Anda di halaman 1dari 7

A.

Latar Belakang Masalah

Secara medis Tindakan aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, Aborsi merupakan
suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan bertumbuh (kapita seleksi
kedokteran, edisi 3. H. 20). Sedangkan Aborsi yang saat ini kita pahami merupakan mengakhiri
kehamilan yang tidak diinginkan dengan cara apapun, supaya bayi yang ada didalam kandungan
seorang wanita tidak hidup di dunia ini.
Pelaku aborsi melakukan hal ini tanpa memikirkan bahayanya saat aborsi dilakukan.
Pelaku aborsi ini biasanya dilakukan oleh seorang kekasih yang belum sah secara perkawinan
namun melakukan hubungan selayaknya suami istri, sehingga mengakibatkan mereka hamil
diluar perwakinan dan tidak diingikan. Aborsi bukan suatu rahasia umum dikarenakan kasus
aborsi sudah terjadi dimana-mana dan dilakukan oleh berbagai kalangan. Namun aborsi tidak
hanya dilakukan oleh mereka yang belum sah, mereka yang sudah menikah juga banyak
melakukannya. Norma hukum tertulis yang terkait dengan aborsi dapat dilihat dalam kitab
Undang-undang Hukum Pidana, dan di luar kitab Undang-undang Hukum Pidana pasal 299, 346,
349, 534 dan 535. Sedangkan dalam UU di luar KUHP yang terkait dengan Aborsi dapat
dijumpai dalam UU Kesehatan No. 23 tahun 1992. Senada dengan pandangan hukum, dalam
pandangan agama-agama yang diakui di Indonesia (Hindu, Islam, Budha, Protestan, dan Katolik)
kasus aborsi tetap dikatakan perbuatan yang menyimpang dan melanggar norma agama, norma
agama adalah peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-larangan dan
anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana pandangan agama di Indonesia terhadap aborsi?


b. Apakah aborsi diperbolehkan oleh agama-agama di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini melengkapi tugas dari Dosen yang membimbing mata kuliah agama,
dimana makalah ini digunakan untuk presentasi pada saat kelas online berlangsung, yang akan
dijadikan untuk bahan diskusi bersama dalam kelas online pada mata kuliah agama. Penlisan
makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pandangan setiap agama
terhadap aborsi yang terjadi khususnya di Indonesia, apa yang seharusnya kita lakukan sebagai
manusia yang beragama melihat kasus aborsi yang ada. Sehingga kita mengerti bagaimana suatu
agaman mensikapi kasus aborsi. Dalam tujuan makalah ini kita juga belajar Bersama dengan
berdiskusi antar umat beragama mengenai aborsi sehingga kita memperoleh ilmu dan saling
mengerti antar umat beragama. Dnegan itu kita bisa mengerti pandangan aborsi setiap agama
apakah ada persamaan atau perbedaan, sehingga ajaran apa yang diberikan oleh setiap agama
menurut ketentuan masing-masing agama.
A. Landasan Teori
1. Pengertian Aborsi
Pengertian aborsi Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal
dengan istilah ”aborsi”, berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Aborsi provocatus merupakan istilah lain yang
secara resmi dipakai dalam kalangan kedokteran dan hukum. Ini adalah suatu proses pengakhiran
hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Menurut Fact Abortion, Info Kit
on Women’s Health oleh Institute For Social, Studies anda Action, Maret 1991, dalam istilah
kesehatan” aborsi didefenisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur
(ovum) yang telah dibuahi rahim (uterus), sebelum janin (fetus) mencapai 20 minggu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Aborsi adalah Pengguguran kandungan. Dalam 39
kamus ini diterangkan ada 2 macam tindakah aborsi, yaitu yang bersifat kriminal, yaitu aborsi
yang dilakukan dengan sengaja karena suatu alasan dan bertentangan dengan undang-undangan
yang berlaku. Dan aborsi yang sifatnya legal, yaitu aborsi yang dilakukan dengan sepengetahuan
pihak yang berwenang. Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau
pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus
Criminalis” Beberapa pasal dalam KUHP.
Secara umum agama manapun melarang tindakan aborsi karena melanggar
perikemanusiaan dan memberikan dasar pemahaman bahwa nyawa manusia adalah menjadi hak
penciptanya, dikarenakan Dialah yang memberi dan Dialah yang 3akan menentukan kapan akan
dipanggil kembali menghadapNya. Aborsi dipersamakan dengan melakukan tindakan melanggar
hak Tuhan Yang Maha Esa. . Apa yan diciptakan itu mencerminkan Perbuatannya dan karenanya
harus dianggap berharga. Jika kita melakukan aborsi maka kita sudah turut campur dalam
kehendak Tuhan atau proses penciptaanNya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pandangan Agama di Indonesia terhadap kasus aborsi
1. Aborsi dalam pandangan agama Islam

