Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM DENDROLOGI

MORFOLOGI BATANG DAN AKAR PADA POHON

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

NAMA NIM
NIKMATUL HASANAH 1807025027
SINTYA NADYA RAHMAN 1807025054
WAFIF AZIZAH 1807025034
DEVI OKTAVIA 1907026034
INTAN SARI NITI WENENG 1907026046
VIDA GAVRILA HUTAURUK 1907026019

PROGRAM STUDI BIOLOGI


LABORATORIUM ANATOMI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pohon merupakan suatu tumbuhan yang tumbuh secara menahun dan
memiliki batang yang pada umumnya berkayu. Pada umumnya pohon memiliki
bentuk morfologi yang berbeda-beda. Adapun morfologi tumbuhan terbagi
menjadi dua yaitu morfologi luar maupun dalam. Morfologi luar tumbuhan
meliputi batang, akar, daun, bunga, buah, kulit batang hingga arsitektur pohon
(Winter, 2003).
Dalam pertumbuhannya, pohon juga memiliki faktor yang memengaruhi
pertumbuhan pohon antara lain yaitu pertama faktor genetik seperti arsitektur
pohon dan akarnya, hormon, zat pengatur tumbuh (ZPT) hingga serat yang
terdapat di dalamnya. Faktor yang kedua yaitu faktor lingkungan seperti cahaya,
tanah, air dan lain-lain. Umumnya, setiap pohon mampu melakukan adaptasi
untuk melangsungkan hidupnya. Dan yang ketiga yaitu silvikultur (Supriyanto
dan Fiona, 2010).
Arsitektur akar dan batang merupakan hasil pola pertumbuhan meristematik
yang dikontrol secara morfogenik. Adapun bentuk batang yang seringkali
dijumpai diantaranya bentuk batang silindris, berlekuk, berbuncak, dan berongga.
Pangkal batang dapat meliputi berbanir dan tak berbanir. Untuk berbanir antara
lain banir kuncup, kembang, papan, menjalar, dan berjangkang. Sedangkan
pangkal batang tak berbanir merupakan pangkal batang yang mulus atau licin.
Pada batang, juga terdapat kulit batang. Morfologi pada kulit batang yaitu
berdamar, licin, berlekah, bersisik, lepas berkotak, berpuru, bergaris melintang,
retak-retak, dan mengelupas (Tjitrosoepomo, 1985).
Pada morfologi akar tumbuhan yaitu akar pasak (napas) yang berfungsi untuk
menjaga serta memantapkan pertumbuhan. Salah satu contoh tumbuhannya yaitu
akar pohon bakau (Rhizopora racemosa). Akar lutut merupakan modifikasi dari
akar yang berbentuk seperti lutut, terlipat diatas permukaan tanah dan meliuk ke
arah atas dan ke arah bawah yang membulat di atas permukaan tanah. Salah satu
contoh tumbuhannya yaitu pohon burus (Bruguiera cylindrica). Akar tunjang
merupakan arah tumbuh akar dari bagian diatas tanah masuk ke tanah untuk
menunjang batang agar tidak roboh. Akar papan juga sering disebut akar banir,
salah satu contohnya yaitu pohon kenari (Canarium ovatum) dan yang terakhir
yaitu akar tanpa akar udara, merupakan akar biasa namun tidak berbentuk jadi
seperti akar udara. Contohnya yaitu pada Agiceras sp. (Tjitrosoepomo, 1985).

1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui morfologi dari akar pohon.
- Untuk mengetahui morfologi dari batang pohon.
- Untuk mengetahui nilai ekonomis pada jenis-jenis kayu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Batang


Batang (Caulis) merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan
digunakan sebagai tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang
dapatdisamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2005).
Umumnya, batang berbentuk bulat seperti silinder, dan dapat memiliki bentuk
lain, tetapi selalu radial, yang berarti dapat dibagi menjadi dua bagian yang
sejajar. Pertumbuhannya biasanya ke atas, ke arah matahari atau sinar matahari
(fototropisme atau matahari), selalu bercabang, dalam hidupnya, kecuali beberapa
cabang kecil atau cabang kecil, tanaman tidak akan rontok. Struktur batang
tanaman merupakan struktur utama tanaman dan sama pentingnya dengan daun.
Ciri umum batang dapat dikatakan ciri terutama yang selalu tumbuh di atas daun
dan jauh dari pusat bumi. Istilah ini disebut fotokromisme positif dan negatif.
Selain itu, batangnya biasanya berwarna coklat. Meskipun biasanya berbentuk
bulat, batangnya memiliki banyak bentuk (Tjitrosoepomo, 2005).
2.2 Karakteristik Batang Pohon
Bentuk batang pohon yang dimaksud adalah bentuk batang dilihat dari
penampang melintangnya dan kondisi permukaannya. Dilihat dari bentuk
penampang melintang batang, maka bentuk batang dibedakan dua macam yaitu
bentuk bulat dan bentuk bersegi (Indriyanto, 2012).
Suatu jenis pohon dan perdu pada umumnya memiliki bentuk batang bulat
atau bentuk yang mendekati bulat. Penampang melintang batang pohon tidak
selalu betul-betul bulat karena ada kalanya batang pohon itu beralur dengan
ukuran alur batang yang berbeda-beda. Bentuk batang bersegi pada umumnya
dimiliki oleh jenis tumbuhan herba dan liana. Bentuk batang bersegi pada
tumbuhan herba dan liana dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu bentuk segi
tiga dan bentuk segi empat Beberapa kondisi permukaan batang yang
kemungkinan dijumpai pada batang pohon, antara lain beralur. berduri, berbekas,
ber lentisel (Indriyanto, 2012).
Menurut Indriyanto (2012) kondisi permukaan batang diuraikan satu per satu
sebagai berikut:
1. Batang beralur (grooved atau sulcatus) adalah batang yang apabila
permukaannya terdapat alur-alur secara jelas dengan arah membujur butung.
Kondisi alur pada batang bisa sempit, lebar, dangkal, atau dalam Jenis
pohon yang permukaan batangnya beralur antara lain: berbagai jenis pohon
anggota genus Pinus (Pinus merkusii, Pinus insularis. Pinus brutia, Pinus
eldarica, Pinus halepensis), mindi (Melia uzedarach), pasang (Lithocarpus
sundulcus), gerunggang (Cratoxylon arborescens), dan pohon getah perca
(Polugetum gutta).
2. Batang berduri (thorny atau spinaxus) adalah batang, dahan, dan ranting
yang permukaannya terdapat duri-duri. Duri adalah organ tumbuhan yang
merupakan perluasan pertumbuhan korteks dan epidermis batang yang
berujung tajam atau runcing. Jenis-jenis pohon yang batang, dahan.
Dan/atau rantingnya berduri antara lain: pilang (Acacia leucophloca),
kuwistu (Limonta acidissima), randu (Ceiba pentandru), dadap ayam
(Erythrina variegata), dan lain sebagainya.
3. Batang berbekas (scarred atau asperus) adalah batang yang permukaannya
terdapat bekas luka-luka atau goresan Luka-luka atau goresan merupakan
bekas tempat melekatnya organ (daun atau daun penumpu pada batang,
dahan, dan ranting tumbuhan. Pada beberapa jenis pohon anggota famili
Magnoliaceae dan Moraceae terdapat bekas berupa cincin mengelilingi
batang dahan, dan ranting yang disebut lingkaran penumpu. Contoh jenis-
jenis pohon yang permukaan butangnya terdapat bekas tempat melekatnya
daun antara lain: kelapa (Cocos nucifera), pinang merah (Cyrtostachys
lakka), pinang sirih (Arecu catechu), lontar (Borasses flabellifer), dan lain
sebagainya. Jenis-jenis pohon yang rantingnya terdapat cincin bekas daun
penumpu antara lain nangka (Artocarpus heterophylla), sukun
(Artocarpercommunis), karet kebo (Ficus elastica), dan lain sebagainya.
4. Batang berlentisel (lentilosus) adalah batang yang pemukaannya memiliki
banyak lentisel (mulut kulit). misalnya pada batang pohon sengon laut
(Paraserianthes falcataria), sengon buto (Enterolobium cyclocarpum),
kenari (Canarium vulgare), damar Agathis loranthifolia, Agathis
borneensis, Agatlis labillurdieri), damar putih (Agathis ulba). dan lain
sebagainya.
5. Batang berserpih (scaberus) adalah batang yang kulitnya mengelupas
karena banyak terdapat bagian kulit yang mati dan mengelupas. sehingga
tampak berserpih. Jenis-jenis pohon yang kulit batangnya berserpih
misalnya: kapur singkel (Dryobalanops uromatica), kayu putih (Melaleuca
leucadendron), , bungur lilin (Lagerstroemia speciosa.), bungur daun besar
(Lagerstroemia flosreginae), medang perawas (Litsea odorifera), dan lain
sebagainya.
6. Batang halus (glabellus) adalah batang yang permukaannya halus Jenis-
jenis pohon yang batangnya halus misalnya: keladan (Dipterocarpus
gracilis), mahang (Macaranga pruinosa), mahang damar (Macaranga
triloba), jambu biji (Psidium guajava), merbau darat (Intsia palembanica),
pulai hitam (Alstania ungustiloba), rosidi (Gliricidia sepium), sengon laut
(Paraserianthes falcataria), weru (Albizia procera), dan lain sebagainya.
7. Batang Kasar (coricew) adalah batang yang permukaannya tampak kasar
karena kulit batangnya retak-retak. Jenis-jenis pohon yang batangnya kasar
antara lain: jati (Tectona grandis), gempol (Nauclea coadunata), puspa
(Schima wallichii), mahoni daun besar (Swietenia macrophylla), dan lain
sebagainya.
8. Batang berbanir utau berakar papan adalah batang yang bagian pangkalnya
melebar hingga pada ketinggian tertentu dan memipih searah dengan akar
horizontal Jenis-jenis pohon yang batangnya berbanir antara lain: meranti
tembaga (Shorea leprosula), giso (Shorea guiso), asam keranji (Dialium
indum), menggeris (Koompassia excelsa), weru (Albizia procera), kenari
(Canarium vulgare), kenari babi (Canarium decumanum), benuang
(Octomelex sumatrana), binong (Tetramclex nudiflora), pulai (Alstonia
scholaris), simpur (Dillenia eximia), wiu (Garuga floribunda), dan lain
sebagainya.
2.3 Morfologi akar
Bentuk dan struktur akar sangat bervariasi. Perubahan ini terkait langsung
dengan fungsi atau karakteristik jenis tumbuhan, seperti fungsi penyimpanan,
berdaging (sukulen), akuatik, dan areal. Beberapa jenis tumbuhan dapat memiliki
dua akar dengan fungsi berbeda, misalnya: ubi kayu dan ubi jalar. Selain akar dari
kedua tumbuhan tersebut yang menyerap unsur hara dan air, terdapat pula
beberapa akar yang berperan sebagai penyimpan karbohidrat (Agustina. 2004).
Menurut Tjitrosoepomo (2005) akar memiliki cara-cara hidup yang harus
disesuaikan dengan keadaan keadaan tertentu, pada berbagai jenis tumbuhan kita
dapati akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus, misalnya:
a. Akar udara atau akar gantung (radix aereus).
b. Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium).
c. Akar pelekat radix adligans),
d. Akar pembelit (cirrhus radicalis),
e. Akar nafas (pneumatophora).
f. Akar tunjang atau akar egrang.
g. Akar lutut
h. Akar banir
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum mata kuliah Dendrologi mengenai Morfologi Batang dan Akar
pada Pohon dilakukan pada hari Selasa, 23 Maret 2021 yang dilaksanakan secara
daring melalui aplikasi Zoom Meeting Laboratorium Fisiologi dan perkembangan
tumbuhan, Program studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Laptop/Pc/handphone
dan Alat Tulis.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pohon dari
berbagai spesies diantaranya pada morfologi kulit batang: berdamar yakni dari
suku Dipterocarpaceae, Burseraceae (Canarium spp.) dan Araucariaceae (Agathis
spp.); licin yakni dari jenis pohon Vatica, menggeris (Koompasia excelsa), pulai
(Alstonia augustiloba); berlekah yakni dari marga Hopea dan Shorea
(Dipterocarpaceae), dan marga Calophyllum (Guttiferae); bersisik yang dibagi
menjadi dua yaitu bersisik dan licin dari jenis pohon Dipterocarpus serta bersisik
dan berlekah yaitu pohon meranti balau (Shorea laevis), lepas berkotak yaitu
pohon dari suku Araucariaceae (Agathis borneensis); berpuru yakni bersel gabus
besar pada pohon Paratocarpus bracteatus dan bersel gabus kecil pada pohon
keruing (Dipterocarpus) dan sindur (Sindora spp.); bergelang yakni pohon resak
(Vatica spp.) dan pohon sindur (Sindora spp.); mengelupas yakni dari pohon
pelawan (Tristaniopsis spp.) dan ekaliptus (Eucalyptus spp.); retak retak yaitu
pohon meranti rumbai (Shorea acumita) dan dari suku Rhizoporaceae. Bentuk
batang silindris yakni dari suku Anacardiaceae, Annonaceae, dan Burseraceae;
batang berlekuk yaitu dari suku Oxalidaceae dan Verbenaceae; berbuncak yakni
pohon pulai (Alstonia scholaris) dan ketapang (Terminalia catappa); berongga
yakni dari suku Rubiaceae (Pertusadina spp.). Pada pangkal batang mulus yaitu
pohon jelutung (Dyera costulata) dan suku Caesalpinioidae; banir kuncup yaitu
pohon meranti merah (Shorea leprosula) dan menggeris (Koompasia excelsa);
banir kembang dari suku Leguminosae, pohon keranji (Dialum indum); banir
papan yaitu jenis pohon Terminalia (Combretaceae); banir menjalar yakni pohon
merbau (Instia palembanica) dan pohon bongin (Irvinga malayana). Pada akar
yaitu akar napas (Avicennia spp.); akar gantung yaitu beringin (Ficus benjamina);
akar tunjang (Rhizopora spp.); akar perekat yaitu lada (Piper ningrum) dan akar
tunggang yaitu jambu (Psidium guajava).
3.3 Cara Kerja
Dilakukannya pengamatan objek secara langsung dan dilakukan penelusuran
berupa studi literatur (kepustakaan) yang sangat luas mengenai berbagai jenis dan
bentuk Kulit batang, akar dan batang. Sumber literatur yang digunakan berupa
sumber data sekunder, seperti jurnal nasional maupun internasional berupa artikel
dan berita yang menyajikan berbagai jenis bentuk akar dan batang.
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan

No. Nama Spesies Gambar


1.

Batang silindris
(Shorea sp.)
2.

Batang berlekuk
(Vitex sp.)
3.

Batang berbuncak
(Terminalia catappa)
4.

Batang berongga
(Pertusadina sp.)
5.

Batang lurus (Dyera


costulata)
6.

Banir kuncup
(Canarium ovatum)
7.

Banir kembang
(Dialum indium)
8.

Banir papan (Ulmus


laevis)
9.

Banir menjalar
(Intsia palembanica)
10.

Banir berjangkang
(Diospyros celebica)

11.

Kulit batang
berdamar (Canarium
sp.)
12.

Kulit batang licin


(Koompassia
excelsa)
13.

Kulit batang berlekah


(Garcinia mangostana)

14.

Kulit batang bersisik (Shorea laevis)


15.

Kulit batang lepas


berkotak (Agathis
bornensis)
16.

Kulit batang berpuru


(Dipterocarpus
cinereus)
17.

Kulit batang bergaris


melintang (Vatica
sp.)

18.

Kulit batang
mengelupas
(Tristaniopsis
merguensis)
19.

Kulit batang retak-retak


(Shorea umita)
20.

Akar napas (Avicennia


alba)
21.

Akar gantung (Ficus


benjamina)
22.

Akar tunjang
(Rizhopora racemosa)
23.

Akar perekat (Piper


ningrum)
24.

Akar tunggang (Psidium


guajava)

4.2 Pembahasan
4.2.1 Batang
4.2.2 Kulit Batang atau Pepagan luar
4.2.3 Akar
Shorea sp. atau pohon meranti ini merupakan salah satu spesies dari
suku Dipterocarpaceae. Tumbuhan ini merupakan salah satu kayu yang dijadikan
bahan baku dalam pembuatan badan kapal. Dimana tipe batang tumbuhan ini
tegak lurus, dengan bentuk penampang bundar ketika dipotong melintang
(Mushlich, 2013).
Vitex, spp. atau pohon leban adalah salah satu spesies dari suku
Verbenaceae. Tumbuhan inimerupakan pohon yang jarang ditemui sebagai
semak merayap, dengan tajuk yang tidak beraturan. Batang pokok pada
tumbuhan ini jelas dengan kulit batang cokelat muda-tua. Dan tipe batang
pada tumbuhan ini adalah tipe batang berlekuk. Dimana tipe batang tumbuhan
ini banyak ditemukan seperti parit parit berbentuk cekungan pada bagian
permukaan batangnya (Siti, 1984).

Terminalia catappa atau pohon ketapang adalah salah satu jenis spesies
dari suku Conbretaceae. Bentuk batang tumbuhan ini bulat, dengan permukaan
batang yang beralur. Dimana pada tipe batang tumbuhan ini banyak ditemukan
bekas-bekas seperti tempelan dahan yang mengalami penebalan (Arrijani, 2006).

Pertusadina spp. atau pohon berumbung adalah salah satu spesies tumbuhan
dari suku Rubiaceae. Dan selama ini belum ada tanaman dari suku lain yang
memiliki tipe batang berongga. Dimana pada tipe batang tumbuhan ini memiliki
ciri khusus yaitu hanya terdapat pada tumbuhan yang hidupnya di lingkungan
perairan (Samingan, 1982).
Dyera costulata atau pohon Jelutung adalah salah satu spesies dari suku
Apocynaceae. Dengan bentuk batang yang silindris dan kulit luar yang berwarna
kelabu kehitaman, dengan tekstur rata tetapi kasar dan mengeluarkan getah putih
seperti susu kental. Adapun tipe pangkal batang dari tumbuhan ini yaitu bertipe
mulus. Dimana pada tumbuhan ini tidak terdapat banir atau tipe perakaran yang
lain (Putra, 2011).
Canarium sp. atau pohon kenari merupakan salah satu spesies tumbuhan
dari suku Burseraceae. Banir ini merupakan banir yang tumbuh dibagian bawah
batang agar tidak rebah. Selain itu, banir kuncup ini merupakan banir yang ukuran
cukup tinggi tetapi menyempit dibagian sekitar batang (Padit, 2011).
Dialium kunstleri atau Keranji adalah salah satu spesies tumbuhan dari suku
C, yang memiliki tipe banir kembang. Dimana banir ini dapat tumbuh atau
muncul dari berbagai arah dipermukaan tanah (Soekanandi, 2014).
Ulmul laevis atau pohon riparian adalah salah satu spesies dari suku
Urticaceae, yang merupakan jenis pohon berbanir. Dimana tipe banir dari pohon
ini yaitu banir papan. Banir tumbuhan ini tumbuh di atas permukaaan tanah
dengan bentuknya yang pipih seperti papan. Dan tuinggi dari banir tumbuhan ini
dapat mencapai 4 m disesuaikan dengan usia pohonnya (Krisdianto, 2007).

Inistia palembanica atau pohon merbau aadalah salah satu spesies tumbuhan
dari suku Fabaceae yang dijuluki sebagai pohon besi di daerah Maluku dan Papua
Barat, karena kualitas kayu yang keras. Pohon ini memiliki banir dengan tipe
menjalar, dimana banir tumbuhan ini tebal dan tinggi. Dengan warna kulit batang
abu-abu terang dan coklat pucat, dan berbentuk sisik bulat ketika mengelupas
(Haroen, 2006).
D. celebica merupakan pohon yang berukuran sedang hingga besar, tinggi
pohon mencapai 40 m. Bagian batang yang tidak bercabang dapat mencapai tinggi
10-26 m. Diameter batang dapat mencapai 150 cm atau lebih di atas akar yang
tingginya dapat mencapai 4 m di atas permukaan tanah. Batang bersisik dan
berwarna hitam (Riswan, 2002)
Canarium sp. atau pohon kenari adalah salah satu spesies tumbuhan dari
suku Burseraceae, dimana pohon ini merupakan pohon besar yang dapat tumbuh
hingga ketinggian pohon mencapai 40 m. kulit batang pohon ini tebaldan
berwarna abu-abu. Dimana bila batang pohon ini dilukai akan bergetah dan
berwarna putih kekuningan hingga coklat. Kulit batang tumbuhan merupakan
jenis kulit batang berdamar (Kasmudjo, 2010).
Koompassia excelsia atau pohon menggeris adalah salah satu spesies
tumbuhan dari suku Caesalpiniaceae, dimana pohon ini merupakan pohon
berbanir dengan tinggi pohon mencapai 88 meter. Kulit batang pohonnya licin
dengan warna kelabuputih. Secara umum, menggeris ini jarang ditebang sebab
pohonnya keras dan akan merusak mata gergaji jika ditebang (Tjitrosoepomo,
1994).
Garcinia mangostana atau manggis merupakan pohon dengan
tinggimencapai 10-25 meter dengan ukuran kanopi sedang serta tajuk yang
rindang berbentuk piramida. Diameter batang 25-35 cm dan kulit batang kayu
biasanya berwarna coklat gelap atau hampir hitam, kasar dan cenderung
mengelupas. Getah manggis berwarna kuning (getah kuning) (Yunitasari, 2011).

Shorea laevis merupakan pohon yang memiliki tinggi pohon mencapai 50 m


dengan panjang batang bebas cabang mencapai 35-45 m, diameter pohon
mencapai 100 cm lebih, tinggi banir mencapai 2 m. kulit kayu berwarna kelabu,
merah atau cokelat, kadang-kadang sampai merah tua, beralur dan
mengelupas, kecil-kecil, tipis, berdamar warna kuning tua. Kayu teras berwarna
kunig-cokelat dan kayu gubal berwarna cokelat muda pucat kekuning-kuningan.
Tekstur kayu halus sampai agak kasar (Martawijaya, 1981).
Agahatis sp. merupakan tanman dengan tinggi pohon dapat mencapai 55m.
Panjang Batang bebas cabang 12-25 m, diameter 150 cm atau lebih, bentuk batang
silindris dan lurus. Tajuk berbentuk kerucut dan berwarna hijau dengan
percabangan mendatar melingkari batang. Kulit luar berwarna kelabu sampai
coklat tua, mengelupas kecil-kecil berbentuk bundar atau bulat telur. Pohon tidak
berbanir dan mengeluarkan damar yang lazim disebut kopal (Martawijaya et al.
2005).
Dipterocarpus spp. umumnya berupa pohon berukuran sedang sampai
besar, dengan ketinggian tajuk mencapai 65 m dan batang lurus, bulat silendris,
diameternya dapat mencapai lebih dari 150 cm hingga 260 cm (Gambar 2).
Menurut IUCN (2007), status pohon ini termasuk kritis (critically endangered).
Batang dan ranting mengeluarkan resin apabila dilukai, kadang-kadang berlimpah.
Ranting berambut kasar atau halus, dengan bekas melekatnya daun penumpu yang
tampak jelas (Heriyanto, 2014).
Pohon pelawan (Tristaniopsis Merguensis Griff.) merupakan salah satu
spesiesdari famili Myrtaceae. Pohon pelawan merupakan spesies pohon dengan
batangberwarna merah dan bagian kulit luar mengelupas. Duduk daun berseling,
jarangberhadapan. Ujung daun tumpul sampai membulat. Pangkal daun
meruncing ke arahtangkai daun (Ridley, 1922)
Shorea sp. merupakan pohon yang memiliki tinggi pohon mencapai 50 m
dengan panjang batang bebas cabang mencapai 35-45 m, diameter pohon
mencapai 100 cm lebih, tinggi banir mencapai 2 m. kulit kayu berwarna kelabu,
merah atau cokelat, kadang-kadang sampai merah tua, beralur dan mengelupas
kecil-kecil, tipis, berdamar warna kuning tua. Kayu teras berwarna kunig-cokelat
dan kayu gubal berwarna cokelat muda pucat kekuning-kuningan. Tekstur kayu
halus sampai agak kasar (Martawijaya, 1981).

Avicennia sp. memiliki akar seperti pensil yang menonjol kepermukaan


yang disebut akar nafas. Kulit kayunya yang halus dengan burik burik hijau-abu
dan terkelupas dalam bagian-bagian kecil. Pada bagian batangyang tua kadang-
kadang ditemukan serbuk tipis (Noor, 1999).
Ficus benjamina atau yang dikenal sebagai pohon beringin secara alami
dapat mencapai tinggi 30 meter lebih dengan tajuk yang rapat dan luas. Selain
itu, akar gantung yang menyelubungi batang dan tumbuhnya sulur di
dahannya membuat pohon ini terkesan angker (Noor, 1999).
Rhizopora sp. atau mangrove merupakan pohon dengan ketinggian
mencapai 30m dengan diameter batangmencapai 50cm. Memiliki perakaran yang
khas hingga mencapai ketinggian 5meter, dan kadang-kadang memiliki akar udara
yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah
(Noor, 1999).
Piper ningrum adalah batang pokok berkayu, beruas-ruas dan
tumbuhmerambat dengan menggunakan akar pelekat pada tiang panjat atau
menjalar di atas permukaan tanah. Tanaman lada merupakan akar tunggang
danmemiliki daun tunggal, berseling dan tersebar (Tjitrosoepomo, 2004).
Psidium guajava atau jambu biji memiliki akar tunggang. Tanaman jambu
biji dapat tumbuh dan berkembang pada tanah gembur, subur, mudah menyerap
air, dan kedalamannya cukup dalam (Cahyono, 2010).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, morfologi akar merupakan
bentuk dan struktur akar sangat bervariasi. Perubahan ini terkait langsung
dengan fungsi atau karakteristik jenis tumbuhan, seperti fungsi
penyimpanan, berdaging (sukulen), akuatik, dan areal. Adapaun bentuk-
bentuk akar yaitu akar nafas, akar lutut, akar tunjang dan akar papan.
- Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, morfologi batang merupakan
bentuk batang dilihat dari penampang melintangnya dan kondisi
permukaannya. Dilihat dari bentuk penampang melintang batang, maka
bentuk batang dibedakan dua macam yaitu bentuk bulat dan bentuk bersegi.
Batang sendiri memiliki bentuk-bentuk, yaitu bentuk batang silindris,
berlekuk, berbuncak, dan berongga. Pangkal batang dapat meliputi berbanir
dan tak berbanir. Untuk berbanir antara lain banir kuncup, kembang, papan,
menjalar, dan berjangkang. Sedangkan pangkal batang tak berbanir
merupakan pangkal batang yang mulus atau licin. Pada batang, juga terdapat
kulit batang. Morfologi pada kulit batang yaitu berdamar, licin, berlekah,
bersisik, lepas berkotak, berpuru, bergaris melintang, retak-retak, dan
mengelupas.
- Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pohon memiliki nilai
ekonomis yang sangat tinggi salah satunya dari bagian kayu atau batang
seperti pada kayu jati biasanya sering digunakan oleh industri furniture,
meubel dan lain-lain.

5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya, agar dapat mengoptimalkan slide praktikum
agar semua praktikan dapat memahami dengan mudah dan praktikum selanjutnya
dapat mengganti bahan praktikum agar hasilnya lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rinerka Cipta: Jakarta


Arrijani, 2006. Model Arsitektur Pohon Pada Hulu DAS Cianjur Zona Sub-
Montan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Disertasi. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Cahyono, B. 2010. Sukses Budi Daya Jambu Biji di Pekarangan dan Perkebunan.
Yogyakarta : Andi.
Haroen, W.K. 2006. Variabilitas Massa Jenis Kayu daun Lebar Tropis Terhadap
Karakter Serat, Kimia dan Pulp Sulfat, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu
Tropis. 4(2): 71-76.
Heriyanto, N.M. dan Bismark M. 2014.Sebaran dan Potensi Keruing
(Dipterocarpus spp.) di Pulau Siberut, Sumatera Utara. Buletin Plasma
Nutfah. 20(2): 85-92
Indriyanto. 2012. Dendrologi Suatu Teori dan Praktik Menyidik Pohon. Lembaga
Penelitian Universitas Lampung: Bandar Lampung
Kasmudjo, 2010. Teknologi Hasil Hutan. Yogyakarta: Cakrawala Media.
Krisdianto, 2007. Anatomi dan Kualitas Serat Enam Jenis Kayu Kurang Dikenal
dari Cianjur Selatan Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 25(3):183-
202.
Riswan, Soedarsono. 2002. Kajian Biologi Eboni. Berita Biologi. Vol. 6(2): 211-
217
Martawijaya, A, dkk.1981. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Bogor.
Martawijaya, A., I. Kartasujana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira, dan K. Kadir. 2005.
Atlas Kayu Indonesia. Jilid 2. Balai Penelitian Hasil Hutan. Bogor
Muslich, dkk. 2013. Atlas Kayu Indonesia Jilid IV. Bogor: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.
Pandit, dkk. 2011. Analisis Sifat Dasar Kayu Hasil Hutan Tanaman Rakyat.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 16(2): 119-124.
Putra,C.A.S., S.Manuri, Heriyanto danC.Sibagariang. 2011. Pohon-Pohon Hutan
AlamRawa Gambut Merang. MerangREDD Pilot Project, German
International Cooperation –GIZ. Palembang.
Ridley, H. N. 1922. The flora of the Malay Peninsula 1. London: L. Reeve &Co.
Ltd.
Rusila Noor, Y. 1999. Panduan pengenalan manggrove di Indonesia. PHKA /.
WI – IP, Bogor.
Samingan T. 1982. Dendrologi. Jakarta: Gramedia.
Siti, dkk. 1964. Botani Umum 3. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.
Sokanandi, A., Pari, G., Setiawan, D., & Saepuloh. 2014. Komponen kimia
sepuluh jenis kayu kurang dikenal: Kemungkinan penggunaan sebagai
bahan baku pembuatan bioetanol. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 32(3) :
209–210
Supriyanto, Fiona, F. (2010). Pemanfaatan Arang Sekam untuk Memperbaiki
Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) pada
Media Subsoil. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 01(1): 24-28.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta
Tjitrosoepomo, G. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. UGM Press: Yogyakarta
Tjitrosoepomo, G., 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM-Press :
Yogyakarta.
Winter.  2003.  Tree architecture and Growth.  Forest stand Dynamics.
Yunitasari Liska S. P. 2011. Gempur 41 Penyakit dengan Buah Manggis.
Yogyakarta: Pustaka. Baru Press.
LAMPIRAN

Meranti (Shorea sp.) Laban (Vitex sp.)

Barumbung (Pertusadina sp.)


Ketapang (Terminalia
catappa)

Batang lurus (Dyera costulata) Kenari (Canarium ovatum)


Keranji (Dialum indium)
Elm (Ulmus laevis)

Merbau (Intsia palembanica) Eboni bergaris (Diospyros celebica)

Kenari (Canarium sp.) Kempas (Koompassia excelsa)


Manggis (Garcinia Meranti (Shorea laevis)
mangostana)

Damar (Agathis borneensis) Keruing (Dipterocarpus cinereus)

Resak (Vatica sp.) Pelawan (Tristaniopsis merguensis)


Meranti (Shorea umita) Mangrove / belukar (Avicennia alba)

Beringin (Ficus benjamina) Mangrove (Rizhopora racemosa)

Lada (Piper ningrum) Jambu (Psidium guajava)

Anda mungkin juga menyukai