PT Mitra Perdana mengimpor barang dari Kanada dengan harga faktur senilai US$500,000.
Barang yang diimpor adalah jenis barang yang tidak termasuk dalam barang-barang tertentu
yang ditentukan dalam PMK No. 16/PMK.010/2016. Biaya asuransi yang dibayar di luar
negeri sebesar 3% dari harga faktur dan biaya angkut sebesar 5% dari harga faktur.
Bea Masuk (BM) sebesar 10% dan Bea Masuk Tambahan sebesar 6%. Kurs pajak saat itu
sebesar Rp14.550 per dolar Amerika Serikat. Maka, perhitungan PPh Pasal 22 yang dipungut
Ditjen Bea Cukai adalah:
Ketika PT Mitra Perdana tidak memiliki angka pengenal impor, hitungan PPh Pasal 22 dari
impor barang tersebut adalah:
PT ABC berkedudukan di DKI Jakarta, menjadi pemasok alat-alat tulis kantor untuk Dinas
Pendidikan Kota Bogor. Pada tanggal 1 Agustus 2020, PT ABC melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP) dengan nilai kontrak sebesar Rp. 33.000.000 (nilai sudah termasuk
PPN). Maka, perhitungan PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor
adalah:
Perlu diketahui, atas pembelian barang yang dananya berasal dari belanja negara (APBN)
atau belanja daerah (APBD) yang dikecualikan dari pungutan PPh Pasal 22 adalah:
PT ABC akan perusahaan kertas yang menjual hasil produksinya kepada PT XYZ senilai
Rp. 1.100.000.000. Harga ini sudah termasuk PPN sebesar 10%.
DPP PPN:
= (100/110) x Rp1.100.000.000 = Rp. 1.000.000.000,-
DPP PPN:
= (100/110) x Rp2.200.000.000 = Rp. 2.000.000.000,-
PPh Pasal 22 penjualan semen:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan semen x DPP PPN)
= 0,25% x Rp2.000.000.000 = Rp. 5.000.000,-
PT ABC adalah perusahaan baja dan menjual hasil produksinya ke PT XYZ senilai
Rp3.300.000.000. Harga ini sudah termasuk PPN sebesar 10%.
DPP PPN:
= (100/110) x Rp3.300.000.000 = Rp. 3.000.000.000,-
PT GGG merupakan perusahaan otomotif dan menjual hasil produksinya ke PT HHH senilai
Rp5.500.000.000. Harga ini sudah termasuk PPN sebesar 10%.
DPP PPN:
= (100/110) x Rp5.500.000.000 = Rp. 5.000.000.000,-
PT AAA selaku produsen bahan bakar minyak, gas, dan pelumas, menyerahkan bahan bakar
minyak senilai Rp900.000.000 (tidak termasuk PPN) kepada PT BBB yang merupakan bukan
perusahaan SPBU. Maka PPh Pasal 22 yang dipungut adalah:
PT AAA merupakan perusahaan tekstil dan membeli bahan untuk tekstil untuk produksinya
yang akan diekspor dari pedagang pengepul CV BBB senilai Rp300.000.000.
PT BBB mengimpor gandum dari Australia dengan harga faktur US$250.000. Biaya asuransi
sebesar 2% dari nilai faktur dan biaya angkut sebesar 8% dari nilai faktur. Bea Masuk yang
dibebankan dari impor gandum ini adalah 7,5% dan Bea Masuk Tambahan 2,5%. Kurs pajak
saat itu sebesar Rp14.220 per dolar AS.
Perhitungan PPh Pasal 22 yang dikenakan terhadap PT AAA atas impor gandum tersebut
adalah:
Dengan demikian besar PPh Pasal 22 atas impor gandum PT AAA yang juga memiliki angka
pengenal importir adalah:
= (Tarif PPh Pasal 22 impor komoditas dan memiliki API x Nilai Impor)
= 0,5% x Rp4.037.075.000 = Rp. 20.185.375,-
Contoh 1,
PT AAA merupakan perusahaan pengembang properti yang menjual apartemen dengan nilai
Rp50.000.000.000 kepada CCC. Harga jual ini tidak termasuk PPN dan PPnBM. Maka, PPh
Pasal atas penjualan barang mewah berupa apartemen ini sebesar:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan barang mewah apartemen x Nilai jual barang mewah)
= 1% x Rp50.000.000.000 = Rp. 5.000.000,-
Contoh 2,
PT BBB menjual kapal pesiar dengan nilai Rp800.000.000.000 kepada PT DDD. Nilai ini
tidak termasuk PPN dan PPnBM. Dengan demikian perhitungan PPh Pasal 22 atas penjualan
kapal pesiar ini adalah:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan barang mewah kapal pesiar x Nilai jual barang mewah)
= 5% x Rp800.000.000.000 = Rp. 40.000.000,-