1. Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 1.620.000,00 yang
diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2019 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1 Februari 2019.
Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak dalam jangka
waktu 5 (lima) bulan dengan jumlah yang tetap sebesar Rp.324.000,00.
Pertanyaan :
Hitunglah Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dan jelaskan seperti apa
ketentuan untuk wajib pajak diperbolehkan untuk mengangsur atau menunda pembayaran!
Ada dua jenis pajak yang bisa dimohon untuk diangsur. Pertama adalah Pajak yang masih harus
dibayar dalam Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), serta
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Keputusan Keberatan, Surat
Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan
jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. Jatuh tempo pembayan pajak seperti ini
sebenarnya adalah 1 (Satu) bulan sejak tanggal diterbitkannya produk hukum tersebut.
Dengan mengajukan permohonan untuk mengangsur, maka Wajib Pajak punya peluang untuk
membayar secara angsuran sehingga bisa menolong likuiditas Wajib Pajak.
Kedua, yang bisa diajukan permohonan pengangsuran pajak adalah kekurangan pembayaran
pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan atau
biasa disebut PPh Pasal 29. Pembayaran PPh Pasal 29 (jatuh tempo pembayaran) sendiri harus
dilunasi sebelum SPT Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan tetapi tidak melebihi
batas waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Pada umumnya batas waktu
penyampaian SPT Tahunan PPh Badan adalah 30 April dan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
adalah 31 Maret tahun berikutnya.
Pajak yang diajukan permohonan untuk diangsur di atas, selanjutnya akan disebut sebagai utang
pajak pada bagian berikutnya.
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala kantor Pelayanan
Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar untuk mengangsur utangpajak , dalam hal Wajib Pajak
mengalami kesulitan likuiditas atau mengalami keadaan di luar kekuasaannya sehingga Wajib
Pajak tidak akan mampu memenuhi kewajiban pajak pada waktunya.
Permohonan Wajib Pajak tersebut harus diajukan secara tertulis paling lama 9 (sembilan) hari
kerja sebelum jatuh tempo pembayaran, disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung
permohonan, serta jumlah pembayaran pajak yang dimohon untuk diangsur, masa angsuran,
TUGAS 3 – HUKUM PAJAK Nama : Asep Nurrafiq Usmanar (030846903)
dan besarnya angsuran. Permohonan mengangsur pembayaran pajak harus diajukan dengan
menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-38/PJ/2008.
Jangka waktu 9 (sembilan) hari kerja tersebut dapat dilampaui dalam hal Wajib Pajak mengalami
keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak sehingga Wajib Pajak tidak mampu melunasi utang pajak
tepat pada waktunya.
Jaminan
Wajib Pajak yang mengajukan permohonan angsuran pembayaran pajak harus memberikan
jaminan yang besarnya ditetapkan berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pelayanan Pajak,
kecuali apabila Kepala Kantor Pelayanan Pajak menganggap tidak perlu. Bentuk jaminan dapat
berupa garansi bank, surat/dokumen bukti kepemilikan barang bergerak, penanggungan utang
oleh pihak ketiga, sertifikat tanah, atau sertifikat deposito.
Wajib Pajak yang mengajukan permohonan dalam jangka waktu yang melampaui jangka waktu 9
(sembilan) hari kerja harus memberikan jaminan berupa garansi bank sebesar utang pajak yang
dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu pengangsuran.
Setelah mempertimbangkan alasan berikut bukti pendukung yang diajukan oleh Wajib Pajak,
Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak menerbitkan keputusan dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan.
a. menyetujui jumlah angsuran pajak dan/atau masa angsuran sesuai dengan permohonan
Wajib Pajak;
b. menyetujui jumlah angsuran pajak dan/atau masa angsuran sesuai dengan pertimbangan
Kepala Kantor Pelayanan Pajak; atau
c. menolak permohonan Wajib Pajak
Apabila jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja telah terlampaui dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak
tidak menerbitkan suatu keputusan, permohonan disetujui sesuai dengan permohonan Wajib
Pajak, dan Surat Keputusan Persetujuan Angsuran Pembayaran Pajak harus diterbitkan paling
lama 5 (lima) hari kerja setelah jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja tersebut berakhir.
Dalam hal permohonan Wajib Pajak disetujui, Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat
Keputusan Persetujuan Angsuran Pembayaran Pajak dengan menggunakan formulir Surat
Keputusan Persetujuan Angsuran Pembayaran Pajak sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2008.
Apabila permohonan Wajib Pajak ditolak, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan
Surat Keputusan Penolakan Angsuran/Penundaan Pembayaran Pajak dengan menggunakan
formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2008.
TUGAS 3 – HUKUM PAJAK Nama : Asep Nurrafiq Usmanar (030846903)
Besarnya pembayaran angsuran atas utang pajak ditetapkan dalam jumlah utang pajak yang
sama besar untuk setiap angsuran, dengan ketentuan angsuran tersebut :
a. Paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterbitkannya Surat Keputusan Persetujuan Angsuran
Pembayaran Pajak dengan angsuran paling banyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, untuk
permohonan angsuran atas utang pajak berupa pajak yang masih haru dibayar dalam STP,
SKPKB, SKPKBT dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan
Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang harus
dibayar bertambah; atau
b. Paling lama sampai dengan bulan terakhir Tahun Pajak berikutnya, untuk permohonan atas
kekurangan pembayaran utang pajak berupa pajak yang terutang SPT Tahunan PPh (PPh
Pasal 29) dengan angsuran paling banyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
Dalam hal Wajib Pajak disetujui untuk mengangsur pembayaran pajak kecuali untuk utang pajak
berupa Surat Tagihan Pajak, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua Persen) per bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) UU KUP yang dihitung
sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan pembayaran angsuran/pelunasan, dengan
ketentuan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Bunga tersebut dihitung berdasarkan saldo utang pajak dan ditagih dengan menerbitkan Surat
Tagihan Pajak pada setiap tanggal jatuh tempo angsuran atau pada tanggal pembayaran.
2. PT ANDIKA adalah distributor tunggal semen Tonasa menjual semen seharga Rp250.000.000
kepada PT XYZ secara tunai. Tarif PPh Pasal 22 sebesar 0,25% dari DPP PPN. Buatlah ayat
jurnal PT ANDIKA.
Jurnal :
Kas Rp. 249.375.000
Pajak dibayar dimuka Rp. 625.000
Penjualan Rp. 250.000.000