Anda di halaman 1dari 34

BIOMEKANIKA

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Definisi
 Biomekanika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin,
material dan peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar
produktivitas kerja dapat meningkat.

 Pendekatan biomekanika tubuh manusia sebagai suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen yang
saling berkait dan terhubung satu sama lain, melalui sendi-sendi dan jaringan otot yang ada.

 Menggunakan prinsip-prinsip Fisika untuk menyatakan tegangan mekanik pada tubuh dan gaya otot
yang diperlukan untuk membagi tegangan-tegangan tersebut.
Cont’
 Secara umum, biomekanika diklasifikasikan menjadi dua :
1. Biostatics  menganalisis tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan
seragam (uniform)
2. Biodynamics  gambaran gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi
(kinematik) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik)
Arm Lift Torso Lift Leg Lift

Biostatic
High Far Lift Floor Lift High Near Lift
Biodynamics
Aplikasi Ilmu Biomekanika

Manual Material Handling


Olahraga
Aktivitas
Rumah Sakit
Struktur Tubuh Manusia
 Tulang (Bones)  investigasi pada L5/S1
 Sambungan (Joints) aplikasi teori fisika
(beban, massa, gaya, momen) pada tubuh
manusia
 Otot (Muscles)  aerobic & anaerobic
metabolisme
Tulang : Lumbar-Sacrum
• Dalam banyak kegiatan penanganan material
seperti mengangkat, membawa, mendorong dan
menarik, gaya-gaya yang signifikan terjadi pada
tulang belakang bagian bawah yaitu pada ruas
lumbar ke -5 dan sacrum ke -1 (L5/S1), lokasi
dimana sering terjadi cedera punggung.
Sambungan (Joint)
• Didalam melakukan analisis biomekanik, tubuh manusia dipandang sebagai suatu sistem yang
terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan).
• Jenis sambungan :
 Cartilage (tulang rawan)  untuk pergerakan yang relatif kecil (sambungan tulang iga, pangkal
tulang iga)
 Ligamen  sebagai penghubung antara tulang dengan tulang untuk stabilitas sambungan (siku
dan lutut)
 Tendon  Penghubung tulang dan otot
Muscles : Aerob vs Anaerob
Metabolisme :

1. Aerob : Use of O2, efficient, high capacity

2. Anaerob : No O2, inefficient, low capacity

 Aerobic used during normal work (exercise) levels,


anaerobic added during extreme demands

 Anaerobic metabolism -> lactic acid (pain, cramps,


tremors)
Musculoskeletal Disorder (MSDs)
 Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot
rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf,
tendon, ligament, persendian, kartilago, dan discus
invertebralis.
 Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan otot,
inflamasi, dan degenerasi.
 Sedangkan kerusakan pada tulang dapat berupa
memar, mikro faktur, patah, atau terpelintir.
Penyebab Musculoskeletal Disorder (MSDs)
 Kelelahan dan keletihan terus menerus yang disebabkan oleh frekuensi atau periode
waktu yang lama dari usaha otot, dihubungkan dengan pengulangan atau usaha yang
terus menerus dari bagian tubuh yang sama meliputi posisi tubuh yang statis;

 Kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat kuat/berat atau
pergerakan yang tak terduga.
Keluhan Musculoskeletal Disorder (MSDs)
 Sakit Leher  peningkatan tegangan otot atau myalgia, leher miring atau kaku leher.
 Nyeri Punggung gejala nyeri punggung yang spesifik seperti herniasi lumbal, arthiritis, ataupun spasme
otot.
 Carpal Tunnel Syndrome  kumpulan gejala yang mengenai tangan dan pergelangan tangan yang
diakibatkan iritasi dan nervus medianus.
 De Quervains Tenosynovitis  Penyakit ini mengenai pergelangan tangan, ibu jari, dan terkadang lengan
bawah, disebabkan oleh inflamasi tenosinovium dan dua tendon yang berasa di ibu jari pergelangan
tangan.
 Thoracic Outlet Syndrome  Merupakan keadaan yang mempengaruhi bahu, lengan, dan tangan yang
ditandai dengan nyeri, kelemahan, dan mati rasa pada daerah tersebut
 Tennis Elbow  keadaan inflamasi tendon ekstensor, tendon yang berasal dari siku
lengan bawah dan berjalan keluar ke pergelangan tangan.
 Low Back Pain  terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan L5. Apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan posisi tubuh membungkuk ke depan maka akan terjadi penekanan pada discus.
MPL
• Batasan gaya angkat maximum (the Maximum Permissible Limit) yang
direkomendasikan oleh NIOSH (1981) adalah berdasarkan gaya tekan kurang
lebih sebesar 6500 Newton pada L5/S1.

• Sedangkan batasan gaya angkat normal (the Action Limit) yang


direkomendasikan adalah sebesar 350 kgf (3433,5 Newton)
Chaffin-Anderson
Step 1
• Estimate Moment at the L5/S1
level :
M L 5 / S1  M bw  Mload
M bw = d.W

M load = l. L
M = momen ruas L5/S1 (Nm)
d = jarak horisontal antar ruas L5/S1 dengan pusat massa
tubuh
l = jarak horisontal antara L5/S1 dengan pusat massa beban
(m)
W= berat segment tubuh di atas ruas L5/S1 (N)
L = berat beban yang diangkat (N)
Step 2
• Define Abdominal
Pressure :

(43  0.36 )(M 1.8


)
Pabd 
hip L5 / S1
4
10

N
1 2
 7 5 m m H g
cm
Hip Joint
Step 3
• Estimate Abdominal
muscle force :

Fabd  (Pabd )( Adiafragma )

A  465cm2
diagram
Step 4
• Estimatie force of erector spinae at L5/S1 level
• Dimana :
– d(muscle) = jarak dari otot spinal erector ke L5/S1
– d(abd) = jarak dari titik gaya di perut ke L5/S1

(dbw )(W )  (l)(L)  (dabd )(Fabd )


F muscle 
d muscle
Spinal Erector Muscle
Step 5
• Estimate
compress
ion force at
L5/S1
Contoh Soal
• L = 450 N
• W = 350 N
• d = 20 cm
• l = 30 cm
•  = 45 deg
•  = 70 deg
• d(abd) = 11 cm
• d(muscle) = 5 cm
RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL)

• RWL  rekomendasi batas beban yang dapat diangkat oleh


manusai tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut
dilakukan berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang cukup
lama

• RWL ditetapkan oleh NIOSH tahun 1991 di Amerika Serikat.


• Persamaan NIOSH berlaku pada kedaan:
a. Beban statis (tidak ada penambahan ataupun pengurangan)
b. Beban diangkat dengan kedua tangan
c. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu
maksimal 8 jam
d. Pengangkatan atau penururnan tidak dilakukan saat duduk atau
berlutut
e. Tempat krja tidak sempit
FORMULASI RWL (NIOSH)
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

LC = Konstanta pembebanan = 23 kg D = Jarak perpindahan secara vertikal dari tempat


asal benda ke tujuan anktivitas angkat tersebut (10 inch)
HM = Faktor pengali horizontal = 25/H A = Sudut simetri putaran yang dibentuk tubuh
FM = Faktor pengali frekuensi
CM = faktor pengali kopling (handle)
VM = Faktor pengali perpindahan
VM = 1-0,00326 |V-69|
DM = Faktor pengali perpindahan
DM = 0,82 + 4,5/D
AM = Faktor pengali asimetrik
AM = 1-0,0032A
H = Jarak beban terhadap titik pusat tubuh (15 - 175 cm atau 6 - 32 inch)
V = Jarak beban terhadap lantai (0-175 cm atau 0-70 inch)
Keterangan: untuk frekuensi pengangkatan kurang atau
hanya 1 kali dalam 5 menit ditetapkan F = 0, 2 Lift/mnt
LIFTING INDEX
• Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk mengetahui index
pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang belakang, dengan persamaan :

𝐿
𝐿𝐼 =
𝑅𝑊𝐿

Keterangan :

L = Load weight

RWL = Recommended Weight Limit

• Jika LI ≤ 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang

• Jika LI > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
Daftar Pustaka
• Chaffin, D.B. & Anderson,
G.B.J.(1999).Occupational
Biomechanics.2nd ed.
• Nurmianto, E.(1998).Ergonomi.Guna
Widya.Cetakan Kedua.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai