Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PARITAS IBU DENGAN KEPATUHAN

KONSUMSI KB PIL DI POSKESDES PENAGAN JAYA


KABUPATEN LAMPUNG UTARA
TAHUN 2021

CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND PARITY ON COMPLIANCE WITH THE CONSUMPTION OF


BIRTH CONTROL PILL AT THE PENAGAN JAYA VILLAGE HEALTH CENTER NORTH
LAMPUNG REGENCY IN 2021

Cahaya Evita Sari 1, Psiari Kusuma Wardani 2, Fitriana 3, Ade Tyas Mayasari 4
Fakultas Kesehatan Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Universitas Aisyah Pringsewu, Lampung, 35372,
Indonesia. Email: evitasaricahaya@yahoo.co.id

ABSTRAK

Angka kejadian drop out KB di Indonesia mengalami peningkatan, dari 11,46% pada tahun 2016 meningkat
menjadi 15,09% pada tahun 2017 (BKKBN, 2017). Kontrasepsi Pil merupakan salah satu kontarsepsi yang banyak
diminati. Kegagalan kontrasepsi pil sangat dipengaruhi oleh salah satunya kepatuhan akseptor. Penyebab dropout
keparuhan penggunaan pil didasari oleh pengetahuan dan paritas. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan dan paritas terhadap kepatuhan konsumsi KB pil di Poskesdes Penagan Jaya Kabupaten Lampung
Utara tahun 2021
Jenis penelitian kuantitatif rancangan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada
penelitian ini adalah sebanyak 81 ibu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total population.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan menggunakan uji chi square.
Hasil analisis dan pengolahan data didapatkan ada hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan konsumsi KB
dengan p-value 0.001 (p<0.05) dan ada hubungan paritas ibu dengan kepatuhan konsumsi KB Pil dengan p-value 0.000
(p<0.05). Diharapkan responden membaca dan berdiskusi baik dengan teman maupun tenaga kesehatan. Mengikuti
sosialisasi yang di adakan oleh tenaga kesehatan secara rutin.

Kata Kunci : pengetahuan, paritas, KB Pil


Referensi : 20 (2011-2020)

ABSTRACT

A contraceptive pill is a combination pill tablet that is considered to be a reliable method of contraception.
Some factors that influence failure to take birth control pills include motivation, knowledge, regularity, fear, counselling
for health workers, parity. Knowledge and parity are dominant factors in human error, if the desire of a partner or
individual is very strong for preventing pregnancy, then this directly affects how regularly they use the contraceptive
method. The purpose of this study was to determine the correlation between knowledge and parity on compliance with
the consumption of birth control pill at the Penagan Jaya Village Health Center North Lampung Regency in 2021.
This research type is quantitative by applying an analytic research design with a cross-sectional approach. The
population in this research were 81 mothers. The sampling technique in this study used the total population. The
measuring instrument used is a questionnaire. The data analysis used is the chi-square test.
The results of data analysis and processing showed that there was a correlation between mother's knowledge
and compliance with the consumption of birth control pills at Penagan Jaya Public Health Center North Lampung
Regency with a p-value of 0.001 (p <0.05) and there was a relationship between maternal parity and compliance with
the consumption of birth control pills at Penagan Jaya Village Health Center North Lampung Regency with p-value
0.000 (p <0.05). It is expected that respondents will increase their knowledge by reading and having good discussions
with their peers and health workers. Besides, following the socialization held by health workers, reading and listening to
various information about contraception from both print and electronic media in order to increase respondents'
knowledge.

