Anda di halaman 1dari 18

PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH DESA (RPJM DESA) DITINJAU DARI PERMENDAGRI


NO. 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA
STUDI DI KECAMATAN AIKMEL KABUPATEN LOMBOK TIMUR

JURNAL ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


Untuk mencapai derajat S-1 pada
Program Studi Ilmu Hukum

Oleh :
AFIFDDIN
D1A114013

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2018
i

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA


MENENGAH DESA (RPJM DESA) DITINJAU DARI PERMENDAGRI
NO.114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA
STUDI DI KECAMATAN Aikmel KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Oleh :
AFIFUDDIN
D1A114013

Menyetujui:___________________

Pembimbing Pertama,
PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DESA (RPJM DESA) DITINJAU DARI PERMENDAGRI
NO. 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA
STUDI DI KECAMATAN Aikmel KABUPATEN LOMBOK TIMUR.

Afifuddin
D1A114013
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisa Tahapan


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ditinjau dari Permendagri
Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa di Kecamatan
Aikmel Kabupaten Lombok Timur mengenai peranan RPJM Desa terhadap
pembangunan di Pedesaan Khususnya Kecamatan Aikmel. Penelitian ini sebagai
penelitian Hukum Empiris maka metode yang dipergunakan melalui pendekatan
perundang-undangan, konseptual, dan sosiologis serta analisis yang bersifat
deduktif ke indukatif, Bahan hukum yang dibutuhkan adalah primer yang
diperoleh melalui penelitian lapangan dan sekunder. Hasil Temuan yang
disimpulkan dari RPJMDes Terhadap pelaksanaan Pembangunan di desa
mempunyai peran yang signifikan untuk berpartisifasinya warga masyarakat
dalam pembangunan di desa.
Kata kunci : Rencana Pembangunan Jangka Menengah ,

THE IMPLEMENTATION OF VILLAGE MEDIUM TERM


DEVELOPMENT ORGANIZATION BASED OF MINISTER OF DOMESTIC
AFFAIR REGULATION NUMBER NUMBER 114 YEAR 2014 ON THE
GUIDANCE OF VILLAGE DEVELOPMENT (STUDY IN AIKMEL
DISTRICT, EAST LOMBOK REGENCY)
The research aims are to review and analyze the stage of village medium term
development plan (RPJM) based of Minister of Domestic Affair Regulation
Number 114 Years 2014 On The Guidance of Village Development in Aikmel
District, East Lombok Regency On the Role of Village RPJM to the village
development especilly in Aikmel District. This research as empirical-legal
research then the using aproaces and statue conceptual, and the sosiological and
the analyzed deductive to inductive. The legal material colected throught field
study ( prymary legal materiasl) and the secondary legal materials the research
result can be concluded that Village RPJM on village development
implementation have a significant role to increase public participation in village
development.

Keyword : Medium Term, Development Plan


i

I. PENDAHULUAN

Desa merupakan lembaga pemerintahan yang paling berdekatan

dengan masyarakat dan secara riil langsung menyentuh kebutuhan masyarakat

dalam pelayanan publik. Basis sistem kemasyarakatan di Desa yang kokoh

adalah kekuatan untuk mengembangkan sistem, sosial, budaya, dan ekonomi

yang menyentuh kebutuhan masyarakat dalam upaya memajukan

pembangunan yang ada di desa. Di Indonesia ada kurang lebih 74 ribu Desa,

dimana lebih dari 32 ribu Desa masuk dalam kategori Desa tertinggal, sebagai

tanggung jawab pemerintah untuk merubah keadaan tersebut menjadi lebih

baik maka Otonomi Desa melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Tentang Desa dengan adanya pembangunan desa yang merupakan bagian dari

upaya untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan

memprioritaskan untuk desa yang masih dalam kondisi masyarakat ekonomi

lemah atau desa tertinggal.

Desa merupakan wilayah kekuasaan pemerintahan dalam struktur

sistem pemerintahan Indonesia yang merupakan potensi sumber daya

pembangunan yang patut direalisasikan dengan pengembangan sumber daya

yang ada di desa. Dalam upaya meningkatkan Pembangunan Desa telah

diterbitkan suatu produk hukum yaitu PERMENDAGRI Nomor 114 Tahun

2014 tentang pedoman pembangunan Desa sebagai pedoman dalam

penyusunan RPJM Desa yang dipadang dapat menjadikannya efektif dan

keberhasilan pembangunan di desa. Namun dalam faktanya dalam proses

penyusunan RPJM Desa masih banyak desa yang tidak mentaati ketentuan
ii

peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, ini disebabkan karena

kurangnya pemahaman akan subtansi dari peraturan Perundang- Undangan

yang mengatur tentang pelaksanaan penyusunan perencanaan pembangunan

desa.

Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan dalam latar belakang di

atas, maka dapat dikemukakan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:

Apakah pelaksanaan penyusunan RPJM Desa sudah sesuai dengan

Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembanguna Desa di

Wilayah Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur dan Bagaimanakah

pengaruh penyusunan RPJM Desa terhadap pelaksanaan pembangunan di

Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Penelitian yang di gunakan

dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian empirik, metode pendekatan

meliputi pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual dan

pendekatan sosiologis, sumber dan jenis data meliputi data primer yaitu

informan dan responden, data sekunder dan data tersier. Teknik dan alat

pengumpulan data dengan cara studi lapangan melalui observasi, wawancara,

dan studi kepustakaan, analisis data yang di gunakan yaitu analisis data yang

bersifat deduktif ke indukatif sehingga menghasilkan uraian yang sistematis

dalam bentuk hasil analisa yang bersifat deskriptif.


iii

II. PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penyusunan RPJM Desa di Kecamatan Aikmel Dinjau dari

Permendagri No 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

mengamanatkan penyusunan rencana pembangunan jangka menengah desa

(RPJM Desa) dan rencana pembangunan tahunan desa atau yang disebut

dengan RKP Desa kepada Kepala Desa. Adapun pengaturan lebih khusus

mengenai perencanaan pembangunan desa pemerintah sudah mengeluarkan

beberapa aturan Perundang-Undangan yang terakait dengan mekanisme

penyusunan RPJM Desa, Tahapan Penyusunan RPJM Desa di atur dalam

Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 dimana dalam Pasal 7 Ayat (3) yang

berbunyi ; “Penyusunan RPJM Desa sebagaimana yang dimaksud dilakukan

dengan melakukan kegiatan yang meliputi; (a) Pembentukan Tim Penyusun

RPJMDesa; (b) Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan

Kabupaten/ kota; (c) Pengkajian keadaan desa; (d) Penyusunan rencana

pembangunan desa melalui musyawarah desa; (e) Penyusunan rancangan

RPJM Desa; (f) Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui

Musrenbang Desa; (g) Penetapan RPJM Desa.”

Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan tahap pelaksanaan

penyusunan RPJM Desa di Kecamatan Aikmel yaitu Desa Kalijaga, Desa

Kalijaga Timur, dan Desa Bagik Nyaka Santri. Pelaksanaanya terdiri dari 7

(Tujuh) tahapan diantaranya :


iv

1. Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa

Ketentuan mengenai Pembentukan Tim RPJM Desa dalam

Permendagri diatur dalam Pasal 8 yang berbunyi : (1) Kepala Desa

membentuk tim penyusun RPJM Desa; (2) Tim sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), terdiri dari: (a) kepala Desa selaku pembina; (b) Sekretaris

Desa selaku ketua; (c) ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku

sekretaris; dan (d) Anggota yang berasal dari perangkat Desa, lembaga

pemberdayaan masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan

unsur masyarakat lainnya. (3) Jumlah tim sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), paling sedikit 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas)

orang; (4) Tim penyusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

mengikutsertakan perempuan;(5)Tim penyusun sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Adapun beberapa hal hal yang harus diperhatikan sebelum

pembentukan tim RPJMDesa yaitu diantaranya, Tim harus berjumlah 7-

11 orang dimana strukturnya terdiri dari Kepala Desa selaku Pembina,

Sekdes selaku Ketua, ketua LPM Selaku Sekertaris dan anggotanya

terdiri dari aparatur pemerintah, tokoh perempuan dan masyarakat

setempat. Adapun perkerutan anggota Tim di Desa Kalijaga dilakukan

dengan cara penunjukan berbeda dengan Desa Kalijaga Timur dan Desa

Bagiknyaka Santri yaitu melalui proses penjaringan.

Pembentukan Tim Penyusun RPJMDesa di Desa Kalijaga

dengan Desa Kalijaga Timur dan Desa Bagik Nyaka Santri memiliki

perbedaan, namun ketiga desa tersebut tetap mengacu pada Permendagri


v

No 114 Tahun 2014 karena dalam permendagri pada Pasal 8 ayat (1)

menyebutkan bahwa kepala desa memiliki wewenang dalam membentuk

Tim RPJMDesa. Perbedaan yang dimaksud terletak pada proses

pembentukan Tim RPJM Desa. di Desa Kalijaga pembentukan Tim

dilakukan dengan cara penunjukan langsung oleh Kepala Desa tanpa ada

kualifikasi kemampuan calon anggota tim.1 Lain halnya dengan

pembentukan Tim RPJM di Desa kalijaga Timur dan Desa Bagik Nyaka

Santri yaitu dilakukan dengan cara penjaringan dengan kualifikasi

kemampuan tertentu dan ada keterwakilan dari semua dusun.2

2. Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan Kabupaten/ kota

Tujuan dari penyelarasan ini adalah agar tidak terjadinya

persinggungan antara kebijakan kabupaten dengan program yang akan

yang di masukan ke desa. Kegiatan penyelarasan dilakukan dengan cara

mengikuti sosialisasi yang diadakan di Kantor Camat Aikmel dengan

materi yaitu Pedoman dalam penyusunan RPJM Desa, Matriks

penyusunan RPJM Desa yang di hadiri oleh Ketua BPD, Kepala Desa,

dan Tim RPJMDesa.3 setelah sosialisasi di Kecamatan dilakukan

selanjutnya tim RPJM Desa mengikuti sosialisasi yang diselenggarakan

oleh Kabupaten dalam hal ini Bappeda sebagai pemateri. Yang dibahas

dalam sosialisasi oleh Bappeda tersebut membahas di antaranya arah

1
Hasil wawancara dengan Subki, Sekertaris Desa Kalijaga Tanggal 5 Juli 2018, Kantor Desa
Kalijaga, Pukul 09.00 WITA
2
Hasil wawancara dengan Suhada, Sekertaris Desa Kalijaga Timur Tgl 16 Juli 2018 Pukul
09.00 WITA
3
Hasil Wawancara dengan Zohri Kepala Desa Kalijaga Tgl 12 Juli 2018, Kantor Desa Kalijaga
Pukul 10.00 WITA

Ibid.,Hasil Wawancara dengan Zohri


vi

pembangunan jangaka menengah daerah kabupaten, dan memberikan

matriks perencanaan pembangunan jangka panjang kabupaten yang

kemudian menjadi acuan dalam tahap penyelarasan kebijakan. 4 bersama

Kepala Desa dan BPD memilah dan membagi dalam 4 bidang

perencanaan kemudian hasilnya dijadikan materi dalam Musyawarah

desa dan menjadi acuan Kepala Desa dalam memeriksa rancangan awal

maupun ahir pada tahapan tahapan penyususunan RPJM Desa

berikutnya.

3. Pengkajian keadaan desa

Dalam Pasal 12 ayat (3) dijelaskan bahwa Pengkajian keadaan desa

dimaksud dalam tahapan ini kegiatan tersebut diantaranya : (a)

Penyelarasan; (b) Penggalian gagasan; (c) Penyusunan laporan hasil

pengkajian keadaan desa.

a. Penyelarasan data desa, yaitu pengambilan data desa kemudian

dibandingkan dengan kondisi desa,data tersebut diantaranya; kondisi

sumber daya alam, SDM, Sumber daya pembangunan, dan sumber

daya sosial budaya

b. Penggalian gagasan, kegiatannya diantaranya; mengadakan

musyawarah dusun, musyawarah dipimpin oleh kepala desa, dengan

materi diantaranya; Potensi masalah desa, dan solusi yang

ditawarkan berupa program. Dan hasil yang didapatkan laporan loka

karya desa. Musyawarah Dusun dilakukan dengan diskusi kelompok

4
vii

dengan menggunakan, sketsa desa, kalender musim, serta bagan

kelembagaan.

c. Penyusunan laporan hasil Musdus, kegiatannya berupa, rekapitulasi

hasil musdus, yang selanjutnya dituangkan dalam berita acara

musdus yang menjadi materi dalam Musyawarah Desa yang

diserahkan kepada kepala desa selanjutnya kepala desa

menyerahkannya kepada BPD sebagai materi dalam Musyawarah

Desa.

Pelaksanaan pengkajian keadaan desa di Kecamatan Aikmel

dilakukan sesuai dengan apa yang di atur dalam Pasal 12 Permendagri

No 114 Tahun 2014. Namun dalam pelaksanaannya di beberapa desa

memiliki perbedaan di antaranya: Pelaksanaan pengkajian keadaan Desa

di Kalijaga dilakukan dengan cara Mengadakan Musyawarah Dusun dan

dilakukan dalam 3 waktu yang berbeda dari ketiga tahapan yang di

sebutkan dalam Pasal 12 di atas.5 sedangkan di desa Bagik Nyaka Santri

pelaksanaannya dilakukan dengan 1 (Satu) waktu dalam ketiga kegiatan

tersebut, ini dikarenakan dalam Perendagri No 114 Tahun 2014 tidak

dijabarkan secara ekplisit mengenai waktu pelaksanaan Musyawrah

Dusun, tapi terlepas dari itu pelaksanaan pengkajian wilayah desa tetap

berjalan secara efektif dan sesui dengan apa yang diamanatkan oleh

peraturan Perundang-Undangan.6

4. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Desa

5
Ibid.,Hasil Wawancara dengan Zohri.
6
Hasil wawancara dengan Hamzanwadi, Sekdes Desa Bagik Nyaka Santri, 9 Juli 2018, Kantor
Desa Bagik Nyaka Santri, Pukul 10.20 WITA.
viii

Musywarah yang dilaksanakan di Desa Kalijaga, Desa Kalijaga

Timur, Desa Bagik Nyaka Santri digelar oleh BPD dengan materi antara

lain: Laporan hasil Musdus, prioritas rencana pembangunan selama 6

tahun kedepan, pelaksanaan Musyawarah desa dilakukan paling lambat 7

hari setelah laporan dari musyawarah dusun diterima. Adapaun yang

menjadi inti dari hasil Musyawarah Desa tersebut yaitu didapatkannya

rancangan awal RPJMDesa berupa rancangan sementara sebelum di

masukan ke dalam draft RPJM Desa.7 Peran Kepala Desa dalam

Musyawarah yaitu melakukan pendampingan dan memaparkan visi dan

misi kepala desa.

5. Penyusunan Rancangan Awal RPJM Desa

Pasal 23 menjelaskan mengenai mekanisme penyusunan RPJM

Desa yang berbunyi: (1) Tim penyusun RPJM Desa menyusun rancangan

RPJM Desa berdasarkan berita acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal

22; (2) Rancangan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dituangkan dalam format rancangan RPJM Desa; (3) Tim penyusun

RPJM Desa membuat berita acara tentang hasil penyusunan rancangan

RPJM Desa yang dilampiri dokumen rancangan RPJM Desa

sebagaimana dimaksud; (4) Berita acara sebagaimana dimaksud pada

ayat (3), disampaikan oleh tim penyusun RPJM Desa kepada Kepala

Desa.

7
Hasil wawancara dengan Ahmadun NajamudinKetua BPD Kalijaga Timur Tgl 18 Juli 2018
Pukul 10.00 WITA
ix

Penyusunan RPJMDesa di Kecamatan Aikmel dalam penyusunan

Rancangan awal RPJMDesa dilakukan oleh Tim RPJM yang diketuai

oleh Sekertaris Desa, penyusunan rancangan awal ini dilakukan untuk

menindaklanjuti dari kegiatan musyawarah yang telah digelar oleh BPD

sebelumnya, adapun rancangan itu berupa beberapa kegiatan yang dibagi

dalam 4 bidang yang dilengkapi dengan lokasi kegiatan, perkiraan

volume, sasaran/ manfaat, waktu pelaksanaan, dan pola pelaksanaan. 8

Setelah rancangan tersebut selesai maka selanjutnya diserahkan

kepada kepala desa kemudian dokumen tersebut diperiksa apabila tidak

disetujui maka selnjutnya harus dilakukan perbaikan, hasil dari

penyusunan RPJMDesa dituangkan dalam berita acara yang menjadi

materi dalam Musrenbang Desa.

6. Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui Musrenbang Desa

Penyusunan rencana pembangunan desa melalaui musrenbang

desa yang diselenggarakan oleh pemerintah desa, yang dibahas dalam

musrenbang desa antara lain menentukan prioritas pembangunan,

program pembangunan, kegitan dan kebutuhan pembangunan, tujuan dari

Musrenbang Desa ini adalah menetukan mana program yang akan di

danai oleh APBDesa, swadaya masyarakat dan Pendapatan anggaran,

belanja daerah, dan pada prakteknya program yang kabupaten yang

masuk ke desa dibiayai oleh APBD dan Program yang diusulkan oleh

masyarakat akan dibiyayai oleh APBDesa.9 Setalah semua peserta


8
Hasil wawancara dengan Hamzanwadi, Sekdes Desa Bagik Nyaka Santri, 9 Juli 2018, Kantor
Desa Bagik Nyaka Santri, Pukul 10.20 WITA.
9
Hasil Wawancara dengan Abdul Manan, Kepala Desa Kalijaga Timur, 16 Juli 2018, Kantor
Desa Kalijaga timur. Pukul 09.40 WITA.
x

musyawrah menyepakati Rancangan RPJMDesa tersebut maka Kepala

Desa Bersama BPD akan menetapkannya melalaui Perdes tentang

RPJMDesa.

7. Penetapan RPJM Desa.

Sebelum dokumen RPJMDesa ditetapkan maka kepala desa

terlebih dahulu memeriksa rancangan ahir dokumen RPJM Desa yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian, apabila ada maka

dilakukan perbaikan, apabila sudah dirasa lengkap maka Penetapan pun

dilakukan dengan dibentuknya Perdes tentang RPJMDesa, Perdes

tersebut dirancang oleh kepala desa yang dibantu oleh sekertaris desa

kemudian diperiksa oleh BPD Selanjutnya dilakukan Penetapan Perdes

Tentang RPJM Desa oleh BPD bersama Kepala Desa.10

B. Pengaruh Penyusunan RPJM Desa Terhadap Pembangunan di

Kecamatan Aikmel

Beberapa pengaruhnya terhadap pembangunan di kecamatan Aikmel

yaitu; Pembangunan yang menyeluruh, pembangunan yang berkelanjutan,

Infrastruktur, dan adanya partisipasi masyarakat, adapaun beberapa tahapan

dalam pembangunan di kecamatan Aikmel diantaranya yaitu: Pelaksnaan

yang terdiri dari 4 proses terdiri dari peninjauan lokasi pembangunan,

pemetaan, pengukuran, penganggaran dan biaya pembangunan, pelimpahan

kepada kepala dusun, dan pelaksanaan pembangunan. 11 Kemudian setelah

pelaksanaan tersebut dilakukan maka tahap selantnya adalah proses

10
Ibid., Hasil Wawancara dengan Abdul Manan.
11
Loc.cit., Hasil Wawancara Dengan Zohri.
xi

pemantauan dan pengawasan oleh masyarakat dan pengawasan oleh

kabupaten/ kota.

Bupati/ Walikota melakukan pemantauan dan pengawasan pada

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh tim

monitoring kabupaten dengan cara : (1) Memantau dan mengawasi jadwal

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa; (2) Menerima,

mempelajari dan memberikan masukan terhadap laporan realisasi

pelaksanaan APBDes; (3) Mengevaluasi perkembangan dan pengajuan

kegiatan pembangunan desa; (4) Memberikan pertimbangan teknis kepada

pemerintah desa,

III. PENUTUP
xii

Sesuai dengan hasil pembahasan dan analisa pada Bab IV maka dapat

dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: (1) Penyusunan RPJM Desa di Desa

Kalijaga, Kalijaga Timur, Bagik Nyaka Santri, Kecamatan Aikmel Kabupaten

Lombok Timur dilakukan dengan berpedoman pada PERMENDAGRI Nomor

114 tentang Pedoman Pembangunan Desa dengan langkah atau tahapan

sebagaimana yang telah dilaksanakan di Desa Kalijaga, Desa Kalijaga Timur

dan Desa Bagik Nyaka Santri yaitu di antaranya Pembentukan Tim Penyusun

RPJM Desa, Penyelarasan arah kebijakan perncanaan kabupaten/kota,

Pengkajian keadaan desa, Penyusunan rencana pembangunan desa melalui

musyawarah desa, Penyusunan Rancangan RPJM Desa, Penyusunan Rencana

pembangunan desa melalui musrenbang desa dan Penetapan RPJM Desa,

Pelakasanaannya dapat dinilai terlaksana secara efektif sehingga dapat

teraktualisasinya pelaksanaan pembangunan berdasarkan RPJM Desa. (2)

Pengaruh dari RPJM Desa di atas yaitu Pelaksanaan pembangunan di

Kecamatan Aikmel dapat memberikan dampak yang positif yaitu adanya sikap

partisipasi dari lapisan masyarakat dalam proses pembangunan dan terjadi

pemerataan terhadap kebijakan penyebaran pembangunan tersebut di seluruh

Wilayah Kecamatan Aikmel. Dengan melalui RPJM Desa pemerintah dapat

menghasilkan aktivitas pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan serta

dapat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat

setempat.

Berdasarkan hasil temuan dalam skripsi ini maka dapat diajukan saran

sebagai berikut: (1) Penjaringan Tim RPJM Desa harus dilakukan secara
xiii

obyektif dan selektif dengan mempertimbangkan kemampuan individu serta

keterwakilan dari semua Dusun agar dapat bekerja secara profesional dan

mampu mengatasi dan menjawab semua persoalan. (2) Perencanaan yang

dibuat harus tetap diperbaharui tiap tahun melalui RKPDes untuk

menghindari cara-cara yang bersifat copy faste atau tanpa perencanaan

sehingga dengan tujuan dapat menghasilkan perencanaan yang dibutuhkan.


DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Lembaran


Negara Nomor 5495

Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas


Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang peraturan
Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, LN
Nomor.123 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5539.

Indonesia, Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang pedoman Pembangunan


Desa. Berita Negara Tahun 2014 Nomor 2094.

Admin., Problematika desa di indonesia.www.keuangandesa.com. diakses Pada

Tanggal 27 Maret 2018

Hasil wawancara dengan Zohri, Kepala Desa Kalijaga, 12 Juli 2018, Kantor Desa
Kalijaga, Pukul 09.25 WITA.

Hasil wawancara dengan Nahdiyyin, Ketua BPD Kalijaga, 12 Juli 2018, Rumah
Kediaman Kalijaga, Pukul 20.00 WITA

Hasil wawancara dengan Mali, Kepala Dusun Dasan Bongkot, 5 Juli 2018,
Kediaman Rumah, Pukul 17.00 WITA.

Hasil wawancara dengan Abdul Manan, Kepala Desa Kalijaga Timur, 17 Juli
2018 Kantor Desa Kalijaga Timur, Pukul 10.WITA.

Hasil wawancara dengan Suhada, Sekertaris Desa Kalijaga Timur, 16 Juli 2018,
Kantor Desa Kalijaga Timur, 09.00 WITA

Hasil wawancara dengan Ahmadun Najamudin, Ketua BPD Kalijaga Timur, 18


Juli 2018 Pukul 10.00 WITA.
Hasil wawancara dengan Bahrudin, Kepala Desa Bagik Nyaka Santri, 21 Juli
2018, Kantor Desa Bagik Nyaka Santri, Pukul 09.00 WITA.

Hasil wawancara dengan Hamzanwadi, Sekertaris Desa Bagik Nyaka Santri 9 Juli
2018, Pukul 10.25 WITA

Hasil wawancara dengan Nasri, Ketua BPD Bagik Nyaka Santri, 22 Juli, Rumah
Kediaman, Pukul 20.22 WITA.

Anda mungkin juga menyukai