BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.LANDASAN TEORITIS
yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan
faktor samar-samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar
(yatim, 2009:5). Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya antara stimulus dan respon. Seorang dapat dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut
teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output
Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
atau pribadi (Djamarah dan Zain; 2010). Belajar sebagai perubahan pada individu
yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan
10
11
pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang
belajar. Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat
belajar.
b. Pembelajaran Fisika
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Sekolah tidak perlu dituntut untuk
mengajarkan terlalu banyak materi tetapi sebaiknya lebih difokuskan pada hal-hal
pokok yang bersifat fungsional dalam rangka literasi sains serta mengajarkan secara
seringkali kita hanya sekedar melakukan dan mempelajari. Dan bahkan kita tidak
tahu tujuan sebenarnya dari yang kita lakukan atau kita pelajari tersebut. (Suyono dan
Harianto:2012;9).
12
peserta didik amat penting. Peserta didik hanya akan mengerti dengan sunggug-
sungguh dan mempunyai kompetisi dalam bidang fisika yang digeluti bila peserta
(Paul Suparno,2013;1). Fisika lahir dan berkembang dari hasil observasi dan
masalah baru dan diminta dipecahkan lagi, demikian seterusnya sehingga fisika terus
berkembang secara dinamis. Akibatnya konsep, prinsip, dan teori fisika juga
bertambah, sehingga menuntut peranan yang lebih besar lagi dalam usaha
b) Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta
berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi salah satu aspek penting
kecakapan hidup.
Pembelajaran fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
berupa fakta-fakta, konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi suatu proses penemuan.
Pendidikan fisika diarahkan untuk inkuiri sehingga dapat membantu para peserta
didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar
pengetahuan) merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat digunakan
kepada siswa dan mendapat tanggapan dari siswa. Strategi pembelajaran tersebut
membuat siswa untuk siap belajar materi pelajaran dengan cepat dan dapat
digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dalam kerjasama tim dalam
Knowledge Sharing merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif. Strategi ini
dapat membuat siswa siap belajar materi pembelajaran dengan cepat serta dapat
digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dalam membentuk kerjasama tim.
untuk lebih siap belajar materi pelajaran dengan cepat, ini dapat digunakan untuk
tim. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang mempunyai sifat individualisme
1. Siapkan sebuah daftar pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
akandi ajarkan.
2. Mintalah para peserta didik menjawab berbagai pertanyaan sebaik yang mereka
bisa.
didik lain yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mereka ketehaui
bagaimana jawabannya.
Husen (2017: 36) Sebagai salah satu dari berbagai banyaknya strategi
berikut:
1. Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat verbalismenya akan semakin
berkurang.
2. Siswa akan lebih mendalami ilmu yang dipelajari dari pertimbangan berbagai
sumber.
15
kelompok.
komunikatif.
1. Siswa sulit dikondisikan kecuali pada pembahasan yang mereka suka dan
kuasai saja.
2. Pengetahuan siswa yang masih minim sehingga proses sharing berjalan pasif.
3. Butuh persiapan yang matang bagi siswa untuk materi yang belum diketahui
LKPD adalah salah satu sarana untuk membantu interaksi yang efektif antara
peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik
dalam peningkatan prestasi belajar. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan
salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator
kembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan
dihadapi (Widjajanti:2008,1).
indikator serta kompetensi dasar dan kompetensi inti yang sesuai dengan
2. Bahan
b. Sesuai kemampuan dan tahap perkembangan peserta didik. Dalam hal ini
berpikir abstrak.
3. Metode
didik:
kerja.
4. Menulis LKPD.
18
e. Kajian Materi
1. Hakikat Fisika
fenomena-fenomena di sekitar. Kemudian rasa ingin tahu ini harus didukung dengan
hakikat fisika.
Secara umum terdapat tiga hakikat fisika sebagai produk, fisika sebagai
proses, dan fisika sebagai sikap. Produk dalam fisika antara lain prinsip, hukum,
rumus, teori, dan model. Sehingga fisika sebagai produk merupakan hasil akhir dari
pengamatan. Sedangkan pengamatan itu adalah hakikat fisika sebagai proses. Proses
yang mendasari adanya proses sehingga diperoleh produk. Sehingga dengan tindakan
dan sikap maka proses dapat dilakukan hingga akhirnya diperoleh produk. Salah satu
hal yang penting dalam fisika adalah proses mengamati. Proses mengamati tidak bisa
yang harus dimiliki agar dapat melakukan proses dengan benar sehingga nantinya
menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok merupakan besaran
yang satuannya telah ditentukan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari satu atau lebih
besaran pokok.
a. Besaran pokok
Besaran pokok bisa dikatakan sebagai besaran dasar karena besaran pokok ini
b. Besaran Turunan
Besaran turunan ini dapat diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Beberapa
contoh besaran turunan ditampilkan pada tabel berikut. Bila diperhatikan pada kolom
rumus maka terlihat bahwa besaran turunan merupakan operasi hitung terhadap satu
atau lebih besaran pokok. Misalnya besaran luas yang merupakan operasi perkalian
dari dua besaran panjang, sehingga satuan dan dimensinya juga merupakan hasil
perkalian dari satuan besaran panjang dan dimensi besaran panjang. Bila diperhatikan
20
satuan dan dimensi besaran turunan ini tidak ada yang tunggal, artinya terdiri dari
satuan dan dimensi besaran-besaran pokok berbeda dengan besaran pokok yang
Mari kita buktikan mengapa dimensinya seperti yang tertera pada tabel. Misalnya kita
inginkan mengetahui dimensi dari gaya, F= M.a. Massa merupakan besaran pokok
namun percepatan adalah besaran turunan sehingga kita perlu percepatan ke besaran
Sekarang massa dan waktu sudah besaran pokok, tetapi kecepatan masih
F= m x/t. 1/ t = m. x/t2
3. Pengukuran
a. Alat ukur
Setiap besaran dapat diukur dengan banyak cara dan banyak alat.
Misalnya untuk besaran panjang sendiri terdapat banyak alat ukur yang dapat
digunakan misalnya mistar, jangka sorong, micrometer sekrup, dan masih banyak lagi
21
alat ukur yang lainnya. Misalnya untuk mengukur panjang sebuah buku alat ukur
yang digunakan adalah mistar. Mengapa tidak menggunakan jangka sorong atau
pada saat mengukur panjang buku tidak membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi.
Oleh karena itu mari kita lihat contoh alat ukur dan bagaimana cara
menggunakannya.
Mistar
Mistar merupakan salah satu alat ukur panjang yang paling banyak
panjang benda-benda yang besar. Perhatikan Gambar 1, terlihat bahwa skala mistar
terdiri dari garis-garis panjang dan pendek. Garis-garis panjang menunjukkan setiap
satu cm kemudian dalam satu cm itu terdapat 10 garis-garis pendek sehingga setiap
jarak antara dua garis pendek ini panjangnya adalah satu mm. Maka berapa panjang
22
terkecil yang dapat diukur oleh mistar? Dapatkah mistar digunakan untuk mengukur
Maka apa alat ukur yang tepat untuk mengukur diameter kelereng? Salah satu alat
Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur panjang. Biasanya jangka
sorong digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, atau kedalaman.
Berbeda dengan mistar yang hanya terdapat skala utama, pada jangka sorong terdapat
Selain itu terdapat beberapa bagian lain dari jangka sorong yaitu rahang
tetap atas dan bawah yang tidak bergeser saat melakukan pengukuran. Sedangkan
rahang sorong atas dan bawah akan bergeser saat melakukan pengukuran. Saat rahang
sorong bergeser maka skala nonius dan tangkai ukur kedalaman akan ikut bergeser.
adalah sebagai berikut. Setelah melakukan pengukuran dengan tepat maka hasil
utama terlebih dahulu dengan melihat garis 0 dari skala nonius. maka perhatikan garis
skala 0 pada skala nonius yang berada di antara 4,1 dengan 4,2 cm itu artinya hasil
pengukurannya menunjukkan lebih dari 4,1 tapi kurang dari 4,2 cm. Nah, berapa
lebihnya? Nilai lebih ini ditentukan dengan melihat skala nonius, yaitu carilah garis
skala utama yang berimpit dengan skala nonius. Nilai skala nonius yang berimpit ini
kemudian dikalikan dengan 0,01 cm. Karena yang berimpit adalah skala ke-6 maka
panjangnya 1 cm sedangkan 10 skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi beda satu skala
dengan satu skala utama adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm. Sehingga skala terkecil
dari jangka sorong adalah 0,01 cm. Pernahkah teman-teman melihat jangka sorong
yang skala noniusnya sampai pada skala 20? Lalu berapa nilai ketelitianya? Untuk
mengetahuinya dapat dilakukan dengan menggeser skala nonius sehingga garis skala
skala nonius berimpit dengan skala ke berapa di skala utama. Dengan menggunakan
Mikro Meterskrup
mikrometer sekrup ini digunakan untuk mengukur panjang yang ordenya kecil,
misalnya untuk mengukur tebal kertas atau mengukur panjang suatu benda yang
kecil. Hal ini dilakukan karena kemampuan mikrometer sekrup mengukur hingga
0,01 mm.
dilakukan adalah menjepit benda yang diukur di antara landasan dan sekrup.
Landasan ini tetap tidak bergerak, yang bergerak adalah sekrup. Saat memutar timbal
searah skala timbal (dari 0 – 50) maka sekrup ini akan bergerak menjauhi landasan.
Setelah itu kemudian dibaca hasil pengukurannya. Cara membaca hasil pengukuran
terlebih dahulu, kemudian melihat skala nonius. Skala utama ditentukan dari angka
25
terakhir yang terlihat. Garis yang menghadap ke atas menunjukkan setiap satu
4 pada garis ke atas, tapi masih ada lebih. Itu artinya hasil pengukuran harusnya 4
mm lebih tetapi kurang dari 4,5 mm. Lalu berapa lebihnya? Lebihnya ini dapat dilihat
dari skala noniusnya. Skala nonius yang dilihat adalah garis skala nonius yang
berimpit dengan garis horizontal pada skala utama. Terlihat pada Gambar 2.5, garis
skala nonius yang berimpit dengan garis horizontal skala utama adalah skala ke 30.
Berapa nilai skala 30 ini? Skala terkecil dari skala utama pada mikrometer sekrup ini
adalah 0,5 mm sedangkan skala nonius jumlahnya adalah 50 skala. Ini artinya setiap
0,5 mm dibagi ke 50 skala nonius, sehingga untuk satu skala nonius mewakili 0,01
mm. Maka, bila pada skala nonius yang berimpit adalah skala ke-30 sehingga
lebihnya adalah 0,3 mm. sehingga hasil pengukurannya adalah 4,3 mm.
26
Stopwatch
waktu. Stopwatch ini ada yang analog dan ada yang digital. Stopwatch analog
menggunakan jarum seperti jam analog. Gambar 6 merupakan stopwatch digital dan
terlihat bahwa skala terkecil yang mampu diukur adalah 0,1 detik.
Neraca
salah satu alat yang digunakan untuk mengukur massa. Neraca ini banyak sekali
jenisnya. ada neraca dua lengan ada pula neraca satu lengan, atau bahkan tidak
berlengan seperti neraca digital. Neraca-neraca ini memiliki tingkat ketelitian yang
meletakkan bahan yang akan diukur, sekrup/knop kalibrasi ini digunakan untuk
mengatur kalibrasi titik nol, beban geser digunakan untuk menyeimbangkan sekaligus
terlebih dahulu. Kalibrasi dilakukan dengan mengatur titik nol sehingga garis putih
mendatar dari tiga lengan berimpit dengan garis nol seperti yang ditunjukkan oleh
gambar 8.
