Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU


“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Kependidikan”

Dosen Pengampu :
Ibu Rezka Arina Rahma, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Nurina Eka Putri Septiani (210151601819)


2. Nurul Layly Maulida Wahyudi (210151601812)
3. Putriana Lailatul Zamzani (210151601802)
4. Rifdah Afifah (210151601798)
5. Rizki Wulan Junio (210151601797)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Ilmu Kependidikan dengan judul
“Pendidikan Sebagai Ilmu”.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Rezka Arina Rahma, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Kependidikan. Selain itu, kami ucapkan terima kasih
juga kepada rekan satu kelompok kami, yang telah mampu untuk menyelesaikan tugas ini
tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan
dan segala bentuk saran serta masukan dari para pembaca. Semoga, dengan adanya makalah
ini, kita semua dapat mengetahui, mempelajari, serta menambah wawasan kita akan
pendidikan sebagai ilmu. Dan kami juga berharap, bahwa makalah ini dapat bermanfaat
untuk para pembaca.

Malang, 25 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2

1.3 Tujuan ..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pendidikan ..........................................................................................3

2.2 Definisi Ilmu ....................................................................................................5

2.3 Pendidikan Sebagai Ilmu ..................................................................................6

2.4 Pondasi Pendidikan ...........................................................................................8

2.5 Sifat – Sifat Ilmu Pendidikan ............................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 12

3.2 Saran ................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah dua bagian yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam proses pendidikan terdapat sebuah ilmu pengetahuan, serta sebalikya dalam proses
ilmu pengetahuan itu terdapat kegiatan pendidikan di dalamnya.

Manusia sebagai mahkluk yang memiliki akal dan pikiran tentunya memerlukan
pendidikan yang baik untuk mendapatkan imu pengetahuan yang luas guna bekal hidupnya di
kemudian hari. Ilmu pengetahuan yang didapatnya itu, tentu mampu menambah wawasan
serta pandangan hidupnya untuk mewujudkan tujuan yang dikehendakinya.

Selain itu, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara.
Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, memiliki kesehatan
jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Oleh karena itu, setiap warga negara berhak untuk
mendapatkan pendidikan.

Seperti tercantum di dalam Undang – Undang Dasar 1945, pada pasal 31 ayat 1 yang
berbunyi, “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” dan Undang – Undang
Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III ayat 5 dinyatakan, bahwa
“setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama memperoleh pendidikan”.
Hal ini menunjukkan, bahwa anak berkelainan pun berhak juga untuk memperoleh
kesempatan yang sama dengan anak lainnya (anak normal) dalam pendidikan.

Pendidikan pada dasarnya memiliki objek material, baik hal yang konkret maupun
abstrak sebagai bahan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Pada pendidikan yang
menjadi objek material, konkret adalah peserta didik. Sedangkan yang menjadi objek material
abstrak adalah metode pendekatan, proses pembelajaran, serta hasil pembelajaran.

iv
1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai
acuan dalam pengembangan penelitian. Adapun rumusan masalahnya, sebagai berikut :

1. Apakah defenisi dari pendidikan ?


2. Apakah defenisi dari ilmu ?
3. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan sebagai ilmu ?
4. Apakah yang dimaksud dengan pondasi pendidikan?
5. Bagaimana sifat – sifat ilmu pendidikan?

1.3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui defenisi dari pendidikan


2. Untuk mengetahui defenisi dari ilmu
3. Untuk mengetahui maksud pendidikan sebagai ilmu
4. Untuk mengetahui maksud pondasi pendidikan
5. Untuk mengetahui sifat – sifat ilmu pendidikan

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PENDIDIKAN

Dalam bahasa Inggris, pendidikan berarti education. Sedangkan dalam bahasa latin,
berarti educatum yang berasal dari kata E dan Duco, E berarti perkembangan dari luar dari
dalam ataupun perkembangan dari sedikit menuju banyak. Sedangkan Duco, berarti sedang
berkembang. Dari sinilah, pendidikan bisa juga disebut sebagai upaya guna mengembangkan
kemampuan diri.
Menurut Wikipedia, pendidikan ialah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, serta
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya
melalui pengajaran, penelitian serta pelatihan. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun
kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun
pelatihan.

Berikut pengertian pendidikan menurut para ahli pendidikan :


1. Ki Hajar Dewantara
Ia mengemukakan, bahwa pengertian pendidikan ialah tuntunan tumbuh dan
berkembangnya anak. Artinya, pendidikan merupakan upaya untuk menuntun
kekuatan kodrat pada diri setiap anak agar mereka mampu tumbuh dan berkembang
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat yang bisa mencapai
keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.
2. Ahmad D. Rimba
Pendidikan ialah bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik kepada peserta
didik dengan tujuan membentuk kepribadian yang utama secara jasmani dan rohani.
3. Martinus Jan Langeveld
Pendidikan ialah upaya untuk membantu peserta didik agar mereka mampu
mengerjakan tugas kehidupan secara mandiri dan bertanggung jawab secara oral dan
susila. Dalam hal ini, pendidikan juga diartikan sebagai upaya untuk membangun
anak agar lebih dewasa.

vi
4. Carter V. Good
Pendidikan ialah sebuah upaya untuk mengembangkan kecakapan individu, baik
secara sikap maupun prilaku dalam bermasyarakat. Dengan kata lain, pendidikan
adalah proses sosial di mana lingkungan yang teroganisir seperti sekolah dan rumah,
mampu mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan kecakapan sikap dan
prilaku dalam diri sendiri dan bermasyarakat.
5. H. H. Horne
Pendidikan ialah sebuah alat, di mana komunitas sosial mampu melanjutkan
keberadaan dalam mempengaruhi diri sendiri dan mempertahankan idealisme.
6. Stella Van Petten Henderson
Pendidikan ialah sebuah kombinasi antara pertumbuhan dan pengembangan diri serta
warisan sosial.
7. Gunning dan Kohnstamm
Pendidikan ialah sebuah proses pembentukan dan pembangunan hati nurani, di mana
seseorang mampu membentuk serta menentukan diri secara etis berdasarkan hati
nurani.

Untuk mengetahui  definisi pendidikan  dalam perspektif kebijakan, kita telah


memiliki rumusan formal dan   operasional, sebagaimana yang dimuat dalam Undang –
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yaitu :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2.2 DEFINISI ILMU

Kata Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (dalam bahasa Inggris : science; dalam
bahasa Arab: ‫ )ال ِع ْلـ ُم‬memiliki pengertian, yaitu usaha – usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. 
Ilmu adalah pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan telah disusun
dengan baik. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumi sekumpulan

vii
pengetahuan berdasarkan teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Pengertian secara ilmiah yang paling sering digunakan, ilmu adalah kumpulan
pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode
ilmiah. Pengetahuan merupakan akuisisi terendah yang diperoleh dari rangkaian pengalaman
tanpa melalui kegiatan penelitian yang lebih intensif.
Namun, pada dasarnya ilmu dan pengetahuan itu berbeda. Perbedaan terlihat dari sifat
sistematisnya dan cara memperolehnya. Dalam perkembangannya, pengetahuan dengan ilmu
bersinonim arti, sedangkan dalam arti material keduanya mempunyai perbedaan. Segi-segi ini
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Dengan kata lain “ilmu” berbeda dengan “ilmu pengetahuan”. Demikian juga “pengetahuan”
yang berbeda dengan “ilmu pengetahuan”. Istilah “pengetahuan” sangat luas maknanya. Oleh
karena itu, tambahan kata “ilmu” dapat mempersempitnya.

2.3 PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

Pengertian pendidikan sebagai ilmu, menurut para pakar adalah sebagai berikut :

1. S. Brojonegoro
Ilmu pendidikan yaitu teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan, dalam
arti luas ilmu pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul
dalam praktek pendidikan.
2. Carter V. Good
Suatu bangunan yang sistematis mengenai aspek – aspek kuantitatif, objektif, dan
proses belajar dengan menggunakan instrument secara seksama dalam mengajukan
hipotesis – hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman seringkali dalam
eksperimental.
3. Imam Barnadib
Ilmu yang membicarkan masalah-masalah umum pendidikan secara menyeluruh
dan abstrak. Ilmu pendidikan bercorak teoritis dan bersifat praktis.
4. Driyarkara
Pemikiran ilmiah yang bersifat kritis, metodis, dan sistematis tentang realitas yang
disebut pendidikan.

viii
Suatu kawasan studi dapat tampil sebagai disiplin ilmu, apabila memenuhi persyaratan
pendidikan sebagai ilmu, yakni :
A. Memiliki Objek Studi (formal dan material)
Objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Objek formalnya adalah
menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative.
B. Memiliki Sistematika
Sistematika ilmu pendidikan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
1. Pendidikan sebagai gejala manusiawi
Dapat dianalisis, yaitu adanya komponen pendidikan yang saling berinteraksi
dalam suatu rangkaian keseluruhan untuk mencapai tujuan. Komponen pendidikan itu
adalah :
a) Tujuan Pendidikan
b) Peserta Didik
c) Pendidik
d) Isi Pendidikan
e) Metode Pendidikan
f) Alat Pendidikan
g) Lingkungan Pendidikan
2. Pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan manusia
Menurut Noeng Muhadjir, sistematika ini bertolak dari fungsi pendidikan, yaitu :
a) Menumbuhkan kreatifitas peserta didik
b) Menjaga lestarinya nilai insani dan nilai ilahi
c) Menyiapkan tenaga produktif.
3. Pendidikan sebagai gejala manusiawi
Menurut Mochtar Buchori, ilmu pendidikan mempunyai 3 dimensi, yaitu :
a) Dimensi lingkungan Pendidikan
b) Dimensi jenis – jenis persoalan Pendidikan
c) Dimensi waktu dan ruang
C. Memiliki Metode
Metode – metode yang terdapat dalam ilmu Pendidikan adalah :

ix
A. Metode normatif, berkenaan dengan konsep manusiawi yang diidealkan yang ingin
dicapai.
B. Metode eksplanatori, berkenaan dengan pertanyaan kondisi, dan kekauatan apa
yang membuat suatu proses pendidikan berhasil.
C. Metode teknologis, berkenaan dengan bagaimana melakukannya dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan.
D. Metode deskriptif, fenomenologis mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan
pendidikan dan lalu mengklasifikasikannya.
E. Metode hermeneutis, untuk memahami kenyataan pendidikan yang konkrit dan
historis untuk menjelaskan makna dan struktur dan kegiatan pendidikan.
F. Metode analisis kritis, menganalisis secara kritis tentang istilah, pernyataan, konsep,
dan teori yang ada dalam pendidikan.

2.4 PONDASI PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai fenomena yang melekat dalam kehidupan manusia, di dalamnya


senantiasa ada upaya yang bertujuan untuk memanusiakan manusia itu sendiri, sistem
pendidikan bertujuan “to improve as a man”. Pendidikan pada hakekatnya adalah “process
leading to the enlightement of mankind” . Pendidikan merupakan suatu upaya
mengembangkan atau mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan ke taraf yang lebih
baik dan lebih sempurna.

Pendidikan tidak hanya dipandang kegiatan investasi untuk masa depan, namun harus
berbicara sampai sejauh mana mampu memberikan kontribusi positif bagi penyelesaian
permasalahan kekiniaan. Masa lampau menjadi pondasi dasar untuk pijakan bagi
pengembangan selanjutnya. Sehingga dengan istilah lain dasar pengembangan pendidikan
berpijak pada akar historis, akar filosofis, akar sosiologis dan akar psikologis. Dasar
pengembangan atau lebih dikenal dengan fondasi – fondasi pendidikan yang merupakan fakta
– fakta dan prinsip – prinsip dasar yang melandasi pencarian kebijakan – kebijakan dan
praktik pendidikan yang berharga dan efektif. Prinsip-prinsip ini adalah dasar dibangunnya
rumah pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial, sandaran dari struktur itu kemungkinan
akan kuat, dan sebaliknya

A. Pondasi Historis

x
Mengandung beberapa substansi, yaitu :

1. Membimbing untuk menilai ide-ide yang masih survive dari masa lampau dan
mendorong kita untuk menolak ide-ide yang sudah tidak sesuai
2. Membantu kita untuk menjadi “intelligent thinking educational workers”
3. Membantu untuk memilih tujuan, isi pendidikan, dan proses pendidikan modern,
4. Memberikan bahan-bahan untuk pemikiran pendidikan secara kreatif
5. Menstimulasi kita untuk melengkapi karya para tokoh besar dan melaksanakan ide –
ide mereka sesuai dengan kondisi sekarang
6. Mengembangkan sikap yang berharga seperti kerendahan hati dan kesabaran
7. Memberikan pengetahuan yang berharga tentang perkembangan peradaban
8. Sebagai pendekatan yang baik untuk studi tentang prinsip – prinsip pembaharuan
sosial, industri dan politik
B. Pondasi Filosofis
Memberikan makna bahwa hakekat pendidikan adalah proses pengembangan
seluruh potensi kemanusiaan baik fisik-jasmaniahnya maupun psikhis-rohaniahnya kearah
yang lebih sempurna, lebih baik dan lebih bijaksana. Pendidikan itu upaya untuk
memerdekakan manusia dalam arti bahwa manusia menjadi manusia yang mandiri, agar
tidak tergantung kepada orang lain.
Kemerdekaan terdiri dari mandiri, berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain
dan megatur dirinya sendiri. Pendidikan berarti pula sebagai daya upaya untuk memajukan
pengembangan budi pekerti (kekuatan batin), fikiran (intellect) dan jasmani. Maksudnya
ialah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan
penghidupan peserta didik, selaras dengan alamnya dan masyarakatnya.
C. Pondasi Sosiologis 
Memberikan beberapa makna bagi pengembangan pendidikan, yakni :
1. Apresiasi terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya dalam masyarakat
2. Pengakuan terhadap harkat manusia dan hak asasi manusia
3. Pengembangan tanggungjawab masyarakat dunia
4. Pengembangan tanggungjawab manusia terhadap planet bumi
Peran pendidikan dipahami bukan saja dalam konteks mikro (kepentingan anak
didik melalui proses interaksi pendidikan) melainkan juga dalam konteks makro, yaitu
kepentingan masyarakat bangsa, negara dan kemanusiaan. Hubungan antara pendidikan
dan masyarakat berarti mencakup hubungan pendidikan dengan perubahan sosial, tatanan
xi
ekonomi, politik dan negara. Maka dituntut mampu memperhitungkan dan melakukan
antisipasi perkembangan sosial, ekonomi, politik secara simultan. Peserta didik dipandang
sebagai orang yang merupakan bagian dari masyarakat, sehingga proses pendidikan harus
memiliki orientasi terhadap masyarakat. Pendidikan adalah sebuah proses sosial bagi
orang yang belum maupun sudah dewasa untuk menjadi bagian aktif dan partisipatif
dalam masyarakat.
D. Pondasi Psikologis
Mengandung beberapa dimensi. Perkembangan manusia dialami sepanjang rentang
kehidupan manusia, dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai saat bayi dilahirkan (masa
prenatal), masa bayi, masa kanak – kanak awal, masa kanak – kanak akhir, masa remaja,
masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa usia lanjut. Tiap – tiap tahap
perkembangan memiliki karakteristik perilaku yang berbeda satu sama lain. Masing –
masing karakteristik perkembangan masih dibedakan berdasar tinjauan dari aspek fisik,
kognitif, dan sosial emosional. Para pendidik perlu memahami karakteristik perkembangan
diri peserta didiknya, agar pendidikan yang diberikan dapat disesuaikan dengan tahap-
tahap perkembangannya.
Pengejawantahan fondasi – fondasi pendidikan  menjadi fondasi dasar
pengembangan pendidikan yang di teruskan pada konteks aksi di dunia nyata pendidikan
memerlukan pemikiran yang mendalam dan komprehensif. Pada praktiknya, program
pendidikan harus senantiasa dikawal dan dikembalikan pada empat akar pendidikan di
atas.

2.5 SIFAT – SIFAT ILMU PENDIDIKAN

Sifat – sifat ilmu pendidikan dapat di urutkan berdasarkan :


1. Empiris
Karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.
2. Rokhaniah
Karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan pesrta didik
kepada keadaan alamnya.
3. Normatif
Karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk. Ilmu pendidikan itu
selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah
manusia itu biasanya termask bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi.

xii
4. Historis
Karena memberikan uraian teoritis tentang sitem – sistem pendidikan sepanjang jaman
dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman
tertentu.
5. Teoritis dan Praktis
Dalam ilmu mendidik teoritis, para cerdik pandai mengatur dan menyistemkan di dalam
swapikirnya masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan.

Menurut Munib ada beberapa sifat dari ilmu pendidikan, yaitu :


A. Ilmu pendidikan sebagai ilmu yang bersifat deskriptif – normatif
Ilmu pendidikan itu selalu berhubungan dengan soal siapakah “manusia” itu.
Pembahasan tentang, siapakah manusia biasaya termasuk bidang filsafat, yaitu filsafat
antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep
serta praktik – praktik pendidikan.Tetapi, secara normatif bersumber dari norma
masyarakat, norma filsafat, dan pandangan hidup, bahkan juga dari keyakinan keagamaan
yang dianut oleh seseorang.
B. Ilmu pendidikan sebagai ilmu yang bersifat teoritis dan praktis – pragmatis
Ilmu mendidik boleh disebut “ilmu yang praktis”, sebab ditujukan kepada praktik
dan perbuatan yang memengaruhi anak didiknya. Dalam ilmu mendidik teoritis, para cerdik
pandai mengatur dan mensistematiskan di dalam pemikiranya apa yang tersusun sebagai
pola pemikiran pedidikan. Jadi, dari praktik Pendidikan, disusun pemikiran – pemikiran
secara teoritis. Pemikiran teoritis ini disusun dalam satu sistem pendidikan dan biasanya
disebut ilmu mendidik teoritis.

xiii
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan materi yang berjudul “Pendidikan Sebagai Ilmu” dan


sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut :

Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris, rohani, normatif yang diangkat
dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara
praktis. Ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan praktis karena yang diuraikan didalam
ilmu itu dilaksanakan dalam proses Pendidikan.

Ilmu pendidikan merupakan ilmu yang berdiri dengan memenuhi sifat – sifat ilmiah.
Sedangkan ilmu pendidikan, dikatakan ilmu yang ilmiah apabila mencangkup kriteria/syarat
– syarat ilmu pengetahuan, yaitu:

1. Ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan yang bersitaf empiris


2. Ilmu itu bersifat sistematis
3. Ilmu itu mempunyai obyek atau lapangan tertentu yang jelas, dapat dipisahkan
dari obyek pengetahuan yang lain
4. Ilmu tersebut mempunyai metode dan tujuan tertentu

Pendidikan sebagai fenomena yang melekat dalam kehidupan manusia, di dalamnya


senantiasa ada upaya yang bertujuan untuk memanusiakan manusia itu sendiri, sistem
pendidikan bertujuan “to improve as a man”. Pendidikan pada hakekatnya adalah “process
leading to the enlightement of mankind”. Pendidikan merupakan suatu upaya
mengembangkan atau mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan ke taraf yang lebih
baik dan lebih sempurna.

Untuk lebih memahami, bahwa ilmu pendidikan itu adalah ilmu yang memerlukan
pemikiran yang teoritis, maka setiap pendidik memerlukan kritikan sumbangan pemikiran
dari para ahli atau orang lain. Selanjutnya, Ia dapat belajar dari catatan kritik saran dari orang
lain, yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa Ia belajar berdasarkan teori

xiv
Sifat – sifat keilmuan yang terdapat dalam ilmu pendidikan berusaha untuk
menempatkan diri di dalam fenomena atau situasi pendidikan yang mengarahkan diri pada
perwujudan atau realisasi dari ide – ide yang dibentuk dan kesimpulan – kesimpulan yang
diambil.

3.2 SARAN

Dari uraian di atas, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca,
menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut, penulis meminta kritik
yang membangun dari para pembaca. Semoga dengan adanya makalah ini, wawasan kita
dapat bertambah.

xv
DAFTAR PUSTAKA
PGSD Universitas PGRI Yogyakarta. “Definisi, Tujuan, dan Fungsi Pendidikan”. 2018.
Diambil dari : https://pgsd.upy.ac.id/index.php/jadwal/profil-lulusan/2-
uncategorised/12-pendidikan. Diakses pada tanggal 21 September, 2021
pukul 07.07.

Prabowo, Sigit. “Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan”. 2017. Diambil dari :


https://sigitprabowo.gurusiana.id/article/2017/10/pendidikan-sebagai-ilmu-
pengetahuan-2637296?ba_status=not-logged&bima_access_status=not-
logged. Diakses pada tanggal 22 September, 2021 pukul 04.15

Rahmad. “Makalah : Pendidikan Sebagai Ilmu”. 2015. Diambil dari :


https://ilmurahmad.blogspot.com/2015/11/makalah-pendidikan-sebagai-
ilmu.html. Diakses pada tanggal 20 September, 2021 pukul 19.07.

Syafnidawaty. “Ilmu Pengetahuan”. 2019. Diambil dari :


https://raharja.ac.id/2020/11/19/ilmu-pengetahuan/#:~:text=Ilmu%20adalah
%20pengetahuan%2C%20pengetahuan%20yang,diakui%20dalam
%20bidang%20ilmu%20tertentu. Diakses pada tanggal 21 September, 2021
pukul 07.17.

Wasitohadi. “Implikasi Pendidikan Sebagai Ilmu”. Jurnal Scholaria. Vol 2, (2012) : 1 – 14.
Diakses pada tanggal 20 September, 2021 pukul 18.45.

xvi

Anda mungkin juga menyukai