Hukum Dagang KLPK 3
Hukum Dagang KLPK 3
HUKUM DAGANG
(SURAT BERHARGA)
KELOMPOK 3
Oleh:
1. Arjuna (201818314)
2. Dewi Ratih (201818309)
DOSEN PENGAMPU:
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sholawat dan salam
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkat limpahan Rahmat-Nya,
Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
dari mata kuliah Hukum Dagang yang berjudul “surat berharga”
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
B. Surat wesel 4
C. Surat cek 4
D. Bilyet giro 4
A. Kesimpulan 6
DAFTAR PUSTAKA 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tata
cara pelaksanaan urusan kegiatan dagang, industri atau keuangan yang di
hubungkan dengan produksi atau pertukaran barang / jasa dengan menempatkan
uang dari para enterpreniur dalam resiko tertentu, dengan usaha tertentu dan motif
untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Surat berharga merupakan salah satu
dari ruang lingkup hukum bisnis ini, secara fisik, surat berharga hanyalah
merupakan sepucuk surat, tetapi dia begitu kuatnya mengikat secara hukum.
Keberadaan Surat Berharga di dalam dunia bisnis pasti sudah tidak asing
lagi, dalam kekuatannya surat berharga dapat dijadikan sebuah bukti atas
kepemilikan atau merupakan sebuah catatan prestasi bagi yang menerimanya.
Surat Berharga memiliki kekuatan hukum yang dalam keberadaannya diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, seperti cek,wesel aksep dam
promes, serta pada peraturan-peraturan yang sudah disyahkan atas penerbitannya.
Dalam dunia perdagangan kemungkinan pembayaran dengan uang tunai
akan memiliki banyak resiko. Selain menjadi incaran orang jahat terhadap barang
bawaannya, juga akan menyulitkan saat membawa uang tersebut karena terlalu
berat untuk mata uang tunai. Disamping itu dalam penghitungan mata uang tunai
baik logam atau tunai, akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena
itu, dalam dunia perdagangan, diperlukan bentuk pembayaran yang lebih mudah,
lebih lancar, lebih mudah, daln lebih aman.
Secara hukum surat berharga merupakan sebuah dokumen yang
diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa
pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang di
dalamnya berisikan suatu perintah untuk membayar kepada pihak-pihak yang
memegang surat tersebut. Pada kenyataannya surat berharga dapat dijadikan suatu
alat transaksi yang mempunyai nilai tertentu sesuai yang tertera dalam peraturan
1
yang mengatur dan kesepakatan yang mengeluarkannya. Pada makalah ini saya
akan menjelaskan lebih lanjut tentang jenis surat berharga.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian surat berharga
2. Untuk mengetahui jenis-jenis surat berharga
3. Untuk mengetahui surat berharga dalam perkembangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Wessel
Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya memuat kata wesel,
tanggal, dan ditandatangani oleh penerbit yang memberikan perintah tanda syarat
kepada pihak terkait perihal hari pembayaran kepada penerima yang telah
ditunjuk penerbit maupun penggantinya di suatu tempat. Ada pun syarat-syarat
wesel sesuai dengan pasal 100 KUHD, sebagai berikut:
Tertera kata wesel yang jelas pada dokumen.
Pemerintah tidak memiliki syarat sejumlah uang yang sudah ditentukan.
Tertera nama orang yang bertanggung jawab untuk membayar.
Adanya ketentuan tanggal pembayaran, tempat pembayaran akan
dilakukan, dan nama orang yang akan menerima uang.
Tempat dan tanggal surat wesel ditarik.
Terdapat tanda tangan dari pihak yang menerbitkan wesel atau penerima.
C. Surat Berharga Cek
Pasal 178 KUHD menerangkan bahwa Cek : Surat berharga yang
membuat kata “CEK”. dimana penarik memerintahkan kepada bank tertentu untuk
membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya disebut dalam
cek/penggantinya/pembawa pada saat ditunjukkan. Dalam pasal 178 KUHD
mengatur tentang Syarat Formal bentuk surat Cek, diantaranya.
a) Perkataan “Cek” yang secara mutlak harus ditulis dalam teks cek tersebut.
b) Perintah tak bersyarat.
c) Tertarik/tersangkut.
d) Tempat pembayaran.
e) Tanggal dan tempat cek ditariknya.
f) Tanda tangan penarik.
D. Kwitansi dan Promes Atas Unjuk
Kwitansi dan promes atas unjuk merupakan surat dengan tanggal dan
tanda tangan yang diberikan oleh penerbitnya untuk diberikan kepada pihak lain
4
sebagai penagihan pembayaran yang sudah dicantumkan di dalamnya kepada
penunjuk sesuai dengan waktu yang sudah tercantum.
Artinya surat berharga ini memiliki sifat bahwa siapapun yang membawa
surat ini dapat meminta pembayaran kepada pihak yang bertanda tangan. Selain
yang tercantum dalam KUHD surat berharga juga memiliki beberapa jenis lain.
Berikut beberapa jenis surat berharga lain diluar KUHD.
E. Bilyet Giro
Bilyet giro adalah surat perintah tak bersyarat dari nasabah yang telah
dibakukan bentuknya kepada bank penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah
dana dari rekening giro yang bersangkutan kepada pihak penerima yang
disebutkan namanya, kepada bank yang sama atau kepada bank lainnya. Dengan
demikian, pembayaran dana bilyet giro tidak dapat dilakukan dengan uang tunai
dan tidak dapat dipindah tangankan melalui endosemen (SK Direksi Bank
Indonesia No. 4/670,Sub 1). Bilyet giro adalah suatu perintah tanpa syarat dari
penerbitnya untuk memindah bukukan sejumlah uang yang ada pada bank dimana
penerbit memiliki rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup ke rekening
milik pihak yang namanya tersebut dalam bilyet giro.
Pihak-pihak dalam bilyet giro yaitu:
1. Penarik
2. Bank penyimpan dana / tertarik
3. Bank penerima
4. Pemegang
F. Surat berharga dalam perkembangan
Surat berharga menjadi pilihan utama dalam dunia bisnis
(niaga/perdagangan) sebagai alat untuk membantu kelancaran bertransaksi karena
kecepatan, kepraktisan dan keamanannya. Penggunaan dan perkembangan surat
berharga tersebut sangat dipengaruhi oleh perkembangan atau dinamika di dunia
bisnis sebagai instrumen pendukung proses perniagaan/perdagangan. Pada
awalnya, surat berharga hanya digunakan sebagai alat pembayaran atau surat
perintah membayar. Namun dalam perkembangannya, surat berharga juga
5
menjadi alat untuk berinvestasi dan sebagai sarana penambahan modal usaha atau
mengumpulkan modal bagi perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,
sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu
kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar
modal dan pasar uang. Jenis-jenis surat berharga yaitu :wesel, surat cek, surat
sanggup/surat aksep, kuitansi dan promes atas tunjuk,bilyet giro, konosemen,
saham, obligasi, deposito.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan
serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah
berikutnya.
6
DAFTAR PUSTAKA