Anda di halaman 1dari 2

Avian Kurnia Larasati/190513540

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA


(20 September 2021)
REFLEKSI DIMENSI AGAMA
1. Dimensi Ekpresial dan Emosional : Pengalaman pengalaman profan yang dialami umat
manusia dalam kehidupan sehari-hari diangkat menjadi pengalaman iman, sheingga umat
beragama semakin menyadari kehadiran dan peranan Tuhan dalam hidupnya.
Refleksi : Pada saat itu saya ujian mata kuliah harta kekayaan, sebelumnya saya tidak enak badan
sehingga tidak bisa belajar dengan sungguh-sungguh. Badan terasa panas, kepala pusing
sehingga saya hanya bisa tidur ditempat tidur. Pada saat itu saya memutuskan untuk belajar di
pagi hari, saya bangun pukul 04.00 WIB untuk belajar karena semalam saya tidak bisa belajar.
Saya berdoa kepada Tuhan supaya diberikan kesembuhan dan dimudahkan dalam mengerjakan
UTS. Suatu ketika teman saya semalam mengirimkan soal UTS Semester lalu, kemudian saya
mengerjakan di pagi hari dan ditambah saya membaca materi yang dosen berikan. Puji Tuhan
saya saat itu bisa mengerjakan UTS tersebut, dan Puji Tuhan saya bisa mendapatkan dilai sangat
memuaskan, walaupun saya sakit namun penyertaan Tuhan selalu ada didalam kehiduapan saya
dalam suka maupun duka.
2. Dimensi Naratif : Pada saat itu saya diceritakan kisah Alkitab mengenai 5 roti dan 2 ikan, ada
seseorang yang berbagi berkat dalam suatu persekutuan mengenai 5 roti dan 2 ikan. Ketika itu ia
mempunyai usaha namun ditengah usahanya yang sedang sepi ia mau berbagi kepada orang lain
yang kurang mampu, kepada pengemis, pemulung disekitar usahanya. Dia bersaksi bahwa dalam
dunia ini dia harus saling membantu walaupun sedikit apa yang diapunya. Dengan dia berbagi
dengan sesama menghantarkan dia untuk mendapatkan konsumen yang banyak ditambah dia
menjadi seorang pembicara mengenai foto produk didaerahnya. Dari pengalaman tersebut saya
terinsiprasi dan berusaha walaupun ketika kita sedang kekurangan kita harus berbagi terhadap
siapapun.
3. Dimensi Ritual : pengalaman religious dekspresikan dalam peribadatan untuk menghadirka
dan mengenang kembali pengalaman pertemuan dengan Allah
Relfeksi : Pada saat itu saya sedang mengikuti acara UNITED dalam acara tersebut kegiatan
memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ketika itu saya sedang ada permasalahan dalam
kehidupan saya, kemudian gereja saya mengadakan acara Pujian Jemaat melalui band UNITED.
Disana saya merasa sedang diberikan semangat kembali kepada Allah, dengan saya memuji dan
bersorak sorai kepada Allah membawa saya kembali untuk semangat dan saya merasa tidak ada
beban dalam kehidupan saya.
4. Dimensi Doktrinal : Pengalaman religious dipahami dengan akal budi kemudian diajarkan
menjadi ajaran pokok atau dogma.
Refleksi : Dalam kitab Yohanes 3 : 16 merupakan salah satu ayat favorit dalam kehidupan saya,
sehingga sampai saat ini saya merasa keselamatan selalu ada dalam kehidupan saya. Selain ayat
tersebut sering dijadikan sebagai suatu tema dalam paskah atau natal, ayat tersebut selalu
mengingatkan saya terhadap Keselamatan yang diberikan Allah kepada saya.
5. Dimensi Institusi : Adanya suatu lembaga berbentuk gereja supaya kita sebagai manusia
terutama beragama Nasrani untuk boleh beribadah kepada Tuhan supaya kita bisa memperkokoh
iman kita. Dalam kegiatan gereja saya diberikan beberapa tugas untuk menjadi Ketua suatu
Komisi mengatur Pemuda-Pemudi Gereja, dalam hal itu saya membuat beberapa agenda untuk
pemuda-pemudi gereja untuk juga turut aktif dalam kegiatan gereja. Seperti : mengajaran anak-
anak sekolah minggu, membantu event gereja seperti natal, paskah, pentakosta,dsb. Hal ini dapat
mengatur kebersaamaan sehingga kita saling menguatkan iman.
6. Dimensi Material : symbol membantu kehadiran Yang Ilahi
Refleksi : Dalam setiap kamar dirumah saya selalu diberikan salib supaya kita selalu ingat,
terutama selalu ingat untuk bersyukur dan berdoa dalam situasi apapun. Sehingga symbol disitu
mengingatkan saya dan keluarga saya untuk tetap berdoa dan bersyukur kepada Tuhan
7. Dimensi Moral : Ajaran dalam agama sebagai pedolam dalam membuat aturan atau norma
agama.
Refleksi : Dalam berpacaran/berteman dalam anak muda saya selalu diingatkan untuk tetap
berhati-hati dalam berpacaran/berteman. Ibu saya selalu mengatakan jadi anak perempuan harus
selalu menjaga kekudusannya, tidak boleh berzinah seperti apa yang di Firmankan Tuhan dalam
kesepuluh hukum Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai