Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Cairan Tubuh Manusia.....

(Nani Mulyaningsih)

PENGARUH CAIRAN TUBUH MANUSIA TERHADAP KOROSI


PADA PLAT PENYAMBUNG TULANG
Nani Mulyaningsih
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar
Email: nani_mulyaningsih@yahoo.com

ABSTRAK

Material plat penyambung tulang biasanya terbuat dari SS 316L, yang


mempunyai sifat tahan korosi tetapi harganya mahal sehingga menjadi kendala
terhadap daya beli masyarakat. Pemilihan SS 304 pada penelitian ini yaitu
sebagai alternatif pengganti SS 316L, yang bertujuan untuk mengimbangi SS
316L dalam hal laju korosinya. Sehingga diperlukan suatu proses untuk
menurunkan laju korosi SS 304, salah satu caranya yaitu dengan electroplating
Ni-Cr. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu
(8,17,25,30,40 menit) yang digunakan pada proses electroplating Ni-Cr pada
material SS 304, terhadap laju korosi. Metode penelitian ini dilakukan dengan
cara melakukan elektroplating material SS 304 dengan Ni-Cr kemudian
material tersebut diuji korosi. Pengujian laju korosi menggunakan metode sel
tiga elektroda dengan media PBS (Phosphat Baver Salin). Waktu optimum dan
laju korosi terendah proses electroplating Ni-Cr pada SS304 dicapai dengan
lama electroplating 17 menit. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa proses
electroplating dapat menurunkan laju korosi pada permukaan SS 304 lapis Ni-
Cr. Laju korosi SS304 sebesar 0,0009423 mm/yr, setelah dielectroplating Ni-Cr
turun sebesar 60,9% menjadi 0,000368 mm/yr.

Kata kunci: waktu electroplating, SS 304, laju korosi.

153
Jurnal WAHANA ILMUWAN Volume 3 No. 1 April 2017

ABSTRACT

Bone connective plate material usually made of SS316L, which has corrosion resistant
properties but are expensive so that it becomes an obstacle to the people's purchasing
power. Selection of SS 304 at this research that as an alternative to 316L SS, which aims
to compensate 316L SS in terms of corrosion rate. So, we need a process to reduce the
rate of corrosion SS 304, one way is by electroplating Ni-Cr. This study aims to
determine the effect of variations in time (8, 17, 25, 30, 40 minutes) used in Ni-Cr
electroplating processes in materials SS 304, the corrosion rate. This research method is
performed by electroplating material SS 304 with Ni-Cr and then the material is tested
corrosion. Testing corrosion rate using three-electrode cell with media PBS (Phosphate
Baver Salin). The optimum time and the lowest corrosion rate of Ni-Cr electroplating
process on the SS 304 is achieved by electroplating 17 minutes long. The result showed
that the electroplating process can reduce the rate of corrosion on the surface of SS 304
Lapis Ni-Cr. 304 SS corrosion rate of 0.0009423 mm/yr, after dielectroplating Ni-Cr
decreased by 60.9% to 0.000368 mm/yr.

Keywords: electroplating time, SS 304, the corrosion rate.

154
Pengaruh Cairan Tubuh Manusia..... (Nani Mulyaningsih)

A. PENDAHULUAN terus dikembangkan untuk memper-


Secara umum stainless steel banyak baiki ketahanan material tersebut
digunakan di sektor industri karena (Malau, 2013).
memberikan banyak keuntungan seperti Dari data/ tinjauan pustaka serta
penampakan, kekuatan, resistansi terha- penelitian yang relevan yang pernah
dap korosi yang baik dan biaya perawat- dikerjakan, maka penulis dapat me-
an yang murah. Pada aplikasi medis, nyimpulkan bahwa nikel-krom selain
stainless steel, terutama SS 316L banyak digunakan sebagai pelapis bagi logam
digunakan untuk plat penyambung tu- baja juga untuk mengurangi laju korosi
lang. yang ditimbulkan. Untuk itu, penulis
Dalam penelitian ini material yang melakukan penelitian selanjutnya de-
akan dipilih adalah baja SS 304. Pemi- ngan tujuan untuk mengetahui laju
lihan stainless steel 304 dalam dalam hal korosi menggunakan media PBS pada
ini bertujuan untuk mengimbangi SS material yang telah dilapisi nikel-krom.
316L. SS 304 harganya lebih murah dan
banyak terdapat di pasaran, selain itu B. TINJAUAN PUSTAKA DAN LAN-
baja stainless steel 304 secara alami juga DASAN TEORI
sudah mengandung unsur Ni dan Cr, 1. Kajian Pustaka
sehingga penambahan atom Ni dan Cr Ahmad Kafrawi Nasution (2014)
diharapkan tidak mempengaruhi pene- melakukan penelitian tentang proses
rimaan tubuh terhadap benda asing. elektroplating dengan parameter kete-
Salah satu kelemahan stainless steel 304 balan lapisan logam paduan aluminium
jika dibandingkan dengan 316L adalah AA 5051 dengan waktu pencelupan 30,
ketahanan korosinya. Ketahanan korosi 40, 50 ,60 menit dengan tegangan 3 dan
stainless steel 304 lebih kecil daripada SS 10 volt. Dari parameter diatas diperoleh
316L Sehingga hal tersebut menjadi rata-rata laju ketebalan lapisan tertinggi
kendala aplikasi stainless steel 304 teruta- 1,40 µm/menit.
ma untuk keperluan medis yaitu sebagai Hilmina (2014) dengan mengguna-
plat penyambung tulang. kan metode electroplating pada baja kar-
Untuk mengatasi kelemahan diatas, bon yang menunjukkan beberapa hasil
maka perlakuan permukaan perlu dila- pada pengujian korosi dengan menggu-
kukan. Salah satu proses perlakuan per- nakan nikel sebagai benda kerja, dengan
mukaan yaitu dengan electroplating. waktu electroplating 60 detik dan arus 6
Dalam perkembangannya, salah sa- ampere diperoleh lajukorosi sebesar
tu cara untuk meningkatkan sifat fisik 0,079 mm/tahun, sedangkan pada waktu
dan mekanik material adalah mereka- 70 detik diperoleh laju korosi 0,078 mm/
yasa sifat pada baja dan paduannya tahun dan pada waktu 80 detik dipero-
dengan proses perlakuan permukaan leh laju korosi sebesar 0,070 mm/tahun.
(surface treatment) yang secara umum Hendro (2013) melakukan peneliti-
dimaksudkan untuk mendapatkan sifat- an yang bertujuan untuk mengetahui
sifat tertentu dari permukaan suatu pengaruh variasi tegangan dan waktu
material seperti meningkatkan ketahan- pelapisan nikel terhadap kekilapan, ke-
an korosi, aus/gesek, kekuatan, ketahan- kerasan lapisan, dan kekasaran permu-
an listrik hingga memperindah permu- kaan spesimen dasar aluminium. Spesi-
kaan material. Oleh karena itu teknologi men aluminium 1100 (2S) termasuk
perlakuan permukaan seperti pengerol- aluminium murni 99,0%, berbentuk
an, nitriding, anodisasi dan electroplating bujur sangkar dengan panjang = 5 cm,
lebar = 5 cm dan tebal 0,5 cm. Dari hasil-
hasil pengujian didapatkan bahwa

155
Jurnal WAHANA ILMUWAN Volume 3 No. 1 April 2017

spesimen (2V, 25 menit) merupakan ion dari larutan akan menempel pada
kondisi optimum pada penelitian ini permukaan substrate. Untuk mempero-
karena pada kondisi tersebut terjadi leh hasil yang optimal, pada permukaan
ikatan atom yang kuat dan merata an- substrate harus dalam kondisi bersih saat
tara spesimen dasar aluminium dengan proses pelapisan berlangsung. Dengan
material pelapisnya yaitu tembaga, nikel memberikan sirkulasi pada larutan
dan krom sehingga mendapatkan keki- elektrolit juga akan dapat memberikan
lapan dan kekerasan permukaan yang hasil yang lebih optimal, karena proses
paling tinggi. pelekatan ion-ion dari larutan elektrolit
Norziana (2010) meneliti pelapisan pada permukaan substrate dapat ber-
nikel pada aluminium dengan proses langsung lebih merata.
high speed electroplating dengan memvari-
asikan rapat arus dan temperatur dalam
larutan nikel-sulfat dan larutan watts.
Oloruntoba, dkk. (2010) meneliti
pengaruh kuat arus, konsentrasi larutan,
volume larutan dan waktu pelapisan
electroplating nikel pada baja karbon
rendah. Variasi voltase antara 0,3 sampai
0,8 V, konsentrasi larutan 0,27 g/cm3
(0,79 mol/dm3) sampai 0,35 g/cm3 (1,02
mol/dm3), waktu pelapisan 10 sampai 30
menit dan volume larutan antara 200
sampai 700 cm3 dan temperature pada Gambar 2.1. Skema electroplating
50±5°C. (Grainger,1989)

2. Landasan Teori Pelapisan electroplating terjadi berdasarkan


prinsip elektro kimia. Potensial elektroda
Stainless steel AISI 304 standar (Tabel 2.1) antara logam dan
Stainless steel adalah baja paduan me- larutan pada kondisi standard (25oC) ter-
ngandung besi dengan kadar 10,5% - gantung pada jenis elektroda. Logam
18% krom yang membentuk lapisan dengan potensial negatif lebih tinggi dari
pasif sebagai pelindung dari peristiwa -1,2 V secara umum tidak dapat dilapiskan
oksidasi sehingga material ini mem- pada larutan aqueous, sehingga aluminium
punyai sifat tahan korosi. Semua stain- dan titanium hanya dapat dilapiskan
less steel tergantung pada kandungan dengan menggunakan larutan organik atau
krom, akan tetapi paduan unsur lainnya larutan garam elektrolit (Malau, 2008).
sering ditambahkan untuk meningkat-
kan sifat stainless steel. PBS (Phosphat Baver Salin)
Fungsi larutan PBS yaitu merupakan sebu-
Proses electroplating Ni-Cr ah larutan penyangga yang biasa diguna-
Proses electroplating Ni-Cr adalah proses kan untuk membantu mempertahankan
perlakuan permukaan dimana pada pro- konstan PH Osmolaritas dan konsentrasi
ses ini permukaan dari logam SS 304 ion solusi yang sesuai dengan tubuh
akan dikonversi dalam bentuk lapisan manusia (Anonim 2, 2009).
tipis Ni-Cr setelah dicelupkan ke dalam Komposisi Cairan
larutan kimia yang telah diberi aliran 1. Cairan tubuh terdiri ± 57 % BB →
arus listrik DC. Arus listrik DC akan terdiri dari : CIS=70% dan CES=30%
dialirkan pada larutan ini sehingga ion-

156
Pengaruh Cairan Tubuh Manusia..... (Nani Mulyaningsih)

2. Cairan Intra Seluler (CIS): Cairan dengan pemasangan elektroda


yang terletak didalam sel tubuh acuan dan platina sebagai elektro-
3. Cairan Ekstra Seluler (CES): Cair- da pembantu pada sel elektro-
an yang terletak diluar sel tubuh kimia. Semua elektroda dihu-
4. CES atau Cairan Interstisial: cairan bungkan dengan sel potensiostat.
yang terdapat pada celah antar sel, Pengukuran potensial lawan log
terdiri: plasma darah, cairan se- intensitas arus benda uji dengan
rebrospinal, cairan limfe, cairan memberikan potensial pada elek-
intraokuler, cairan persendian, troda kerja dari -2000 mV sampai
cairan gastrointestinal. 2000 mV dengan laju scanning 20
mV/menit (Putra, 2009).
Komposisi plasma darah terdiri dari:
1. Unsur anorganik : Na, K, Ca, 3. Peralatan yang Dibutuhkan
Mg, Fe, I dll Alat dan Bahan
2. Unsur organik : urea, asam Pada penelitian ini menggu-
urat, kreatinin, glukose, asam nakan alat dan bahan:
lemak, asam amino, enzim, a. Bahan yang digunakan pada
hormon. penelitian ini adalah lembar-
an plat dengan panjang 40
Laju Korosi mm dan lebar 20 mm, tebal
Korosi adalah penurunan mutu pada 1.2 mm
logam akibat reaksi elektrokimia dengan b. Mesin bubut
lingkungannya. Penentuan harga (Icorr) Alat ini digunakan untuk
berbanding lurus dengan besarnya laju membentuk spesimen sehing-
korosi suatu logam. Selanjutnya dengan ga diperoleh spesimen ber-
menggunakan data input yang ada bentuk panjang 40 mm dan
dapat diperoleh laju korosi. lebar 20 mm, tebal 1.2 mm
c. Ampelas ukuran 600 s/d 2000
mesh.
Alat ini digunakan untuk
menghaluskan permukaan
spesimen.
d. Autosol metal polish
Bahan ini digunakan untuk
finishing dalam penghalusan
permukaan spesimen agar
diperoleh permukaan spesi-
Gambar 2.2. Skema Uji Korosi Sel Tiga men yang benar-benar halus
Elektroda (Trethewey dan dan mengkilap.
Chamberlain,1991) e. Alkohol
Bahan ini digunakan mem-
Prosedur pengujian korosi bersihkan permukaan spesi-
adalah memasang spesimen yang men agar benar-benar bersih
sudah disiapkan pada elektroda dari kotoran.
kerja dengan permukaan yang ha-
f. Mesin poles
lus menghadap keluar agar terce- Digunakan untuk menjadi-
lup dengan media pengkorosi, kan spesimen menjadi lebih
kemudian elektroda dipasang halus..
pada sel elektrokimia dan diikuti

157
Jurnal WAHANA ILMUWAN Volume 3 No. 1 April 2017

g. Alat untuk membuat elek- terhindar dari proses oksidasi.


trolit Spesimen yang telah siap selanjut-
Untuk pembuatan elektrolit nya dilakukan proses electroplating
dibutuhkan alat bak tempat Ni-Cr dan di uji laju korosinya de-
pencampuran, timbangan, ngan menggunakan larutan PBS.
pemanas, pengaduk dan pe-
manas listrik. C. HASIL DAN PEMBAHASAN
h. Alat untuk proses pelapisan 1. Hasil Uji Laju Korosi
Alat yang digunakan dalam Data diperoleh menggunakan
proses elektroplating meli- metoda potensio dinamik berupa
puti rektifier, bak tempat fluktuasi arus. Penentuan harga
elektrolit, pengait, stopwatch, laju korosi berbanding lurus de-
termometer, multi meter dan ngan besarnya (Icorr) suatu logam.
pengaduk. Selanjutnya dengan mengguna-
i. Sumber tegangan DC (Rec- kan data input yang ada dapat
tifier) diperoleh laju korosi.
j. Alat uji korosi
k. Media korosif berupa larutan 2. Perhitungan Nilai Laju Korosi
Phosphat BaverSalin (PBS) Dari hasil uji laju korosi dapat
diketahui bahwa spesimen sebe-
Metode Pelaksanaan lum dielectroplating permukaan-
Spesimen yang digunakan nya mempunyai nilai rapat arus
adalah SS 304 yang banyak ter- korosi lebih tinggi dibandingkan
dapat dipasaran berbentuk bar- dengan spesimen yang sudah di-
dengan diameter 14 mm. Proses electroplating permukaannya. De-
pembentukan spesimen yaitu ngan menggunakan persamaan
menggunakan mesin bubut se- (18) pada Bab 2, maka nilai laju
hingga diperoleh spesimen ber- korosi stainless steel 304 dapat
bentuk lingkaran dengan diame- diperoleh dengan cara sebagai
ter 14 mm dan tebal 4 mm. berikut: r  0,129 icorr. ( EW ) (mpy) (1)
Permukaan spesimen kemu- D
dian diperhalus menggunakan Parameter stainless steel 304
amplas dengan ukuran 600, 1000, adalah:
1500 dan 2000 mesh. Untuk hasil Fe: wi = 67,845% ; n = 2; ai = 55,85
yang lebih sempurna dilakukan Cr: wi = 18% ; n = 3 ; ai = 52
proses polishing menggunakan Ni: wi = 11% ; n = 2; ai =58,71
autosol metal polish dan digosok Mn: wi = 2% ; n = 2 ; ai = 54,94
menggunakan kain halus sehing- D = berat jenis stainless steel 304 =
ga diperoleh permukaan spesimen 7,9 gr/cm3
NEQ =  i   i ni 
yang halus dan mengkilap. Untuk  a   
membersihkan permukaan spesi-  i / ni   ai  (2)
men dapat dilakukan pencucian
menggunakan alat ultrasonic clean-
er dengan merendam spesimen ke (67,845%)(2) (18%)(3)
NEQ = [
55,85
]+ [ 52
]+
dalam cairan alkohol selama 15
(11%)(2) (2%)(2)
menit, kemudian dikeringkan de- [ 58,71
]+ [ 54.94
]
ngan hair dryer dan dibungkus = 0,039149
menggunakan tissue disimpan ke EW = NEQ-1 = 25,5432
dalam wadah kedap udara agar

158
Pengaruh Cairan Tubuh Manusia..... (Nani Mulyaningsih)

Contoh perhitungan laju korosi


untuk stainless steel 304:
Icorr = 0,09 µA/cm2
Laju korosi untuk stainless steel
304:
icorr. ( EW )
r  0,129
D

(25,5432)(0,09)
r  0,129
7,9
= 0,037 mpy
Gambar 3.2. Perbandingan laju
Perhitungan nilai laju korosi korosi spesimen
untuk material yang dielectro-
plating menggunakan cara yang Laju korosi SS 304 dielectro-
sama dan hasil yang diperoleh plating Ni-Cr ditunjukkan pada
ditunjukkan pada Tabel 3.1. Gambar 3.1. Nilai laju korosi SS
304 cenderung menurun setelah
Tabel 3.1. Nilai Laju Korosi SS 304 dielectroplating pada permukaan-
sebelum dan sesudah dielectro- nya. Hasil uji laju korosi mem-
plating punyai nilai optimum pada spesi-
men yang dielectroplating Ni- Cr
selama 17 menit sebesar 0,000368
mm/yr.
Fenomena penurunan laju
korosi disebabkan semakin lama-
nya proses electroplating mempe-
ngaruhi kecepatan ion-ion krom
3. Pembahasan Hasil Uji Korosi menempel pada permukaan spesi-
Rapat arus korosi (Icorr) dipe- men, sehingga lapisan krom men-
roleh dari hasil kurva potensial jadi lebih padat yang menyebab-
lawan logaritma intensitas arus kan kerapatan permukaan pada
yaitu dengan cara menentukan spesimen meningkat.
titik perpotongan dari garis tafel Waktu mempunyai nilai
reaksi reduksi ( c ) dan garis tafel yang optimal pada 17 menit dan
reaksi oksidasi (   ) pada garis apabila dinaikkan lagi dapat
potensial korosi (Ecorr). meningkatkan laju korosi per-
mukaan spesimen. Hal ini dise-
babkan karena ion-ion krom
yang menempel pada permuka-
an spesimen mempunyai sifat
jenuh, sehingga dapat merusak
ikatan lapisan spesimen yang
mengakibatkan peningkatan laju
korosi spesimen.
Menurut perbandingan nilai
Gambar 3.1. Laju korosi SS 304 ketahanan spesimen korosi, hasil
electroplating Ni-Cr pengujian laju korosi pada spesi-
men Ni-Cr (17 menit) dapat

159
Jurnal WAHANA ILMUWAN Volume 3 No. 1 April 2017

dikelompokkan dengan hasil McGraw Hill Book Company, New


outstanding dari batas ketahanan York.
laju korosi <0,02 mm/yr. Hadir, K, 2008, Pengaruh Waktu dan
Sedangkan perbandingan Temperatur Proses
laju korosi dalam media PBS Electroplating Nikel pada
antara SS 304, SS 304 Ni-Cr (17 Logam Besi, UGM, Jogyakarta.
menit) dan 316L ditunjukkan pa- Hilmina, 2014, Electroplating Nikel
da gambar 3.2. Laju korosi SS 304 pada Baja Karbon, Skripsi,
setelah dielectroplating Ni-Cr (17 UNSRI, Palembang.
menit) sebesar 0,000368 mm/yr Malau, V., 2013, Perlakuan
cenderung menurun mendekati Permukaan, Diktat Kuliah,
laju korosi SS 316L yaitu Jurusan Teknik Mesin UGM.
0,000218 mm/yr. Laboratorium Manufaktur Akprind,
2009, Panduan Praktikum
D. KESIMPULAN Panduan Electroplating,
Waktu optimum proses electro- Yogyakarta.
plating Ni-Cr pada SS 304 dicapai Syamsa, M., Santoso, B., 2007,
dengan lama electroplating 17 menit Pengaruh Parameter Proses
dengan ketebalan lapisan 8 µm. Pelapisan Nikel Terhadap
Proses electroplating terbukti dapat Ketebalan Lapisan.
menurunkan laju korosi pada Trethewey, K.R. & Chamberlain ,J,
permukaan SS 304 dengan menggu- 1991, Korosi Untuk Mahasiswa
nakan media cairan tubuh manusia Sains dan Rekayasa, PT.
(PBS). Laju korosi SS 304 sebelum Gramedia Pustaka Utama,
dielectroplating sebesar 0,0009423 Jakarta.
mm/yr, setelah dielectroplating Ni-Cr Yogik Dwi M, 2007, Pengaruh Waktu
turun sebesar 60,9% menjadi terhadap Ketebalan dan
0,000368 mm/yr. Adhesivitas Lapisan pada proses
Electroplating Khrom Dekoratif,
E. DAFTAR PUSTAKA Jakarta.
Anonim 2, 2009, PBS (Phosphat Buffer
Salin).
ASM, 1987, Metals Handbooks
Corrosion”, Vol 13, Ninth Edition,
ASM International Park, Ohio.
Bhatt, H., 2009, Trivalent Chromium
Conversion Coating for Corrosion
Protection of Aluminum Surface.
Buchheit, R. G., Hurley, B., Zhang, W.,
2002, Characterization of Chromate
Conversion Coating Formation and
Breakdown Using Electrode Arrays.
Callister, W.D., 2001. Material Science
and Engineering an Introduction,
Sixth Edition, John Wile&Sons, Inc.
Fontana, M.G., 1987, Corrosion
Engineering, Third Edition,

160

Anda mungkin juga menyukai