Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

UNSUR UNSUR DAN METODE KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK


USIA PRA SEKOLAH

Dosen Pengampu : Moh. Ibnu Faruq Fauzi,M.Pd.i

Di Susun Oleh

Kelompok 5

Eva Nurjannah 18.1.12.004

Asri Mahmuda 18.1.12.022

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN TABIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SANGATTA

KUTAI TIMUR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah

memberikan saya kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini . Tanpa

pertolongan-Nya tim penysuntidak akan dapat melaksanakan serta menyelesaikan

makalah ini yang berjudul “unsur unsur dan metode kurikulum pada

pendidikan anak pra sekolah”

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas,

mendukung serta mendorong pembaca terutama mahasiswa jurusan psikologi.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata

sempurna. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan dan permohonan maaf atas ketidak sempurnaan. Saya selaku penyusun

mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat

lebih optimal bagi pembaca. Akhir kata ucapkan terimakasih

Sangatta 24 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………i

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. …………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah.. ……………………………………………………….2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Dan Anak Pra Sekolah…………………………….3
B. Unsur Unsur Dan Metode Kurikulum Anak Pra Sekolah…………………5

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………..…7
B. Saran……………………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA………………………………...…………………………...8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, tidak terkecuali
di Taman kanak-kanak yang diselenggarakan dalam upaya membantu
meletakkan dasar perkembangan pada semua aspek kehidupan.
Pelaksanaan pendidikan di sekolah tidak lepas dari pemberlakuan
kurikulum dengan tujuan memberikan stimulasi secara terprogram
terhadap perkembangan peserta didik termasuk kecerdasan majemuknya.
Banyak upaya yang dilakukan oleh orang tua agar si buah hati dapat
cerdas sehingga bisa dibanggakan di kemudian hari, demikian juga di
dalam dunia pendidikan tidak hentinya berupaya menemukan model yang
terbaik untuk memberikan stimulasi perkembangan kecerdasannya.
Pendidikan yang berbasis kinestetik merupakan salah satu pilihan dalam
proses pembelajaran, karena proses ini memerlukan koordinasi antara saraf
dan otot sehingga mampu mengkomunikasikan pesan melalui keindahan
gerak.
Anak bukan orang dewasa dengan ukuran kecil, dan masa anak
merupakan masa yang paling aktif secara fisik, banyak waktunya
dihabiskan untuk bermain. Kegiatan bermain berarti melakukan aktivitas
yang menyenangkan, sehingga tidak keberatan untuk mengulang beberapa
kali bentuk permainan tersebut, dengan demikian tanpa disadari anak
sedang melatih diri untuk melakukan sesuatu.
Kegiatan belajar sambil bermain menjadi bagian pokok dalam
proses pembelajaran khususnya pada anak usia prasekolah. Untuk itu perlu
mendapatkan perhatian bagi pendidik agar dapat mengemas materi
sedemikian rupa sehingga dapat terkesan sebagai hiburan yang menarik
dan menyenangkan.

1 Sri Harini dan Aba Firdaus, Mendidik Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2003), hlm
54-55

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. kemasan model pendidikan anak usia pra sekolah yang dapat menarik
perhatian peserta didik;
2. Metode pendidikan yang dibuat agar dapat diterima bagi peserta didik
sebagai model pembelajaran;
3. menentukan Metode pendidikan kurikulum berbasis kinestetik supaya
dapat bermanfaat bagi stimulasi perkembangan kecerdasan majemuk
peserta didik.

Soemitra Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 25-26

2
Soemitra Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 25-26

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Dan Anak Pra Sekolah


1. Pengertian Kurikulum
Menurut Zais kurikulum dapat dipahami sebagai program mata
pelajaran, seperti halnya bahasa Inggris, aljabar, sejarah, ekonomi dan
lainnya Dengan kata lain kurikulum mencakup suatu daftar atau judul
mata pelajaran yang disampaikan oleh sekolah. Pandangan lain
menyebutkan bahwa kurikulum ialah isi mata pelajaran tertentu dalam
program atau data dan informasi yang terekam dalam membimbing
pelajar melalui buku catatan yang diperlukan dan disediakan dalam
rencana pembelajaran
Adapun komponen kurikulum seperti dalam konteks KTSP yang
dikemukakan oleh Tita Lestari tahun 2006 yang terdiri atas empat
komponen di antaranya komponen tujuan, komponen isi (bahan
pengajaran), konponen strategi dan komponen evaluasi. Penjelasan
dari empat komponen tersebut yaitu:
a. Komponen tujuan yang meliputi langkah-langkah sebagai:
1) analisis kebutuhan
2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofi
3) menentukan desain kurikulum
4) membuat rencana induk: pengembangan, pelaksanaan
dan penilaian.
b. Komponen isi yang meliputi langkah-langkah:
1) perumusan dasar pemikiran
2) perumusan visi, misi dan tujuan
3) penentuan struktur dan isi program
4) pemilihan dan pengorganisasian materi
5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran;

Soemitra Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 25-26
3
6) pemilihan sumber, alat dan sarana belajar;
7) penentuan cara mengukur hasil belajar.