Keywords : knowledge, parity, birth control pill


References : 20 (2011-2020
I. PENDAHULUAN Amerika penggunaan tertinggi sebesar 89.9%,
Masalah kependudukan merupakan masalah Europa penggunaan tertinggi sebesar 80%, dan di
global yang menjadi perhatian Negara-negara di Asia tertinggi di Negara Thailand sebesar 89.2%
Dunia. Hal ini terlihat dengan adanya komitmen (WHO, 2018). Berdasarkan data riset kesehatan
global untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dasar (Riskesdas), jumlah akseptor keluarga
di Dunia dengan pendekatan kegiatan lokal negara berencana (KB) di Indonesia mencapai 72,9%
tersebut. Negara-negara dengan tingkat kelahiran dimana alat kontrasepsi yang paling banyak
dan tingkat kematian tinggi, akses terhadap digunakan adalah suntik sebesar 42,4%, yang
informasi dan pelayanan KB dianggap penting paling rendah adalah sterilisasi pria 0,2% dan
dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan kondom sebesar 1,1% kemudian untuk
berkelanjutan Sustainable Development Goals penggunaan KB pil sebesar 8.5%. Di Provinsi
(SDGs), terutama untuk tujuan menjamin akses Lampung prevalensi penggunaan Kontrasepsi
semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan meliputi MOW 2.2%, MOP 0.6%, IUD 4.6%,
reproduksi, termasuk Keluarga Berencana (KB), Suntik 3 bulan 54,4%, Suntik 1 bulan 3.1%,
informasi dan edukasi, serta integrasi kesehatan Implant 7.1%, Pil 7.1%, Kondom 0.6%
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional (Riskesdas, 2018).
pada tahun 2030. Lebih dari 220 juta wanita di Pil KB merupakan tablet pil kombinasi yang
dunia ingin merencanakan keluarga dan masa diangap sebagai suatu metode kontarsepsi yang
depan mereka tetapi tidak menggunakan metode dapat dipercaya. Semua pil kombinasi
kontrasepsi modern (Nurjannah dan Susanti, mengandung Estrogen dan Progesterone,
2020). kandungan Estrogen didalam pil biasanya
Saat ini pertumbuhan penduduk di Indonesia menghambat ovulasi dan menekan perkembangan
masih cukup tinggi. Hal ini merupakan salah satu sel telur yang dibuahi. Mungkin juga dapat
masalah kependudukan, sehingga memerlukan menghambat impantasi sedangan progesteron
kebijakan kependudukan melalui penurunan dalam pil KB akan menentalkan lender servik
tingkat pertumbuhan penduduk serendah- untuk mencegah masuknya sperma. Hormon ini
rendahnya. Cara efektif untuk menurunkan angka juga mencegah konsepsi dengan cara
pertumbuhan penduduk dengan jalan mengikuti memperlambat transpotrasi telur dan menghambat
Program Keluarga Berencana (KB). Oleh ovulsai (Anisa dan Kartikasari, 2014).
karenanya program ini harus dilaksanakan secara Angka kejadian drop out KB di Indonesia
berkesinambungan karena program ini selain mengalami peningkatan, dari 11,46% pada tahun
berperan untuk menekan laju pertumbuhan 2016 meningkat menjadi 15,09% pada tahun 2017
penduduk juga memiliki peranan dalam upaya (BKKBN, 2017). Drop out kontrasepsi adalah
membentuk keluarga kecil berkualitas dan akseptor yang keluar dari sistem penggunaan
bersumber daya manusia yang bermutu (Helmi, kontrasepsi. Akseptor drop out adalah akseptor
2016) yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih
KB merupakan salah satu dari empat pilar dari 3 bulan, Tingkat putus pakai lebih tinggi pada
strategi upaya “safe motherhood” yang pil (41 persen), kondom (31 persen), dan suntikan
dikembangkan oleh world health organization (25 persen) dibandingkan dengan metode jangka
(WHO) dan departreman kesehatan Republik panjang seperti IUD (6 persen) dan implant (8
Indonesia (Depkes RI) sejak tahun 1999. Sehingga persen) (Nurjannah dan Susanti, 2020).
pelayanan keluarga berencana menjadi pelayanan Jika kontrasepsi oral kombinasi dikonsumsi
kesehatan preventif yang paling mendasar dan secara benar dan konsisten, diserap secara
utama bagi wanita. Untuk optimalisasi manfaat normal,dan metabolismenya tidak meningkat oleh
kesehatan KB. Salah satu tujuan dari program KB interaksi dengan obat lain, maka kehandalan
adalah membatasi jumlah kelahiran dengan kontrasepsi oral kombinasi mendekati 100%.
menggunakan metode kontrasepsi. Pada umumnya Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir
masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang menyerupai efektifitas tubektomi), bila digunkan
sifatnya praktis dengan efektifitas tinggi seperti setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan
metode non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dalam tahun pertama penggunaan). Faktor–faktor
(MJKP) misalnya suntik dan pil, sedangkan yang mempengaruhi kegagalan dalam minum pil
metode implant, intra uterin device (IUD), metode KB diantarnya: motivasi, pengetahuan,
operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria keteraturan, ketakutan, konseling petugas
(MOP) kurang diminati (Helmi, 2016). kesehatan, paritas. Motivasi merupakan faktor
Menurut WHO di dunia prevalensi yang mendominasi dalam kesalahan manusia,
penggunakan KB/ Kontrasepsi digunakan oleh apabila keinginan pasangan atau individu sangat
