BIMBINGAN DAN KONSELING
Bab 4
Langkah-Langkah
BIMBINGAN dan KONSELING
Anak-anak dan pemuda di dalam perkembangannya dihadapkan
pada sejumlah tuntutan, tantangan, dan masalah. Mereka dituntut
untuk dapat menguasai informasi, pengetahuan, kemampuan
berpikir, dan keterampilan untuk menyelesaikan tugas-tugas
belajar pada kelas atau jenjang pendidikan yang sedang di-
jalaninya, dan pada kelas-kelas atau jenjang selanjutnya. Mereka
juga dihadapkan pada tantangan perkembangan ilmu dan tekno-
logi, perkembangan masyarakat, dan dunia kerja yang berubah
dengan cepat. Sejalan dengan perkembangan tuntutan dan tan-
tangan tersebut anak-anak dan pemuda juga dihadapkan kepada
sejumlah masalah, masalah pribadi, sosial, budaya, ekonomi,
politik, keamanan, hukum, dll. Beberapa masalah dapat diatasi
sendiri dengan mudah, masalah yang lain diatasi dengan susah
payah, dan beberapa masalah yang lain tidak dapat diatasi sendiri,
atau dapat diatasi tetapi kurang berhasil.
Untuk menghadapi berbagai tututan dan tantangan yang
dihadapi, dan mengatasi masalah-masalah yang tidak dapat
dipecahkan sendiri, dibutuhkan bantuan dari luar, dari guru-guru,
guru pembimbing atau konselor pendidikan, dan ahli lain yang
sesuai. Tuntutan dan tantangan perkembangan serta masalah-
masalah yang dihadapi oleh para peserta didik secara garis besar
dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu perkembangan: a)
pendidikan dan pengajaran, b) karir, dan ec) sosial-pribadi.
~>Perkembangan pendidikan dan pengajaran berkenaan dengan
penguasaan dan penyelesaian tugas-tugas dan kewajiban, serta
91BIMBINGAN DAN KONSELING
mendapatkan layanan. Meskipun demikian, dalam macam-macam
bimbingan di atas, secara umum langkah-langkah pemberian
layanan bimbingannya hampir sama.
-¢ Secara garis besar layanan bantuan bimbingan dan konseling me-
liputi tigd tahap, yaitu: 1) Mengidentifikasi kebutuhan, tantangan
dan masalah peserta didik, 2) Menganalisis kebutuhan-tantangan,
masalah dan latar belakangnya, 3) Memberikan layanan bimbingan.
1. Mengidentifikasi Kebutuhan, Tantangan dan
Masalah Peserta Didik
Tahap ini ditujukan untuk mengidentifikasi macam-macam ke-
butuhan, tantangan dan masalah yang dirasakan dan dihadapi oleh
peserta didik, serta langkah-langkah identifikasinya.
a. Kebutuhan, Tantangan, dan Masalah Peserta Didik
Macam-macam kebutuhan
Dalam perkembangannya para peserta didik memiliki sejumlah
Kebutuhan fisik berkenaan dengan pemenuhan Kebutuhan
pangan atau makan dan minum, sandang atau pakaian, dan papar
atau-perumahan. Termasuk ke dalam kebutuhan fisik ini juga ke-
butuhan untuk memiliki kebugaran dan kesehatan badan. Ber-
bagai kegiatan dan pengembangan segi sosial, afektif, intelektual
dan fisik sendiri membutuhkan kondisi fisik yang sehat dan bugar.
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan terciptanya hubung-——
an yang sehat dengan orang lain, baik dengan teman-temannya di
sekolah, luar sekolah, dengan guru-guru, orangtua, saudara,
maupun warga masyarakat lainnya. Perkembangan berlangsung
melalui interaksi dengan orang dan sumber-sumber belajar
lainnya. Hubungan yang sehat menjadi dasar dan sekaligus
memberikan fasilitas bagi kelancaran interaksi. Interaksi dilaku-
kan melalui penggunaan bahasa, baik bahasa lisan, tulis maupun
93BIMBINGAN DAN KONSELING
simbol-simbol. Penguasaan bahasa menjadi salah satu kebutuh,,
utama dalam interaksi dan hubungan sosial. }
Kebutuhan afektif merupakan kebutuhan yang terkait deng,,
segi-segi emosional, sikap, minat, motivasi dan Tain-lain. Perken,
bangan yang optimal membutuhkan dukungan suasana emosiona,
ik dalam proses pengembangannya khusys.
yang menyenangkan, baik dalt Tage areas Mae
nya proses belajar maupun situasi dan ling! gan pe aNngan
atau lingkungan belajarnya. Lingkungan dan proses perkembangay
belajar yang menyenangkan akan membangkitkan minat, motivas
dan sikap yang positif, sebaliknya lingkungan dan proses pengen.
bangan/belajar yang tidak menyenangkan akan menurunkan minai,
motivasi dan menumbuhkan sikap negatif. Dari penjelasan di atay
dapat disimpulkan, bahwa segi-segi afektif yang positif ees) tumbuh
pada peserta didik, bila mereka berkembang atau belajar dalam
situasiflingkungan yang menyenangkan, mengikuti proses belajer
dan mendapatkan layanan yang menyenangkan. ~
— Kebutuhan intélektual ‘adalah kebutuhan yang berkenaan
dengan pengembangan segi-segi intelektual. Bagi perkembangan
segi-segi intelektualnya para peserta didik membutuhkan dukungan
proses belajar, lingkungan sosial, dan fasilitas yang kondusif. Proses
belajar yang kondusif bagi pengembangan segi intelektual adalah
pembelajaran yang bukan saja berkenaan dengan berpikir tahap
rendah seperti pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga berpikir
tahap menengah dan tinggi, seperti pembelajaran aplikatif, analisis
sintesis, evaluatif, pemecahan masalah dan kreativitas. Anak-anak
pandai seringkali bosan belajar karena hanya diberi dan dituntut
menghafal pengetahuan.
Lingkungan sosial yang dibutuhkan bagi pengembangan segi
intelektual adalah lingkungan yang banyak bermuatan kegiatan
pengembangan ilmu, percobaan, penelitian, pemecahan masalah,
diskusi, seminar keilmuan. Guru-guru yang mengajar banyak
mendorong, mengajarkan dan menampilkan penguasaan dan
kegiatan keilmuan. Sekolah juga menyediakan fasilitas bagi
pengembangan kemampuan berpikir, seperti perpustakaan yang
lengkap, laboratorium nyata dan laboratorium multi media yang
94 :BIMBINGAN DAN KONSELING
terbuka bagi peserta didik melakukan latihan, percobaan, peme-
cahan masalah bagi pengembangan berpikir.
Pertanyaan yang muncul dalam tahap identifikasi kebutuhan
adalah apakah kebutuhan-kebutuhan tersebut sudah dapat
dipenuhi? Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut belum atau tidak
dapat dipenuhi maka akan muncul sejumlah masalah.
Macam-macam tantangan
Kebutuhan adalah sesuatu yang ada dalam diri individu, walaupun
dorongan atau perangsangnya bisa berada di dalam maupun di luar
individu, sedang tantangan umumnya berasal dari luar dan berada
di luar individu. Kebutuhan dasarnya adalah adanya kekurangan
yang harus dipenuhi, sedang tantangan adalah tuntutan, target
yang harus dicapai. Kebutuhan lebih mendorong dari belakang
sedang tantangan lebih menarik dari depan, keduanya merupakan
kekuatan yang mendorong untuk berkembang. Makin jelas dan
kuat tenaga-tenaga tersebut mendorong perkembangan, makin
pesat perkembangan seseorang. Makin kabur dan lemah tenaga-
tenaga tersebut pada seseorang, makin lambat perkembangannya.
Banyak tantangan yang dihadapi peserta didik dalam perkem-
bangannya. Tantangan-tantangan tersebut terkait dengan penye-
lesaian dan lanjutan studi, persiapan karir, peran sosial dan
pembinaan diri.
Penyelesaian dan lanjutan studi
Tantangan pertama yang dihadapi para peserta didik adalah
mampu menyelesaikan studi untuk kemudian melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi. Untuk menyelesaikan dan melanjutkan
studi banyak tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan.
Penyelesaian studi bukan hanya asal selesai, tetapi selesai tepat
waktu dan dengan prestasi yang baik. Untuk penyelesaian dan
melanjutkan studi dibutuhkan rencana belajar yang tepat dan
jelas, disiplin dalam pelaksanaannya serta motivasi yang tinggi.
Tugas utama para peserta didik dan mahasiswa adalah belajar,
belajar di kelas, di laboratorium, di bengkel kerja, di perpustakaan,
95BIMBINGAN DAN KONSELING
ar di rumah dan di lingkungan kerja) belajar a euny
dosen atau belajar sendiri, belajar teort dan) eras lie
dari buku, media elektronik dan web site. Untu wieun “ elajar
dengan baik dituntut kemampuan-kemampuan tertentu, ema.
puan membaca dan menangkap makna bacaan, ae dan
mengembangkan hasil bacaan dalam bentuk na, yuku, ma.
kalah, rancangan penelitian atau rancangan lainnya. Mereka juga
dituntut memiliki kemampuan menggunakan komputer belajar
s kamputer, melakukan analisis statistik. Pad
a mahasiswa dituntut mampy
belaj
dengan fasilita:
jenj erguruan tinggi, par
Care Ga berbahasa Inggris, pada beberapa sekolah
anak SMA juga sudah dituntut mampu berbicara bahasa Inggris,
Belajar juga menuntut disiplin dan motivasi yang ‘kuat Disiplin
dan motivasi dari dalam diri peserta didik saja seringkali belum
cukup, kondisi afektif para peserta didik terutama peserta didik
dalam usia remaja umumnya tidak konstan, mudah sekali berubah,
Adanya disiplin dan motivasi yang sehat dari luar terutama dari
guru-guru dan konselor sangat membantu memelihara kestabilan
motivasi belajar mereka.
Penyelesaian dan lanjutan studi selain menuntut penguasaan
pengetahuan, dan konsep-konsep juga menuntut penguasaan —
kemampuan berpikir, berpikir tahap menengah dan tinggi, berpikir
deduktif-induktif, konvergen-divergen, aplikatif, analisis-sintesis,
evaluatif, pemecahan masalah dan kreativitas. Informasi, penge- |
tahuan dan konsep-konsep, merupakan bahan yang perlu diolah,
diramu, dan dikembangkan lebih lanjut, untuk digunakan dalam
berbagai keperluan dan tujuan,
Tantangan utama yang dihadapi dalam lanjutan studi pada
Jenjang sekolah menengah adalah bervariasinya kualitas sekolah
yang ada. Pada umumnya para peserta didik ingin bersekolah pada
Sekolah yang bermutu atau sekolah yang memiliki keunggulan.
Sekolah demikian jumlahnya masih terbatas, sehingga timbullah
Persaingan yang sangat ketat untuk memasuki sekolah baik atau
atau unggul. Dalam kompetisi ini tidak jarang terjadi persaingan
yang tidak sehat baik dari pihak orangtua maupun pihak sekolah.
96BIMBINGAN DAN KONSELING
Sekolah yang bermutu mungkin berada jauh dari tempat tinggal
peserta didik, sehingga mereka harus numpang pada famili, in de
host, atau nyewa kamar dan mengurus kehidupannya sendiri.
Peserta didik yang tidak tinggal bersama orangtua mempunyai
masalah-masalah tersendiri.
Persiapan karir
Tantangan kedua yang dihadapi para peserta didik dan mahasiswa
adalah dalam mempersipkan diri memasuki dunia kerja. Cepat
atau lambat para peserta didik dan mahasiswa akan memasuki
dunia kerja, apakah sebagai pegawai atau karyawan ataupun
wirausaha. Bagi peserta didik SD dan SLTP persiapan karirnya
masih sangat jauh, tetapi peserta didik SMK atau mahasiswa
sudah sangat dekat, tetapi kedua kelompok tersebut tetap harus
mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Persiapan
mereka berbeda, para peserta didik SMK dan mahasiswa memper-
sipkan diri dengan cara mengusai pengetahuan, kecakapan,
keterampilan yang langsung dibutuhkan oleh sesuatu pekerjaan
atau bidang usaha. Peserta didik SD, SLTP dan juga SMA mem-
persiapkan diri dalam bentuk pengenalan, pemahaman dan
peningkatan apresiasi terhadap macam-macam pekerjaan atau
usaha yang menarik minat mereka.
Masalah persiapan karir di Indonesia saat ini, merupakan
masalah yang cukup pelik. Perencanaan karir yang betul-betul
realistis cukup sulit. Hal itu disebabkan karena, pertama jumlah
penduduk yang sangat besar dan kedua sebagai dampak dari krisis
ekonomi menyebabkan terbatasnya kesempatan kerja dan kesem-
patan usaha. Kesepatan usaha sebenarnya cukup banyak, tetapi
karena jumlah penduduk yang membuka usaha juga sudah cukup
banyak sehingga persaingan cukup ketat dan peluang untuk
berhasil lebih kecil.
Peran sosial dan pembinaan diri
‘Tantangan lain yang harus dihadapi anak-anak dan pemuda dalam
menghadapi masa depan, mereka dituntut untuk mampu melaku-
97BIMBINGAN DAN KONSELING
kan peran-peran tertentu sebagai pribadi dan sebagai warga magya,
rakat, Mereka dituntut untuk menjadi manusia mandiri yang mamp,
memimpin dan mengurusi dirinya sendiri. Kehidupan saat ini sanga,
kompleks, kemajuan masyarakat memunculkan tuntutan-tuntutan
yang cukup tinggi dan beragam, kesibukan orangtua mengakibatkay
‘anak banyak dilepaskan dari pengawasan dan pembinaan mereka,
Banyaknya fasilitas kehidupan yang tersedia di masyaraka,
menuntut anak-anak dan pemuda untuk mampu melakukan
pemilihan, mana yang cocok dan tidak cocok, mana yang menunjang
perkembangan dan mana yang menghambat perkembangan mereka,
Anak-anak dan pemuda, sesuai dengan tahap perkembangan.
nya harus memiliki kemandirian dan kepedulian secara sosial,
Mereka dituntut untuk menjadi warga masyarakat yang bertang.
gung jawab, hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat,
mematuhi ketentuan hukum dan disiplin kemasyarakatan. Mereka
diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kepentingan
orang banyak. Turut berpartisipasi dalam pemeliharaan ketertiban,
kesehatan dan keindahan lingkungan, memberikan bantuan
kepada warga yang lemah atau mendapatkan musibah, dll.
Berkenaan dengan tantangan-tantangan tersebut pertanyaan
yang muncul adalah, apakah para peserta didik telah memiliki
kemampuan untuk mengatasi atau menghadapi tantangan-tan-
tangan tersebut? Bila mereka belum memiliki kemampuan maka
mereka juga dapat menghadapi sejumlah masalah.
etre oe
Si
alahBIMBINGAN DAN KONSELING
Masalah pendidikan dan pengajaran, berkenaan dengan penye-
lesaian tugas-tugas dan tantangan dalam pendidikan dan pengajar-
an. Apabila para peserta didik tidak memiliki kesiapan untuk
menghadapi tuntutan Pendidikan, dalam penyelesaian tugas-tugas
pengajaran dan pembelajaran, mereka akan menghadapi sejumlah
masaleh yang diklasifikasikan sebagai masalah pendidikan dan
pengajaran. Masalah-masalah tersebut meliputi masalah yang
bersifat umum, seperti pemilihan sekolah, seleksi masuk, penjurus-
an, lanjutan studi, dil. Masalah pengajaran berkenaan dengan
tuntutan kurikulum dan pembelajaran seperti motivasi belajar,
kebiasaan belajar, cara belajar mata-mata pelajaran, persiapan
menghadapi tes dan ujian, penyelesaian tugas, praktikum, kegiatan
ekstra kurikuler, dll.
Masalah perencanaan karir, berkenaan dengan masalah-
masalah yang dihadapi dalam merencanakan masa depan karir
peserta didik. Kekurangan informasi dan kesiapan dapat menim-
bulkan masalah dalam pengenalan macam-macam pekerjaan dan
usaha, perencanaan dan persiapan memasuki pekerjaan atau dunia
usaha, proses memasuki dan merintis suatu pekerjaan atau usaha,
penyesuaian diri dalam pekerjaan atau usaha, pengembangan
kemampuan dalam suatu pekerjaan atau usaha, meraih sukses
dalam pekerjaan atau usaha.
Masalah pribadi dan sosial, berkenaan dengan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi para peserta didik atau anak-anak dan
remaja karena ketidaktepatan atau kesalahan dalam persepsi dan
penyesuaian diri, baik dengan diri sendiri maupun dengan orang
lain. Masalah pribadi dan sosial juga dapat terjadi karena ketidak-
tepatan atau kesalahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya,
terutama lingkungan sosial. Persepsi terhadap diri sendiri dan
orang lain, seringkali menjadi pangkal dari kemulusan atau
ketidakmulusan penyesuaian diri dan interaksi dengan orang lain.
Penyesuaian diri dan interaksi yang mulus didasari oleh persepsi
dan penerimaan diri yang sehat yang wajar yang sebagaimana
adanya. Persepsi yang salah, bisa memandang dirinya terlalu
tinggi atau terlalu rendah, dan itu dapat berakibat pada peneri-
99wit miaiiuieiatn Foratn FK/OFNEIETET W'S
maan diri yang berlebihan atau sebaliknya terjadinya penolakan
diri. Penerimaan diri menjadi dasar bagi peice terhadap
orang lain. Penerimaan diri yang sehat mendasari penérimany
terhadap orang lain yang sehat pula, dan sebaliknya penerimaan
diri yang salah dapat berakibat pada penerimaan terhadap orang
lain yang salah pula. i
Berbagai bentuk masalah pribadi yang berpangkal dari pene.
rimaan diri yang berlebihan adalah egoisme, menutup dirj,
sombong, merasa yang terbaik, ingin selalu menang, dil; sedang
penolakan diri dapat berbentuk pemalu, rendah diri, penakut, tidak
percaya diri, kurang motivasi, tidak kreatif, rasa berdosa, menya-
lahkan diri, menyakiti diri, dll. Masalah pribadi dan sosial, adalah
dua kategori masalah yang saling bertimbal baik. Masalah pribadi
dapat menimbulkan masalah sosial, dan masalah sosial dapat
mengakibatkan masalah pribadi. Rasa rendah diri menyebabkan
anak enggan atau tidak bisa bergaul dengan yang lain, ketidak-
mampuan bergaul dapat mengakibatkan disisihkan atau diacuhkan
orang lain, dan ini dapat memunculkan kebencian pada orang lain.
Kebencian dapat memperjauh jarak dengan orang lain, atau
memunculkan sikap-sikap dan perilaku yang tidak simpatik,
permusuhan, lari dari pergaulan, dll.
Pertumbuhan masalah sosial pribadi ini diibaratkan bola salju,
yang semakin jauh bergulir, maka akan menjadi semakin mem-
besar. Besar di sini bukan saja masalah itu menjadi lebih luas dan
berat, tetapi juga menjadi lebih kompleks, banyak masalah-
masalah lain yang terlibatdidalamnya. ‘BIMBINGAN DAN KONSELING
bisa berubah menjadi masalah atau kesulitan. Kebutuhan dan tan-
tangan berbeda dengan masalah atau kesulitan. Banyak masalah
atau kesulitan yang gejala-gejalanya dimanifestasikan ke luar,
sehingga dapat diamati oleh guru-guru dan konselor, sedang
kebutuhan dan tantangan sedikit sekali yang termanifestasikan ke
luar. Oleh karena itu, identifikasi kebutuhan dan tantangan
kurang efektif bila dilakukan hanya dengan pengamatan dan
catatan anekdot.
Identifikasi kebutuhan dan tantangan perkembangan yang
dihadapi peserta didik dapat dilakukan melalui pengedaran daftar
kebutuhan atau tantangan yang disusun dalam sebuah checklist.
Butir-butir kebutuhan disusun dengan mengacu kepada karak-
teristik perkembangan pada tahap-tahap perkembangan, umpama-
nya tahap usia sekolah dasar, usia sekolah lanjutan pertama, usia
sekolah lanjutan atas, dan perguruan tinggi. Butir-butir tantangan
disusun dengan mengacu kepada tugas-tugas perkembangan,
tuntutan yang harus dipenuhi, persiapan yang harus dilakukan
untuk memasuki tahap-tahap perkembangan selanjutnya.
Para peserta didik sekolah dasar akan memasuki tahap per-
kembangan pada kelas-kelas di atasnya dan lanjutan studi ke
SLTP. Agar mereka dapat menyelesaikan segala tuntutan dan tu-
gas-tugas pada jenjang tersebut, mereka harus memiliki minat dan
motivasi belajar yang kuat, menguasai cara-cara belajar, memiliki
kebiasaan belajar yang teratur, menguasai bahan ajar, memiliki
keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, motorik, memiliki
informasi tentang lanjutan studi, dll.
Para peserta didik sekolah dasar juga sedang dan akan mema-
suki kehidupan sosial, dalam keluarga di sekolah dan di masya-
rakat. Agar dapat membina hubungan sosial dalam keluarga, di
sekolah dan di masyarakat sekitar, anak-anak harus memiliki
kebutuhan tentang perlunya sahabat, perlunya asuhan dan peng-
awasan dari orangtua, perlunya bimbingan dan tuntunan dari
guru, dan kesiapan untuk berinteraksi dengan mereka. Untuk
menghadapi variasi kondisi, perkembangan dan masalah-masalah
sosial di masyarakat, anak-anak harus memiliki kebutuhan dan
101BIMBINGAN DAN KONSELING
ungan sosial, kerjasama, saling
, mbina hub
kesiapan dalam me Ting membantu, dll.
hargai, saling menerima, Sal 2
ys ikian juga untuk peserta didik sekolah lanjutan pertama,
sekolah lanjutan atas, dan juga perguruan tinggi. Untuk jenjang.
jenjang yang lebih tinggi sudah tentu kebutuhan dan kesiapan.
kesiapan yang harus mereka miliki akan lebih meluas, lebih
Kompleks dan tinggi. Walaupun demikian konsep dasarnya tetap
sama, mereka memiliki sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi,
serta ada sejumlah kesiapan yang harus dikuasai agar dapat
mengatasi semua tuntutan dan tantangan perkembangan.
Kebutuhan-kebutuhan dan kesiapan-kesiapan tersebut dapat
dirumuskan dalam pernyataan-pernyataan singkat yang secara
keseluruhan disajikan dalam bentuk checklist atau daftar per-
nyataan.
Cara mengidentifikasi masalah
Berbeda dengan kebutuhan dan tantangan, kesulitan-kesulitan
yang dihadapi peserta didik banyak yang dimanifestasikan keluar,
i inya tampak sebagai gejala-gejala kesulitan. Umpama-
; a-gejala: kurang motivasi belajar, prestasi
jar rendah, belajar lambat, tidak mengerjakan tugas, tid:
nS oa
jar di . vented alg
Identifikasi masalah dapat dilakukan melalui pengamatan
UL Ds
2 anekdot, pengedaran angket atau checklist, studi
r, dll. Konselor dapat menyusun sendiri pedoman obser
i
(pengamatan), pedoman studiBIMBINGAN DAN KONSELING
SLTP ada % kategori masalah, masing-masing kategori terdiri atas
30 butir, sehingga seluruhnya berjumlah 210 butir. Ketujuh
kategori masalah tersebut adalah 1) Kesehatan dan perkembangan
fisik, 2) Sekolah, 3) Rumah dan keluarga, 4) Uang, pekerjaan dan
masa depan, 5) Hubungan pria dan wanita, 6) Hubungan antar
orang secara umum, 7) Kepedulian pada diri.
Untuk jenjang SLTA dan Perguruan Tinggi terdiri atas 11
kategori, tiap kategori masalah juga terdiri atas 30 butir, sehingga
seluruhnya menjadi 330 butir. Kategori masalah tersebut adalah: 1)
Kesehatan dan perkembangan fisik, 2) Keuangan, kondisi kehidup-
an dan pekerjaan, 3) Bidang sosial dan rekreasi, 4) Hubungan
sosial-psikologis, 5) Hubungan psikologis-pribadi, 6) Pacaran, seks
dan perkawinan, 7) Rumah dan keluarga, 8) Moral dan agama, 9)
Penyesuaian dalam kehidupan di perguruan tinggi, 10) Masa depan
pendidikan dan pekerjaan, 11) Kurikulum dan prosedur pem-
belajaran.
Walaupun diberi judul Problem checklist atau daftar pengung-
kap masalah, isinya tidak hanya masalah tetapi mencakup juga
kebutuhan yang dirasakan dan tantangan yang dihadapi, sehingga
lebih bersifat komprehensif mencakup kebutuhan, tantangan dan
masalah.
Melalui pengedaran daftar pengungkap masalah tersebut dapat
diidentifikasi sejumlah kebutuhan, tantangan dan masalah yang
dihadapi oleh para peserta didik. Hasil identifikasi tersebut masih
membutuhkan data lain, untuk melengkapi dan melihat keterkait-
an antara satu kebutuhan atau masalah dengan yang lainnya.
Butir-butir kebutuhan, tantangan dan masalah hasil pengedaran
daftar pengungkap masalah tersebut masih bersifat faktual, butir
lepas-lepas, belum diketahui hubungan antara satu dengan yang
lainnya, mana penyebab mana akibatnya, mana yang lebih dulu
dan mana yang kemudian. Untuk melihat hubungan antara butir-
butir, baik hubungan yang bersifat horizontal maupun vertikal,
terlebih dahulu perlu diperoleh data yang lengkap. Kelengkapan
data tersebut dapat dilakukan melalui pengumpulan data langsung
melalui wawancara, observasi ataupun melihat data dokumenter
103
2LING
pimBINGAN DAN KONSE
mmulative record) atau catat
ang ada, dari catatan pribadi (c lative ) tatan
yi 1 tat
anekdot (annecdotal record).
¢. Penyimpulan Sementara
Dari hasil identifikasi melalui angket atau daftar pengungkap
A data melalui wawancara,
ilengkapi dengan pengumpulan :
pane men-dokumen terkumpul sejumlah kebutuh.
an dan masalah yang dihadapi peserta didik, bal aa ae cule
secara umum maupun individual. Data umum diperole } dengan
cara menjumlahkan semua jawaban/pilihan peserta didil untuk
setiap butir angket atau DPM, dan penyimpulan secara umum data
yang diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan dan dokumen.
dokumen. Selain data umum untuk sekolah secara keseluruhan
juga dapat disusun data berdasarkan jenjang pendidikan (kelas I,
II, IID, jenis kelamin (pria, wanita), jurusan (MIPA, IPS, Bahasa,
dil), dll. Data umum tersebut sebenarnya sudah dapat dianggap
final, sebab sudah dapat digunakan untuk kepentingan pemberian
bimbingan informatif secara massal dan klasikal, penyusunan
program dan penyusunan laporan kegiatan bimbingan dan konse-
ling tahunan dan semester. Untuk pemberian layanan yang bersifat
individual, memang data tersebut masih bersifat sementara, sebab
perlu dianalisis secara individual dan mungkin juga perlu tam-
bahan data lebih lanjut sebelum digunakan untuk membantu
perkembangan atau pemecahan masalah peserta didik secara
individual.
Penyusunan kesimpulan yang bersifat umum dibuat dengan
mentally setiap pilihan peserta didik, lalu dihitung frekuensi dan
Persentase untuk setiap butir kebutuhan dan masalah peserta
didik serta rata-rata frekuensi dan persentase setiap kelompok
masalah. Penyusunan kesimpulan secara individual dibuat dengan
pengamatan dan dokw
104
ee:BIMBINGAN DAN KONSELING
2. Menganalisis Kebutuhan, Tantangan, Masalah
dan Latar Belakangnya
Pemberian layanan bimbingan yang bersifat informatif, baik secara
massal (umpamanya dalam upacara sekolah), klasikal, kelompok
ataupun individual dapat diberikan dengan berpegang pada
kesimpulan yang bersifat umum. Untuk pemberian layanan
bimbingan yang bersifat pengembangan dan terutama kuratif atau
korektif secara individual atau kelompok dibutuhkan data yang
lebih lengkap dan utuh, baik berkenaan dengan kebutuhan,
tantangan dan masalah-masalah yang dihadapi, maupun faktor-
faktor yang melatarbelakangi dan diakibatkannya. Untuk itu
masih dibutuhkan pengumpulan data lain dan analisis lebih
mendalam sebelum dapat diberikan layanan-layanan tersebut.
a. Menganalisis Kedalaman Kebutuhan, Tantangan dan
Masalah
Untuk menganalisis kedalaman kebutuhan, tantangan dan ma-
salah yang dihadapi peserta didik, selain melihat data yang sudah
ada yang diperoleh melalui checklist, juga perlu dilakukan pengum-
pulan data yang lebih mendalam. Pengumpulan data dilakukan
dengan mengadakan wawancara mendalam, pengedaran angket
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang juga lebih mendalam,
pengamatan dan studi dokumenter. Setelah semua data terkumpul
barulah konselor dapat mengadakan analisis kedalaman kebutuh-
an, tantangan dan masalah peserta didik. Apabila dalam analisis
tersebut masih diperlukan data lain, maka konselor diharapkan
mengumpulkan data lagi. Proses pengumpulan data, analisis dan
interpretasi terus dilakukan sampai ditemukan kesimpulan yang
paling dapat dipercaya.
Menganalisis kedalaman kebutuhan dan tantangan
Langkah ini merupakan kegiatan untuk mengungkap intensitas,
kedalaman dan/atau keluasan kebutuhann, tantangan yang
105LING
pimBiNGAN DAN KONSE
idi individual maupy,
didik secara 1m Pun
i kan oleh para peserta 1" !
pes Para peserta didik yang nieillh. hehe aaa
butuh: A atau tantangan saja dalam checklist, , i sempit
pean dirasakannya dibandingkay
butuhan dan tantangan yang
prt ati memilih sebagian besar atau hampir aaa buti
dalam satu kelompok kebutuhan dan tantangan, apalagi kalau ha}
yang sama dialami juga dalam kelompok eg on
lainnya. Para peserta didik yang merasakan una ae
tantangan tersebut secara lepas-lepas lebih sederhana dibanding.
kan dengan mereka yang merasakan kebutuhan dan tantangan
tersebut dalam keterkaitan yang kompleks.
Suatu kebutuhan atau tantangan yang dirasakan, juga sering.
kali ada yang melatarbelakangi dan/atau diakibatkannya. Makin
sedikit keterkaitan suatu kebutuhan atau tantangan dengan hal
yang melatarbelakangi dan/atau diakibatkannya makin sederhana
kebutuhan dan tantangan tersebut, dan makin banyak keter-
kaitannya dengan hal-hal tersebut maka semakin kompleks
kebutuhan dan tantangan tersebut. Seorang peserta didik yang
merasakan adanya kebutuhan untuk menguasai program komputer
-karena ingin belajar lebih banyak tentang program tersebut,
rbeda kedalamannya dengan peserta didik yang ingin
am komputer untuk mendapatkan penghasilan me