Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
D. Unsur-Unsur Keprotokolan........................................................................................................
E. Asas-Asas Protokol.....................................................................................................................
F. Tujuan Protokol..........................................................................................................................
G. Kegiatan-Kegiatan Protokol........................................................................................................
Uji Kompetensi...............................................................................................................................
C. Fungsi Notula.............................................................................................................................
Kedudukan keprotokolan sangat penting keberadaannya. Setiap lembaga resmi, baik lembaga swasta,
lembaga pemerintah, maupun lembaga masyarakat, pada tingkat pusat maupun daerah pasti akan
menyelenggarakan acara atau pertemuan. Dalam acara atau pertemuan tersebut, terdapat tata cara baku
yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu keprotokolan. Keprotokolan yang baik akan menciptakan
penyelenggaraan acara yang berjalan tertib dan khidmat. Tugas-tugas protokol tidaklah ringan, karena
menyangkut eksistensi atau harga diri seorang pejabat, serta menjaga kehormatan dan birokrasi di
pemerintahan. Banyak hal yang harus dikuasai oleh protokoler. Hal-hal tersebut diantaranya seputar
kegiatan yang akan diselenggarakan dan dihadiri oleh para pimpinan atau pejabat, serta bagaimana cara
memperlakukan para pejabat dalam aktivitas kedinasan. Semua itu harus benar-benar terencana sesuai
dengan aturan yang telah di tetapkan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kekacauan acara bisa
dihindari. Dengan demikian, acara yang diselenggarakan dapat berjalan lacar, tertib, dan khidmat.
Sebenarnya sejak kapan kegiatan keprotokolan itu ada? Apa yang dimaksud dengan protokol? Apa saja
ruang lingkupnya? Kapan kegiatan keprotokolan diperlukan? Apa saja syarat-syarat menjadi protokoler?
Apa sajakah tugas-tugas protokoler? Mari kita mulai materi pembahasan tentang ruang lingkup
keprotokolan!
A. Sejarah Keprotokolan
Sejarah protokol berawal dari tata krama kerajaan pada zaman dahulu. Peranan protokol
kerajaan tersebut adalah untuk mengatur hierarki. Protokol kerajaan merupakan sebuah
kebiasaan yang berkembang menjadi hukum kebiasaan dan harus dipatuhi karena menyangkut
harga diri kerajaan tersebut. Peranan protokol juga untuk menjaga hubungan antar kerajaan,
sebab pada umumnya terdapat perbedaan kebiasaan antara satu kerajaan dengan kerajaan
lainnya. Berhubungan dengan hal ini, jika suatu kerajaan hendak berkunjung ke kerajaan lain,
maka harus mengikuti aturan dan tata krama yang ada di kerajaan yang dikunjunginya. Hal
tersebut dirundingkan sehingga pihak yang bersangkutan merasa nyaman. Masalah protokol
dianggap penting dalam hubungan antar negara. Pada tahun 1815, hal mengenai keprotokolan
tersebut diundangkan melalui Vienna Convention. Perundangan tersebut terus berkembang
hingga melahirkan Vienna Convention of Diplomatic Relation yang berisikan tentang aturan
berkunjung ke suatu negara. Walaupun mempunyai kekebalan diplomatik, kita tidak dapat bebas
bertindak di negara tersebut. Karena hal tersebut telah diatur, maka kita dituntut untuk
menghargai hukum setempat dan orang yang mengatur semua itu adalah protokoler. Secara
etimologis kata protokol berasal dari bahasa Yunani protos yang artinya “yang pertama,” dan
kolla yang artinya “lem atau perekat.’ Berdasarkan asal katanya, protokol dapat didefinisikan
sebagai lembaran perintah atau keputusan raja kepada rakyatnya. Di Indonesia, kata protokol
dibawa dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Belanda. Istilah protokol dalam bahasa
Inggris adalah protocol, bahasa Perancis protocole dan bahasa Latin protocoll(um). Awalnya
istilah protokol berarti “halaman pertama yang dilekatkan pada sebuah manuskrip atau naskah.”
Sejalan dengan perkembangan zaman, Materi Pembelajaran Otomatisasi Tata Kelola Humas dan
Keprotokolan Kelas XII untuk SMK/MAK 4 pengertiannya berkembang semakin luas tidak hanya
sekedar halaman pertama dari suatu naskah, melainkan keseluruhan naskah yang isinya terdiri
dari catatan, dokumen persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam lingkup secara nasional
maupun internasional. Perkembangan selanjutnya, protokol merupakan kebiasaan-kebiasaan dan
peraturanperaturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan, dan etiket diplomatik.
Aturanaturan protokoler ini menjadi acuan institusi pemerintahan dan berlaku secara universal.
B. Pengertian Keprotokolan
1. Protokol Menurut Wikipedia
Protokol menurut wikipedia ensiklopedia bebas adalah etiket berdiplomasi dan urusan negara.
Protokol adalah sebuah aturan yang membimbing bagaimana sebuah aktivitas selayaknya
dijalankan terutama dalam bidang diplomasi. Dalam bidang diplomatik dan pemerintahan,
protokol berperan sebagai garis pembimbing yang tidak tertulis. Protokol membahas kebiasaan
yang layak dan diterima umum dalam masalah negara dan diplomasi, seperti menunjukkan rasa
hormat kepada kepala negara, diplomat utama dalam urutan kronologikal pengadilan, dan lain-
lain. Dalam hukum dan hubungan internasional, sebuah protokol adalah sebuah perjanjian atau
persetujuan internasional yang menambah perjanjian atau persetujuan internasional
sebelumnya.
2. Protokol Menurut KKBI Protokol menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah
sebagai berikut:
a. Surat-surat resmi yang memuat hasil perundingan (persetujuan dan sebagainya);
b. Peraturan upacara di istana kepala negara atau berkenaan dengan penyambutan tamu-
tamu negara dan sebagainya;
c. Tata cara (upacara dan sebagainya) yang secara internasional berlaku dalam hubungan
diplomatik;
d. Orang yang bertugas mengatur jalannya upacara.
3. Protokol Menurut An English Indonesia Dictionary Protokol adalah (a) lampiran pada
perjanjian negara dan (b) laporan penelitian tentang rapat politik.
4. Protokol Menurut Pedoman Keprotokolan Negara (2005:3) dan Petunjuk Pelaksanaan
Protokol (1983:2)
Pengertian protokol dapat diartikan sebagai tata cara untuk menyelenggarakan suatu acara
agar berjalan tertib, khidmat, rapi, lancar, dan teratur serta memperhatikan ketentuan dan
kebiasaan yang berlaku baik secara nasional maupun internasional. e. Protokol Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Di Indonesia, praktik keprotokolan diterbitkan dalam
undang-undang khusus. Pengertian protokol terdapat dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2010, pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, “Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi tata
tempat, tata upacara, dan tata penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada
seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintah, atau
masyarakat.” Dalam perkembangan selanjutnya, kata protokol seolah-olah menunjuk kepada
seseorang yang diserahi tugas untuk mengurus acara-acara kenegaraan atau kepada suatu
lembaga tertentu. Pada saat tertentu, kata tersebut juga dapat diartikan sebagai tata cara
untuk menyelenggarakan suatu acara agar berjalan tertib, khidmat, rapi, lancar, dan teratur
serta memperhatikan ketentuan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional, maupun
internasional. Berdasarkan terminologi dalam keprotokolan di atas, dapat disimpulkan bahwa
definisi atau pengertian protokoler adalah sebagai berikut.
a. Suatu julukan yang bersifat filosofi terhadap seseorang yang menerima hak protokoler
serta melaksanakan ketentuan keprotokolan sebagaimana mestinya; dan
Mengacu pada Undang-Undang nomor 9 tahun 2010, pasal 4 disebutkan bahwa ruang lingkup
keprotokolan terdiri dari: (1) tata tempat; (2) tata upacara; dan (3) tata penghormatan. Akan tetapi,
dalam undang-undang tersebut memang dikhususkan pada acara-acara yang bersifat kenegaraan
(state/government protocol). Pengaturan tersebut diberlakukan hanya dalam acara kenegaraan atau
acara resmi bagi pejabat negara, pejabat pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi
internasional, serta tokoh masyarakat tertentu. 1. Tata Tempat Tata tempat berlangsungnya suatu acara
disesuaikan dengan jenis acaranya, misalnya acara resmi, acara semi hiburan, dan lain sebagainya. Tata
penempatan benda berharga dilakukan berdasarkan fungsi dan nilai historis benda tersebut, misalnya
bendera merah putih, lambang-lambang negara, pataka, dan lain sebagainya. Dalam bahasa Perancis, tata
tempat disebut dengan “preseance” yang berarti “didahulukan.” Sementara itu, secara etimologis tata
tempat dapat diartikan sebagai penataan atau pengaturan bagi orang-orang yang layak didahulukan.
Pada hakikatnya tata tempat mengandung unsur:
c. Orang yang berhak memperoleh urutan tempat untuk didahulukan adalah seseorang dikarenakan
jabatan, pangkat, dan status serta kedudukannya di dalam negara, pemerintah atau masyarakat serta
institusi tertentu. Pada acara kenegaraan atau acara resmi, tata tempat dibagi menjadi:
a. Tata tempat dalam acara kenegaraan acara resmi di Ibukota Negara Republik Indonesia.
Sumber: https://bit.ly/2IagV0v
http://ksp.go.id/wp-content/uploads/2019/02/Presiden-Lantik-Gubernur-dan-Wagub-Jatim-serta-
Gubernur-Jambi-22.2-745x450.jpg
2. Tata Upacara
Secara umum, tata upacara terbagi menjadi dua, yaitu (1) tata upacara bendera; dan (2) tata
upacara bukan bendera.
Tata upacara bendera adalah aturan untuk melaksanakan upacara yang di dalamnya terdapat
pengibaran bendera dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Upacara bendera
dilaksanakan dalam rangka acara: a. Peringatan hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia. b. Peringatan hari besar nasional. c. Hari ulang tahun lahirnya lembaga
negara. d. Peringatan hari ulang tahun lahirnya instansi pemerintah. e. Hari ulang tahun
lahirnya provinsi dan kabupaten/kota.
Tata upacara bukan bendera adalah aturan mengenai upacara dalam acara-acara yang tidak
terdapat pengibaran bendera, walaupun harus terdapat bendera, bendera tersebut sudah
dalam keadaan berkibar pada tiang. Acara yang merupakan upacara bukan bendera meliputi:
3. Tata Penghormatan
Tata penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi pejabat
negara, pejabat pemerintahan, perwakilan negara asing, dan/atau organisasi internasional,
dan tokoh masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau acara resmi. Penghormatan
yang dimaksud meliputi:
Unsur-unsur dalam kegiatan resmi protokol yang harus diperhatikan yaitu: 1. Tata Cara Tata cara
adalah hal yang menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam suatu acara tertentu.
Perbuatan atau tindakan tersebut sesuai menurut aturan atau adat kebiasaan tertentu yang
sudah ditetapkan dan harus ditaati dengan saksama oleh peserta upacara. 2. Tata Krama Tata
krama adalah etiket tertentu yang pada prinsipnya harus diikuti dan mencerminkan tata sopan
santun dalam pergaulan. Oleh karena itu, pada setiap acara dipergunakan kata-kata yang baik,
benar, dan tepat menurut tinggi rendahnya jabatan seseorang atau kedudukan seseorang. 3.
Petugas Petugas protokol merupakan petugas pelaksana yang terlibat dalam penyelenggaraan
acara kenegaraan atau acara resmi. Petugas protokol mempunyai peran yang sangat penting agar
acara bisa berjalan tertib, khidmat, rapi, lancar, dan teratur dengan memperhatikan ketentuan
dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional.
E. Asas-Asas Protokol
Pada pasal 2 Undang-Undang RI nomor 9 tahun 2010, menyebutkan bahwa keprotokolan diatur
berdasarkan asas, (1) kebangsaan; (2) ketertiban dan kepastian hukum; (3) keseimbangan,
keserasian, dan keselarasan; dan (4) timbal balik.
1. Kebangsaan
Keprotokolan seyogianya memperhatikan azas kebangsaan Indonesia yang berbineka tunggal
ika. Dalam hal ini, keprotokolan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku
dan golongan, kondisi khusus daerah, serta budaya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Ketertiban dan Kepastian Hukum
Keprotokolan harus dijalankan dengan cara yang baik dan tepat sehingga mampu
menciptakan suasana yang tertib. Hal tersebut di lengkapi dengan sistem hukum dalam suatu
perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah agar berjalan dengan baik, sehingga
menjadi pedoman dalam keprotokolan dan mendapatkan kepastian hukum.
3. Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan
Keprotokolan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara
kepentingan individu, masyarakat, serta kepentingan bangsa dan negara.
4. Timbal Balik (Reciprocity)
Keprotokolan harus memperhatikan asas timbal balik yang saling menguntungkan antara
beberapa pihak yang mengadakan hubungan baik dalam negeri maupun luar negeri.
F. Tujuan Protokol
Pengaturan keprotokolan menurut pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 2010, bertujuan
untuk:
a. Memberikan penghormatan kepada pejabat negara, pejabat pemerintahan, perwakilan
negara asing dan/atau organisasi internasional, serta tokoh masyarakat tertentu, dan/ atau
tamu negara sesuai dengan kedudukan dalam negara, pemerintahan, dan masyarakat.
b. Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan
teratur sesuai dengan kententuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional maupun
internasional.
c. Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antarbangsa.
G. Kegiatan-Kegiatan Protokol
Kegiatan-kegiatan protokol dalam pelaksanaanya terdiri dari:
a. Penerimaan tamu atau audiensi.
b. Perjalanan atau peninjauan.
c. Pengaturan rapat atau pertemuan.
d. Penyelenggaraan resepsi, upacara hari besar nasional, dan keagamaan.
e. Apel bendera.
f. Pelantikan, serah terima jabatan, dan pelepasan.
g. Peresmian proyek.
RANGKUMAN
Keprotokolan akan menciptakan penyelenggaraan acara yang berjalan tertib dan khidmat. Hal-hal
tersebut di antaranya seputar acara yang akan diselenggarakan dan dihadiri oleh para pimpinan atau
pejabat, serta bagaimana cara memperlakukan para pejabat dalam aktivitas kedinasan. Dalam
perkembangan selanjutnya, protokol seolah-olah menunjuk kepada seseorang yang diserahi tugas untuk
mengurus acara-acara kenegaraan atau kepada suatu lembaga tertentu, sehingga pada saat tertentu
pula, kata tersebut dapat juga diartikan sebagai tata cara untuk menyelenggarakan suatu acara. Pada
Undang-Undang nomor 9 tahun 2010 pasal 4 disebutkan bahwa ruang lingkup keprotokolan terdiri dari:
(1) tata tempat; (2) tata upacara; dan (3) tata penghormatan. Akan tetapi, dalam undang-undang tersebut
dikhususkan pada acara-acara yang bersifat kenegaraan (state/government protocol).
UJI KOMPETENSI
B. Soal Jawaban Singkat Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat!
1. Surat-surat resmi yang memuat hasil perundingan (persetujuan dan sebagainya), peraturan upacara
di istana kepala negara atau berkenaan dengan penyambutan tamutamu negara dan sebagainya
merupakan pengertian protokol menurut …
2. Masalah protokol dianggap penting dalam hubungan antarnegara, maka pada tahun 1815 hal
mengenai keprotokolan tersebut diundangkan melalui …
3. Istilah protokol dalam bahasa latin adalah …
4. Ruang lingkup keprotokolan terdiri dari: (1) tata tempat; (2) tata upacara; dan (3) tata penghormatan.
Hal ini termaktub dalam Undang-Undang …
5. Penataan atau pengaturan bagi orang-orang yang layak didahulukan disebut …
6. Tata urutan kegiatan bagaimana suatu acara harus disusun sesuai dengan jenis aktivitasnya, terutama
jenis kegiatan, bahasa pengantar yang dipergunakan dan materi aktivitas, dinamakan …
7. Etiket tertentu yang pada prinsipnya harus diikuti dan mencerminkan tata sopan santun dalam
pergaulan disebut …
8. Keprotokolan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi
khusus daerah serta budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan
tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, hal ini sesuai dengan azas keprotokolan …
9. Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antarbangsa merupakan … protokol.
10. Pengaturan rapat dan pertemuan merupakan salah satu contoh dari … protokol.
C. Soal Uraian Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!
1. Kedudukan protokol sangat penting dalam penyelenggaraan acara resmi dan kenegaraan. Uraikan
tujuan protokol menurut Undang-Undang RI nomor 9 tahun 2010!
2. Mengacu pada Undang-Undang nomor 9 tahun 2010, berikan penjelasan tentang ruang lingkup
keprotokolan!
3. Tata penghormatan dilaksakan untuk memberikan hormat bagi pejabat negara, pejabat
pemerintahan, perwakilan negara asing, dan/atau organisasi internasional, dan tokoh masyarakat
tertentu dalam acara kenegaraan atau acara resmi. Sebutkan bentuk penghormatan yang dimaksud
berdasarkan pernyataan tersebut!
4. Dalam melakukan kegiatan keprotokolan terdapat beberapa unsur-unsur protokol yang harus ada.
Sebutkan dan jelaskan masing-masing unsur-unsur keprotokolan tersebut!
5. Kegiatan keprotokolan dilaksanakan dalam acara resmi dan acara kenegaraan. Sebutkan dan jelaskan
lima macam kegiatan-kegiatan protokol!