuka persoalan rasisme dan seksisme. Artinya ketika kualifikasi tidak
menjadi masalah, hal kedua yang dinilai dalah ras, etnis manakah dia
bersal? pertanyaan berikutnya adalah termasuk jenis kelamin apakah
dia?. Ketidakberdayaan disini bermain di tingkat semua level.
c. Marjinalisasi. Bentuk ini adalah bentuk penindasan yang berbahaya.
Marjinalisasi dapat terjadi dalam hal pekerjaan, misalnya pada mereka
yang sudah tua, single mother, etnis minoritas ,mereka yang tidak diterima
karena faktor usia bahkan tinggi badan serta kerupawanan, kulit, menjadi
faktor sesorang diterima bekerja atau tidak. Mrjinalisai ini bisa
berhubungan dengan uang.
d. Imperiaslisme kultural. Kelompok perempuan sangat jeli dalam melihat
dominasi kultural yang sedang terjadi pada permasalahan perempuan.
Iklan-iklan kulit pemutih misalnya, memberikan pesan dan definisi cantik
yang universal, atau pemakaian baju-baju tertentu, yang diwajibkan dalam
aera tertentu membawa budaya luar masuk pada relung kehidupan lokal,
Mengalami imperaialisme budaya berarti mengalami bagaimana makna-
makna dominan dalam masyarakat diredupkan dalam perspektif kelompok
yang dominan dengan cara melakukan stereotip.
e. Kekerasan. Kelompok yang tertindas dengan mudah mengalami
kekerasan secara sistematis. Kelompok dan individu yang tertindas hidup
dalam ketakutan yang luar biasa yang sewaktu-waktu menyadari bahwa
hidup mereka bisa dirusak, dipermalukan atau dihancurkan sebagai
manusia. Di Indonesia, perempuan, masyarakat tionghoa, etnis dari
Indonesia Timur, gay dan lesbian, serta yang menganut agama-agama
18
H. Dampak Kemiskinan
a. Kriminalitas Tinggi
Dampak kemiskinan yang pertama yakni kriminalitas tinggi.Kemiskinan
seringkali dikaitkan dengan kriminalitas. Masyarakat miskin cenderung
melakukan apa saja untuk memenuhi kebuhtuhan hidup mereka, termasuk
melakukan kriminalitas. Beberapa bentuk kriminalitas tersebut yaitu pencurian,
perampokan, begal, penipuan, bahkan pembunuhan .
b. Akses Pendidikan Tertutup
Akses pendidikan yang tertutup merupakan dampak kemiskinan yang
dapat dirasakan.Biaya pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan
masyarakat miskin tidak dapat menjangkau dunia pendidikan.Hal ini semakin
memperburuk situasi masyarakat yang kekurangan karena kurangnya
pendidikan membuat mereka tidak bisa bersaing dan tidak bisa bangkit dari
keterpurukan.
20
2. ANAK BANYAK
A. Pengertian
a. Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil antara
hubungan pria dan wanita. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
tentang perlindungan anak, dikatakan bahwa anak adalah amanah dan
karuni Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan
martabat sebagai manusia seutuhnya
25
sedikit waktu masa reproduktif yang dimiliki oleh Pasangan Usia Subur
(PUS), juga bermanfaat untuk mengurangi resiko kehamilan. Resiko
yang mungkin dapat terjadi pada ibu yang yang telalu muda untuk hamil
antara lain: keguguran, tekanan darah tinggi, keracunan kehamilan,
timbulnya kesulitan persalinan, bayi berat lahir rendah, membesarnya
air seni ke vagina, keluarnya gas dan feses ke vagina atau bisa kanker
leher rahim (BKKBN, 2006:2).
e. Faktor Pendidikan
Debpuur dkk (2002) menemukan pengaruh umur, jumlah anak dan
pendidikan terhadap pengetahuan alat/cara KB modern, pengetahuan
sumber KB, pemakaian alat/cara KB dan pilihan fertilitas. Semakin tua
umur, semakin banyak jumlah anak dan semakin tinggi pendidikan,
semakin besar pemahaman tentang pentingnya kb sehingga paritas
bisa makin ditekan
b. Pada Keluarga
• Orangtua tidak bisa optimal merawat dan mengasuh anak.
Seharusnya Keluarga/ orangtua berfungsi untuk memastikan
bahwa anaknya sehat dan aman, memberikan sarana dan
prasana untuk mengembangkan kemampuan sebagai bekal di
kehidupan sosial, pendidikan,serta sebagai media dalam
menanamkan nilai sosial dan budaya sedini mungkin. Orangtua
memberikan kasih sayang, penerimaan, penghargaan,
pengakuan, dan arahan kepada anaknya.namun jika banyak
anak hal itu akan sulit terjadi
• Munculnya banyak permasalahan keluarga seperti
permasalahan ekonomi.perceraian
• Perbedaan perlakuan orang tua kepada anak-anaknya
ketika perbedaan perlakuan ke masing-masing anak besar maka
perbedaan ini akan berpengaruh pada kesehatan anak-anak dan
hubungan di antara mereka.apalagi jika mempunyai bnyak anak.
c. Pemerintah
• Tingkat kelahiran tinggi ini akan menjadi sumber kemiskinan
juga akan menghambat pertumbuhan ekonomi
• Konsekuensi dari peningkatan penduduk terhadap
lingkungan adalah terjadinya kerusakan hutan, alih fungsi lahan,
meningkatnya pencemaran, serta minimnya persediaan air
bersih serta persoalan sampah
• Peningkatan penduduk menyebabkan berbagai masalah sosial
seperti adanya peningkatan kasus kejahatan,semakin tingginya
angka ketimpangan pendapatan antar warga
• Peningkatan Angka kematian Ibu dan bayi
28
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Komnas Perempuan, Solidaritas Perempuan, RUMPUN Tjoet Njak Dien, RUMPUN Gema
Perempuan, Yayasan Panca Buana (2002) “Laporan Penelitian Barsama PRT Domestik dan PRT
Migran”. Tidak dipublikasikan.