wanita usia 15 -49 tahun, dengan prevalennsi di kuat untuk mencegah kehamilan, maka hala ini
Afrika penggunaan tertinggi sebesar 85.2%, secara langsung berengaruh terhadap seberapa
teratur mereka menggunakan metode kontarsepsi Lampung Timur terdapat dua Poskesdes dengan
(Anisa dan Kartikasari, 2014). kegagalan KB pil terbanyak yaitu Poskesdes
Berdasarkan hasil penelitian Yenie (2016) Penanganan Jaya sebanyak 15 akseptor yang
didapatkan sebanyak 32,3% akseptor patuh dalam mengalami kegagalan dan Poskesdes Sumber
menggunakan kontrasepsi pil, sedangkan akseptor Agung sebanyak 10 akseptor yang mengalami
KB pil yang tidak patuh dalam menggunakan kegagalan. Selanjutnya peneliti melakukan
kontrasepsi pil sebanyak 67,7%. Yenie juga wawancara kepada 10 ibu yang mengkonsumsi KB
menambahkan bahwa kegagalan kontrasepsi pil Pil di Poskesdes Penangan Jaya, hasil wawancara
sangat dipengaruhi oleh kepatuhan akseptor. Jadi diperoleh 6 (60%) ibu tidak teratur dalam
meskipun alat kontrasepsi pil mempunyai meminum KB pil dan di dapatkan 1 orang
efektivitas dan tingkat kelangsungan yang tinggi mengalami kegagalan (kehamilan) dan sebanyak 4
serta dapat memberikan daya lindung lebih besar (40%) ibu teratur dalam mengkonsumsi KB pil.
dalam jangka waktu tertentu namun tidak diikuti Dari hasil wawancara didapatkan masih kurangnya
dengan kepatuhan akseptor dalam pengetahuan ibu tentang KB pil mereka belum
mengkonsumsinya maka efektivitas dari alat mengerti bagaimana cara kerja KB pil mereka juga
kontrasepsi tersebut akan tidak berarti. mengatakan sering lupa untuk meminum KB pil,
Pengetahuan akseptor KB memiliki kaitan erat selain itu para akseptor juga berangapan jika
dengan kepatuhan bahwa akseptor dengan tingkat terjadi kehamilan berarti sudah rejeki dia tanpa ada
pengetahuan yang tinggi akan lebih patuh untuk pengaturan jarak kehamilan, mereka juga
mengkonsumsi pil KB sesuai jadwal disbanding menambahkan bahwa selama ini informasi yang
dengan akseptor yang memiliki pengetahuan mereka dapatkan terkait KB adalah dari bidan
rendah (Mato, 2018. Sedangkan Paritas menurut tetapi belum pernah ada penyuluhan secara khusus
Bobak dalam Siti & Ratih (2014), paritas adalah terkait KB pil.
jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, Berdasarkan studi pendahuluan dan latar
bukan jumlah janin yang dilahirkan. Pada dasarnya belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti
KB sering juga dinyatakan pengendalian tentang hubungan pengetahuan dan paritas ibu
kehamilan, istilah ini mengacu pada pengaturan dengan kepatuhan konsumsi KB Pil di Poskesdes
jumlah anak ataupun paritas. Selain itu juga untuk Penagan Jaya Kabupaten Lampung Utara tahun
pengaturan jarak anak yang juga akan berpengaruh 2020.
pada pengasuhan anak, pendidikan anak dimasa
mendatang. Dengan adanya kesadaran tinggi akan II. METODOLOGI PENELITIAN
pentinnya penagturan jumlah anak ataupun paritas Jenis penelitian yang diguanakan adalah
maka program KB akan lebih maju dan berhasil. kuantitatif dengan design penelitian analitik dan
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan pendekatan crossectional. Adapun tempat
oleh Anisa dan Kartikasari, (2014) dengan judul penelitiannya telah dilakukan di Poskesdes
hubungan kepatuhan akseptor kb pil dengan Penagan Jaya Kabupaten Lampung Utara pada
keberhasilan pencegahan kehamilan di BPS Ertin bulan Februari – Maret 2021.
Jupri W. Amd. Keb Desa Solokuro Kecamatan Populasi dalam penelitian ini Akseptor KB pil
Solokuro Kabupaten Lamongan. Hasil penelitian di Poskesdes Penagan Jaya Kabupaten Lampung
didapatkan nilai p-value = 0,000 dan α = < 0,05 Timur sebanyak 81 ibu. Sampel yang digunakan
artinya H1 diterima yaitu ada hubungan antara dalam penelitian ini adalah adalah seluruh
kepatuhan akseptor KB pil dengan keberhasilan Akseptor KB pil di Poskesdes Penagan Jaya
pencegahan kehamilan di BPS Ertin Jupri Kabupaten Lampung Utara sebanyak 81 ibu.
W.Amd.keb Desa Solokuro Kecamatan Solokuro Teknik sampel dengan total sampling. Data yang
Kabupaten Lamongan. diambil adalah data sekunder dari register pasien,
Sedangkan dalam penelitian Shakerinajad et al menggunakan analisa data uji chi square.
(2013) yang berjudul factors predicting mood
changes in OCP (oral contraceptive pill) users.
Hasil penelitian didapatkan sebanyak 406 wanita
mengalami efek samping OCP dari jumlah tersebut
37,7% wanita melaporkan mengalami perubahan
suasana hati. Hasil regresi logistic berganda
menunjukan p-value = 0,03, tidak menerima
informasi tentag efek samping OCP dengan p-
value = 0,009 dan self efficacy yang rendah
dengan p-value = 0,001.
Peneliti melakukan survey pendahuluan di
wilayah kerja Puskesmas Bumi Agung Kabupaten
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Bivariat
Hasil Analisa Univariat a. Hubungan pengetahuan terhadap
a. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Konsumsi kepatuhan ibu minum pil KB
Pil KB
Kepatuhan ibu minum pil KB

Tidak P-
Kepatuhan Frekuensi Persentase Pengetahu
patuh
Patuh Total
value
Konsumsi (%) an
N
Pil KB N % % N %
Tidak Patuh 43 53.1 31 72 1 27 43 10
Kurang .1 2 .9 0
Patuh 38 46.9
Total 81 100.0 7 38 1 61 18 10 0.001
Cukup .9 1 .1 0 <0.05
5 25 1 75 20 10
Hasil tabel 4.1 dapat dijelaskan dari 81 Baik .0 5 .0 0
responden, responden dengan tidak patuh 43 3 81
konsumsi pil KB sebesar 43 (53.1%) dan Total 8
responden yang patuh konsumsi pil KB
sebesar 38 (46.9%). Hasil analisis pada tabel 4.4 hubungan
b. Distribusi Frekuensi Pengetahuan pengetahuan ibu dengan kepatuhan konsumsi
KB Pil di Poskesdes Penagan Jaya Kabupaten
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Lampung Utara tahun 2021, diperoleh bahwa
(%)
responden dengan pengetahuan kurang
Kurang 43 53.1
sebanyak 43, yang tidak patuh minum pil KB
Cukup 18 22.2 sebesar 31 (72.1%) dan yang patuh minum pil
Baik 20 24.7 KB sebesar 12 (27.9%), responden dengan
Total 81 100.0 pengetahuan cukup sebanyak 18, yang tidak
patuh minum pil KB sebesar 7 (38.9%) dan
Hasil tabel 4.2 dapat dijelaskan dari 81 yang patuh minum pil KB sebesar 11 (61.1%),
responden, responden dengan pengetahuan sedangkan responden dengan pengetahuan baik
kurang sebesar 43 (53.1%), responden dengan sebanyak 20, yang tidak patuh minum pil KB
pengetahuan cukup sebesar 18 (22.2%) dan sebesar 5 (25%) dan yang patuh minum pil KB
responden dengan pengetahuan baik sebesar sebesar 15 (75%). Hasil uji statistic KB Pil
20 (24.7%). didapatkan p-value 0,001 (<0.05).
b. Hubungan paritas terhadap kepatuhan ibu
c. Distribusi Frekuensi Paritas minum pil KB
Paritas Frekuensi Persentase
Kepatuhan ibu minum pil KB
(%)
Rendah 49 60.5 Paritas
Tidak
Patuh Total
P-
Tinggi 32 39.5 patuh value
Total 81 100.0 N
N % % N %
36 73 1 26 49 10
Hasil tabel 4.3 dapat dijelaskan dari 81 Rendah .5 3 .5 0 0.000
responden, responden dengan paritas rendah 7 21 2 78 32 10 <0.05
sebesar 49 (60.5%) dan responden dengan Tinggi .9 5 .1 0
paritas tinggi sebesar 32 (39.5%). 43 3 81
Jumlah 8

Hasil analisis pada tabel 4.5 hubungan


paritas ibu dengan kepatuhan konsumsi KB Pil
di Poskesdes Penagan Jaya Kabupaten
Lampung Utara tahun 2021, diperoleh bahwa
responden dengan paritas rendah sebanyak 49,
yang tidak patuh minum pil KB sebesar 36
(73.5%) dan yang patuh minum pil KB sebesar
13 (26.5%) dan responden dengan paritas
tinggi sebanyak 32, yang tidak patuh minum
pil KB sebesar 7 (21.9%) dan yang patuh efek samping yang serius sangat jarang
minum pil KB sebesar 25 (78.1%). didapatkan terjadi, dapat digunakan oleh semua
p-value 0,000 (<0.05). perempuan usia reproduksi, baik yang sudah
mempunyai anak maupun belum, dapat mulai
diminum setiap saat bila yakin sedang tidak
Pembahasan hamil, tidak dianjurkan pada ibu menyusui
1. Analisis Univariat dan dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
a. Kepatuhan Konsumsi Pil KB (Sulistiyawati, 2014)
Berdasarkan hasil pengolahan data Menurut asumsi peneliti, responden yang
distribusi frekuensi kepatuhan konsumsi KB tidak patuh mengkonsumsi pil dikarenakan
Pil di Poskesdes Penagan Jaya Kabupaten responden belum memahami aturan minum pil
Lampung Utara dari 81 responden, responden yang harus dilakukan rutin setiap hari
dengan tidak patuh konsumsi pil KB sebesar sehingga tekadang responden lupa untuk
43 (53.1%) dan responden yang patuh mengkonsusi pil. Sedangkan responden yang
konsumsi pil KB sebesar 38 (46.9%). patuh adalah mereka yang biasa menggunakan
Sejalan dengan hasil penelitian Anisa dan pil dan sudah memahami cara konsumsi pil
Kartikasari (2014) dengan judul hubungan KB.
kepatuhan akseptor kb pil dengan Rata-rata pekerjaan responden akseptor
keberhasilan pencegahan kehamilan di BPS KB di Poskesdes Penagan Jaya adalah ibu
Ertin Jupri W.Amd.keb Desa Solokuro rumah tangga (IRT) jadi para akseptor KB
Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan. kurang memiliki pengetahuan yang cukup
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian tentang KB.
besar ibu telah menggunakan kontrasepsi Pil b. Pengetahuan
Dengan Benar sebanyak 26 orang (92.9%) dan Berdasarkan hasil pengolahan data
sebagian kecil memiliki cara konsumsi tidak distribusi frekuensi pengetahuan ibu di
benar dan mengalami kehamilan sebanyak 2 Poskesdes Penagan Jaya Kabupaten Lampung
orang (7.1%). Utara dari 81 responden, responden dengan
Upaya peningkatan kepedulian pengetahuan kurang sebesar 43 (53.1%),
masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil responden dengan pengetahuan cukup sebesar
yang bahagia sejahtera (Undang-Undang No. 18 (22.2%) dan responden dengan
10/1992). Keluarga Berencana (family pengetahuan baik sebesar 20 (24.7%).
planning/planned parenthood) merupakan Hasil penelitian Charisanti dkk (2014)
suatu usaha menjarangkan atau merencanakan dengan judul hubungan pengetahuan ibu
jumlah dan jarak kehamilan dengan dengan kepatuhan minum pil KB di
menggunakan kontrasepsi. Menurut WHO Puskesmas Modayag. Hasil penelitian
(Expert Committe, 1970), tindakan yang menunjukkan 5 responden dari 20 responden
membantu individu/pasutri untuk dengan tingkat pengetahuan baik tidak patuh
mendapatkan objektif-objektiftertentu, pada jadwal minum pil. Sedangkan 19
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, responden dari 24 responden yang memiliki
mendapatkan kelahiran yang diinginkan, tingkat pengetahuan yang kurang.
mengatur interval di antara kehamilan, dan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
menentukan jumlah anak dalam keluarga dan terjadi setelah orang melakukan
(Sulistyawati, 2014). penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Salah satu jenis KB adalah pil yang Penginderaan terjadi melalui penciuman
mengandung kombinasi antara hormone manusia, yakni indra penglihatan dan
esterogen dan progesteron. KB pil merupakan pendengaran manusia, yakni indra
pil yang dikonsumsi harian yang mengandung penglihatan, pedengaran, penciuman, rasa dan
hormon untuk mengubah cara kerja tubuh dan raba. Sebagain besar pengetahuan manusia
mencegah kehamilan (BKKBN, 2012). Pil diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan
Oral Kombinasi (POK) adalah salah satu dan Dewi, 2011)
metode kontrasepsi berisi gabungan hormon Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa
estrogen dan progesteron yang bekerja dengan faktor diantaranya umur (semakin cukup umur
cara menekan ovulasi (Ayuk dkk, 2017). maka tingkat kematangan dan kekuatan
Efektif dan reversible penggunaan KB Pil seseorang dalam berfikir dan bekerja dalam
Kombinasi meliputi: harus diminum setiap segi kepercayaan masyarakat), pengalaman
hari, pada bulan pertama pemakaian, efek (pengalaman adalah guru yang baik, demikian
samping berupa mual dan pendarahan bercak bunyi pepatah pengalaman merupakan sumber
yang tidak berbahaya dan segera akan hilang, pengetahuan atau suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan), Paritas adalah keadaan melahirkan anak
pendidikan (makin tinggi tingkat pendidikan baik hidup ataupun mati, tetapi bukan aborsi,
seseorang makin mudahmenerima informasi tanpa melihat jumlah anaknya. Dengan
sehingga makin banyak pula pengetahuan demikian, kelahiran kembar hanya dihitung
yang dimiliki sebaiknya pendidikan yang sebagai satu kali paritas. Paritas adalah
kurang akan menghambat sikap seseorang banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai
terhadap nilai-nilai baru yang dikenalkan), oleh seorang perempuan (BKKBN, 2012).
lingkungan (seluruh kondisi yang sekitar Program KB adalah usaha untuk
manusia dan pengaruh dan dapat mengukur jumlah dan jarak anak yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku diinginkan, untuk mencapai hal tersebut
orang atau kelompok) dan sumber informasi dibuatlah beberapa cara untuk mencegah
(dapat diperoleh dirumah, disekolah, lembaga ataupun menunda kehamilan, walaupun dalam
organisasi, media cetak, televisi, dan tempat pelaksanaannya pelayanan KB yang
pelayanan kesehatan dimana semua itu berkualitas belum sepenuhnya menjangkau
mempengaruhi tingkat pengetahuan seluruh wilayah nusantara. Karena ada
seseorang) (Wawan dan Dewi, 2011). beberapa faktor yang mempengaruhi pasangan
Menurut asumsi peneliti responden usia subur dalam memilih alat kontrasepsi
dengan pengetahuan kurang baik karena seperti kurangnya sarana yang dibutuhkan,
mereka belum banyak mendapatkan informasi pendidikan, sosial ekonomi, budaya, agama,
yang benar tentang konsumsi pil KB, status wanita dan dukungan suami. Hal ini
masyarakat masih memiliki kebiasaan dikarenakan setiap metode atau alat
mendengarkan orang terdahulu (ibu atau kontrasepsi yang dipilih memiliki efektifitas
mertua) tentang efek dari KB dimana banyak yang berbeda-beda (Dompas, 2014).
yang mengkonsumsi pil dan mereka Menurut asumsi peneliti jumlah anak
kebobolan (hamil). Masyarakat masih menjadi akan menentukan jenis kontrasepsi yang
sumber daya manusia yang rendah karena digunakan, pada ibu dengan jumlah anak
belum mau mencari informasi yang sesuai rendah <2 mereka akan memilih jenis
dengan kebutuhan. Kemudian dapat kontrasepsi jangka pendek untuk mengetahui
dipengaruhi juga dari lingkungan seperti kecocokan kontrasepsi dengan tubuhnya,
pemahaman orang tua atau saudaranya berbeda dengan ibu dengan jumlah anak
sehingga mempengaruhi pengetahuan dan tinggi >2 mereka akan menggunakan
pola pikir responden. Responden dengan kontraspsi jangka panjang karena berfikir
pengetahuan responden baik, dapat didukung ulang jika untuk hamil kembali dan mereka
dari kemauan responden mencari tahu sendiri juga memiliki rasa takut trhadap efek samping
tentang pil KB secara langsung ke tenaga dari KB Pil Tersebut seperti mual dan muntat,
kesehatan maupun dari media elektronik atau pusing, nyeri uluhati dan flek hitam di wajah.
dari pengalaman yang dimiliki.
Rata-rata tingkat pendidikan responden 2. Analisis Bivariat
akseptor KB di Poskesdes Penagan Jaya a. Hubungan pengetahuan terhadap
adalah sekolah dasar (SD), jadi pendidikan kepatuhan konsumsi Pil KB
juga berpengaruh terhadap tingkat Hasil pengolahan data dapat disimpulkan
pengetahuan para akseptor KB. bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan
kepatuhan konsumsi KB Pil di Poskesdes
c. Paritas Penagan Jaya Kabupaten Lampung Utara
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan p-value 0.001 (p<0.05). artinya
distribusi frekuensi paritas ibu di Poskesdes terdapat hubungan antara pengetahuan ibu
Penagan Jaya Kabupaten Lampung Utara dari dengan kepatuhan akseptor dalam
81 responden, responden dengan paritas mengkonsumsi KB pil.
rendah sebesar 49 (60.5%) dan responden Hasil penelitian Sanding, dkk (2014)
dengan paritas tinggi sebesar 32 (39.5%). dengan judul hubungan pengetahuan ibu
Sejalan dengan hasil penelitian Dompas dengan kepatuhan minum pil KB Di
(2014) dengan judul faktor – faktor yang Puskesmas Modayag Kecamatan Modayag
berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Hasil
Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau penelitian ini menggunakan chi square dengan
Kabupaten Talaud. Hasil penelitian alpha < 0,05.
menunjukkan 223 (73.6%) responden dengan Salah satu faktor yang mempengaruhi
paritas <2 dan sebesar 80 (26.4%) responden perilaku seseorang dalam melakukan
dengan paritas >3. pemeriksaan kesehatan terwujud dalam
pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). kepatuhan akseptor untuk mengkonsumsi pil
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan KB sesuai jadwal. Pemahaman setiap individu
terjadi setelah orang melakukan penginderaan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan berbeda. Tingkat pengetahuan ini dipengaruhi
terjadi melalui penciuman manusia, yakni oleh tingkat pendidikan, keterpaparan
indra penglihatan dan pendengaran manusia, informasi dan pengalaman. Sebuah proses
yakni indra penglihatan, pedengaran, perubahan sikap dan perilaku seseorang atau
penciuman, rasa dan raba. Sebagain besar kelompok serta usaha untuk mendewasakan
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata manusia diperoleh melalui upaya pengajaran
dan telinga (Wawan dan Dewi, 2011). dan pelatihan, sumber informasi yang dapat
Berikut ini merupakan kontraindikasi diperoleh melalui media massa, media
mutlak untuk memulai penggunaan elektronik, dan pengalaman dimana lewat
kontrasepsi oral hormonal bagi seorang pengalaman, seseorang cenderung
wanita, yaitu: kehamilan (diketahui atau menerapkan masa lalu untuk memecahkan
dicurigai), trombotlebitis (sedang terjadi atau masalah yang menyebabkan seseorang
riwayat kesehatan), gangguan tromboemboli memiliki kemampuan analisis dan sintesis
(sedang terjadi atau riwayat kesehatan), yang baik (Charisanti dkk, 2014).
cedera serebrovaskular, penyakit pembuluh Pengetahuan memiliki kaitan erat dengan
darah otak, atau penyakit arteri koroner (saat kepatuhan bahwa tingkat pengetahuan yang
ini atau riwayat masa lalu), kerusakan hati, tinggi patuh untuk mengkonsumsi pil KB
kerusakan fungsi hati, atau hepatitis akut, sesuai jadwal. Hal ini sesuai dengan teori
tumor maligna atau benigna (saat ini atau yang dikemukan oleh Lawrence and Green
riwayat masa lalu), ikterik kolestatik pada saat yang menyatakan bahwa seseorang dengan
kehamilan atau ikterik yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan yang tinggi akan lebih
penggunaan pil kontrasepsi, hiperlipidemia mudah dalam menyerap konsep – konsep
tipe ii (hiperkolesterolemia), neoplasia kesehatan yang dipahami sehingga orang
bergantung estrogen (diketahui atau tersebut akan lebih memiliki tingkat kesadaran
dicurigai), perdarahan genitalia abnormal untuk merubah perilakunya menjadi lebih baik
yang tidak terdiagnosis, karsinoma payudara dibanding yang mempunyai pengetahuan
(diketahui atau dicurigai), karsinoma rendah (Charisanti dkk, 2014).
endometrium (diketahui atau dicurigai), sakit Menurut asumsi peneliti responden
kepala migrain klasik (disertai gejala dengan pengetahuan kurang baik ini salah
awal/migrain berat disertai gejala neurologis), satunya disebabkan masih minim nya
wanita perokok, usia di atas usia 35 tahun, sosialisasi tentang konumsi pil KB yang
diabetes melitus dan mutasi atau riwayat dilakukan oleh petugas kesehatan setempat.
banyak anggota dalam keluarga yang Hal ini dibuktikan dengan masih kurang nya
menderita trombeomboli vena multipel yang sarana informasi fisik seperti poster maupun
tidak dapat dijelaskan pada usia belia leaflet yang bisa memberikan pemahaman
(Sibagarian, 2016) kepada masyarakat tentang penting KB. Pada
Terdapat keadaan yang merupakan responden dengan pengetahuan kurang baik
kontraindikasi relatif yang perlu diperhatikan namun patuh dapat disebabkan ibu sudah
oleh bidan dalam memulai penggunaan memiliki pengalaman tentang konsumsi pil
kontrasepsi hormonal oral pada klien. Bidan KB sebelumnya. Sedangkan ibu yang
harus menerapkan kewaspadaan tinggi jika pengetahuannya baik namun tidak patuh ini
terdapat beberapa kondisi ini, kemudian dapat dikarenakan kesibukan ibu (seperti ibu
mendiskusikan setiap situasi tertentu yang bekerja) sehingga ibu lupa minum pil KB
belum dipahami bersama dokter konsultan, dengan rutin serta merasa masih usia
membuat keputusan terhadap kasus demi produktif (20-35 tahun) sehingga memiliki
kasus berdasarkan riwayat kesehatan pemikiran apabila hamil berati sudah saatnya
keseluruhan, temuan fisik, dan keadaan untuk menambah momongan.
khusus wanita atau menawarkan metode b. Hubungan Paritas dengan kepatuhan
kontrasepsi yang berbeda (Sulistyawati, 2014) konsumsi pil KB
Pengetahuan mempunyai pengaruh dalam Berdasarkan hasil pengolahan data dapat
membentuk perilaku seseorang dan kepatuhan disimpulkan bahwa ada hubungan paritas ibu
merupakan tindakan yang berkaitan dengan dengan kepatuhan konsumsi KB Pil di
perilaku seseorang, sehingga pengetahuan Poskesdes Penagan Jaya Kabupaten Lampung
merupakan domain yang sangat penting dalam Utara dengan p-value 0.000 (p<0.05). artinya
membentuk tindakan seseorang dalam hal ini
terdapat hubungan antara paritas ibu dengan Utara dari 81 responden, responden dengan
kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi KB Pil. pengetahuan kurang sebesar 43 (53.1%),
Sejalan dengan hasil penelitian Anggio responden dengan pengetahuan cukup sebesar
(2012) dengan judul Faktor-Faktor yang 18 (22.2%) dan responden dengan
Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi di pengetahuan baik sebesar 20 (24.7%).
Semarang. Hasil penelitian menggunakan uji 3. Distribusi frekuensi paritas ibu di Poskesdes
chi square yang menyatakan bahwa ada Penagan Jaya Kabupaten Lampung Utara dari
hubungan yang signifikan antara paritas 81 responden, responden dengan paritas
(jumlah anak) dengan pemilihan kontrasepsi rendah sebesar 49 (60.5%) dan responden
dengan p-value <0.05. dengan paritas tinggi sebesar 32 (39.5%)
Berdasarkan teori tdak selalu 4. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan
berhubungan antara faktor jumlah anak kepatuhan konsumsi KB Pil di Poskesdes
dengan pemilihan kontrasepsi. Hal ini dapat Penagan Jaya Kabupaten Lampung Utara
dipengaruhi oleh karakteristik dan jumlah dengan p-value 0.001 (p<0.05)
responden dari tiap penelitian. Paritas atau 5. Ada hubungan paritas ibu dengan kepatuhan
jumlah anak harus di perhatikan setiap konsumsi KB Pil di Poskesdes Penagan Jaya
keluarga karena semakin banyak anak Kabupaten Lampung Utara dengan p-value
semakin banyak pula tanggungan kepala 0.000 (p<0.05).
keluarga dalam mencukupi kebutuhan hidup,
selain itu juga harus menjaga kesehatan SARAN
reproduksi karena semakin sering melahirkan 1. Bagi Responden
semakin rentan terhadap kesehatan ibu Diharapkan responden mau mencari tahu
(Dompas, 2014). tentang kontrasepsi yang digunakan terutama
Menurut asumsi peneliti responden tentang aturan pemakaian, karena dengan
dengan paritas rendah namun tidak patuh penggunaan KB yang tepat sesuai aturan
konsumsi pil KB dikarenakan masih sangat berpengaruh terhadap pencegahan
memikirkan untuk menambah jumlah anak, kehamilan. Responden mengingkatkan
namun tidak terburu-buru dan masih pengetahuan dengan membaca dan berdiskusi
melakukan KB dengan pil. Sedangkan baik dengan teman maupaun tenaga
responden dengan paritas tinggi namun tidak kesehatan. Mengikuti sosialisasi yang di
patuh menyatakan menggunakan pil kb hanya adakan oleh tenaga kesehatan, membaca dan
