Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HUKUM DAGANG

(SURAT BERHARGA)

Disampaikan dalam seminar kelas Pada mata kuliah

Hukum dagang Semester VII program strata satu (S1)

Tahun Akademik 2021/2022

KELOMPOK 3

Oleh:

1. Arjuna (201818314)
2. Dewi Ratih (201818309)

DOSEN PENGAMPU:

Dr. H. Musrifu. H., M. H.I

PROGRAM STUDI AHWAL ASY-SYAKSIYYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

STAI AL FURQAN MAKASSAR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sholawat dan salam
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkat limpahan Rahmat-Nya,
Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
dari mata kuliah Hukum Dagang yang berjudul “surat berharga”

Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan,


tentu hasil karya Kami ini tidak luput dari kekurangan, baik dari segi isi maupun
penulisan kata. Maka dari itu dengan mengharapkan Ridha Allah Subhanahu Wa
Ta’ala . Kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari Anda
semua demi untuk memperbaiki makalah kami di masa yang akan datang. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pembaca, dan dapat
digunakan didalam hal yang baik. Terima kasih.

Makassar, 13 oktober 2021

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian surat berharga 3

B. Surat wesel 4

C. Surat cek 4

D. Bilyet giro 4

E. Kwitansi dan promes 5

F. Surat berharga dalam perkembangan 5

BAB III PENUTUP 6

A. Kesimpulan 6

B. Kritik dan saran 6

DAFTAR PUSTAKA 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tata
cara pelaksanaan urusan kegiatan dagang, industri atau keuangan yang di
hubungkan dengan produksi atau pertukaran barang / jasa dengan menempatkan
uang dari para enterpreniur dalam resiko tertentu, dengan usaha tertentu dan motif
untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Surat berharga merupakan salah satu
dari ruang lingkup hukum bisnis ini, secara fisik, surat berharga hanyalah
merupakan sepucuk surat, tetapi dia begitu kuatnya mengikat secara hukum.
Keberadaan Surat Berharga di dalam dunia bisnis pasti sudah tidak asing
lagi, dalam kekuatannya surat berharga dapat dijadikan sebuah bukti atas
kepemilikan atau merupakan sebuah catatan prestasi bagi yang menerimanya.
Surat Berharga memiliki kekuatan hukum yang dalam keberadaannya diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, seperti cek,wesel aksep dam
promes, serta pada peraturan-peraturan yang sudah disyahkan atas penerbitannya.
Dalam dunia perdagangan  kemungkinan pembayaran dengan uang tunai
akan memiliki banyak resiko. Selain menjadi incaran orang jahat terhadap barang
bawaannya, juga akan menyulitkan saat membawa uang tersebut karena terlalu
berat untuk mata uang tunai. Disamping itu dalam penghitungan mata uang tunai
baik logam atau tunai, akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena
itu, dalam dunia perdagangan, diperlukan bentuk pembayaran yang lebih mudah,
lebih lancar, lebih mudah, daln lebih aman.
Secara hukum surat berharga merupakan sebuah dokumen yang
diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa
pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang di
dalamnya berisikan suatu perintah untuk membayar kepada pihak-pihak yang
memegang surat tersebut. Pada kenyataannya surat berharga dapat dijadikan suatu
alat transaksi yang mempunyai nilai tertentu sesuai yang tertera dalam peraturan

1
yang mengatur dan kesepakatan yang mengeluarkannya. Pada makalah ini saya
akan menjelaskan lebih lanjut tentang jenis surat berharga.

B.     Rumusan Masalah


1. Apa pengertian surat berharga?
2. Apa saja jenis-jenis surat berharga?
3. Bagaimana surat berharga dalam perkembangan?

C.    Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian surat berharga
2. Untuk mengetahui jenis-jenis surat berharga
3. Untuk mengetahui surat berharga dalam perkembangan
 

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian surat berharga


Surat berharga dalam bahasa Belanda disebut Waarde Papier, atau di
negara-negara Anglo Saxon dikenal dengan istilah Negotiable Instruments.
Artinya, yaitu surat yang diadakan oleh seseorang sebagai pelaksana pemenuhan
suatu prestasi, yang merupakan pembayaran harga sejumlah uang. Contohnya,
wesel, cek, sertifikat deposito, bilyet giro, kartu kredit, kartu ATM, dan masih
banyak lagi.
Surat berharga juga dapat didefinisikan sebagai sebuah dokumen yang
diterbitkan oleh penerbitnya, sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa
pembayaran sejumlah uang. Atas dasar itu, sehingga surat berharga berfungsi
sebagai alat bayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut. Baik pihak
yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya atau pihak ketiga kepada siapa
surat berharga tersebut dialihkan.
Jadi, secara teori pengertian atau konsep surat berharga mengacu pada
doktrin atau pendapat para sarjana. Dimana surat berharga adalah surat yang
memiliki tiga fungsi utama, yakni:

1. Sebagai alat pembayaran (alat tukar uang)


2. Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih (diperjualbelikan dengan
mudah atau sederhana)
3. Sebagai bukti hak tagih (surat legitimasi)
Ketiga fungsi yang dimiliki surat berharga tersebut tidak dimiliki oleh
surat yang mempunyai harga (mempunyai nilai). Secara sederhana, surat berharga
bisa dijelaskan sebagai dokumen yang memiliki nilai, dilindungi oleh hukum dan
diakui oleh negara.

