Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Nabila Shafa Aulia D1051181031
Rahmad Agung Wijaya D1051181065
Indah Rakhmayani D1051181071
Dosen Pembimbing:
Isna Apriani, S.T., M.Si
NIP. 197704152005012001
1. Orang tua yang selama ini selalu mendukung dan memberikan segala fasilitas
hingga terselesaikannya laporan ini.
2. Ibu Isna Apriani, ST., M.Si. selaku dosen pembibing mata kuliah Rekayasa
Lingkungan Berbasis Masyarakat yang telah memberikan segala arahan yang
sangat berarti bagi tersusunnya laporan ini
3. Rekan-rekan yang telah membantu hingga selesainya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu kritik dan saran sangat
diharapkan dari para pembaca demi perbaikan/dan pengembangan laporan ini.
Demikianlah laporan ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.2.3 Proses Running ...................................................................................... 15
4.2.4 Derajat Keasamaan (pH)........................................................................ 16
4.2.5 BOD ....................................................................................................... 16
4.2.6 TSS......................................................................................................... 17
BAB V.................................................................................................................... 18
PENUTUP ............................................................................................................. 18
5.1 Kesimpulan................................................................................................... 18
5.2 Saran ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 19
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Air buangan industri tahu merupakan air sisa yang dibuang dari proses
produksi industri tahu. Air buangan akan memberikan dampak yang tidak baik
untuk lingkungan sekitarnya, jika dibuang langsung ke alam secara terus-menerus.
Kerusakan yang akan terjadi jika air limbah tahu dibuang ke lingkungan akan
menimbulkan bau yang tidak sedap, dan suhu limbah cair yang panas akan
mempengaruhi proses pertumbuhan biota air tertentu. Pentingnya menjaga
kualitas lingkungan perlu diterapkan agar dapat selalu menjaga kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Perlunya
alat dan perlakuan terhadap air buangan akan membantu mengurangi dampak
yang akan merusak lingkungan. Kurangnya penerapan pencegahan pencemaran
dari limbah buangan biasanya dikarenakan masyarakat berasumsi bahwa alat yang
digunakan untuk mendaur atau meminimalisir air buangan merupakan suatu alat
yang mahal sehingga banyak masyarakat dari tingkat rumah tangga hingga
industri kecil rumahan tidak menggunakan pengolahan pada air buangan yang
akan dibuang.
1
1.2 Tujuan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tahu
Standar Nasional Indonesia atau SNI tahun 1998 menyatakan bahwa tahu
adalah produk makanan yang memiliki bentuk padan dengan tekstur lunak yang
terbuat dari kacang kedelai atau Glycine sp dengan melalui proses pengendapan
dari protein dan penambahan bahan lain yang diizinkan. Tahu merupakan
makanan padat yang dibuat dengan cara memekatkan protein kedelai dan di cetak
dengan proses pengendapan atau penggumpalan protein pada titik
isoelektrik globulin kacang kedelai yang memiliki pH 4,5.
Tahu dibuat dengan proses penggumpalan (pengendapan) protein susu
kedelai menggunakan tepung. Secara umum proses pembuatan tahu meliputi
perendaman kedelai selama beberapa jam, penggilingan kedelai, perebusan hasil
penggilingan kedelai, penyaringan, penggumpalan bubur kedelai menggunakan
tepung tahu, dan pencetakan dan pemotongan. (Kafadi, 1990).
Tabel 2. 1 Standar Kualitas Tahu Berdasarkan SNI 01-3142-1998
1 Keadaan
Bau Normal
Rasa Normal
3
5 Serat kasar %(b/b) Maks. 0,1
7 Cemaran
logam:
9 Cemaran
Mikroba :
4
Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam limbah industri cair tahu
pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik tersebut dapat berupa
protein, karbohidrat dan lemak. Senyawa protein memiliki jumlah yang paling
besar yaitu mencapai 40%-60%. karbohidrat 25%-50%. dan lemak 10%.
Bertambah lama bahan-bahan organik dalam limbah cair tahu, maka volumenya
semakin meningkat (Sugiharto, 1994).
Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah cair tahu adalah oksigen (O 2).
hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), karbon dioksida (CO4), dan metana (CH4).
Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat
dalam limbah cair tersebut (Herlambang, 2005).
Senyawa organik yang berada pada limbah adalah senyawa yang dapat
diuraikan secara sempurna melalui proses biologi baik aerob maupun anaerob.
Sedangkan senyawa anorganik pada limbah adalah senyawa yang tidak dapat
diuraikan melalui proses biologi (Nurul Latifah, 2011).
Limbah cair tahu mengandung bahan organik berupa protein yang dapat
terdegradasi menjadi bahan anorganik. Degradasi bahan organik melalui proses
oksidasi secara aerob akan menghasilkan senyawa-senyawa yang lebih stabil.
Dekomposisi bahan organik pada dasarnya melalui dua tahap yaitu bahan organik
diuraikan menjadi bahan anorganik, Bahan anorganik yang tidak stabil mengalami
oksidasi menjadi bahan anorganik yang stabil, misalnya amonia mengalami
oksidasi menjadi nitrit dan nitrat (Effendi. 2003).
Secara umum karakteristik air buangan dapat digolongkan atas sifat fisika,
kimia, dan biologi. Akan tetapi, air buangan industri biasanya hanya terdiri dari
karakteristik fisika dan kimia. Parameter yang digunakan untuk menunjukkan
karakter air buangan industri tahu adalah (Kaswinarni, 2007):
a. Parameter fisika, seperti kekeruhan, suhu, zat padat, bau dan lain-lain.
parameter kimia, dibedakan atas kimia organik dan kimia anorganik.
5
b. Kandungan organik (BOD, COD, TOC) oksigen terlarut (DO), minyak
atau lemak, nitrogen total, dan lain-lain. Sedangkan kimia anorganik
meliputi: pH. Pb, Ca. Fe, Cu, Na, sulfur, dan lain-lain.
Beberapa karakteristik limbah cair industri tahu yang penting antara lain
1. Padatan Tersuspensi
6
keadaan menjadi netral. Sebaliknya dalam keadaan terlalu asam, ion
karbonat akan mengalami hidrolisis menjadi ion bikarbonat dan
melepaskan ion hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan
netral kembali, dapat dilihat pada reaksi berikut (Lavens dan
Sorgeloos,1996)
7
Kebutuhan oksigen dalam air limbah ditunjukkan melalui BOD
dan COD. BOD (Biological Oxygen Demand) adalah oksigen yang
diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi senyawa-senyawa
kimia Nilai BOD bermanfaat untuk mengetahui apakah air limbah tersebut
mengalami biodegradasi atau tidak, yakni dengan membuat perbandingan
antara nilai BOD dan COD. Oksidasi berjalan sangat lambat dan secara
teoritis memerlukan waktu tak terbatas. Dalam waktu 5 hari (BOD 5),
oksidasi organik karbon akan mencapai 60%-70% dan dalam waktu 20
hari akan mencapai 95%. COD adalah kebutuhan oksigen dalam proses
oksidasi secara kimia. Nilai COD akan selalu lebih besar daripada BOD
karena kebanyakan senyawa lebih mudah teroksidasi secara kimia
daripada secara biologi. Pengukuran COD membutuhkan waktu yang jauh
lebih cepat, yakni dapat dilakukan selama 3 jam, sedangkan pengukuran
BOD paling tidak memerlukan waktu 5 hari, Jika nilai antara BOD dan
COD sudah diketahui, kondisi air limbah dapat diketahui (Kaswinarni,
2007).
5. TSS
8
Tabel 2. 2 Tabel Baku Mutu Limbah Cair Industri
pH - 6-7 6-9
Sumber : Kep-15/MENLH/10/1995
Proses biologi anaerob merupakan sistem pengolahan air limbah tahu yang
banyak yang digunakan. Pertimbangan yang digunakan adalah mudah, murah dan
hasilnya bagus. Proses biologi anaerobik merupakan salah satu sistem pengolahan
air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme yang bekerja pada kondisi
anaerob. Kumpulan mikroorganisme, umumnya bakteri, terlibat dalam
transformasi senyawa komplek organik menjadi metana. Selebihnya terdapat
9
interaksi sinergis antara bermacam – macam kelompok bakteri yang berperan
dalam penguraian limbah (Kaswinarni, 2007).
