2. PENGGEMAR SATE
Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena ketika kita
makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat
menyebabkan kanker.
Untuk itu kita punya obatnya yaitu timun yang disarankan untuk dimakan setelah
makan sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebabkanker) tetapi timun
ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun setelah makan sate.
4. MIE INSTAN
Untuk para penggemar mi instan, pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3
(tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi mi instan, jika Anda akan mengkonsumsinya
lagi, dari informasi kedokteran, ternyata terdapat lilin yang melapisi mi instan.
Itu sebabnya mengapa mi instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak.
Konsumsi mie instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang
terjangkiti kanker. Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir tidak punya
waktu lagi untuk memasak, sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi mi instan
setiap hari. Akhirnya dia menderita kanker. Dokternya mengatakan bahwa hal ini
disebabkan karena adanya lilin dalam mi instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan
bahwa tubuh kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan
lilin tersebut.
Inilah ranking teratas bahan kemasan makanan yang perlu Anda waspadai.
a. Kertas
Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering
digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi
batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui saluran
pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar
ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal, hati, otak, saraf dan tulang. Keracunan
timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit)
& paralysis (kelumpuhan).
Keracunan yang terjadipun bisa bersifat kronis dan akut. Untuk terhindar dari
makanan yang terkontaminasi logam berat timbal, memang susah-susah gampang.
Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang
dibungkus dengan koran karena pengetahuan yang kurang dari si penjual, padahal
bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal makanan tsb.
Sebagai usaha pencegahan, taruhlah makanan jajanan tersebut di atas piring.
b. Styrofoam
Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan yang
paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini membuktikan bahwa
styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren ini
menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap
mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu
mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan
kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman,
serta ringan. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang
mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu
itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi
akibat adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat
bahan kimia karsinogen dalam makanan.