berjaga-jaga agar tidak hamil ketika mendengarkan berbagai informasi tentang
melakukan hubungan seksual. kontrasepsi baik dari media cetak maupun
Upaya yang perlu dikembangkan agar elektronik guna menambah pengetahuan
responden atau masyarakat lebih banyak responden.
memiliki wawasan tentang kontrasepsi adalah 2. Bagi Poskesdes
menyediakan media baca yang menarik Diharapkan desa dapat bekerjasama dengan
sehingga responden dapat memahami dengan lintas sektoral seperti dinas kesehatan dalam
mudah kontrasepsi yang akan memberikan sosialisasi atau penyuluhan
digunakan,libatkan suami dalam proses tentang KB pil secara khusus sehingga
penyampaian informasi tentang KB sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang
suami dapat berperan untuk menjadi teman akurat tentang penggunakan Pil KB. Membuat
bertukar pikiran tentang KB apa yang akan sarana wacana untuk masyarkaat tentang
digunakan. kontraspesi teutama pil KB seperti poster dan
leaflate yang diletakan ditiap posyandu
sehingga menjadi bahan wacana public.
IV. SIMPULAN DAN SARAN 3. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan wawasan bagi mahasiswa
SIMPULAN sehingga dapat disebarluaskan untuk
1. Distribusi frekuensi kepatuhan konsumsi KB kepentingan sumber informasi sehingga
Pil di Poskesdes Penagan Jaya Kabupaten mahasiswa dapat memberikan manfaat dalam
Lampung Utara dari 81 responden, responden ilmu pengetahuan ke masyarakat. Menjadi
dengan tidak patuh konsumsi pil KB sebesar seumber bacaan di perpustakaan mengenai
43 (53.1%) dan responden yang patuh hubungan pengetahuan dan paritas yang
konsumsi pil KB sebesar 38 (46.9%). mempengaruhi kepatuhan ibu minum pil KB.
2. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu di 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Poskesdes Penagan Jaya Kabupaten Lampung
Diharapkan hasil penelitian ini dapat sebagai Di Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal
referensi dan bahan acuan untuk melakukan Keperawatan.
penelitian selanjutnya hubungan pengetahuan
dan paritas yang mempengaruhi kepatuhan ibu Jenny, dkk. (2014). Kesehatan reproduksi wanita
konsumsi pil KB dengan menambahkan dan progrma keluarga berencana (KB).
variabel lain dan dengan menggunakan Yogyakarta: Intermedia
metodelogi penelitian yang berbeda seperti
dengan metode case control. Peneliti bisa Nurjannah dan Susanti. (2020). Faktor-faktor apa
membuat variabel lain seperti informasi saja yang paling dominan berhubungan
petugas kesehatan dan dukungan suami dengan kejadian drop out penggunaan alat
kontrasepsi di Kabupaten Kuningan. Jurnal
ilmu-ilmu kesehatan bhakti husada
V. DAFTAR PUSTAKA kuningan - VOL. 06 NO. 02
Anggio. (2012). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi. Notoatmodjo. (2010), Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jurnal penelitian dari Rineka Cipta; Jakarta.
www.journal.stikestelogorejo.ac.id.
Notoatmodjo. (2011), Promosi Kesehatan Dan
Arikunto. (2012), Prosedur Penelitian Suatu Ilmu Perilaku. Rineka Cipta ;Jakarta.
Pendekatan Praktek, Rineka Cipta; Jakarta.
Notoatmodjo. (2010) Metodologi Penelitian
Ariawan. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Kesehatan (Edisi Revisi). Rineka Cipta,
Pendekatan Praktek, Rineka Cipta; Jakarta Jakarta
Ayuk, dkk. (2017). Efek samping penggunaan Notoatmodjo. (2014) Metodologi Penelitian
kontrasepsi hormonal di wilayah kerja Kesehatan . Rineka Cipta, Jakarta
Puskesmas Buhu Kabupaten Gorontalo.
E.journal.ung.ac.id/index,php Rico. N. (2015). Hubungan tingkat kepatuhan
dengan keberhasilan akseptor KB pil di
BKKBN. (2012). Pedoman Keluarga Berencana. Desa Pajurangan Kecamatan Gending
Diperoleh 10 Oktober 2020 Kabupaten Probolingo. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol. 1 No. 2
Creswell, J. W. (2009). Research design
pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Riskesdas. (2018). Data Akseptor Keluarga
mixed. Pustaka pelajar, Yogyakarta Berencana di Indonesia dan Provinsi
Lampung. Riset Kesehatan Dasar
Charisanti. (2014). Hubungan Pengetahuan Ibu Indonesia
Dengan Kepatuhan Minum Pil KB di
Puskesmas Modayag Kecamatan Modayag Sanding, dkk. (2014). Hubungan Pengetahuan Ibu
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Dengan Kepatuhan Minum Pil KB Di
Jurnal Keperawatan. Puskesmas Modayag Kecamatan Modayag
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.
Dompas. (2014). Faktor – Faktor Yang Jurnal Kebidanan.
Berhubungan Dengan Pemilihan
Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT.
Puskesmas Damau Kabupaten Talaud. Bina Pustaka
Jurnal Kesehatan.
Siti & Ratih. (2014). Hubungan Kepatuhan
Hartanti. (2012). Faktor-Faktor Yang Akseptor KB Pil Dengan Keberhasilan
Mempengaruhi Ketidakpatuhan Akseptor Pencegahan Kehamilan Di BPS Ertin Jupri
KB Jenis Kontrasepsi Oral Di UPT W.,Amd.Keb Desa Solokuro Kecamatan
Puskesmas Pajang Surakarta. Skripsi. Solokuro Kabupaten Lamongan. Jurnal
Kesehatan.
Hastono. (2007). Analisa Data Kesehatan. Jakarta
: FKM Sulistyawati. (2014). Pelayanan Keluarga
Berencana, Jakarta: Salemba.
Helmi. (2016). Hubungan Kepatuhan Akseptor
Kb Pil Dengan Kegagalan Kontrasepsi Pil
Wawan dan Dewi. (2011). Ilmu Perilaku,
Pengetahuan Dan Sikap. Jakarta: Rineka
Cipta

Walyani. (2015). Asuhan Kebidan Pada


Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press

WHO. (2018). Data Privalensi Penggunaan


KB/Kontrasepsi Pada Wanita di Dunia.
Diperoleh 10 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai