Anda di halaman 1dari 23
BIMBINGAN DAN KONSELING Bab 4 Langkah-Langkah BIMBINGAN dan KONSELING Anak-anak dan pemuda di dalam perkembangannya dihadapkan pada sejumlah tuntutan, tantangan, dan masalah. Mereka dituntut untuk dapat menguasai informasi, pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar pada kelas atau jenjang pendidikan yang sedang di- jalaninya, dan pada kelas-kelas atau jenjang selanjutnya. Mereka juga dihadapkan pada tantangan perkembangan ilmu dan tekno- logi, perkembangan masyarakat, dan dunia kerja yang berubah dengan cepat. Sejalan dengan perkembangan tuntutan dan tan- tangan tersebut anak-anak dan pemuda juga dihadapkan kepada sejumlah masalah, masalah pribadi, sosial, budaya, ekonomi, politik, keamanan, hukum, dll. Beberapa masalah dapat diatasi sendiri dengan mudah, masalah yang lain diatasi dengan susah payah, dan beberapa masalah yang lain tidak dapat diatasi sendiri, atau dapat diatasi tetapi kurang berhasil. Untuk menghadapi berbagai tututan dan tantangan yang dihadapi, dan mengatasi masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri, dibutuhkan bantuan dari luar, dari guru-guru, guru pembimbing atau konselor pendidikan, dan ahli lain yang sesuai. Tuntutan dan tantangan perkembangan serta masalah- masalah yang dihadapi oleh para peserta didik secara garis besar dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu perkembangan: a) pendidikan dan pengajaran, b) karir, dan ec) sosial-pribadi. ~>Perkembangan pendidikan dan pengajaran berkenaan dengan penguasaan dan penyelesaian tugas-tugas dan kewajiban, serta 91 BIMBINGAN DAN KONSELING mendapatkan layanan. Meskipun demikian, dalam macam-macam bimbingan di atas, secara umum langkah-langkah pemberian layanan bimbingannya hampir sama. -¢ Secara garis besar layanan bantuan bimbingan dan konseling me- liputi tigd tahap, yaitu: 1) Mengidentifikasi kebutuhan, tantangan dan masalah peserta didik, 2) Menganalisis kebutuhan-tantangan, masalah dan latar belakangnya, 3) Memberikan layanan bimbingan. 1. Mengidentifikasi Kebutuhan, Tantangan dan Masalah Peserta Didik Tahap ini ditujukan untuk mengidentifikasi macam-macam ke- butuhan, tantangan dan masalah yang dirasakan dan dihadapi oleh peserta didik, serta langkah-langkah identifikasinya. a. Kebutuhan, Tantangan, dan Masalah Peserta Didik Macam-macam kebutuhan Dalam perkembangannya para peserta didik memiliki sejumlah Kebutuhan fisik berkenaan dengan pemenuhan Kebutuhan pangan atau makan dan minum, sandang atau pakaian, dan papar atau-perumahan. Termasuk ke dalam kebutuhan fisik ini juga ke- butuhan untuk memiliki kebugaran dan kesehatan badan. Ber- bagai kegiatan dan pengembangan segi sosial, afektif, intelektual dan fisik sendiri membutuhkan kondisi fisik yang sehat dan bugar. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan terciptanya hubung-—— an yang sehat dengan orang lain, baik dengan teman-temannya di sekolah, luar sekolah, dengan guru-guru, orangtua, saudara, maupun warga masyarakat lainnya. Perkembangan berlangsung melalui interaksi dengan orang dan sumber-sumber belajar lainnya. Hubungan yang sehat menjadi dasar dan sekaligus memberikan fasilitas bagi kelancaran interaksi. Interaksi dilaku- kan melalui penggunaan bahasa, baik bahasa lisan, tulis maupun 93 BIMBINGAN DAN KONSELING simbol-simbol. Penguasaan bahasa menjadi salah satu kebutuh,, utama dalam interaksi dan hubungan sosial. } Kebutuhan afektif merupakan kebutuhan yang terkait deng,, segi-segi emosional, sikap, minat, motivasi dan Tain-lain. Perken, bangan yang optimal membutuhkan dukungan suasana emosiona, ik dalam proses pengembangannya khusys. yang menyenangkan, baik dalt Tage areas Mae nya proses belajar maupun situasi dan ling! gan pe aNngan atau lingkungan belajarnya. Lingkungan dan proses perkembangay belajar yang menyenangkan akan membangkitkan minat, motivas dan sikap yang positif, sebaliknya lingkungan dan proses pengen. bangan/belajar yang tidak menyenangkan akan menurunkan minai, motivasi dan menumbuhkan sikap negatif. Dari penjelasan di atay dapat disimpulkan, bahwa segi-segi afektif yang positif ees) tumbuh pada peserta didik, bila mereka berkembang atau belajar dalam situasiflingkungan yang menyenangkan, mengikuti proses belajer dan mendapatkan layanan yang menyenangkan. ~ — Kebutuhan intélektual ‘adalah kebutuhan yang berkenaan dengan pengembangan segi-segi intelektual. Bagi perkembangan segi-segi intelektualnya para peserta didik membutuhkan dukungan proses belajar, lingkungan sosial, dan fasilitas yang kondusif. Proses belajar yang kondusif bagi pengembangan segi intelektual adalah pembelajaran yang bukan saja berkenaan dengan berpikir tahap rendah seperti pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga berpikir tahap menengah dan tinggi, seperti pembelajaran aplikatif, analisis sintesis, evaluatif, pemecahan masalah dan kreativitas. Anak-anak pandai seringkali bosan belajar karena hanya diberi dan dituntut menghafal pengetahuan. Lingkungan sosial yang dibutuhkan bagi pengembangan segi intelektual adalah lingkungan yang banyak bermuatan kegiatan pengembangan ilmu, percobaan, penelitian, pemecahan masalah, diskusi, seminar keilmuan. Guru-guru yang mengajar banyak mendorong, mengajarkan dan menampilkan penguasaan dan kegiatan keilmuan. Sekolah juga menyediakan fasilitas bagi pengembangan kemampuan berpikir, seperti perpustakaan yang lengkap, laboratorium nyata dan laboratorium multi media yang 94 : BIMBINGAN DAN KONSELING terbuka bagi peserta didik melakukan latihan, percobaan, peme- cahan masalah bagi pengembangan berpikir. Pertanyaan yang muncul dalam tahap identifikasi kebutuhan adalah apakah kebutuhan-kebutuhan tersebut sudah dapat dipenuhi? Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut belum atau tidak dapat dipenuhi maka akan muncul sejumlah masalah. Macam-macam tantangan Kebutuhan adalah sesuatu yang ada dalam diri individu, walaupun dorongan atau perangsangnya bisa berada di dalam maupun di luar individu, sedang tantangan umumnya berasal dari luar dan berada di luar individu. Kebutuhan dasarnya adalah adanya kekurangan yang harus dipenuhi, sedang tantangan adalah tuntutan, target yang harus dicapai. Kebutuhan lebih mendorong dari belakang sedang tantangan lebih menarik dari depan, keduanya merupakan kekuatan yang mendorong untuk berkembang. Makin jelas dan kuat tenaga-tenaga tersebut mendorong perkembangan, makin pesat perkembangan seseorang. Makin kabur dan lemah tenaga- tenaga tersebut pada seseorang, makin lambat perkembangannya. Banyak tantangan yang dihadapi peserta didik dalam perkem- bangannya. Tantangan-tantangan tersebut terkait dengan penye- lesaian dan lanjutan studi, persiapan karir, peran sosial dan pembinaan diri. Penyelesaian dan lanjutan studi Tantangan pertama yang dihadapi para peserta didik adalah mampu menyelesaikan studi untuk kemudian melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk menyelesaikan dan melanjutkan studi banyak tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan. Penyelesaian studi bukan hanya asal selesai, tetapi selesai tepat waktu dan dengan prestasi yang baik. Untuk penyelesaian dan melanjutkan studi dibutuhkan rencana belajar yang tepat dan jelas, disiplin dalam pelaksanaannya serta motivasi yang tinggi. Tugas utama para peserta didik dan mahasiswa adalah belajar, belajar di kelas, di laboratorium, di bengkel kerja, di perpustakaan, 95 BIMBINGAN DAN KONSELING ar di rumah dan di lingkungan kerja) belajar a euny dosen atau belajar sendiri, belajar teort dan) eras lie dari buku, media elektronik dan web site. Untu wieun “ elajar dengan baik dituntut kemampuan-kemampuan tertentu, ema. puan membaca dan menangkap makna bacaan, ae dan mengembangkan hasil bacaan dalam bentuk na, yuku, ma. kalah, rancangan penelitian atau rancangan lainnya. Mereka juga dituntut memiliki kemampuan menggunakan komputer belajar s kamputer, melakukan analisis statistik. Pad a mahasiswa dituntut mampy belaj dengan fasilita: jenj erguruan tinggi, par Care Ga berbahasa Inggris, pada beberapa sekolah anak SMA juga sudah dituntut mampu berbicara bahasa Inggris, Belajar juga menuntut disiplin dan motivasi yang ‘kuat Disiplin dan motivasi dari dalam diri peserta didik saja seringkali belum cukup, kondisi afektif para peserta didik terutama peserta didik dalam usia remaja umumnya tidak konstan, mudah sekali berubah, Adanya disiplin dan motivasi yang sehat dari luar terutama dari guru-guru dan konselor sangat membantu memelihara kestabilan motivasi belajar mereka. Penyelesaian dan lanjutan studi selain menuntut penguasaan pengetahuan, dan konsep-konsep juga menuntut penguasaan — kemampuan berpikir, berpikir tahap menengah dan tinggi, berpikir deduktif-induktif, konvergen-divergen, aplikatif, analisis-sintesis, evaluatif, pemecahan masalah dan kreativitas. Informasi, penge- | tahuan dan konsep-konsep, merupakan bahan yang perlu diolah, diramu, dan dikembangkan lebih lanjut, untuk digunakan dalam berbagai keperluan dan tujuan, Tantangan utama yang dihadapi dalam lanjutan studi pada Jenjang sekolah menengah adalah bervariasinya kualitas sekolah yang ada. Pada umumnya para peserta didik ingin bersekolah pada Sekolah yang bermutu atau sekolah yang memiliki keunggulan. Sekolah demikian jumlahnya masih terbatas, sehingga timbullah Persaingan yang sangat ketat untuk memasuki sekolah baik atau atau unggul. Dalam kompetisi ini tidak jarang terjadi persaingan yang tidak sehat baik dari pihak orangtua maupun pihak sekolah. 96 BIMBINGAN DAN KONSELING Sekolah yang bermutu mungkin berada jauh dari tempat tinggal peserta didik, sehingga mereka harus numpang pada famili, in de host, atau nyewa kamar dan mengurus kehidupannya sendiri. Peserta didik yang tidak tinggal bersama orangtua mempunyai masalah-masalah tersendiri. Persiapan karir Tantangan kedua yang dihadapi para peserta didik dan mahasiswa adalah dalam mempersipkan diri memasuki dunia kerja. Cepat atau lambat para peserta didik dan mahasiswa akan memasuki dunia kerja, apakah sebagai pegawai atau karyawan ataupun wirausaha. Bagi peserta didik SD dan SLTP persiapan karirnya masih sangat jauh, tetapi peserta didik SMK atau mahasiswa sudah sangat dekat, tetapi kedua kelompok tersebut tetap harus mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Persiapan mereka berbeda, para peserta didik SMK dan mahasiswa memper- sipkan diri dengan cara mengusai pengetahuan, kecakapan, keterampilan yang langsung dibutuhkan oleh sesuatu pekerjaan atau bidang usaha. Peserta didik SD, SLTP dan juga SMA mem- persiapkan diri dalam bentuk pengenalan, pemahaman dan peningkatan apresiasi terhadap macam-macam pekerjaan atau usaha yang menarik minat mereka. Masalah persiapan karir di Indonesia saat ini, merupakan masalah yang cukup pelik. Perencanaan karir yang betul-betul realistis cukup sulit. Hal itu disebabkan karena, pertama jumlah penduduk yang sangat besar dan kedua sebagai dampak dari krisis ekonomi menyebabkan terbatasnya kesempatan kerja dan kesem- patan usaha. Kesepatan usaha sebenarnya cukup banyak, tetapi karena jumlah penduduk yang membuka usaha juga sudah cukup banyak sehingga persaingan cukup ketat dan peluang untuk berhasil lebih kecil. Peran sosial dan pembinaan diri ‘Tantangan lain yang harus dihadapi anak-anak dan pemuda dalam menghadapi masa depan, mereka dituntut untuk mampu melaku- 97 BIMBINGAN DAN KONSELING kan peran-peran tertentu sebagai pribadi dan sebagai warga magya, rakat, Mereka dituntut untuk menjadi manusia mandiri yang mamp, memimpin dan mengurusi dirinya sendiri. Kehidupan saat ini sanga, kompleks, kemajuan masyarakat memunculkan tuntutan-tuntutan yang cukup tinggi dan beragam, kesibukan orangtua mengakibatkay ‘anak banyak dilepaskan dari pengawasan dan pembinaan mereka, Banyaknya fasilitas kehidupan yang tersedia di masyaraka, menuntut anak-anak dan pemuda untuk mampu melakukan pemilihan, mana yang cocok dan tidak cocok, mana yang menunjang perkembangan dan mana yang menghambat perkembangan mereka, Anak-anak dan pemuda, sesuai dengan tahap perkembangan. nya harus memiliki kemandirian dan kepedulian secara sosial, Mereka dituntut untuk menjadi warga masyarakat yang bertang. gung jawab, hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat, mematuhi ketentuan hukum dan disiplin kemasyarakatan. Mereka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kepentingan orang banyak. Turut berpartisipasi dalam pemeliharaan ketertiban, kesehatan dan keindahan lingkungan, memberikan bantuan kepada warga yang lemah atau mendapatkan musibah, dll. Berkenaan dengan tantangan-tantangan tersebut pertanyaan yang muncul adalah, apakah para peserta didik telah memiliki kemampuan untuk mengatasi atau menghadapi tantangan-tan- tangan tersebut? Bila mereka belum memiliki kemampuan maka mereka juga dapat menghadapi sejumlah masalah. etre oe Si alah BIMBINGAN DAN KONSELING Masalah pendidikan dan pengajaran, berkenaan dengan penye- lesaian tugas-tugas dan tantangan dalam pendidikan dan pengajar- an. Apabila para peserta didik tidak memiliki kesiapan untuk menghadapi tuntutan Pendidikan, dalam penyelesaian tugas-tugas pengajaran dan pembelajaran, mereka akan menghadapi sejumlah masaleh yang diklasifikasikan sebagai masalah pendidikan dan pengajaran. Masalah-masalah tersebut meliputi masalah yang bersifat umum, seperti pemilihan sekolah, seleksi masuk, penjurus- an, lanjutan studi, dil. Masalah pengajaran berkenaan dengan tuntutan kurikulum dan pembelajaran seperti motivasi belajar, kebiasaan belajar, cara belajar mata-mata pelajaran, persiapan menghadapi tes dan ujian, penyelesaian tugas, praktikum, kegiatan ekstra kurikuler, dll. Masalah perencanaan karir, berkenaan dengan masalah- masalah yang dihadapi dalam merencanakan masa depan karir peserta didik. Kekurangan informasi dan kesiapan dapat menim- bulkan masalah dalam pengenalan macam-macam pekerjaan dan usaha, perencanaan dan persiapan memasuki pekerjaan atau dunia usaha, proses memasuki dan merintis suatu pekerjaan atau usaha, penyesuaian diri dalam pekerjaan atau usaha, pengembangan kemampuan dalam suatu pekerjaan atau usaha, meraih sukses dalam pekerjaan atau usaha. Masalah pribadi dan sosial, berkenaan dengan kesulitan- kesulitan yang dihadapi para peserta didik atau anak-anak dan remaja karena ketidaktepatan atau kesalahan dalam persepsi dan penyesuaian diri, baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Masalah pribadi dan sosial juga dapat terjadi karena ketidak- tepatan atau kesalahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Persepsi terhadap diri sendiri dan orang lain, seringkali menjadi pangkal dari kemulusan atau ketidakmulusan penyesuaian diri dan interaksi dengan orang lain. Penyesuaian diri dan interaksi yang mulus didasari oleh persepsi dan penerimaan diri yang sehat yang wajar yang sebagaimana adanya. Persepsi yang salah, bisa memandang dirinya terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan itu dapat berakibat pada peneri- 99 wit miaiiuieiatn Foratn FK/OFNEIETET W'S maan diri yang berlebihan atau sebaliknya terjadinya penolakan diri. Penerimaan diri menjadi dasar bagi peice terhadap orang lain. Penerimaan diri yang sehat mendasari penérimany terhadap orang lain yang sehat pula, dan sebaliknya penerimaan diri yang salah dapat berakibat pada penerimaan terhadap orang lain yang salah pula. i Berbagai bentuk masalah pribadi yang berpangkal dari pene. rimaan diri