Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


“ Instrumen Pengumpulan Data (IPD) Dan PTK
DOSEN PENGAMPU ;
Zawaqi Afdal Jamil, Dr. S

DISUSUN OLEH :
SEFTIA ATIKAH (209190001)
ERNI JULIANTI (209190022)
NURIA APRIANI (209190006)

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ konsep dan merumuskan kriteria keberhasilan PTK.

Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah ‘penelitia tindakan kelas” di
program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Zawaqi Afdal Jamil,
Dr. S selaku dosen pembimbing mata kuliah ‘‘Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini” dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih, dan semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat positif bagi kita semua.Amin.

Jambi, Maret 2021

Penu
lis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Rumusan Masalah..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Konsep Dasar PTK.......................................................................................3


B. Definisi PTK .................................................................................................4
C. Karakteristik PTK........................................................................................6
D. Prinsip PTK.....................................................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................8

A. Kesimpulan....................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1980 Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) berhasil
merumuskan persyaratan kemampuan bagi guru. Menurut P3G ada sepuluh
kemampuan yang diperlukan bagi seorang guru yang profesional. Meskipun demikian
dijelaskan pula P3G bahwa bukan hanya kemampuan profesional yang diperlukan bagi
guru yang sangat demikian, melainkan diperlukan juga kemampuan lain yaitu
kemampuan pribadi dan kemampuan sosial. Secara keseluruhan tiga kemampuan
tersebut dikenal dengan sebutan “Tiga Rumpun Kompetensi Guru” dan kemampuan
yang terkait dengan profesi guru disebut “Sepuluh Kompetensi Profesional Guru”.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, sepuluh kompetensi tersebut
disempurnakan menjadi empat kompetensi yaitu (1) keperibadian (2) profesional (3)
kependidikan (4) sosial. Diantara butir kompetensi profesional guru tersebut yang
langsung terkait dengan kebutuhan para guru untuk promosi kenaikan pangkat dan
jabatan mulai dari golongan Iva ke atas sesuai dengan yang lama adalah kompetensi
profesional yaitu kemampuan melakukan penelitian sederhana dalam rangka
meningkatkan kualitas profesional guru, khususnya kualitas pembelajaran. Pada
dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, diantara jenis
penelitian tersebut yang diutamakan dan disarankan adalah penelitian tindakan. Dilihat
dari namanya penelitian tindakan terdapat kata tindakan artinya dalam hal ini guru
melakukan sesuatu. Arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru
sudah jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang
memuaskan.
Dikarenakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, maka harus berkaitan dengan pembelajaran. Dengan kata lain penelitian
tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran.
Namun demikian, ada hal yang sangat perlu dipahami bahwa penelitian tindakan kelas
bukan sekadar mengajar seperti biasanya, tetapi harus mengandung satu pengertian,
bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih
baik dari sebelumnya.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
(a). Apa konsep dasar PTK ?
(b). Apa model PTK menurut Kurt Lewin ?
2. Tujuan Penulisan
a) Untuk mengetahui konsep dasar PTK.
b) Untuk mengetahui model PTK menurut Kurt Lewin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar PTK
Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan
ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris adalah
Classroom Action Research. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas
a. Definisi PTK
Adapun pengertian PTK ialah :
 Menurut Lewin, PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan
pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan
perbandingan dari guru lain (Tahir, 2012:77).
 Menurut Bahri, PTK merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam
pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun
menjadi lebih baik (Bahri, 2012:8).
 Menurut Suyadi, PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu
penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian yaitu kegiatan mengamati suatu objek
tertentu dengan menggunakan prosedur tertentu untuk menemukan data
dengan tujuan meningkatkan mutu. Kemudian tindakan yaitu perlakuan yang
dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Kelas adalah
tempat di mana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang
sama (Suyadi, 2012:18).
 Menurut Sanjaya, secara bahasa ada tiga istilah yang berkaitan dengan penelitian
tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian
adalah suatu perlakuan yang menggunakan metologi untuk memecahkan suatu
masalah. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan yang dilakukan oleh
guru untuk memperbaiki mutu. Ketiga kelas menunjukkan pada tempat
berlangsungnya tindakan (Sanjaya, 2010:25).
 Menurut John Elliot, PTK adalah peristiwa sosial dengan tujuan untuk
meningkatkan kualiatas tindakan di dalamnya. Di mana dalam proses tersebut
mencakup kegiatan yang menimbulkan hubungan antara evaluasi diri dengan
peningkatan profesional.
 Menurut Kemmis dan Mc. Taggart, PTK adalah gerakan diri sepenuhnya yang
dilakukan oleh peserta didik untuk meningkatkan pemahaman (Sanjaya,
2010:25).
 Menurut Arikunto, PTK adalah gabungan pengertian dari kata “penelitian,
tindakan dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan
menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang
bermanfaat bagi peneliti dan dan orang lain demi kepentingan bersama.
Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada
objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi
beberapa periode atau siklus. Kelas adalah tempat di mana sekolompok siswa
belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama (Suyadi,
2012:18).
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan
tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi
penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Berdasarkan jumlah dan
sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang
dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru
melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK
kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-
masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.
B. Definisi PTK
Adapun manfaat PTK ialah :
 Memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas
sehingga tercipta perbaikan dan peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran.
 Peningkatan kinerja siswa di sekolah.
 3Peningkatan dan perbaikan kualitas dan pengembangan kompetensi siswa di
sekolah.
C. Karakteristik PTK
Berdasarkan pada pengertian di atas, PTK memiliki karakterlistik tersendiri
sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainya. Adapun beberapa karakter
tersebut adalah :
 PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran
perlu diperbaiki dan ia terpanggil jiwanya untuk memberikan tindakan-tindakan
tertentu untuk membenahi masalah dalam proses pembelajaran dengan cara
melakukan kolaborasi. Menurut Usman (Daryanto, 2011:2), guru dengan
kompetensi tinggi merupakan seorang yang memiliki kemampuan dan keahlian
serta keterampilan dalam bidangnya. Sehingga Ia dapat melakukan fungsi dan
tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan maksimal.
 Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling esensial.
Dan ini sekaligus sebagai pembeda PTK dengan penelitian lainnya yang
menggunakan responden dalam mengumpulkan data, sementara dalam PTK
pengumpulan data dilakukan dengan refleksi diri (Tahir, 2012:80).
 PTK dilaksanakan di dalam kelas sehingga interaksi antara siswa dengan guru
dapat terfokuskan secara maksimal. Kelas yang dimaksud di sini bukan hanya
ruang yang berupa gedung, melainkan tempat berlangsungnya proses
pembelajaran antara guru dan murid (Suyadi, 2012:6).
 PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus.
PTK dilaksakan secara berkesinambungan di mana setiap siklus mencerminkan
peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan patokan untuk
siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang paling baik
(Daryanto, 2011:6)
 PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme guru,
karena PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir kritis dan sistematis,
membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat. Di mana
semua itu dapat menunjang kemampuan guru dalam pembelajaran (Daryanto,
2011:6).
 PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasikan dengan keadaan kelas.
Dengan demikian proses pembelajaran tidak monoton oleh satu model saja
(Tahir, 2012:81).
 PTK menggunakaan metode kontekstual. Artinya variabel-variabel yang akan
dipahami selalu berkaitan dengan kondisi kelas itu sendiri. Sehingga data yang
diperoleh hanya berlaku untuk kelas itu saja dan tidak dapat digeneralisasikan
dengan kelas lain (Tahir, 2012:81).
 PTK dalam pelaksanaannya terbikai dalam beberapa pembagian waktu atau
siklus (Sukardi, 2011:212).
 PTK tidak diatur secara khusus untuk memenuhi kepentingan penelitian semata.
Melainkan harus disesuaikan dengan program pembelajaran yang sedang
berjalan di kelas (Sanjaya, 2010:34).

D. Prinsip PTK
Beberapa prinsip yang dianut dalam PTK :
 Tidak mengganggu komitmen mengajar.
 Tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus.
 Metode pemecahan masalah riil.
 Pemecahan berorientasi pada pemecahan masalah guru kesehariannya.
 Pekerjaan guru ialah mengajarkan perlu ada peningkatan, perubahan sesuai
dengan kondisi peserta didik.
 Masalah penelitian didasarkan atas tanggungjawab professional.
 Kepedulian yang tinggi atas prosedur etika pekerjaannya, diketahui oleh
pimpinan, disosialisasikan kepada rekan-rekan, tata krama penelitian akademik.
 Permasalahan tidak hanya kelas, tetapi juga mencakup perspektif visi dan misi
sekolah.

E, Model PTK Menurut Kurt Lewin


Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan
bagan yang berbeda namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Adapun penjelasan untuk
masing-masing tahapan :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tantang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana, tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan
pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian
kolaborasi, cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur
subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan pengamatan yang dilakukan. Dengan
mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya
kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang
berada di luar diri karena ada unsur subjektivitas yang berpengaruh yaitu cenderung
menggungulkan dirinya.
Penelitian kolaborasi ini sangat disarankan kepada guru yang belum pernah atau
masih jarang melakukan penlitian. Dalam penelitian kolaborasi pihak yang melakukan
tindakan adalah guru itu sendiri sedangkan yang diminta melakukan pengamatan
terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang
melakukan tindakan. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, yang dengan
cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar dia adalah seorang guru, ketika
sedang mengamati, dia adalah seorang peneliti.
Dalam tahap penyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati , kemudian
membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung. Jika yang digunakan dalam peneliti ini bentuk
terpisah maka peneliti dan pelaksana harus melakukan kesepakatan anatara keduanya.
Dikarenakan pelaksana guru peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk
meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan
selera dan kepentingan guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara
wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan mudah.
1. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal
yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksanaan guru harus ingat
dan berusaha pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara
pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron
dengan maksud semula.
Ketika melakukan laporan penelitiannya, peneliti tidak melaporakan seperti apa
perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan. Oleh karena itu,
bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang
dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian. Banyak diantara karya tulis yang
diajukan oleh guru tidak dapat dinilai atau diterima oleh tim penilai karena isi
laporannya tidak lengkap. Pada umumnya penulis merasa sudah menjelaskan tahapan
metode yang dilaksanakan dalam tindakan, padahal baru disinggung dalam kajian
pustaka saja, dan belum dijelaskan secara rinci bagaimana keterlaksanaanya ketika
tindakan terjadi.
2. Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan
tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap ke-2
diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus
sebagai pengamat.
Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu
dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi.
Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar
melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit
apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
3. Refleksi (Reflecting)
Tahap keempat kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris “reflection” yang
diterjemahkan dalam bahsa indonesia pemantulan . Kegiatan refleksi ini sangat tepat
dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Istilah refleksi di sini sama dengan memantul, seperti halnya memancar dan menatap
kena kaca. Dalam hal ini guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada
peniliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari
penelitian tindakan yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti
pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang
belum. Dengan kata lain, guru pelaksana sedang melakukan evaluasi diri. Apabila guru
pelaksana juga berstatus sebagai pengamat yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka
refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya
kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan
memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali
hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi
terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada penliti lain apabila
dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan
dalam kesempatan lain. Catatan-catatan penting yang dibuat sebaiknya rinci sehingga
siapa pun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai
kesulitan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PTK adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan
menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam
beberapa periode atau siklus. Manfaat PTK yaitu untuk inovasi pembelajaran,
pengembangan kurikulum di tingkat regional atau nasional, peningkatan
profesionalisme pendidik. PTK memiliki karakteristik yang penting yaitu bahwa
problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru di kelas, dapat dilihat
dari bentuk kegiatan penelitian itu sendiri. Penelitian Tindakan Kelas memiliki
karakteristik yang khas yaitu adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki
proses belajar mengajar di kelas. Prinsip PTK ialah: tidak mengganggu komitmen
mengajar, tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus, metode
pemecahan masalah riil, pemecahan berorientasi pada pemecahan masalah guru
kesehariannya, pekerjaan guru ialah mengajarkan perlu ada peningkatan, perubahan
sesuai dengan kondisi peserta didik, masalah penelitian didasarkan atas
tanggungjawab professional, kepedulian yang tinggi atas prosedur etika pekerjaannya,
diketahui oleh pimpinan, disosialisasikan kepada rekan-rekan, tata krama penelitian
akademik, permasalahan tidak hanya kelas, tetapi juga mencakup perspektif visi dan
misi sekolah.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan
bagan yang berbeda namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Pardjono. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Universitas Negri
Yogyakarta
Suhenah. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: IKIP

Anda mungkin juga menyukai