c. Komponen strategi yang meliputi langkah


1) penyusunan rencana pembelajaran
2) penjabaran materi
3) penentuan strategi dan metode pembelajaran;
4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran
5) penentuan cara penilaian proses dan hasil belajar
6) setting lingkungan pembelajaran.
d. Komponen evaluasi, yakni untuk bisa melihat sejauh mana
kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan,
baik bentuk penilaian formatif atau sumatif. Penilaian
kurikulum dapat mencakup context, input, proses, produk
(CIPP). Penilaian produk berfokus pada mengukur pencapaian
proses pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif).
Empat komponen tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa
tujuan dari kurikulum benarbenar tercapai. Sehingga kurikulum
menjadi tanggung jawab para perencana, pelaksana dan
pengawas pendidikan untuk menjamin bahwa pembelajaran
berlangsung dengan baik.
2. Pendidikan Anak Pra Sekolah
Dalam memberikan pengertian anak prasekolah dari segi umur
para ahli mengalami kesulitan karena dalam menghubungkan antara
batasan umur dan kecakapan anak dapat dipengaruhi banyak faktor.
Dengan demikian banyak ahli yang berbeda pendapat untuk
memberikan batasan umur anak prasekolah. Biechler dan Snowman
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan anak prasekolah adalah
anak yang biasannya mengikuti program prasekolah dan kindergarden.
Sedangkan menurut E.B Hurlock mengatakan bahwa usia prasekolah
atau prakelompok disebut juga masa kanak-kanak dini yaitu anak yang

Soemitra Patmonodewo, Op. Cit, hlm. 31


4
berumur 2-6 tahun, Biechler dan Snowman menambahkan bahwa usia
prasekolah adalah anak mulai usia 3-6 tahun. Walaupun ada beberapa
perbedaan dalam memberi batasan umur anak prasekolah, namun dapat
diambil kesimpulan bahwa pengertian anak prasekolah adalah anak-
anak di bawah usia sekolah atau anak-anak yang belum memasuki usia
sekolah.
B. Metode Dan Unsur Pendidikan Kurikulum Anak Pra Sekolah
Berikut merupakan metode-metode pengajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak usia pra sekolah yaitu
1. Metode bermain
Bermain merupakan pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin
pertumbuhan anak, dan bermain memberikan kepuasan bagi dirinya
sendiri, melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami
kehidupan. Kegiatan bermain dilakasnakan tidak serius dan fleksibel.
Oleh karena itu begitu besar nilai dalam kehidupan anak, maka
pemanfaatan kegiatan bermain dalam pelaksanaan program kegiatan
anak TK merupakan syarat mutlak yang tidak bisa diabaikan. Bagi
anak TK belajar adalah bermain dan bermain sambil belajar.
2. Metode karya wisata
Berkarya wisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak
karena dapat membangkitkan minat anak kepada sesuatu hal dan
memperluas perolehan informasi. Jadi dari karya wisata anak dapat
belajar dari pengalaman sendiri dan sekaligus anak dapat melakukan
generalisasi berdasarkan sudut pandang mereka.
3. Metode bercakap-cakap
Bercakap-cakap berarti saling mengkomunikasikan pikiran dan
perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif
dan bahasa ekspresif dan ini penting bagi anak TK. Oleh karena itu
metode bercakapcakap bagi anak TK membantu perkembangan
dimensi sosial, emosi dan kognitif, dan terutama bahasa anak

Ibid., hlm. 55
5
4. Metode cerita
Cerita merupakan salah satu media untuk menyampaikan nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat. Seseorang yang dapat membacakan cerita
dengan baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan
hidup.
5. Metode demonstrasi
Demontrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Jadi
dalam demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan cara-cara
mengerjakan sesuatu.
6. Metode pemberian tugas
Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja
harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas di taman kanak-kanak
tugas diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan petunjuk langsung guru

Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta : Renika Cipta, 2004), hlm.
24
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas metode kurikulum yang paling tepat pada anak
usia pra sekola ini adalah bemain sambil belajar untuk anak anak usia pra
sekolah yang masih tidak terkontrol emosionl nya sangat tidak dianjurkan
metode ceramah maupun berdisukusi karna pada anak usia ini jiwa nya
masih jiwa bermain jadi sehingga penulis menyimpulkan bahwa metode
yang sangat baik di terapkan di dalam metode ini adalah metode
kurikulum berbasih belajar sambil barmain.

B. Saran
Dari uraian di atas, maka penulis dalam hal ini mengajukan beberapa saran
antara lain.

a. Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal terhadap pendidikan


anak usia pra sekolah i, baik yang dilakukan oleh pemerintah, keluarga
maupun masyarakat. Masa prasekolah yang disebut dengan masa
keemasan perkembangan intelektual seharusnya dijadikan dasar bagi
upaya meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia.
b. Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan anak usia pra sekolah harus
terus dilakukan, karena berdasarkan data yang ada angka partisipasi
kasar masyarakat terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat
rendah.
c. Kualifikasi pendidik anak usia dini harus terus ditingkatkan baik
kualifikasi akademisnya maupun dalam bentuk pelatihan dan penataran
lainnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ita, E. (2018). Manajemen Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini di


TK Rutosoro Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada Flores Nusa Tenggara
Timur. Jurnal Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran, 6(1), 45-52.

Lubis, H. Z. (2018). Metode Pengembangan Bahasa Anak Pra


Sekolah. Jurnal Raudhah, 6(2).

Ummah, S. S., & Wafi, A. (2017). Metode-Metode Praktis dan Efektif


dalam Mengajar Al-Quran bagi Anak Usia Dini. In Annual Conference on
Islamic Early Childhood Education (Vol. 2, pp. 121-134).

Anda mungkin juga menyukai