Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN FILSAFAT MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata kuliah
FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN

DOSEN
Prof.DR. H.Djam’an Satori, MA

Disusun oleh :
ENCOH SITI HERYATI
NIM 82321213248

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS


PROGAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
TAHUN 2013
MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
A. PENDAHULUAN
Peran guru sebagai tenaga pendidik sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Meskipun
sarana belajar semakin mutakhir, misalnya teknologi komunikasi yang semakin mudah
diakses, tapi dari segi psikologis sebagai pendidik, peran guru sebagai pengajar dan
pembimbing tidaklah dapat digantikan oleh teknologi. Hal ini juga disebabkan tenaga
pendidik /guru merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam sebuah sistem
pendidikan. Demikian pula dengan tenaga kependidikan lain seperti tata usaha, kepala
sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, merupakan komponen esensial yang harus ada
dalam sistem pendidikan yang dan tidak dapat dengan teknologi.
Pengertian Manajemen
Secara etimolgis kata manajemen terjemaahan dari kata management (bahasa inggris),
kata ini beasal dari bahasa latin ,Perancis dan Italia yaitu manus, mano, manage, menege dan
maneggiare yang berarti melatih kuda agar dapat melangkah dan menari seperti yang
dikehendaki pelatihnya. Harold Koontz dan Cyril O’Donel dalam Sukarti Nasihin dan
Sururi, (2009) mendefinisikan manajemen sebagai usaha mencapai tujuan tertentu melalui
kegiatan orang lain. Tery (1953) mendefiniskan manajemen sebagai pencapaian tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain. Proces of working with and trough
others acoomplish organization goals efficiently, (Sergiovanni, dkk. 1987. dalam
http://staff.uny.ac.id , 2010). Menurut Mc Hingh dan Mc Hugh (1997), management is the
process used be accompalish organizational goals throuh planning, organizing, directing, and
controlling people and other organizatinal resources. Manajemen adalah sebuah proses yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber
daya organisasi lainya. Menurur James A.F Stoner, Manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota
organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi yang telah
ditetapkan. Dari beberapa pengertian sebelumnya terdapat beberapa komponen yaitu : proses
kerjasama manusia, dilakukan secara sistematis, pemberdayaan sumber daya, dan adanya
tujuan organisasi, sehingga penulis dapat menyimpulkan, Manajemen adalah proses
kerjasama yang sistematis dari sebuah organisasi untuk mencapai tujuan bersama, dengan
memberdayakan semua sumber daya.
Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Pendidik
Menurut UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2, pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Sedangkan
menurut Ahmad Tafsir yang dikemukan oleh Sulistiyorini di dalam bukunya, pendidik dalam
Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
anak  didik  dengan m engupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi
afektif, potensi kognitif, maupun potensi pikomotorik. Pendidik adalah bapak rohani
(spiritual father) bagi anak didik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu pembinaan
akhlak mulia, dan meluruskannya. Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan yang
tinggi sebagaimana yang dilukiskan dalam hadits Nabi Muhammad saw. bahwa :“Tinta
seorang ilmuwan (ulama) lebih berharga ketimbang darah seorang syuhada”
b.      Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan adalah tenaga-tenaga (personil) yang berkecimpung di dalam
lembaga atau organisasi pendidikan yang memiliki wawasan pendidikan (memahami falsafah
dan ilmu pendidikan), dan melakukan kegiatan pelaksanaan pendidikan (mikro atau makro)
atau penyelenggaraan pendidikan.
Menurut Hasbulloh, yang dimaksud personel adalah orang-orang yang melaksanakan sesuatu
tugas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam konteks lembaga pendidikan atau
sekolah dibatasi dengan sebutan pegawai.
c.       Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup
penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan,
kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan
tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang
optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman
perlakuan dan kepastian hukum bagi tenaga kependidikan sekolah dasar dalam melaksanakan
tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

KAJIAN ONTOLOGIS MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


Pertama-tama pada latar filsafat diperlukan dasar ontologis dari manajemen pendidik
dan Tenaga Kependidikan . Adapun aspek realitas yang dijangkau teori dan manajemen
pendidik dan Tenaga Kependidikan melalui pengalaman pancaindra ialah dunia pengalaman
manusia secara empiris baik yang berupa tingkat kwalitas maupun kwantitas hasil yang
dicapai. Objek materi manjemen pendidik dan tenaga kependidikan ialah sisi manajemen
yang mengatur seluruh kegiatan pendidik dan tenaga kependidikan, yaitu, Perencanaan,
pengorganisasian, Pengerahan(motivasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan,
komonikasi, koordinasi, dan negoisasi serta pengembangan organisasi)
dan pengendalian (Meliputi Pemantauan,penilaian, dan pelaporan.Manajemen pendidik dan
tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup penetapan norma, standar,
prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian
tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai
tujuan sekolah.
KAJIAN EPISTEMOLOGI MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
.      Jenis dan Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Personel merupakan seluruh komponen yang terdapat instansi atau lembaga kependidikan
yang tidak hanya mencakup guru saja, melainkan keseluruhan yang berpartisipasi  di
dalamnya. Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.  Tenaga Struktural
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum
(pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan
pendidikan. Yang termasuk di dalamnya diantaranya:
1)      Kepala sekolah
Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya
baik ke dalam maupun ke luar yakni dengan melaksanakan segala kebijaksanaan, peraturan
dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga yang lebih tinggi. Tugas kepala
sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang
mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga tujuan
tenaga kependidikan (guru dan pegawai) secara pribadi. Sebagai top leader di sekolah,
kepala sekolah wajib mendayagunakan seluruh personel secara efektif dan efisien agar tujuan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut tercapai secara optimal. Pendayagunaan
dimaksud ditempuh dengan jalan memberikan tugas-tugas jabatan sesuai dengan kemampuan
dan kewenangan masing-masing individu. Oleh karena itu diperlukan adanya kejelasan
tentang job description atau tugas masing-masing sehingga tugas tugas yang dilaksanakan
tidak berjalan serampangan.
Ada beberapa prinsip dasar yang dasar  yang harus dipegang kepala sekolah dalam
menerapkan manajemen personalia, yaitu:
a)      Dalam mengembangkan sekolah, sumberdaya manusia adalah komponen paling
berharga;
b)      Sumberdaya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik sehingga
mendukung tercapainya tujuan institusi/lembaga sekolah;
c)      Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial kepala sekolah
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah;
d)     Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga
(guru, staf administrasi, siswa, orang tua siswa, dan yang terkait) dapat bekerja sama dan
saling mendukung untuk mencapai tujuan pengembangan sekolah.
2)      Wakil kepala sekolah
a)      Wakil kepala sekolah urusan kurikulum bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah
dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan
kurikulum dan proses belajar mengajar
b)      Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah
dalam penyelenggaraan kegiatan kesiswaan dan ekstrakurikuler
c)      Wakil kepala sekolah urusan sarana prasarana bertanggung jawab atas kegiatan-
kegiatan inventaris pendayagunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana serta keuangan
sekolah
d)      Wakil kepala sekolah urusan pelayanan khusus bertanggung jawab membantu Kepala
Sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan-pelayanan khusus, seperti hubungan masyarakat,
bimbingan dan penyuluhan, usaha kesehatan sekolah dan perpustakaan sekolah.
b.  Tenaga Fungsional
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu jabatan yang
dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan. Yang
termasuk di dalamnya adalah:
1)      Guru
Merupakan ujung tombak dalam proses pendidikan. Proses pendidikan tidak akan berhasil
dengan baik tanpa peran guru. Secara institusional, kemajuan suatu lembaga pendidikan lebih
ditentukan oleh pimpinan lembaga tersebut daripada pihak lain. Akan tetapi, dalam proses
pembelajaran, guru berperan paling menentukan melebihi metode atau materi. Urgensi guru
dalam proses pembelajaran ini terlukis dalam ungkapan berbahasa Arab yang pernah
disampaikan A. Malik Fajar, “al-thoriqoh ahammu min al-maddah walakinna al muddaris
ahammu mi al-thoriqoh  (metode lebih penting daripada materi, tetapi guru lebih penting
daripada metode)
Dalam proses pembelajaran, guru memegang peran yang sangat menentukan,sehingga
diperlukan langkah-langkah khusus dalam merencanakan pengajaran. Ibrahim Bafadal
sebagaimana dikutip oleh Sulistiyorini, ada 10 langkah yang harus ditempuh di antaranya:
a)      Mengenali tujuan pengajaran
b)      Melakukan analisis pengajaran
c)      Mengenali tingkah laku dan karakteristik murid
d)     Merumuskan tujuan performansi
e)      Menegmbangkan butir-butir tes acuan patokan
f)       Mengembangkan siasat pengajaran
g)      Mengembangkan dan memilih materi pelajaran
h)      Merancang dan melakukan penilaian formatif
i)        Merevisi pengajaran
j)        Melakukan penilaian sumatif.
Selain hal di atas, guru dituntut memiliki sikap ideal. Dengan julukan tugas guru sebagai
tenaga pendidik dan pengajar maka mereka mempunyai fungsi sebagai berikut:
a)      Guru sebagai pengelola proses pembelajaran
b)      Guru sebagai moderator
c)      Guru sebagai motivator
d)     Guru sebagai fasilitator
e)      Guru sebagai evaluator.
Sebagaimana tertera dalam UU sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat6:[16]
“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”
Azhar Arsyad menyebut guru sebagai media berbasis manusia. Media berbasis manusia
merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan
atau informasi. Guru atau instruktur dapat merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus,
dan setelah itu dirangkai menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya.
2)      Pengembang kurikulum dan teknologi pendidikan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program program-program pengembangan
kurikulum dan pengembangan kurikulum dan pengembangan alat bantu pengajaran.
3)      Pengembang tes
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-program pengembangan alat pengukuran
dan evaluasi kegiatan-kegiatan belajar dan kepribadian peserta didik.
4)      Pustakawan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan pengelolaan perpustakaan
sekolah.
c.  Tenaga Teknis Kependidikan
Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut
kecakapan teknis operasional atau teknis administratif. Yang termasuk di dalamnya
diantaranya:
1)      Laboran
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan pengelolaan laboratorium di
sekolah.
2)      Teknisi sumber belajar
Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemberian bantuan teknis sumber-sember belajar
bagi kepentingan belajar peserta didik dan pengajaran guru
3)      Pelatih (olahraga, kesenian, dan keterampilan)
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-program kegiatan latihan seperti olahraga,
kesenian, keterampilan yang diselenggarakan
4)      Petugas tata usaha
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dan pelayanan administratif atau
teknis operasional pendidikan di sekolah.
3.      Komponen Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Manajemen personalia mencakup tujuh komponen. Tujuh komponen ini dilaksanakan secara
urut, tertib, dan berkesinambungan sehingga harus melalui tahapan-tahapan yang sudah
ditentukan. Ketujuh komponen tersebut adalah:
a.       Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan yang menentukan kebutuhan pegawai, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Masa lampau telah
mengantarkan kondisi sekarang sehingga bisa dijadikan acuan untuk merencanakan masa
depan berdasarkan potensi yang ada. Sepanjang situasi yang dihadapi di masa lampau dan
masa sekarang masih sama, maka perkembangan masa lampau yang telah mengantarkan
kondisi masa sekarang ini dapat dijadikan acuan yang sama untuk memprediksi masa depan.
Tetapi, jika situasinya sama sekali lain, maka dibutuhkan kejelian “membaca” keadaan dalam
menyusun perencanaan. Perubahan inilah yang dewasa ini sering dihadapi oleh para
perencana sehingga dibutuhkan jurus-jurus jitu sebagai upaya antisipasi sedini mungkin.
b.      Rekrutmen Pegawai
Rekrutmen pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu
lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Gorton sebagaimana dikutip oleh Ibrahim Bafadal
dan dikutip kembali oleh Mujamil Qomar mengatakan bahwa : “Tujuan rekrutmen pegawai
adalah menyediakan calon pegawai yang betul-betul baik (surplus of candidates)dan paling
memenuhi kualifikasi (most qualified and outstanding individuals)untuk sebuah posisi.
Sebagaimana disebutkan oleh M. Daryanto, syarat-syarat pegawai negeri adalah:
1)      Segi kepribadian
2)      Kesetiaan
3)      Kesehatan badan
4)      Kecerdasan
5)      Kemampuan
6)      Ketangkasan
7)      Dan syarat-syarat lain yang khusus bagi sesuatu jabatan negeri yang telah ditetapkan
oleh pemerintah.
c.       Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
Pegawai sebagai manusai membutuhkan memerlukan pembinaan dan pengembangan untuk
memperbaiki dan meningkatkan  dirinya termasuk dalam tugasnya. Pembinaan lebih
berorientasi pencapaian standar minimal, yaitu disarankan untuk dapat melakukan
pekerjaan/tugasnya sebaik mungkin dan menghindari pelanggaran. Sementara itu,
pengembangan lebih berorientasi pada perkembangan karier para pegawai, termasuk upaya
manajer untuk memfasilitasi mereka supaya bisa mencapai jabatan atau status yang lebih
tinggi. 
d.      Promosi dan Mutasi
Promosi (kenaikan pangkat) merupakan perubahan kedudukan yang bersifat vertikal,
sehingga berimplikasi pada wewenang tanggung jawab, dan penghasilan. Di Indonesia, untuk
pegawai negeri sipil, promosi atau pengangkatan pertama biasanya diangkat sebagai calon
PNS dengan masa percobaan satu atau dua tahun, kemudian ia mengikuti latihan prajabatan,
dan setelah lulus diangkat menjadi pegawai negeri sipil penuh. Setelah
pengangkatan  pegawai, kegiatan selanjutnya adalah penempatan atau penugasan. 
Mutasi adalah pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain. Pemindahan ini lebih
bersifat horizontal sehingga tidak berimplikasi pada penghasilan. Mutasi bisa berkonotasi
positif namun juga kadang berkonotasi negative. Jika mutasi dilakukan sebagai penyagaran
organisasi, maka makna konotasinya positif. Namun jika pemindahan itu karena suatu kasus
tertentu maka konotasinya terkesan sebagai langkah “pembuangan”. Konotasi ini lebih
meyakinkan jika posisi baru yang ditempati lebih “kering” dari posisi awal.
e.       Pemberhentian Pegawai
Ada batas tertentu yang dimiliki pegawai sehingga suatu ketika harus diberhentikan.
Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah dapat dilakukan dengan beberapa alasan berikut :
1)      Pegawai yang bersangkutan tidak cakap dan tidak memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik;
2)      Perampingan atau penyederhanaan organisasi;
3)      Peremajaan, biasanya pegawai yang telah berusia 50 tahun dan berhak pensiun harus
diberhentikan dalam jangka waktu satu tahun;
4)      Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik;
5)      Melakukan pelanggaran tindak pidana sehingga dihukum penjara atau kurungan;
6)      Melanggar sumpah atau janji pegawai negeri sipil.
f.       Kompensasi
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai
dengan uang dan memiliki kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kompensasi
selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan dan
lain-lain.
g.      Penilaian Pegawai
Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya
dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga pegawai
itu sendiri. Bagi para pegawai, penilaian berguna sebagai umpan balik berbagai hal, seperti
kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk
menetukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karier. Bagi sekolah, hasil penilaian
prestasi kerja tenaga kependidikan sangat penting dalam pengambilan keputusan berbagai
hal, seperti identifikasi kebutuhan program sekolah penerimaan, pemilihan, pengenalan,
penempatan, promosi, sistem imbalan, dan aspek lain dari dari keseluruhan proses efektif
sumber daya manusia.

KAJIAN AKSIOLOGIS MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan secara umum adalah:


1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap,
dapat dipercaya, dan memiliki motivasi tinggi
2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan
3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan dan
seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang disesuaikan dengan kinerja,
pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan organisasi
dan individu
4. Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa
tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stakeholder internal yang berharga serta
membantu mengembangkan iklim kerjasama dan kepercyaan bersama
5. Menciptakan iklim kerja yang harmonis

DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah, (2009) Manajemen Pendidikan, Bandung. ALFABETA

Djama’an Satori, (2012) PERSPEKTIF KAJIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN, Rancangan


Naskah Buku, belum diterbitkan

Dadang Suhardan, (2012), Filsafat Administrasi Pendidikan, http://fip.upi.edu/v4/laporan-


hasil-seminar-nasional-ikatan-sarjana-pendidikan-indonesia/

http://hadiyantokimia.guru-indonesia.net/artikel_detail-20248.html 29-03-2012 08:01:08,


pada Artikel Pendidikan

http://endangmoek.blogspot.com/2011_09_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai