Anda di halaman 1dari 15

Makalah tanggung jawab sosial suatu bisnis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatnya kami dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis”. Adapun tujun dari
pembuatan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ekonomi Bisnis”.

Kami menyadari bahwa pada penulisan/pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari dosen yang membaca makalah ini
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya dan atas kerjasama teman-
teman kelompok atas partisipasinya sehingga terwujudlah makalah ini.

DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika

2.2 Pengertian Etika Bisnis

2.3 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Etika

3.1.1 Pengertian Etika


3.1.2 Macam-macam Etika

3.2 Etika Bisnis

3.2.1 Pengertian Etika Bisnis

3.2.2 Erika Dalam Berinteraksi

a. Interaksi dengan Konsumen

b. Interaksi Dengan Pesaing

c. Interaksi dengan Lembaga-lembaga Keuangan

3.2.3 Manfaat Etika Bisnis

3.2.4 Prinsip-prinsip Etika Bisnis

a Prinsip Otonomi

b Prinsip Kejujuran

c Prinsip Tidak Berbuat Jahat

d Prinsip Keadilan

e Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri

3.3 Benturan Dengan Kepentingan Masyarakat

3.4 Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial

3.4.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial

3.3.2 Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial

a HI

b AMDAL

c K3

d Sistem Bapak Angkut dan Anak Angkut

3.5 Bisnis Internasional

3.5.1 Pengertian Bisnis Iternasional

3.5.2 Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional


BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFRAT PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro, sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika
dan tanggung jawab sosial. Nantinya, jika sebuah perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab sosial
yang baik, bukan hanya lingkungan makro dan mikronya saja yang akan menikmati keuntungan, tetapi
juga perusahaan itu sendiri.

Namun dewasa ini telah kita ketahui banyak sekali gejolak sosial dalam lingkungan bisnis, yang semua
itu menyangkut dengan pelanggaran etika dan tanggung jawab bisnis. Seringkali kita melihat dan
membaca berbagai media yang mengupas permasalahan tanggung jawab sosial dan etika bisnis oleh
para pelaku bisnis (Sunarto SE., MM,Pengantar Bisnis, 2003 : 38).

Seperti halnya kasus yang terjadi di ladang minyak Tiaka, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah
(Sulteng) dipicu karena adanya pengabaian hak sosial, budaya dan ekonomi oleh PT Medco E&P Tomori.
Seperti yang telah diberitakan, Kerusuhan di Tiaka pecah, saat warga melakukan unjuk rasa di lapangan
minyak yang dikelola bersama antara PT Pertamina dan Medco E&P Tomori Sulawesi. Mereka menuntut
investor merealisasikan program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) di
Kecamatan Mamosalato, Bungku dan Baturube.

Dari masalah Tiaka tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat semakin menuntut peran yang lebih
nyata dari pelaku bisnis untuk terlibat lebih banyak dalam aktifitas sosial, serta menerapkan etika dan
perilaku bisnisnya. Pelaku bisnis merespon tuntutan masyarakat yang sangat variatif. oleh karena itu
untuk meminimalsir gejolak sosial yang terjadi dalam lingkungan bisnis kami menyajikan makalah denan
judul “Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis”.
1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan etika, etika bisnis dan Bagaimana Konsep dari etika bisnis?

1.2.2 Apa saja benturan yang terjadi antara Perusahaan dengan kepentingan masyatakat dan
penyelesaiannya?

1.2.3 Bagaimana bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis?

1.2.4 Apa pengertian bisnis internasional dan apa alasan melaksanakan bisnis internasional?

1.3. Tujuan

1.3.1 Memahami definisi dari etika, etika bisnis, dan konsep dari etika bisnis;

1.3.2 Mengetahui dan memahami benturan-benturan yang terjadi antara perusahaan dengan
kepentingan masyarakat;

1.3.3 Menjabarkan dan menjelaskan tentang bentuk-bentuk tanggung jawab sosial dari suatu bisnis;

1.3.4 Memahami defenisi Bisnis Internasional dan mengetahui alasan melaksanakan Bisnis
Internasional;
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan,
sikap, cara berpikir. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah “ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR "etika atau etik
sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan
yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya.

Etika adalah suatu study mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan
seseorang. Keputusan etik adalah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis kadang-
kadang disebut pula etika manajemen ialah penerapan standar moral kedalam kegiatan bisnis.

2.2 Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis (Velasquez, 2005)

2.3 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa
organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memilki suatu tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan. (Afwan Hariri, Pengantar Bisnis, 2009 : 34)

Tanggung jawab sosial (Social Responbility) merupakan usaha suatu bisnis menyeimbangkankan
komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya yang meliputi, bisnis lain,
karyawan, investor, dan komunitas lokal. (Ricky W.Griffin, Bisnis, 2006 : 68)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Etika
3.1.1 Pengertian Etika

Etika adalah suatu pedoman berperilaku baik dan benar (perilaku etis dan tidak etis) yang berlaku di
masyarakat. (Ricky W.Grifin, RONALD J. EBERT,2006:58)

3.1.2 Macam-Macam Etika

a. Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang
dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut
berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang
kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan
kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

b. Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia
atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi
Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan
menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di
masyarakat.

3.2 Etika Bisnis

3.2.1 Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan suatu aturan yang melandasi perilaku para pelaku bisnis dalam berbisnis. Banyak
perusahaan yang kurang sukses dalam berusaha dikarenakan kurang mengindahkan etika bisnis
terhadap pelaku-pelaku yang terkait.

3.2.2 Etika Dalam Berinteraksi

a. Interaksi dengan konsumen / pelanggan

Dalam aktifitasnya perusahaan harus memberikan layanan yang maksimal dan menghindari kesalahan
serta kecurangan. Sehingga antara produsen dan konsumen dapat berhubungan dengan baik.

b. Interaksi dengan pesaing

Sebagai seorang pengusaha dalam kegiatan sehari-hari harus menjaga baik hubungannnya dengan
produsen lain. Diharapakan antar produsen tidak terjadi benturan-benturan kepentingan antar
keduanya. Contohnya, perebutan tenaga kerja atau manager professional oleh pengusaha.

c. Interaksi dengan Lembaga-lembaga Keuangan


Hubungan ini berkaitan dengan penyusunan Laporan Finansial. Laporan ini harus disusun secara baik
dan benar sehingga tidak terjadi kecenderungan kearah penggelapan.

d. Interaksi dengan karyawan

Di dalam kegiatan sehari-hari perusahaan harus menjalin hubungan dengan karyawanya dengan baik.
Perusahaan memeberlakukan karyawanya dengan etika yang baik. Dalam memajukan bisnisnya jangan
sampai karyawan dijadikan sasaran dalam mencari keuntungan yang maksimal.

e. Interaksi dengan investor

Perusahaan harus menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para investor.
Informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para investornya untuk mengambil keputusan yang
keliru. Oleh karena itu calon pemodal yang ingin membeli saham haruslah diberi informasi secar lengkap
dan benar terhadap prospek perusahaan. Janganlah sampai terjadi adanya manipulasi atau penipuan
terhadap informasi terhadap hal ini.

3.2.3 Manfaat Etika Bisnis

Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis adalah:

a) Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
steakholder

b) Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu berhadapan
dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin komplek

c) Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi

d) Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab soial dapat menambah
uang dalam bisnis mereka.

3.2.4 Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Menurut salah satu sumber yang penulis kutip ada lima prinsip etika bisnis menurut Keraf (1994:71-75)
diantaranya adalah :

a. Prinsip Otonomi.

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri.
Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak
menurut keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam dunia bisnis,
tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pemilik perusahaan,
konsumen, pemerintah, dan masyarakat.

b. Prinsip Kejujuran.

Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang
ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak
pelaku bisnis melakukan penipuan.

c. Prinsip Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik.

Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang
lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu yang merugikan
orang lain atau mitra bisnis.

d. Prinsip Keadilan.

Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas
dengan kontra prestasi yang sama nilainya.

e. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri.

Prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan
tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.

3.3 Benturan dengan Kepentingan Masyarakat

Proses produksi suatu bisnis seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan
perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini
kerap kali terjadi karena perusahaan menimbulkan polusi( udara, air, limbah, suara bahkan mental
kejiwaan ), hal-hal bersifat normatif dilanggar, ketertiban yang kurang dan berbagai hal lainnya.

Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen perusahaan :

Penggunaan obat-obatan terlarang

Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi

Konflik Kepentingan

Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia

Penyelewengan dalam pencatatan keuangan

Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan


Pemecatan tenaga kerja

Polusi Lingkungan

Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis

Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur

Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.

Untuk menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis.

Berikut adalah hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :

a) Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat seringkali menghadapi kendala berupa
adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan dan diperhitungkan biaya tambahan
untung-rugi usaha.

b) Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanism pebisnis yang melibatkan rasa,karsa,karya
yang ikut mendorong diciptakanya etika bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manejemen
terbuka hubungan industrial pancasila, pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya
merupakan contoh penerapan manejemen yang berorientasi hubungan kemanusian.

3.4 Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis

3.4.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial suatu bisnis atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen usaha
untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan
karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan
pembangunan berkelanjutan.

3.4.2 Bentuk-Bentuk Tanggung Sosial

Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan oleh
beberapa pengusaha khususnya di Indonesia dapat kita sebutkan disini yaitu:

a. Pelaksanaan Hubungan Industrial (HI)

Kebanyakan pengusaha telah melaksanakan HIP dalam bentuk Kesempatan Kerja Bersama (KKB). KKB
merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha dengan para pekerja atau karyawan
perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah buku. Dalam KKB diadakan berbagai ketentuan
tentang hak-hak serta kewajiban karyawan. Kewajiban karyawan tentu saja sudah jelas yaitu
melaksanakan tugas pekerjaan yang ditugaskannya bagi masing-masing karyawan sesuai dengan
jabatannya. Sedangkan hak-hak karyawan, meliputi: cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dasar hukum AMDAL adalah PP No.27/ 1999 yang didukung
oleh paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha dan/ atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan kepala BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan)
tentang pedoman penentuan dampak besar dan penting.

Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan dapat
berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup. Dengan melalui studi AMDAL
diharapkan usah dan / atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya
alam secara efisien, meminimumkan dampak negatip dan memaksimalkan dampak positip terhadap
lingkungan hidup.

c. Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Penerapan prinsip K3 telah banyak dilaksanakan oleh pengusaha. Guna menjalankan praktik K3 tentu
saja memerlukan banyak peralatan pelindung bagi para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya baik
berupa topi pengaman, masker, dan sebagainya. Biasanya perusahaan yang telah berhasil menjalankan
proses produksinya dengan prinsip K3 akan memperoleh penghargaan yang berupa ”ZEK3RO
ACCIDENT”.

d. Sistem Bapak Angkut- Anak angkut

Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah sebagai mitra
kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar, oleh
karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.

Sebagian besar perusahaan berusaha untuk bertanggung jawab kepada pihak yang ber kepentingan atas
mereka, pertama-tama berfokus pada 5 kelompok utama, yaitu pelanggan, karyawan, investor,
pemasok, dan komunitas lokal. Kemudian mereka dapat memilih pihak berkepentingan lainnya yang
relevan atau penting bagi organisasinya dan mencoba memenuhi kebutuhan dan pengharapan mereka.
Di bawah ini beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan yaitu :

a. Tanggung jawab terhadap pelanggan

Bisnis yang bertanggung jawab terhadap pelanggan mereka berusaha melayani pelanggannya secara
wajar dan jujur. Mereka juga mencari cara untuk menetapkan harga secara wajar, menghargai garansi,
memenuhi komitmen pengiriman pesanan dan mempertahankan kualitas produk yang mereka jual.

b. Tanggung jawab terhadap karyawan


Bisnis yang bertanggung jawab secara sosial terhadap pekerjaannya memperlakukan karyawan dengan
adil, menganggap pekerja sebagai tim, dan menghormati harga diri dan kebutuhan dasar manusiawi
mereka.

c. Tanggung jawab terhadap investor

Untuk mempertahankan sikap mental dan tanggung jawab sosial terhadap para investor, para manager
harus mengikuti prosedur akuntansi yang pantas, memberikan informasi yang tepat kepada pihak
berkepentingan mengenai kinerja keuangan perusahaan dan mengelola perusahaan untuk melindungi
hak-hak dan investasi para pemegang saham.

d. Tanggung jawab terhadap pemasok

Hubungan dengan para pemasok harus dikelola dengan hati-hati, terkadang perusahaan besar mudah
untuk memanfaatkan pemasok dengan menentukan jadwal pengantaran yang tidak realistis dan
mengurangi margin laba denagan cara menekan harga serendah mungkin. Namun banyak perusahaan
yang mengakui pentingnya perjanjian persekutuan yang saling menguntungkan dengan pemasoknya.
Sehingga antara perusahaan dengan pemasok memiliki hubungan yang baik.

e. Tanggung jawab terhadap komunitas lokal atau masyarakat

Apabila lingkungan sekitar perusahaan tercemar dan tidak sehat, perusahaan dengan sendirinya akan
terkena dampaknya. Dampak tersebut bisa beruapa turunnya kondisi kesehatan karyawan, ketidak
hadiran karyawan yang akan mempengaruhi koperasi perusahaan dan mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.

3.5 Bisnis Internasional

3.5.1 Pengertian Bisnis Internasional

Bisnis Internasional adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini
tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi juga industri
jasa yang berkembang di bidang- bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan,
konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.

Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara
yang lain. Orang yang berperan penting dalam kegiatan tersebut adalah pedagang. Merekalah yang
bertugas menyalurkan barang-barang ke konsumen.Kegiatan jual beli saat ini tidak hanya terbatas antar
penduduk dalam satu negara. Kegiatan perdagangan sudah mulai merambah ke dunia internasional atau
antar negara. Kegiatan tukar menukar barang dan jasa antara satu negara dengan negara lain inilah yang
kemudian disebut sebagai bisnis internasional.

3.5.2 Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional


Suatu Negara ataupun suatu perusahaan melakukan transaksi bisnis internasional baik dalam bentuk
perdagangan internasional pada umunya memiliki beberapa pertimbangan ataupun alasan. Pertibangan
tersebut meliputi pertimbangan ekonomis, politis ataupun social budaya bahkan tidak jarang atas dasar
petimbangan militer.

Bisnis internasional memang tidak dapat dihindarkan karena sebenarnya tidak ada satu Negara pun
didunia yang dapat mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang
dihasilkan oleh Negara itu sendiri. Tidak ada suatu Negara pun yang dapat memenuhi 100%
swasembada. Hal ini disebabkan karena terjadinya penyebaran yang tidak merata dari sumber daya baik
dari sumber daya alam modal maupun sumber daya manusia. Ketidakmeratanya sumber daya tersebut
akan mengakibatkan adanya keunggulan terstentu baik suatu Negara tertentu yang memiliki sumber
daya tertentu pula. Sebagai contoh Negara Australia yang memiliki daratan yang sangat luas yang
memiliki jumlah pendusuk yang sangat sedikit., sebaliknya Negara Hong Kong yang memiliki daratan
yang sangat sempit tapi jumlah penduduknya yang sangat padat.

Kesuburan tanah juga tidak akan sama antara Negara yang satu dengan yang lain ada suatu negeri yang
cocok untuk tanaman tertentu sedangkan Negara yang lainnya boleh dikatakan tidak mungkin untuk
menanam tanaman yang sangat dibutuhkan oleh manusia itu. Keadaan ini yang menentukan
dilaksanakan bisnis ataupun perdagangan internasional. Oleh karena itu, maka dapat kita lihat beberapa
alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara lain berupa :

1. Spesialisasi antar bangsa – bangsa

Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka suatu
Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis
yaitu :

a) Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga
dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara Negara-negara yang lain.

b) Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara Negara-negara
yang lain

c) Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki


kelemahan yang tertinggi bagi negerinya

2. Keunggulan absolute (absolute advantage)

Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli
dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan dapat dicapai kalau tidak
ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya
negara penghasil yang pada umumnya disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil
tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya. Disamping kondisi alam, keunggulan
absolut dapat pula diperoleh dari suatu negara yang mampu untuk memproduksikan suatu komoditi
yang paling murah di antara negara-negara lainnya. Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan
dapat berlangsung lama karena kemajuan teknologi akan dengan cepat mengatasi cara produksi yang
lebih efisien dan ongkos yang lebih murah.

3. Keunggulan komperatif (comparative advantage)

Konsep Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam
bisnis Internasional. Yaitu suatu keadaan di mana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi
untuk menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain.

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Etika adalah suatu pedoman berperilaku baik dan benar (perilaku etis dan tidak etis) yang berlaku
di masyarakat.

b. Etika terdiri dari dua maca, yaitu:

- Etika Deskriptif, yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia,
serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam setiap hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai.

- Etika Normatif, menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh
manusia atau apa yang dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini.

c. Manfaat dari etika bisnis adalah

- Mendapatkan rasa hormat dari stakeholder,

- Memandu perusahaan suatu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan
kerja yang semakin kompleks,

- Terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi,

- Dapat menambah uang dalam bisnis.

d. Prinsip-prinsip etika bisnis terdiri dari:

- Prinsip Otonomi, sikap dan kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri.

- Prinsip Kejujuran, meliputi syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang
ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak
pelaku bisnis melakukan penipuan.

- Prinsip Keadilan, Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di
mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
- Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri, prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang
sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak
ingin diperlakukan.

i. Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis adalah sebagai berikut:

- Pelaksanaan hubungan industrial (HI),

- Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL),

- Penerapan Prinsip Kesehatan dan Penerapan Keselamatan Kerja (K3),

- Sistem Bapak Angkut-anak angkut,

i. Beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan yaitu, tanggung jawab terhadap pelanggan,
terhadap karyawan, terhadap investor, terhadap pemasok, dan terhadap komunitas lokal atau
masyarakat.

4.2 Saran

Sebagai seorang Pelaku bisnis harus mengetahui, mengerti, dan merapkan etika dan tanggung jawab
sosial secara baik. karena hal ini akan berakibat bukan hanya pada kelangsungan perusahaan tersebut,
tapi juga berimbas pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

http://handyleonardoetikabisnis.blogspot.com/2012/09/pengertian-etika-etika- bisnis-dan.html).
Diakses 19 Oktober 2012

(http://www.seruu.com/utama/nasional/artikel/komnas-ham-sulteng-kerusuhan-tiaka-jelas-
pelanggaran-ham). Diaksesl 16 Oktober 2012

Widya sravishta. 2011. Konsep, Tujuan Bisnis, serta Sistem-Sistem Lingkungan

dan Ciri-ciri Perusahaan. (Online).

Alma, Buchory. 2010. Pengantar Bisnis. Bandung : Alfabeta

Hariri, Afwan. 2011. Pengantar Bisnis. Malang : Universitas Negeri Malang

Leonardo, Handy. 2012. Pengertian Etika Bisnis. (Online).

Griffin, W. Ricky dan Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis edisi Kedelapan.

Sunarto, 2003. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Penerbit AMUS.

(http://www.bisnisinternasional/pahruls/Blog.mhtjust/another/Wordpress.com/site
Desember,15,2010 Leave a reply

Anda mungkin juga menyukai