3
B. Wessel
Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya memuat kata wesel,
tanggal, dan ditandatangani oleh penerbit yang memberikan perintah tanda syarat
kepada pihak terkait perihal hari pembayaran kepada penerima yang telah
ditunjuk penerbit maupun penggantinya di suatu tempat. Ada pun syarat-syarat
wesel sesuai dengan pasal 100 KUHD, sebagai berikut: 
 Tertera kata wesel yang jelas pada dokumen. 
 Pemerintah tidak memiliki syarat sejumlah uang yang sudah ditentukan. 
 Tertera nama orang yang bertanggung jawab untuk membayar. 
 Adanya ketentuan tanggal pembayaran, tempat pembayaran akan
dilakukan, dan nama orang yang akan menerima uang. 
 Tempat dan tanggal surat wesel ditarik. 
 Terdapat tanda tangan dari pihak yang menerbitkan wesel atau penerima. 
C. Surat Berharga Cek
Pasal 178 KUHD menerangkan bahwa Cek : Surat berharga yang
membuat kata “CEK”. dimana penarik memerintahkan kepada bank tertentu untuk
membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya disebut dalam
cek/penggantinya/pembawa pada saat ditunjukkan. Dalam pasal 178 KUHD
mengatur tentang Syarat Formal bentuk surat Cek, diantaranya.
a) Perkataan “Cek” yang secara mutlak harus ditulis dalam teks cek tersebut.
b) Perintah tak bersyarat.
c) Tertarik/tersangkut.
d) Tempat pembayaran.
e) Tanggal dan tempat cek ditariknya.
f) Tanda tangan penarik.
D. Kwitansi dan Promes Atas Unjuk
Kwitansi dan promes atas unjuk merupakan surat dengan tanggal dan
tanda tangan yang diberikan oleh penerbitnya untuk diberikan kepada pihak lain

4
sebagai penagihan pembayaran yang sudah dicantumkan di dalamnya kepada
penunjuk sesuai dengan waktu yang sudah tercantum.
Artinya surat berharga ini memiliki sifat bahwa siapapun yang membawa
surat ini dapat meminta pembayaran kepada pihak yang bertanda tangan.  Selain
yang tercantum dalam KUHD surat berharga juga memiliki beberapa jenis lain.
Berikut beberapa jenis surat berharga lain diluar KUHD.
E. Bilyet Giro
Bilyet giro adalah surat perintah tak bersyarat dari nasabah yang telah
dibakukan bentuknya kepada bank penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah
dana dari rekening giro yang bersangkutan kepada  pihak penerima yang
disebutkan namanya, kepada bank yang sama atau kepada bank lainnya. Dengan
demikian, pembayaran dana bilyet giro tidak dapat dilakukan  dengan uang tunai
dan tidak dapat dipindah tangankan melalui endosemen (SK Direksi Bank
Indonesia No. 4/670,Sub 1). Bilyet giro adalah suatu perintah tanpa syarat dari
penerbitnya untuk memindah bukukan sejumlah uang yang ada pada bank dimana
penerbit memiliki rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup ke rekening
milik pihak yang namanya tersebut dalam bilyet giro.
Pihak-pihak dalam bilyet giro yaitu:
1. Penarik
2. Bank penyimpan dana / tertarik
3. Bank penerima
4. Pemegang
F. Surat berharga dalam perkembangan
Surat berharga menjadi pilihan utama dalam dunia bisnis
(niaga/perdagangan) sebagai alat untuk membantu kelancaran bertransaksi karena
kecepatan, kepraktisan dan keamanannya. Penggunaan dan perkembangan surat
berharga tersebut sangat dipengaruhi oleh perkembangan atau dinamika di dunia
bisnis sebagai instrumen pendukung proses perniagaan/perdagangan. Pada
awalnya, surat berharga hanya digunakan sebagai alat pembayaran atau surat
perintah membayar. Namun dalam perkembangannya, surat berharga juga

5
menjadi alat untuk berinvestasi dan sebagai sarana penambahan modal usaha atau
mengumpulkan modal bagi perusahaan. 

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan 
Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,
sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu
kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar
modal dan pasar uang. Jenis-jenis surat berharga yaitu :wesel, surat cek, surat
sanggup/surat aksep, kuitansi dan promes atas tunjuk,bilyet giro, konosemen,
saham, obligasi, deposito.

B.  Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan
serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah
berikutnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ari siswanto, 2004. Hukum Perniagaan Usaha. Bogor : Graha Indonesia


Kansil, 2001. Hukum Perusahaan Indonesia. Jakarta : Madya Pramita
https://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/hukum-surat-berharga/
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-saham-dan-jenis-saham/
http://www.nuriazhari82.web.id/2016/03/makalah-tentang-surat-surat-
berharga.html
http://scarmakalah.blogspot.co.id/2014/02/surat-berharga-hukum-dagang.html
 

Anda mungkin juga menyukai