Anda di halaman 1dari 3

Nama :Syah Rahmat Daniel

NPM :2040402013
Ekonomi Pembangunan Lokal A3

Tugas resume materi pertemuan 1 dan 2 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

PERKEMBANGAN DAN JENIS BANK


A. Perkembangan Perbankan Di Indonesia.
Perkembangan perubahan perbankan di Indonesia disebabkan oleh perkembangan internal dan
eksternal dunia perbankan. Adapun kondisi perbankan Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi 4 periode:
1) Kondisi perbankan sebelum serangkaian paket-paket deregulasi di sektor rill dan moneter
yang dimulai sejak 1980-an.
2) Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan masa
sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir 1990-an.
3) Kondisi perbankan di Indonesia pada masa krisis ekonomi sejak akhir 1990-an.
4) Kondisi perbankan di indonesi pada saat sekarang ini.
Ada dua perkembangan perbankan di Indonesia yaitu:
- Kondisi Sebelum Deregulasi.
Sebelum dergulasi perbankan digunakan untuk kepentingan penguasa. Setelah
kemerdekaan fungsi perbankan tidak banyak mengalami perubahan. Orientasi kegiatan
perbankan masih banyak dipengaruhi oleh pola yang diterapkan pada masa penjajahan.

- Kondisi Sesudah Dergulasi.


Pada sesudah dergulasi kondisi perbankan yang tidak dapat memobilisasika dana dengan
baik beriringan dengan masalah inflasi dan konsisi makroekonomi yang tidak bagus, hal
ini menjadi kondisi yang tidak ada ujung pangkalnya dan tidak menguntungkan dalam
perekonomian. Untuk itu dalam mengatasinya dilakukan serangkaian kebijakan berupa
deregulasi di sektor rill dan sektor moneter.

B. Ciri-ciri Perbankan Pada Masa Setelah Deregulasi.


Adapun ciri-cirinya yaitu;
1. Peraturan yang memberikan kepastian hukum.
2. Jumlah bank swasta bertambah.
3. Tingkat persaingan bank yang semakin kuat.
4. Sertifikat Bank Indonesia dan Surat berharga Pasar Uang.
5. Kepercayaan masyarakat terhadap bank yang meningkat.
6. Mobilitas dana melalui sektor perbankan yang semakin besar..

C. Jenis-jenis Bank.
1. Menurut Kegiatan Usaha terdiri atas bank umum dan BPR.
2. Menurut bentuk badan usaha terdiri atas Bank berbentuk PT, Firma, Kooperasi, perusahaan
perorangan, dan perusahaan daerah.
3. Menurut pendirian dan kepemilika terdiri atas bank umum dan BPR.
4. Menurut target pasar terdiri atas retail bank, corporate bank, dan retail-corporate bank.
5. Menurut fungsi terdiri atas bank sentral, umum, pembangunan, bank desa, dan BPR.
6. Menurut status kepemilikan terdiri atas milik negara, swasta nasional, swasta asing,
pembangunan daerah, dan capuran.
7. Menurut kegiatan operasional terdiri atas bank devisa dan non devisa.
8. Menurut penciptaan uang giral terdiri atas bank primer dan sekunder.
9. Menurut sistem organisasi terdiri atas unit banking system, branch banking system, holding
company bank, multi-holding compny bank, dan correspondent banking.
10. Menurut letak geografis terdiri atas komunitas bank lokal, bank regional dan multi
nasional.

AKTIVITAS BANK
A. Penghimpun Dana.
Dalam melakukan himpunan dana maka diperlukan rencana dalam penggunaanya agar:
1. Kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan.
2. Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh oleh penyimpan dana lebih tinggi
daripada pendapatan dari alternatif investasi lain dengan resiko yang seimbang.
3. Resiko penyimpanan dana.
4. Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpanan dana.
Adapun sumber dana berasal dari:
1. Dana sendiri dan dana deposan terdiri atas tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito,deposit on call, dan deposit terkait tabungan.
2. Dana pinjaman terdiri atas can money, pinjaman antar bank, dan kredit likuiditas Bank
Indonesia.
3. Sumber dana lain terdiri dari setoran jaminan, dana transfer, surat berharga pasar uang, dan
diskonto Bank Indonesia.

B. Penyaluran Dana.
Dalam penyaluran dana maka harus menghasilkan keuntungan bagi bank. Maka biaya
yang dikeluarkan dalam penghimpunan dana harus lebih kecil daripada penerimaan yand
diperoleh dari penyaluran dana. Pemikiran ini merupakan landasan penerapan bunga
pinjaman.
Likuditias bank adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Oleh karena itu bank dianggap likuid jika mempunyai sejumlah alat-alat likuid yang dapat
memenuhi kebutuhan likuidnya sesuai dnegan waktunya dan mampu memperoleh tambahan
alat likuid sesuai dengan kebutuhan dengan berbagai macam cara seperti melalui peminjaman,
penjualan saham, penyetoran modal, dan konversi dari aset yang dilikuiditasnya rendah
menjadi alat-alat likuid.

Anda mungkin juga menyukai