Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2018 ISBN 978 602 50942 1 7

Kimia FMIPA UNMUL

PERBANDINGAN METODE DESTRUKSI BASAH DAN DESTRUKSI KERING


TERHADAP ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb)
PADA TANAMAN RUMPUT BEBEK (Lemna minor)

THE COMPARISON WET DESTRUCTION METHODS AND DRY DESTRUCTION OF


LEAD METAL ANALYSIS (Pb) ON DUCK GRASS PLANTS (Lemna Minor)

Rusnawati*, Bohari Yusuf dan Alimuddin


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Mulawarman Jalan Barong Tongkok, Gunung Kelua, Samarinda- Indonesia.
*Corresponding Author: rusnauna26@yahoo.co.id

ABSTRACT

Research on analysis of Pb in duckweed plants (Lemna minor) has been conducted by comparing of wet and
dry destruction method. The duckweed plants would be destructed in wet destruction and dry destruction
used nitric acid and aquaregia by variation of time and temperature in wet destruction. The results of
destruction were tested with an atomic absorption spectrophotometer. To see the comparative accuracy of
this method is using recovery test (% R) to determine Pb by wet destruction gave the better result which it
showed that with obtained of %R with the nitric acid in temperature 350°C and 1 hour of time were 99.09 %
and aquaregia were 84.05 %. The values of %R in dry destruction by nitric acid and aquaregia were 79.96%
and 75.31%. According to this research it can conclude that using the wet destruction is better than dry
destruction.

Keywords: Wet destruction, Dry destruction, Lemna minor, Recovery test, Atomoc Absorption
Spectrophotometer.

PENDAHULUAN sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur


Seiring dengan perkembangan zaman dan sehingga kandungan unsur-unsur didalamnya
kemajuan teknologi maka semakin banyak dapat dianalisis.
masalah yang terjadi terhadap lingkungan. Salah Pada dasarnya ada dua jenis pendestruksian
satu hal yang dipengaruhi oleh kemajuan tersebut yang biasa dilakukan yaitu destruksi basah dengan
adalah masalah pencemaran, baik itu pencemaran menggunakan pereaksi asam untuk
air, tanah atau pun udara. Pencemaran diatas juga mendekomposisi sampel dan destruksi kering
dapat terjadi karena meningkatnya aktivitas dengan menggunakan pemanasan atau
manusia yang menyebabkan pencemaran terhadap penghancuran dengan menggunakan suhu yang
lingkungan juga ikut meningkat. Hal lain yang sangat tinggi. Menurut (Raimon,1993) dalam
dapat mempengaruhi pencemaran adalah logam suatu proses destruksi pelarut-pelarut yang dapat
berat. Pencemaran logam berat banyak ditemukan digunakan antara lain asam nitrat, asam sulfat,
hampir pada suatu jenis limbah industri. Menurut asam perklorat dan asam klorida. Kesemua pelarut
Listia (2010), limbah buangan industri tersebut dapat digunakan baik itu tunggal maupun
mengandung berbagai macam logam berat yakni campuran.
besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu), Dalam penelitian ini digunakan tumbuhan
kromium (Cr) dan timbal (Pb). Rumput Bebek (Lemna minor). Rumput bebek
Metode yang digunakan untuk penentuan (Lemna minor) adalah tanaman kecil yang
kadar logam-logam tersebut adalah dengan ditemukan tumbuh mengapung diatas air dengan
metode AAS (Raimon, 1993). Salah satu syarat tingkat penyebaran yang sangat luas diseluruh
analisis logam dengan menggunakan AAS adalah dunia dan potensial sebagai sumber hijauan pakan
sampel harus berupa larutan, maka sebelum kadar yang berkualitas tinggi bagi ternak. Rumput bebek
logam dalam sampel dianalisis dilakukan (Lemna minor) lebih dikenal sebagai gulma
destruksi terlebih dahulu. Destruksi merupakan diperairan yang cenderung sulit untuk
suatu perlakuan untuk melarutkan atau mengubah dikendalikan (Said, 2006).

73
Rusnawati
Kimia FMIPA UNMUL

Berdasarkan uraian diatas, maka dipanaskan pada suhu 100°C selama 20 menit dan
dilakukanlah penelitian mengenai perbandingan didinginkan. Selanjutnya ditambahkan dengan
metode destruksi basah dan destruksi kering aquadest lalu disaring dan dimasukkan kedalam
terhadap analisis logam berat timbal (Pb) dengan labu ukur 100mL, diencerkan sampai tanda batas
menggunakan tumbuhan Rumput Bebek (Lemna dan sampel siap dianalisis dengan AAS.
minor) guna mengetahui kondisi destruksi yang Untuk menentukan metode destruskis yang
sesuai untuk analisis rumput bebek (Lemna minor) paling baik untuk analisis Pb dalam rumput bebek
ini. (Lemna minor) maka dilakukan validasi metode
yaitu uji akurasi. Penentuan akurasi dilakukan
METODE PENELITIAN dengan metode uji pungut ulang (recovery)
Alat dan bahan dengan penambahan standar (adisi). Sampai
Adapun alat-alat yang digunakan dalam ditimbang sebanyak 1 gram sampel dengan
penelitian ini yaitu Spektrofootometer Serapan penambahan 50 mg/L pada beaker glass.
Atom, neraca analitik, labu ukur, Erlenmeyer, Selanjutnya tambahkan pelarut asam optimum
pipet volum, pipet tetes, beaker glass, corong lalu dilakukan metode destruksi basah dan
kaca, batang pengaduk, spatula, oven, penangas destruksi kering kemudian diukur absorbansi
listrik, furnace dan wet digester, sedangkan logam Pb dengan AAS. Persen recovery dihitung
bahan-bahan yang digunakan sampel Rumput dengan rumus :
Bebek (Lemna minor), aquades, kertas saring
whatman 42, larutan HNO3 (p), larutan Pb(NO3)2,
HCl (p).

Prosedur Penelitian
Pada metode destruksi pertama yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dibandingkan dua
metode destruksi kering dengan variasi asam.
metode destruksi sampel Lemna minor untuk
Dimana sampel tumbuhan Rumput Bebek (Lemna
penentuan kadar Pb dengan AAS. Kadar Pb dalam
minor) dicuci kemudian sampel tersebut di
Lemna minor merupakan salah satu indikator
timbang sebanyak 1 gram dalam cawan porselin
terakumulasinya logam Pb dalam tumbuhan.
lalu diuapkan dan dipanaskan diatas penangas
Salah satu syarat analisis logam dengan
listrik secara bertahap hingga sampel tidak
menggunakan AAS adalah sampel harus dalam
berasap lagi. Masukkan sampel kedalam tanur
berupa larutan, maka dari itu sebelum kadar Pb
untuk diabukan pada suhu 420 °C sampai abu
dalam Lemna minor dianalisis dilakukan destruksi
berwarna putih selama kurang lebih 8 jam. Setelah
terlebih dahulu. Fungsi dari destruksi adalah
dingin larutkan abu dengan 25 mL HNO3 dan
untuk memutus ikatan antar senyawa organik
aquaregia (HCl : HNO3 3:1) lalu dipanaskan
dengan logam yang akan dianalisis. Destruksi
diatas penangas listrik hingga kering. Kemudian
dilakukan untuk menguraikan bentuk senyawa
dilarutkan dengan aquades lalu masukkan
logam menjadi bentuk logam-logam anorganik
kedalam labu ukur 25 mL dan diencerkan lagi
atau pemecahan senyawa menjadi unsur-unsurnya
hingga tanda batas. Larutan siap dianalisis dengan
sehingga dapat dianalisis (Kristianingrum, 2012).
Atomic Absorption Spectrophotometers (AAS)
Destruksi pengabuan basah dilakukan dengan cara
pada panjang gelombang 283,3 nm.
melarutkan sampel dalam pelarut asam,
Metode destruksi kedua yaitu metode
sedangkan destruksi pengabuan kering dilakukan
destruksi basah dengan menggunakan dua jenis
dengan cara pemanasan sampel pada suhu tinggi
pelarut yang berbeda dengan variasi suhu dan
sampai diperoleh abu kering, kemudian
waktu. Metode destruksi basah dilakukan dengan
dilanjutkan pelarutan dengan pelarut asam
menggunkan alat wet digester dilakukan dengan
(Waluyadi, 1999). Setelah proses destruksi
cara menimbang 1 gram sampel pada cawan, lalu
diharapkan yang tertinggal hanya logam-logam
ditambahkan pada setiap masing-masing cawan
saja dalam bentuk ion. Pelarut-pelarut yang dapat
pelarut asam HNO3 dan pelarut aquaregia
di gunakan untuk destruksi antara lain asam nitrat,
sebanyak 4 mL. Selanjutnya didestruksi dengan
asam sulfat, asam perklorat dan asam klorida, dari
menggunakan wet digester pada suhu 150 °C, 250
beberapa macam asam tersebut dapat digunakan
°C dan 350 °C selama 1 jam, 3 jam dan 5 jam.
secara tunggal maupun campuran. Dalam
Setelah itu keluarkan sampel dari wet digester lalu
penelitian ini dilakukan analisis Pb pada Lemna
didinginkan. Kemudian ditambahkan pelarut
minor dengan membandingkan dua macam
asamnya yaitu HNO3 dan aquaregia lalu
74
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2018 ISBN 978 602 50942 1 7
Kimia FMIPA UNMUL

destruksi dengan menggunakan jenis asam yang dan waktu. Pada variasi asam digunakan jenis
berbeda untuk memperoleh metode destruksi yang asam nitrat dan aquaregia dimana jenis asam
baik. tersebut merupakan jenis asam yang sangat kuat,
Pada metode destruksi kering pertama-tama HNO3 banyak digunakan untuk mempercepat
sampel Lemna minor dicuci untuk menghilangkan proses destruksi dan merupakan oksidator yang
kotoran yang melekat pada sampel kemudian kuat sehingga dengan penambahan oksidator ini
sampel di keringkan dalam oven sehari semalam dapat menurunkan suhu destruksi dengan
hingga kering dengan tujuan untuk mencegah demikian komponen yang dapat menguap atau
pertumbuhan mikroba, menghilangkan kadar air, terdekomposisi pada suhu tinggi dapat
mencegah reaksi enzimatis dan timbulnya jamur dipertahankan dalam abu yang berarti penentuan
atau kapang serta dapat tahan lama saat kadar abu lebih baik sedangkan aquaregia
penyimpanan. Sebanyak 1 gram sampel ditimbang merupakan campuran HCl(p) dan HNO3(p) yang
dalam cawan porselin lalu diuapkan dan mana larutan tersebut dapat melarutkan logam-
dipanaskan diatas penangas listrik secara bertahap logam mulia.
hingga sampel tidak berasap lagi. Masukkan Penambahan asam mempunyai tujuan
sampel kedalam tanur untuk diabukan pada suhu tersendiri. Pada metode destruksi dengan
420 °C sampai abu berwarna putih selama kurang penambahan HNO3 sebagai pengoksidasi karena
lebih 8 jam. Setelah dingin larutkan abu dengan HNO3 merupakan pelarut logam yang baik, Pb
25 mL HNO3 dan aquaregia (HCl p.a : HNO3) teroksidasi oleh HNO3 sehingga menjadi larut.
dengan perbandingan (3:1) lalu dipanaskan diatas Pada metode kedua, asam nitrat
penangas listrik hingga kering. Kemudian dikombinasikan dengan HCl sebagai campuran
dilarutkan dengan aquades lalu masukkan asam untuk mendestruksi, dimana HCl bertindak
kedalam labu ukur 25 mL dan diencerkan lagi sebagai oksidator. Sehingga dapat mengubah
hingga tanda batas. Larutan siap dianalisis dengan logam menjadi senyawa logam klorida dan
Atomik Absorption Spektrophotometers (AAS) selanjutnya diubah menjadi kompleks anion yanf
pada panjang gelombang 283,3 nm. stabil yang selanjutnya bereaksi lebuh lanjut Cl-
Dalam destruksi basah pada penelitian ini
menggunakan berbagai macam variasi asam, suhu

Tabel 1. Hasil recovery sampel

Dari hasil analisis diatas dapat kita lihat adalah pada suhu 350°C dan waktu 1 jam dengan
pada destruksi basah pada variasi suhu dan waktu jenis pelarut HNO3, dimana pada perlakuan
dengan menggunakan dua jenis pelarut yang destruksi basah ini nilai %recovery yang
berbeda yaitu HNO3 dan aquaregia dapat dihasilkan dengan pelarut HNO3 adalah 99.09%
disimpulkan bahwa jenis perlakuan yang baik sedangkan pada pelarut aquaregia adalah 83.96%.

75
Rusnawati
Kimia FMIPA UNMUL

Gambar 1. Grafik perbandingan destruksi basah dan destruksi kering

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Listia. 2010. Serapan dan Ketahanan Semanggi
destruksi basah lebih baik dibandingkan dengan Air (Marsilea Crenata) Terhadap Logam
destruksi kering. Jika dilihat dari nilai %recovery Timbal (Pb) pada Sungai Sroya di
yang diperoleh maka destruksi basahlah yang Kawasan Industri Jaten Karanganyar.
memiliki syarat nilai %recovery yang telah Usulan Program Kreativitas Mahasiswa.
ditentukan yaitu 97-103%, dimana destruksi basah Universitas Negeri Surakarta.
memiliki nilai %recovery 99.09% sedangkan Raimon. 1993. Perbandingan Metoda Destruksi
destruksi kering 79.96%. Menurut Sumardi (1981: Basah dan Kering Secara Spektrofotometri
507), metode destruksi basah lebih baik daripada Serapan Atom. Lokakarya
cara kering karena tidak banyak bahan yang Nasional.Jaringan Kerjasama Kimia
hilang dengan suhu pengabuan yang sangat tinggi. Analitik Indonesia. Yogyakarta.
Pengabuan basah memberikan beberapa Said A. 2006. Pengaruh Komposisi Hydrilla
keuntungan. Suhu yang digunakan tidak dapat verticillata dan Lemna minor sebagai
melebihi titik didih larutan dan pada umumnya Pakan Harian Terhadap Pertumbuhan dan
karbon lebih cepat hancur daripada menggunakan Sintasan Ikan Nila Merah (Oreochromis
cara pengabuan kering. pengabuan basah pada niloticus X Oreochromis mossambicus)
prinsipnya adalah penggunaan asam nitrat untuk dalam Keramba Jaring Apung di Perairan
mendestruksi zat organik pada suhu rendah Umum Das Musi. Peneliti Balai Riset
dengan maksud menghindari kehilangan mineral Perikanan Perairan Umum. Prosiding
akibat penguapan (Apriyantono,dkk). Seminar Nasional Ikan IV Jatiluhur.
Sumardi. 1981. Metode Destruksi Contoh Secara
KESIMPULAN Kering Dalam Analisa Unsur-Unsur Fe-
Perbandingan metode destruksi basah dan Cu-Mn dan Zn Dalam Contoh-Contoh
destruksi kering terhadap analisis logam Pb pada Biologis. Proseding Seminar Nasional
tanaman rumput bebek (Lemna minor) dapat Metode Analisis. Lembaga Kimia Nasional.
diketahui bahwa analisis dengan menggunakan Jakarta: LIPI.
destruksi basah lebih baik dibandingkan destruksi
kering dengan jenis pelarut HNO3 pada suhu
350°C±1 jam dengan nilai %recovery yang
mendekati nilai 100%.

DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto A, dkk. 1989. Analisis Pangan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Pusat antar Universitas, IPB.
Kristianingrum, S. 2012. Kajian Berbagai Proses
Destruksi Sampel dan Efeknya. Prosiding
Seminar Nasional. Yogyakarta : Jurdik
Kimia FMIPA UNY.
76

Anda mungkin juga menyukai