Materi HAN
Materi HAN
b. Sengketa yang terhadapnya telah digunakan upaya administrasi; dalam hal ini
Pengadilan Tinggi Tatausaha Negara bertindak sebagai Pengadilan tingkat pertama.
Tiap-tiap proses sengketa Tatausaha Negara selalu mulai dengan diajukannya surat
gugutan oleh penggugat atau oleh kuasanya dalam daerah hukum Pengadilan di mana
tergugat bertempat kedudukan. dalam proses sengketa itu terdapat dua subjek sengketa atau
para pihak yang bersengketa di bidang Hukum Administrasi Negara (Sjachran Basah,
1989:15), dalam Mardiman. dan lazimnya disebut sebagai penggugat dan tergugat.
1. Subjek Sengketa
1.1 Pihak Penggugat
Mengenai siapa yang mempunyai hak menggugat atau pihak penggugat, dalam
ketentuan pasal 53 menyebutkan, bahwa yang dapat menjadi subjek sengketa adalah orang
dan Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan
Tatausaha Negara.
a. Tentang Orang
b. Tentang Badan Hukum Perdata
Mengenai siapa yang dapat berkedudukan sebagai tergugat, maka pasal 1 angka 6 UU
No. 5 tahun 1986 JO UU No. 4 Tahun 2004 memberikan jawaban, siapa-siapa yang dapat
menjadi subjek hukum tergugat, yang dirumuskan, sebagai berikut : “tergugat adalah Badan
atau Pejabat Tatausaha Negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang
ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya, yang digugat oleh orang atau badan hukum
perdata, termasuk di dalamnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Jadi “sengketa tatausaha negara” ialah sengketa yang timbul dalam bidang tatausaha
negara antara orang atau Badan Hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat Tatausaha
Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Tatausaha
Istilah “Ketetapan” belum ada kesatuan pendapat di antara banyak pakar hukum
administrasi. Sering kali dipakai kata lain yang sepadan, seperi “beschikking: atau
“ketetapan”, “surat penetapan”, “penetapan”. Akan tetapi maksudnya adalah sama, ialah
“Keputusan tertulis dari administrasi negara yang mempunyai akibat hukum, untuk
menyelenggarakan pemerintahan (dalam arti sempit). Atas dasar itu maka ketetapan
menentukan situasi hukum yang konkrit dan mmepunyai akibat hukum bagi yang terkena.
(Sjachran Basah, 1989:21) dalam Martiman.
1. Upaya Administrasi
2. Gugatan
LITERATUR :
1. Pihak Penggugat :
a. Tentang Orang
b. Tentang Badan Hukum
2. Pihak Tergugat :
a. Tentang Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
b. Tentang Perusahaan Yang Didirikan Oleh Kekuasaan Umum
c. Unsur Kepentingan
4. Gugatan
a. Upaya Administrasi
b. Gugatan