Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya wanita yang normal akan melewati sebuah sikus Menstruasi. Siklus ini
adalah proses alami yang terjadi dalam tubuh wanita yang berkaitan dengan pembentukan sel
terul dan proses peluruhan yang erat kaitannya dengan system reproduksi manusia.
Menstruasi adalah sebuah tanda yang menunjukkan bahwa alat reproduksi manusia berupa
ovarium dapat menjalankan kegiatannya . Panjang siklus menstruasi dimulai dari jarak hari
mulai haid sampai dengan dengan datangnya hari haid yang baru. Siklus ini juga sangat luas
di masyarakat dengan istilah datang bulan karena berlangsung antara rentang waktu 4 sampai
5 minggu.

Pada umumnya wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari


sebelum periode menstruasi mereka datang. Kira-kira setengah dari seluruh wanita menderita
akibat dismenore, atau menstruasi yang menyakitkan. Hal ini khususnya sering terjadi awal-
awal masa dewasa. Gejala-gejala dari gangguan menstruasi dapat berupa payudara yang
melunak, puting susu yang nyeri, bengkak, dan mudah tersinggung. Beberapa wanita
mengalami gangguan yang cukup berat seperti keram yang disebabkan oleh kontraksi otot-
otot halus rahim, sakit kepala, sakit pada bagian tengah perut, gelisah, letih, hidung
tersumbat, dan ingin menangis. Dalam bentuk yang paling berat, sering melibatkan depresi
dan kemarahan, kondisi ini dikenal sebagai gejala datang bulan atau pre menstrual syndrom
(PMS), dan mungkin membutuhkan penanganan medis.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makakh ini adalah

1. Mengetahui pengertian menstruasi

2. Mengetahui fisiologi menstruasi

3. Mengetahui panjang siklus menstruasi

4. Mengetahui gangguan mensturai

5. Mengetahui tanda-tanda dan gejala menstruasi

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang siklus
menstruasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menstruasi

Menstruasi atau haid merupakan peristiwa pengeluaran darah mukus, dan sel-sel
epitel dari uterus secara periodik. Menstruasi umumnya terjadi secara interval setiap bulan
selama periode reproduksi kecuali, selama kehamilan dan menyusui. Menstruasi merupakan
komponen penting dalam siklus reproduksi wanita ( Female Reproductive cyle,FRC).
Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk
mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi
kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada
berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap
tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia
45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir
dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari
masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari,
namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita
selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung
pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.

Secara umum wanita yang mengalami menstruasi memiliki kemampuan untuk hamil;
secara alami, sedangkan wanita lain yang tidak mampu, mungkin Interfil. Menstruasi
merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya
untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi
hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur.
Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan
sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon
memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama
kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba
Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim
(atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai
luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai
periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila
seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu,
menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang
wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

2
2.2 Fisiologi Siklus Menstruasi

Menstruasi adalah keadaan fisiologis atau normal,merupakan peristiwa pengeluaran


darah,lendir,dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasala dari mukosa uterus dan terjadi
relative teratur mulai dari menarche sampai menopause,kecuali pada masa hamil dan laktasi.
Lama perdarahan pada menstruasi bervariasi,pada umumnya 4-6 hari,tapi 2-9 hari masih
dianggap fisiologis.

Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesterone secara tiba-


tiba,terutama progesterone pada akhir siklus ovarium bulanan. Dengan mekanisme yang
ditimbulkan oleh kedua hormone tersebut terhadap sel endometrium yang nekrotik dapat
dikeluarkan disertai dengan perdarahan yang normal.

Selama siklus menstruasi,jumlah hormone estrogen dan progesterone yang di hasilkan


ovarium berubah. Bagian pertama siklus menstruasi yang dihasilkan oleh ovarium adalah
sebagian estrogen. Estrogen ini yang akan menyebabkan tumbuhnya lapisan darah dan
jaringan yang tebal diseputar endometrium. Di pertengahan siklus,ovarium melepas sebuah
sel telur yang dinamakan ovulasi. Bagian kedua siklus menstruasi,yaitu antara pertengahan
sampai datang menstruasi berikutnya,tubuh wanita menghasilkan hormone progesterone yang
menyiapkan uterus untuk kehamilan.

Siklus mensturasi terbagi atas dua yaitu siklus Endometrium dan Siklu ovarium.
Siklus endometrium terdiri dari fase Proliferasi,fase sekresi, dan fase menstruasi. Siklus
ovarium terdi atas 3 fase yaitu fase folikuler,fase ovulasi,dan fase luteal.

Siklus Endometrium

Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik,cairan jaringan dan debris sel sel
endometrium dari uterus dalam jumlah yang bervariasi. Biasanya menstuasi terjadi selang
waktu 22-35 hari dan pengeluaran darah menstruasi berlangsung 1- 8 hari.
Endometrium memberikan respon secara khas terhadap progestin, androgen dan
estrogen. Inilah sebabnya mengapa endometrium dapat mengalami proses haid dan
memungkinkan terjadinya proses implantasi hasil konsepsi saat terjadi proses kehamilan
Secara fungsional, endometrium dibagi menjadi 2 zona :

1. Bagian luar ( stratum fungsionalis ) yang mengalami perubahan morfologik dan


fungsional secara siklis
2. Bagian dalam ( stratum basalis ) yang secara relatif tidak mengalami perubahan dan
berperan penting dalam proses penggantian sel endometrium yang terkelupas saat
haid. Arteri basalis berada dalam stratum basalis dan arteri spiralis khususnya
terbentuk dalam stratum fungsionalis.

Perubahan siklis endometrium secara histofisiologi dibagia menjadi 3 stadium : fase


menstruasi, fase proliferasi (estrogenik) dan fase sekresi ( progestasional)
3
a. Fase Proliferasi

Setelah menstruasi, endometrium menjadi sangat tipis. Selama minggu berikut atau
selanjutnya, endometrium mengalami proliferasi dengan sangat jelas. Sel-sel pada
permukaan endometrium menjadi lebih tinggi, sementara kelenjar yang terdapat pada
endometrium meningkat enam atau delapan kali lipat. Kelenjar-kelenjarnya lebih efektif dan
menyereksi zat yang kaya nutrisi.

Setiap bulan selama siklus Menstruasi ini ( sekitar hari ke lima sampai hari ke empat
belas), sebuah folikel de Graaf berkembang mendekati bentuk terbesarnya dan
mengahasilkan peningkatan jumlah cairan folikuler. Cairan ini mengandung hormion
estrogen. Karena Estrogen menyebabkan endometrium tumbuh atau proliferasi, fase siklus
menstruasi disebut fase proliferasi. Kadang kala fase ini disebut dengan fase estrogeniuk atsu
fase folikular.

b. Fase Sekresi

Setelah pelepasan ovum dari folike de Graaaf (ovulasi). Sel –sel yang membentuk
korpusluteum mulai menyekresi hormon penting lainnya, yaitu Progesteron, selain Estrogen.
Kondisi ini menambah kerja estrogen pada endometrium sedemikian rupa sehingga kelenjar
menjadi sangat kompleks dan lumennya sangat berdiatsi dan berisi sekresi Terjadi perubahan
dari korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Di bawah
pengaruh progesteron ini,kelenjar endometrium yang tumbuh berkelok-kelok mulai
bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa
ini stroma endometrium berubah kea rah sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar
pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi (menempelnya ovum
pada dinding rahim setelah dibuahi).

Sementara itu, suplai darah ke edometrium meningkat, dan edometrium menjadi


tervaskularisasi dan kaya akan air. Arteri Spiral meluas ke lapisan superfisila endometrium
dan menjadi sangat kompleks. Efek kondisi ini adalah memberi tempat untuk ovum yang
telah dibuahi. Fase Siklus Menstruasi ini berlangsung 14 ± 2 hari di sebut Fase sekresi. Fase
ini kadang kala juga disebut fase Progestasi, Fase Luteal, atau Fase Pramenstruasi.

4
c. Fase Menstruasi

Secara normal fase luteal berlangsung selama 14 hari. Pada saat-saat akhir corpus
luteum, terjadi penurunan produksi estrogen dan progesteron. Penurunan ini diikuti dengan
kontraksi spasmodik dari arteri spiralis sehingga terjadi ischemik dan nekrosis lapisan
superfisial endometrium sehingga terjadi perdarahan.Vasospasme nampaknya merupakan
akibat adanya produksi prostaglandin lokal. Prostaglandin juga menyebabkan kontraksi
uterus saat haid. Darah haid tidak mengalami pembekuan oleh karena adanya aktivitas
fibrinolitik dalam pembuluh darah endometrium yang mencapai puncaknya saat menstruasi.

Siklus Ovarium

a. Fase Folikuler
HARI KE 1 - 10
 

Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan hormon ini akan merangsang
pertumbuhan 10 – 20 folikel namun hanya 1 folikel yang ‘dominan’ yang menjadi matang
dan sisanya akan mengalami atresia. Kadar FSH dan LH yang relatif tinggi dipicu oleh
penurunan kadar estrogen dan progesteron pada akhir fase sebelumnya. Selama dan segera
setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun dengan pertumbuhan folikel kadarnya akan
segera meningkat.

5
Hari KE 10 - 14
Dengan bertambahnya ukuran folikel, terjadi akumulasi cairan diantara sel granulosa
dan menyebabkan terbentuknya anthrum, sehingga folikel primer berubah bentuk menjadi
folikel d’graaf, disini oosit menempati posisi excenteric dan dikelilingi oleh 2 – 3 lapisan sel
granulosa dan disebut sebagai cumulus oophorus.

Dengan semakin matangnya folikel, kadar estrogen menjadi semakin bertambah


(terutama dari jenis estradiol) dan mencapai puncaknya 18 jam sebelum ovulasi. Dengan
semakin meningkatnya kadar estrogen, produksi FSH dan LH menurun ( umpan balik
negative) untuk mencegah hiperstimulasi ovarium dan maturasi folikel lainnya.

b. Fase Ovulasi
HARI KE 14

Ovulasi terjadi dengan pembesaran folikel yang cepat dan diikuti protrusi permukaan
kortek ovarium dan pecahnya folikel menyebabkan keluarnya oosit dan cumulus oophorus
yang melekat dengannya. Pada sejumlah wanita Kadang-kadang proses ovulasi ini
menimbulkan rasa sakit sekitar fossa iliaka yang dikenal dengan nama ‘mittelschmerz’.
Peningkatan kadar estradiol pada akhir mid-cycle diperkirakan akibat LH surge dan
penurunan kadar FSH akan menyebabkan – peristiwa umpan balik positif. Sesaat sebelum
ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol secara tiba-tiba dan peningkatan produksi
progesteron.

c. Fase Luteal
HARI 15 - 28

6
Sisa folikel yang telah ruptur berada didalam ovarium. Sel granulosa mengalami
luteinisasi dan membentuk corpus luteum. Corpus luteum merupakan sumber utama dari
hormon steroid seksual, estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh ovarium pada fase
pasca ovulasi (fase luteal).

Terbentuknya corpus luteum akan menyebabkan sekresi progesteron terus meningkat dan
terjadi pula kenaikan kadar estradiol berikutnya.

Selama fase luteal, kadar gonadotropin tetap rendah sampai terjadi regresi corpus luteum
pada hari ke 26 – 28. Bila terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum tidak akan
mengalami regresi oleh karena keberadaanya dipertahankan oleh gonadotropin yang
diproduksi oleh trofoblas. Namun, bila tidak terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum
akan mengalami regresi dan siklus haid akan mulai berlangsung kembali.
Akibat penurunan kadar hormon steroid, terjadi peningkatan kadar gonadotropin dan siklus
haid akan berlangsung kembali.

2.3 Hormon yang mengontrol siklus menstruasi

Menstruasi merupakan hasil kerja sama yang sangat rapid an baku dari
hypothalamus-pituitary-ovarian endocrine axis. Hipotalamus memacu kelenjar hipofisis
dengan mensekresi gonadotropin-releasing hormone ( GnRH) suatu deka-peptide yang
disekresi secara pulsatif oleh hipotalamus. Pulsasi sekitar 90 menit,mensekresi GnRH melalu
pembuluh darah kecil di system portal kelenjar hipofisis anterior,gonadotropin hipofisis
memacu sintesis dan pelepasan follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing-hormone
(LH).

7
FSH adalah hormone glikoprotein yang memacu pematangan folikel selama fase
folikuler dari siklus. FSH juga membantu LH memacu sekresi hormone steroid,terutama
estrogen oleh sel granulose dari folikel matang. LH berperan dalam steridogenesis dalam
folikel dan penting dalam ovulasi yang tergantung pada mi-cyle surge dari LH. Aktivitas
siklik dalam ovarium atau siklus ovarium dipertahankan oleh mekanisme umpan balik yang
bekerja antara ovarium,hipotalamus,dan hipofisis.

2.4 gangguan menstruasi

Menstruasi dianggap normal jika terjadi antara 22-35 hari . gangguan menstruasi
paling umum terjadi pada awal dan akhir masa produksi,yaitu di bawah usia 19 tahun dan
diatas usia 39 tahun. Gangguan ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus menstruasi atau
jumlah dan lamanya menstruasi seseorang wanita dapat mengalami ke ua gangguan tersebut .
menstruasi dapat datang dengan interval lebih dari 35 hari yang disebut dengan
oligomenore,jika menstruasi lebih dari 70 hari (tanpa ada kehamilan) dapat di diagnosis
sebagai amenore sekunder. Diagnosis amenore primer dibuat jika menstruasi belum di mulai
pada usia 16 tahun. Menstruasi juga dapat terjadi dengan interval kurang dari 21 hari, yang di
sebut epimenore atau polimenore.

Jumlah discharg menstruasi bervariasi. Discharge menstruasi yang sedikit atau ringan
hipomenore. Pengeluaran darah banyak di sebut menoragia. Menoragia mungkin terjadi di
sertai dengan suatu kondisi organik uterus,atau mungkin terjadi tanpa adanya kelainan nyata
pada uterus. Hal ini di sebut dengan perdarah uterus disfungsional

Pada gangguan siklus dan jumlah darah menstruasi , perdarahan terjadi dengan
interval yang tidak teratur , dan jumlah darah menstruasi sangat bervariasi. Pola menstruasi
ini di sebut metoragia . umumnya, hal ini menunjukkan kondisi lokal dalam uterus.

2.4.1 amenore dan oligomenore

Amnore primer mungkin di sebabkan oleh defek genetik seperti disgenetik gonad
yang biasanya mempunyai ciri seksual primer tidak berkembang . kondisi ini di sebabkan
oleh kelainan duktus mulleri, seperti tidak ada uterus ,agenesis vagian,septum vagina
transversal atau hymenimperforate . pada kebanyakan kasus, tidak terdapat kelainan dan
wanita tersebut boleh berharap mendapat menstruasi pada waktunya. Pada beberapa wanita
dalam kelompok ini, terdapat gangguan makanan atau terlalu berat olahraga

8
Peyebab paling umum dari amenore sekunder adalah kehamilan , tetapi keadaan ini
dapat terjadi pada masa reproduksi dengan berbagai penyebab. Penyebab amenore yang
umum dalah : penurunan berat badan , hiperprolaktinemi dan prolactin-secretin
tumor,insensitivitas hipotalamushipofisi,sindrom ovarium polikistik (SOP) , dan ganad
primer (ovarium). Wanita yang mengalami gangguan makan , terutama anoreksia
nervosa,berhenti menstruasi,demikian juga wanita yang melakuka olah raga secara
kompulsif. Penyebab anemore adalah : kegagalan hipotalamus melepaskan gonadotropin
releasing hormone oleh kelenjar hipofisis,sehingga selanjutnya menyebab jumlah estrogen
yang di sekresi ovarium sedikit.

2.4.2 menoragia

Menoragia dapat di sebab kan oleh penyebab organik, tetapi pada kebanyakan kasus
adalah disfungsional atau disebabkan oleh perubahan endokrin atau pengaturan endometrium
loal pada menstruasi. Penyebab organik antara lain mioma uteri, terutama jka miomanya
intamural atau submukosa dan mngubah rongga endometrium,endometriosis interna
difusa,polip endometrium,infeksi pelvis kronik (penyakit peradangan pelvis),diskrasia darah
dan hipotiroidisme.

2.4.3 metroragia

Pada metroragia , jumlah perdarahan tidak tratur,idak bersifat siklik dan sering
berlansung lama. Keadaan ini biasanya di sebabkan oleh kondisi patologik di dalam uterus
organ genitalia interna

2.5 Penyebab Dan Mengatasi Nyeri Haid 

Nyeri haid sering terjadi selama periode menstruasi wanita. Hal ini biasanya terjadi kapan
saja dari hanya setelah ovulasi sampai akhir menstruasi. Nyeri haid kebanyakan terjadi di
wilayah perut bagian bawah baik secara terpusat (suprapubik atau pusat) atau pada samping
dan dapat menyebar ke paha atau punggung bagian bawah. Rasa sakit, cenderung mereda
secara bertahap sampai masa menstruasi berakhir.

Pada bagian awal dari siklus menstruasi tubuh wanita secara bertahap mempersiapkan
dinding rahim untuk kehamilan dengan proses penebalan lapisan dalam rahim. Setelah
ovulasi, jika pembuahan tidak terjadi, lapisan dalam tersebut akan dikeluarkan dari tubuh
melalui menstruasi. Selama proses ini jaringan akan mengalami kerusakan dari memproduksi
senyawa kimia seperti prostaglandin, yang menyebabkan dinding otot rahim berkontraksi dan
kontraksi ini membantu untuk membersihkan jaringan dari rahim melalui vagina dalam
bentuk aliran menstruasi . Namun, kontraksi ini juga cenderung untuk membuat pembuluh
darah dari rahim menyempit, sehingga mengurangi pasokan oksigen ke rahim, dan ini
mengakibatkan rasa sakit yang luarbiasa seperti kram saat menstruasi. Proses ini terjadi pada
setiap wanita yang menstruasi, maka banyak perempuan biasanya mengalami beberapa
tingakatan nyeri selama periode menstruasi mereka dan ini tidak selalu normal. Rasa nyeri

9
saat haid cenderung berkurang dengan bertambahnya umur dan juga jumlah anak yang
dilahirkan. Namun, ketika rasa nyeri haid terjadi secara berlebihan dan menyakitkan, atau
mengganggu kegiatan sehari-hari seorang wanita, maka menjadi tidak normal dan secara
medis disebut sebagai dismenorea (dysmenorrhea). Gejala lain yang dapat dikaitkan dengan
dysmenorrhea termasuk mual, muntah, perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau
sembelit), sakit kepala, pusing, disorientasi, pingsan, kelelahan, dan hipersensitif terhadap
suara,cahaya,bau,dan sentuhan.

Sekarang, dismenorea dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, primer dan dismenorea


sekunder. Jenis utama mengacu pada dismenorea dengan tidak diketahui penyebabnya (yaitu
penyebab fisik atau psikogenik tidak dapat ditemukan untuk rasa sakit). Jenis sekunder,
umumnya dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis berikut (tidak hanya terbatas pada
kondisi dibawah:

a. Penyakit radang panggul


b. Penyakit seksual menular
c. Fibroid
d. Alat Kontrasepsi yang terbuat dari tembaga
e. Kista ovarium
f. Endometriosis
g. Premenstrual syndrome (PMS)
h. Stres dan kecemasan

Pengobatan dismenorea mencakup pengobatan rasa sakit yang ditimbulkan serta terapi
khusus untuk mengetahui penyebabnya dismenorea.

Pengobatan Rasa sakit mencakup:


a. Terapi obat – memberikan jenis obat tertentu yang diketahui efektif terhadap nyeri haid
b. Obat anti-inflamasi non-steroid seperti ibuprofen, piroksikam, diklofenak, dll
c. Resep penghilang rasa sakit lainnya, seperti pentazocine, codeine tramadol,, dll
d. Kontrasepsi hormonal (pil KB)
e. Minum minuman hangat
f. Mandi air hangat
g. Meletakkan bantal pemanas (heating pad) di perut bagian bawah
h. Melakukan pijat ringan dengan ujung jari secara melingkar di atas perut bagian bawah
i. Menghindari makanan berat (makan ringan namun sering)
j. Meningkatkan asupan serat makanan (mengambil lebih banyak buah, sayuran, biji-bijian,
buah dll) dan mengurangi asupan garam, gula, alkohol dan (kopi) kafein.
k. Mengangkat kaki selama beberapa menit sambil berbaring atau berbaring pada satu sisi
dengan lutut ditekuk kedalam
l. Berlatih teknik relaksasi

10
Terapi khusus meliputi semua perawatan mengetahui penyebab dismenorea sekunder seperti
a. Antibiotik, misalnya dalam pengobatan penyakit seksual menular atau radang panggul
b. Bedah, misalnya untuk fibroid, kista ovarium, dll
c. Terapi hormonal, misalnya dalam mengobati endometriosis
d. Anti-depressants, misalnya dalam mengatasi PMS
e. Suplemen gizi, misalnya tiamin (vitamin B1), magnesium, vitamin E, seng, omega-3 asam
lemak, dll, telah terbukti untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri haid, terutama pada
dismenore primer. Tiamin, pada banyak wanita, telah terbukti memberikan hasil positif
mengatasi dismenorea primer, karena tidak hanya menekan rasa nyeri belaka.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menstruasi atau haid merupakan peristiwa pengeluaran darah mukus, dan sel-sel
epitel dari uterus secara periodik. Menstruasi umumnya terjadi secara interval setiap bulan
selama periode reproduksi kecuali, selama kehamilan dan menyusui. Menstruasi biasanya
dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan
wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung
kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 - 50 tahun. Siklus Menstruasi terdiri
dari 2 yaitu siklus Endometrium dan Siklus Ovarium.

3.2 Saran

Disarankan kepada semua wanita agar mengetahui dan bagaimana caranya menghadapai
masa menstruasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Reeder,Martin, koniak & Griffin.2002. Keperawatan Maternitas.volume 1.Jakarta:EGC

Wylie.Linda.2002.Ensensial Anatomi dan fisiologi Maternitas.jakarta:EGC

Mitayani. 2009.Asuhan Keperawatan Maternitas.padang:Salemba Medika

13

Anda mungkin juga menyukai