10
BAB III
METODOLOGI
Alat yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah ember cat 25
kg, kayu, gergaji, kran air, kotak kaca dan dop pipa. Bahan yang digunakan
dalam perancangan alat ini adalah limbah air tahu sebanyak 26 L, lem pipa,
EM4, kerikil, kaldness, dan batu koral.
11
kran yang berfungsi mengeluarkan air limbah. Proses biofilter menggunakan
batu kerikil setinggi 7 cm dan batu koral setinggi 7 cm. Filter ini digunakan
untuk menurunkan kadar pH, BOD dan TSS. Pada kotak bagian kanan akan
diletakkan aerator dan media lekat kaldness untuk memenuhi proses aerob.
Pengecekan pH akan dilakukan secara berkala pada proses ini.
12
BAB IV
4.1 Hasil
Efisiensi Pengolahan :
BOD = x 100%
13
BOD = x 100%
BOD = 73,71 %
Efisiensi Pengolahan :
TSS = x 100%
TSS = x 100%
TSS = 40,93 %
4.2 Pembahasan
14
pengolahan air limbah dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan
proses biologis anaerobik digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban
BOD yang sangat tinggi. Kandungan bahan organik yang tinggi pada limbah
industri tahu diolah dengan menggunakan pengolahan kombinasi dari proses
biologis anaerobik dan aerobik. (Mufida, 2015). Air limbah tahu mengandung
bahan organik yang tinggi, sehingga diolah dengan pengolahan kombinasi proses
biologis yaitu proses anaerob dan proses aerob.
15
4.2.4 Derajat Keasamaan (pH)
Parameter yang diuji ialah pH, BOD dan TSS. Pengukuran pH adalah
parameter yang mutlak dilakukan dalam pengolahan air limbah, karena
menunjukkan konsentrasi ion hidrogen di dalam air. Hasil pengukuran pH
sebelum dilakukannya pengolahan pH menunjukkan nilai 6,28. Hasil tersebut
menunjukkan air buangan limbah industri tahu sudah memenuhi baku mutu. Hasil
pengukuran pH setelah melewati pengolahan menunjukkan terjadinya penurunan,
yaitu 5,28. Hasil akhir pH yang diuji menunjukkan hasil pH berada di bawah baku
mutu yang telah ditetapkan oleh PerMen LH Republik Indonesia No.5 Tahun
2014 yaitu 6-9.
4.2.5 BOD
Berdasarkan data hasil uji laboratorium nilai baku mutu air limbah tahu
sebelum dilakukannya pengolahan menunjukkan nilai BOD dengan konsentrasi
2080 mg/L. Hasil tersebut menunjukkan air buangan limbah industri tahu masih
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh PerMen LH Republik Indonesia
No.5 Tahun 2014 dengan nilai BOD sebesar 150 mg/L. Jika nilai BOD terlalu
tinggi maka dapat menyebabkan biota air mati dikarenakan asupan oksigen pada
air akan diserap oleh bakteri-bakteri yang ada untuk melarutkan bahan-bahan
organik. Sehingga perlu dilakukannya upaya pengolahan air limbah yang dapat
menurunkan zat-zat yang dapat menyebabkan pencemaran pada air,
16
yang dilakukan oleh Bernadette Nusye Parasmita (2012) dapat dikatakan bahwa
adanya pengaruh lama kontak air limbah dengan media biofilter terhadap
penurunan BOD ditunjukkan dengan semakin lama massa air limbah pada
biofilter, semakin besar pula efisiensi BOD yang dihasilkan.
4.2.6 TSS
Hasil akhir menunjukkan bahwa air limbah masih belum memenuhi baku
mutu. Hal ini terjadi karena kurangnya waktu tinggal pada saat proses running.
Penyisihan konsentrasi TSS sehingga turun juga dapat diakibatkan terjadinya
filtrasi di proses anaerob. Proses anaerob yang menggunakan media batu kerikil
dan batu koral.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Zulkifli dan Ami, A. 2001. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Tahu dengan
Rotating Biological Contactor (RBC) pada Skala Laboratorium. Limnotek.
Vol, VIII. No, 1. :21-34.
20
LAMPIRAN
1
Limbah yang telah diolah pH akhir