Gambar 2.8. Tiga lengan neraca ohauss berimpit dengan garis nol
menggeser beban geser sehingga ketiganya menunjuk pada skala nol, kemudian
melihat pada titik nol apakah kedua garis horizontal sudah berimpit. Apabila sudah
28
berimpit maka neraca siap digunakan, tetapi bila belum berimpit maka perlu
mengatur sekrup/knop kalibrasi dengan cara memutarnya sehingga kedua garis putih
letakkan bahan yang akan diukur pada piringan wadah beban kemudian seimbangkan
tiga lengan dengan menggeser-geser beban geser sehingga garis horizontal putih di
titik nol berimpit, setelah itu bacalah hasil pengukuran. Misalnya hasil pengukuran
diperoleh seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 9, maka hasil pengukurannya adalah:
Berikut adalah jenis alat ukur berat berupa timbangan, antara lain:
1. Timbangan duduk
Timbangan duduk adalah salah satu alat untuk menimbang yang biasanya
digunakan oleh para peternak, pedagang, jasa laundry, atau koki. Seperti gambar
berikut.
29
mencapai 500 kg, namun ada juga yang kapasitasnya maksimal 50 kg. Timbangan
duduk yang kapasitasnya mencapai 500 kg biasanya dilengkapi roda besi dan
2. Timbangan badan
Timbangan badan berfungsi sebagai alat ukur berat badan seseorang. Alat
ukur berat satu ini biasanya ditempatkan pada puslesmas, rumah sakit ataupun apotek.
3. Timbangan digital
Alat ukur berat ini nemiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan
4. Timbangan kodok
32
atas berbagai ukuran yaitu 50 gram, 100 gram, 200 gram, 500 gram, dan mencapai
5. Timbangan gantung
Timbangan gantung atau crane Scale digunakan untuk mengukur berat benda
dengan cara digantung. Jadi benda yang akan diukur beratnya diigunakan pada
pengait yang ada pada timbangan gantung. Ada 2 jenis timbangan gantung ini yaitu
manual dan digital, dan dari 2 jenis tersebut timbangan digital yang memiliki akurasi
6. Timbangan Hybrid
Timbangan ini dapat disebut sebagai perpaduan antara timbangan digital dan
Timbangan ini banyak digunakan pada sektor industry dan pada kegiatan
Multimeter
Salah satu alat ukur yang sering digunakan adalah multimeter. Multimeter ini
merupakan alat ukur besaran-besaran listrik yang dapat digunakan untuk mengukur
34
multimeter mungkin dapat memiliki tambahan mode sehingga dapat digunakan untuk
mengukur besaran-besaran lainnya. Pada multimeter juga terdapat batas ukur. Batas
ukur ini merupakan nilai maksimal yang dapat diukur menggunakan multimeter yang
dipakai, artinya multimeter tersebut tidak dapat mengukur nilai besaran yang lebih
besar dari batas ukurnya. Bila dipaksakan dapat merusak alat. Batas ukur biasanya
merah dan hitam, pada saat ini seharusnya jarum menunjuk angka nol. Bila jarum
tidak menunjuk angka nol, putar pengatur jarum penunjuk sampai jarum menunjuk
35
angka nol. Bila kedua probe bersentuhan dan jarum telah menunjuk angka nol, maka
multimeter telah terkalibrasi dan siap digunakan. Setelah multimeter siap digunakan,
maka tentukan dulu multimeter ini akan digunakan untuk mengukur besaran apa.
Kemudian putar selektor pada mode pengukuran besaran yang sesuai dan pilih batas
ukur yang paling besar. Bila rentang nilai pengukuran sudah diketahui, batas ukur
tidak perlu dimulai dari yang paling besar. Semakin besar batas ukur, maka
skala. Bila kita memilih batas ukur 1 volt maka kita dapat mengukur tegangan sampai
0,1 volt. Sedangkan bila kita memilih batas ukur 100 artinya tegangan terkecil yang
dapat kita ukur adalah 10 volt. Oleh karena itu menaikkan batas ukur artinya
mengurangi ketelitian. Sehingga penting untuk menggunakan batas ukur yang tepat
agar alat mampu mengukur dengan baik dan sesuai. Setelah menentukan batas ukur
yang sesuai dengan kebutuhan pengukuran, maka kita dapat segera melakukan
pengukuran. Pada saat melakukan pengukuran, untuk multimeter analog maka kita
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟 (1) Persamaan (1) berlaku
digital sama seperti menggunakan multimeter analog, hanya untuk multimeter digital
tidak perlu menggunaka persamaan (1) untuk menentukan hasil pengukuran karena
f. Hasil Belajar
menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai
yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan (Dimyati dan Mudjiono). Menurut Hamalik (2001:159) bahwa
hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu
bertujuan agar penguasaan dari kognitif, afektif, serta psikomotorik terbentuk pada
diri peserta didik. Alat ukur hasil belajarnya tidak cukup jika hanya dengan tes
objektif atau subjektif saja. Maka alat ukur yang digunakan haruslah alat ukur yang
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Hasil belajar
perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang.
Bloom membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai
dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan
kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan penguasaan
adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5),
Penjabaran indicator hasil belajar dalam ranah kognitif ditunjukkan pada tabel
Tabel 2.1. Dimensi Proses Pengetahuan (Anderson & Krathwohl, 2001)
untuk menyelesaikan
masalah (mis:
menentukan suatu
metode terbaik dari dua
metode untuk
menyelesaikan suatu
masalah)
6 Mencipta: memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru
dankoheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal
6.1 Merumuskan membuat hipotesis Membuat hipotesis
berdasarkan kriteria.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
belajar disusun secara hirarkhis mulai dari tingkat yang paling rendah dan sederhana
tingkat ini siswa tidak hanya memberikan perhatian kepada rangsangan tapi juga
sikap (valuing) adalah kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari
dipilihnya untuk menjad pedoman yang mantap dalam perilaku. Internalisasi nilai
diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi
3. Ranah Psikomotorik
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,
paling rendah. Persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala
lain. Kesiapan (set) adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu
gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan baru yang orisinal (Purwanto,2011:53).
analisis hasil belajar siswa diperoleh thitung sebesar 6,80 sedangkan ttabel 1,672
yang artinya hasil belajar fisika antara siswa yang mengikuti pembelajaran
Active Knowledge Sharing pada post- test skor tertinggi 21 dan skor rata-rata
adalah 17 dan skor rata-rata 8,63 dengan standar deviasi 4,01. Berdasarkan
presentase kumulatif skor hasil beljar Fisika siswa pada pre-test 45,45% diatas
interval dan ada 54,55% di bawah interval. Sedangkan post-test ada 59,09%
43
peserta didik yang memperoleh skor diatas intterval dan ada 40,91% peserta
didik yang dibawah interval. Dari data diatas menunjukkan hasil belajar post-
test lebih tingggi dibanding pre-test. Hal ini dikarenakan karna pengaruh
Fisika Materi Gerak Lurus Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Kelas X SMA
berdampak pada hasil belajar yang kurang baik yaitu masih dibawah nilai
belajar siswa dan respon belajar iswa pada materi gerak lurus di SMA
bakterian ‘Sangat Aktif” dan kelas (XB) memperoleh 69,98% bakteria “Aktif’
dan hasil analisi respondari keseluruhan data angket yang diperoleh 93,28%
memberikan respon positif dan 6,68% memilih respon negatif dengan kriteria
3. Penelitian yang dilakukan oleh Mita Rohmatika Disanti dan Laily Rosdiana
adalah 21 siswa yang tuntas (63,63%) dan yang belum tuntas 12 siswa
(36.37%), sedangkan pada siklus II yang tuntas 5 siswa (84,84%) dan yang
C. Kerangka Berfikir
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
ada dilingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan
belajar yang tampak dari luar.
atau kecakapan untuk melakukan sesuatu. Guru adalah orang yang menyampaikan
45
materi pelajaran kepada siswanya. Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan
siswa, tetapi guru juga dapat berperan sebagai perencana, pengatur, dan pendorong
pembelajaran fisika. Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu. Salah satu faktor
satu metode pembelajaran aktif yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktifitas
pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran kepada siswa dan mendapat
tanggapan dari siswa. Strategi pembelajaran tersebut membuat siswa untuk siap
belajar materi pelajaran dengan cepat dan dapat digunakan untuk melihat tingkat
kemampuan siswa dalam kerjasama tim dalam memecahkan suatu permasalahan pada
siswa akan meningkat,siswa yang kurang aktif akan menjadi aktif dalam proses