yang berlebihan adalah egoisme, menutup dirj, sombong, merasa yang terbaik, ingin selalu menang, dil; sedang penolakan diri dapat berbentuk pemalu, rendah diri, penakut, tidak percaya diri, kurang motivasi, tidak kreatif, rasa berdosa, menya- lahkan diri, menyakiti diri, dll. Masalah pribadi dan sosial, adalah dua kategori masalah yang saling bertimbal baik. Masalah pribadi dapat menimbulkan masalah sosial, dan masalah sosial dapat mengakibatkan masalah pribadi. Rasa rendah diri menyebabkan anak enggan atau tidak bisa bergaul dengan yang lain, ketidak- mampuan bergaul dapat mengakibatkan disisihkan atau diacuhkan orang lain, dan ini dapat memunculkan kebencian pada orang lain. Kebencian dapat memperjauh jarak dengan orang lain, atau memunculkan sikap-sikap dan perilaku yang tidak simpatik, permusuhan, lari dari pergaulan, dll. Pertumbuhan masalah sosial pribadi ini diibaratkan bola salju, yang semakin jauh bergulir, maka akan menjadi semakin mem- besar. Besar di sini bukan saja masalah itu menjadi lebih luas dan berat, tetapi juga menjadi lebih kompleks, banyak masalah- masalah lain yang terlibatdidalamnya. ‘ BIMBINGAN DAN KONSELING bisa berubah menjadi masalah atau kesulitan. Kebutuhan dan tan- tangan berbeda dengan masalah atau kesulitan. Banyak masalah atau kesulitan yang gejala-gejalanya dimanifestasikan ke luar, sehingga dapat diamati oleh guru-guru dan konselor, sedang kebutuhan dan tantangan sedikit sekali yang termanifestasikan ke luar. Oleh karena itu, identifikasi kebutuhan dan tantangan kurang efektif bila dilakukan hanya dengan pengamatan dan catatan anekdot. Identifikasi kebutuhan dan tantangan perkembangan yang dihadapi peserta didik dapat dilakukan melalui pengedaran daftar kebutuhan atau tantangan yang disusun dalam sebuah checklist. Butir-butir kebutuhan disusun dengan mengacu kepada karak- teristik perkembangan pada tahap-tahap perkembangan, umpama- nya tahap usia sekolah dasar, usia sekolah lanjutan pertama, usia sekolah lanjutan atas, dan perguruan tinggi. Butir-butir tantangan disusun dengan mengacu kepada tugas-tugas perkembangan, tuntutan yang harus dipenuhi, persiapan yang harus dilakukan untuk memasuki tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Para peserta didik sekolah dasar akan memasuki tahap per- kembangan pada kelas-kelas di atasnya dan lanjutan studi ke SLTP. Agar mereka dapat menyelesaikan segala tuntutan dan tu- gas-tugas pada jenjang tersebut, mereka harus memiliki minat dan motivasi belajar yang kuat, menguasai cara-cara belajar, memiliki kebiasaan belajar yang teratur, menguasai bahan ajar, memiliki keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, motorik, memiliki informasi tentang lanjutan studi, dll. Para peserta didik sekolah dasar juga sedang dan akan mema- suki kehidupan sosial, dalam keluarga di sekolah dan di masya- rakat. Agar dapat membina hubungan sosial dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat sekitar, anak-anak harus memiliki kebutuhan tentang perlunya sahabat, perlunya asuhan dan peng- awasan dari orangtua, perlunya bimbingan dan tuntunan dari guru, dan kesiapan untuk berinteraksi dengan mereka. Untuk menghadapi variasi kondisi, perkembangan dan masalah-masalah sosial di masyarakat, anak-anak harus memiliki kebutuhan dan 101 BIMBINGAN DAN KONSELING ungan sosial, kerjasama, saling , mbina hub kesiapan dalam me Ting membantu, dll. hargai, saling menerima, Sal 2 ys ikian juga untuk peserta didik sekolah lanjutan pertama, sekolah lanjutan atas, dan juga perguruan tinggi. Untuk jenjang. jenjang yang lebih tinggi sudah tentu kebutuhan dan kesiapan. kesiapan yang harus mereka miliki akan lebih meluas, lebih Kompleks dan tinggi. Walaupun demikian konsep dasarnya tetap sama, mereka memiliki sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi, serta ada sejumlah kesiapan yang harus dikuasai agar dapat mengatasi semua tuntutan dan tantangan perkembangan. Kebutuhan-kebutuhan dan kesiapan-kesiapan tersebut dapat dirumuskan dalam pernyataan-pernyataan singkat yang secara keseluruhan disajikan dalam bentuk checklist atau daftar per- nyataan. Cara mengidentifikasi masalah Berbeda dengan kebutuhan dan tantangan, kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik banyak yang dimanifestasikan keluar, i inya tampak sebagai gejala-gejala kesulitan. Umpama- ; a-gejala: kurang motivasi belajar, prestasi jar rendah, belajar lambat, tidak mengerjakan tugas, tid: nS oa jar di . vented alg Identifikasi masalah dapat dilakukan melalui pengamatan UL Ds 2 anekdot, pengedaran angket atau checklist, studi r, dll. Konselor dapat menyusun sendiri pedoman obser i (pengamatan), pedoman studi BIMBINGAN DAN KONSELING SLTP ada % kategori masalah, masing-masing kategori terdiri atas 30 butir, sehingga seluruhnya berjumlah 210 butir. Ketujuh kategori masalah tersebut adalah 1) Kesehatan dan perkembangan fisik, 2) Sekolah, 3) Rumah dan keluarga, 4) Uang, pekerjaan dan masa depan, 5) Hubungan pria dan wanita, 6) Hubungan antar orang secara umum, 7) Kepedulian pada diri. Untuk jenjang SLTA dan Perguruan Tinggi terdiri atas 11 kategori, tiap kategori masalah juga terdiri atas 30 butir, sehingga seluruhnya menjadi 330 butir. Kategori masalah tersebut adalah: 1) Kesehatan dan perkembangan fisik, 2) Keuangan, kondisi kehidup- an dan pekerjaan, 3) Bidang sosial dan rekreasi, 4) Hubungan sosial-psikologis, 5) Hubungan psikologis-pribadi, 6) Pacaran, seks dan perkawinan, 7) Rumah dan keluarga, 8) Moral dan agama, 9) Penyesuaian dalam kehidupan di perguruan tinggi, 10) Masa depan pendidikan dan pekerjaan, 11) Kurikulum dan prosedur pem- belajaran. Walaupun diberi judul Problem checklist atau daftar pengung- kap masalah, isinya tidak hanya masalah tetapi mencakup juga kebutuhan yang dirasakan dan tantangan yang dihadapi, sehingga lebih bersifat komprehensif mencakup kebutuhan, tantangan dan masalah. Melalui pengedaran daftar pengungkap masalah tersebut dapat diidentifikasi sejumlah kebutuhan, tantangan dan masalah yang dihadapi oleh para peserta didik. Hasil identifikasi tersebut masih membutuhkan data lain, untuk melengkapi dan melihat keterkait- an antara satu kebutuhan atau masalah dengan yang lainnya. Butir-butir kebutuhan, tantangan dan masalah hasil pengedaran daftar pengungkap masalah tersebut masih bersifat faktual, butir lepas-lepas, belum diketahui hubungan antara satu dengan yang lainnya, mana penyebab mana akibatnya, mana yang lebih dulu dan mana yang kemudian. Untuk melihat hubungan antara butir- butir, baik hubungan yang bersifat horizontal maupun vertikal, terlebih dahulu perlu diperoleh data yang lengkap. Kelengkapan data tersebut dapat dilakukan melalui pengumpulan data langsung melalui wawancara, observasi ataupun melihat data dokumenter 103 2 LING pimBINGAN DAN KONSE mmulative record) atau catat ang ada, dari catatan pribadi (c lative ) tatan yi 1 tat anekdot (annecdotal record). ¢. Penyimpulan Sementara Dari hasil identifikasi melalui angket atau daftar pengungkap A data melalui wawancara, ilengkapi dengan pengumpulan : pane men-dokumen terkumpul sejumlah kebutuh. an dan masalah yang dihadapi peserta didik, bal aa ae cule secara umum maupun individual. Data umum diperole } dengan cara menjumlahkan semua jawaban/pilihan peserta didil untuk setiap butir angket atau DPM, dan penyimpulan secara umum data yang diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan dan dokumen. dokumen. Selain data umum untuk sekolah secara keseluruhan juga dapat disusun data berdasarkan jenjang pendidikan (kelas I, II, IID, jenis kelamin (pria, wanita), jurusan (MIPA, IPS, Bahasa, dil), dll. Data umum tersebut sebenarnya sudah dapat dianggap final, sebab sudah dapat digunakan untuk kepentingan pemberian bimbingan informatif secara massal dan klasikal, penyusunan program dan penyusunan laporan kegiatan bimbingan dan konse- ling tahunan dan semester. Untuk pemberian layanan yang bersifat individual, memang data tersebut masih bersifat sementara, sebab perlu dianalisis secara individual dan mungkin juga perlu tam- bahan data lebih lanjut sebelum digunakan untuk membantu perkembangan atau pemecahan masalah peserta didik secara individual. Penyusunan kesimpulan yang bersifat umum dibuat dengan mentally setiap pilihan peserta didik, lalu dihitung frekuensi dan Persentase untuk setiap butir kebutuhan dan masalah peserta didik serta rata-rata frekuensi dan persentase setiap kelompok masalah. Penyusunan kesimpulan secara individual dibuat dengan pengamatan dan dokw 104 ee: BIMBINGAN DAN KONSELING 2. Menganalisis Kebutuhan, Tantangan, Masalah dan Latar Belakangnya Pemberian layanan bimbingan yang bersifat informatif, baik secara massal (umpamanya dalam upacara sekolah), klasikal, kelompok ataupun individual dapat diberikan dengan berpegang pada kesimpulan yang bersifat umum. Untuk pemberian layanan bimbingan yang bersifat pengembangan dan terutama kuratif atau korektif secara individual atau kelompok dibutuhkan data yang lebih lengkap dan utuh, baik berkenaan dengan kebutuhan, tantangan dan masalah-masalah yang dihadapi, maupun faktor- faktor yang melatarbelakangi dan diakibatkannya. Untuk itu masih dibutuhkan pengumpulan data lain dan analisis lebih mendalam sebelum dapat diberikan layanan-layanan tersebut. a. Menganalisis Kedalaman Kebutuhan, Tantangan dan Masalah Untuk menganalisis kedalaman kebutuhan, tantangan dan ma- salah yang dihadapi peserta didik, selain melihat data yang sudah ada yang diperoleh melalui checklist, juga perlu dilakukan pengum- pulan data yang lebih mendalam. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam, pengedaran angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang juga lebih mendalam, pengamatan dan studi dokumenter. Setelah semua data terkumpul barulah konselor dapat mengadakan analisis kedalaman kebutuh- an, tantangan dan masalah peserta didik. Apabila dalam analisis tersebut masih diperlukan data lain, maka konselor diharapkan mengumpulkan data lagi. Proses pengumpulan data, analisis dan interpretasi terus dilakukan sampai ditemukan kesimpulan yang paling dapat dipercaya. Menganalisis kedalaman kebutuhan dan tantangan Langkah ini merupakan kegiatan untuk mengungkap intensitas, kedalaman dan/atau keluasan kebutuhann, tantangan yang 105 LING pimBiNGAN DAN KONSE idi individual maupy, didik secara 1m Pun i kan oleh para peserta 1" ! pes Para peserta didik yang nieillh. hehe aaa butuh: A atau tantangan saja dalam checklist, , i sempit pean dirasakannya dibandingkay butuhan dan tantangan yang prt ati memilih sebagian besar atau hampir aaa buti dalam satu kelompok kebutuhan dan tantangan, apalagi kalau ha} yang sama dialami juga dalam kelompok eg on lainnya. Para peserta didik yang merasakan una ae tantangan tersebut secara lepas-lepas lebih sederhana dibanding. kan dengan mereka yang merasakan kebutuhan dan tantangan tersebut dalam keterkaitan yang kompleks. Suatu kebutuhan atau tantangan yang dirasakan, juga sering. kali ada yang melatarbelakangi dan/atau diakibatkannya. Makin sedikit keterkaitan suatu kebutuhan atau tantangan dengan hal yang melatarbelakangi dan/atau diakibatkannya makin sederhana kebutuhan dan tantangan tersebut, dan makin banyak keter- kaitannya dengan hal-hal tersebut maka semakin kompleks kebutuhan dan tantangan tersebut. Seorang peserta didik yang merasakan adanya kebutuhan untuk menguasai program komputer -karena ingin belajar lebih banyak tentang program tersebut, rbeda kedalamannya dengan peserta didik yang ingin am komputer untuk mendapatkan penghasilan me

Anda mungkin juga menyukai