Aborsi adalah pengguguran seorang janin baik dilakukan sendiri ataupun orang lain oleh seorang
perempuan atau seorang ibu. Dalam dunia kedokteran aborsi dibagi menjadi dua macam aborsi,
yaitu aborsi spontan dan aborsi buatan (sengaja dan medis). Pandangan Syariat Islam secara
umum mengharamkan praktik aborsi. Hal itu tidak diperbolehkan karena beberapa sebab, yaitu
Syariat Islam datang dalam rangka menjaga Adhdharuriyyaat al-khams, aborsi sangat
bertentangan sekali dengan tujuan utama pernikahan dan tindakan aborsi merupakan sikap buruk
sangka terhadap Allah SWT. Tindakan aborsi merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah.
Seseorang akan menjumpai banyak diantara manusia yang melakukan aborsi karena didorong
rasa takut akan ketidakmampuan untuk mengemban beban kehidupan, biaya pendidikan dan
segala hal yang berkaitan dengan konseling dan pengurusan anak. Ini semua merupakan sikap
buruk sangka terhadap Allah. Padahal Allah telah berfirman: “Dan tidak ada suatu binatang
melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang member rezekinya” Maka, Syariat Islam
memandang bahwa hukum aborsi adalah haram kecuali beberapa kasus tertentu. Dalam kalangan
Ulama terdapat perbedaan pendapat tentang praktik aborsi tersebut, dan mereka memiliki dalil-
dalil yang sama kuat, yaitu sebagai berikut:1)Dalil-dalil yang melarang dilakukannya aborsi
sebelum Islam datang, pada masa jahilliyah, kaum Arab mempunyai tradisi mengubur hidup-
hidup bayi yang baru dilahirkan. Allah SWT berfirman :“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang
dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa Apakah Dia dibunuh”. (At Takwir 8-9)Islam
membawa ajaran yang menentang dan mengutuk tradisi jahiliyyah ini. Allah SWT berfirman :
َ ‫ك يَ ْب ُسطُ ال ِّر ْز‬
‫ق لِ َم ْن يَ َشا ُء َويَ ْق ِد ُر ۚ إِنَّهُ َكانَ بِ ِعبَا ِد ِه خَ بِيرًا بَص‬ َ َّ‫إِ َّن َرب‬
“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan
menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-
Nya.” (QS. Al-Isra:30)

2. Aborsi dalam pandangan agama Katolik

Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas
dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena terjadi kehamilan yang
tidak diinginkan. Apakah karena kontrasepsi yang gagal, perkosaan, masalah ekonomi, jenis
kelamin atau hamil diluar nikah. Gereja mengajak kita untuk menghormati hidup manusia sejak
dari awal, oleh karena itu dapat dikatakan dengan tegas, kita menolak adanya pengguguran.
Aborsi hanya boleh dilakukan dengan keadaan darurat sebagai cara untuk menyelamatkan
ibunya. Jadi, aborsi yang dilakukan oleh karena alasan lain, jelas-jelas dilarang. Gereja katolik
sangat kuat mempertahanka pandangannya bahwa aborsi harus dilarang karena berkaitan dengan
hak asasi manusia. Manusia mempunyai hak asasi manusia karena ia adalah manusia ciptaan
Allah. Ia diciptakan menurut gammbar dan rupa Allah. Hak asasi itu datang dari kodratnya
sebagai manusia dan menyatu lekat dengan martabatnya sebagai manusia. Hak itu tidak dapat
diberi atau diambil oleh orang lain atau institusi lain, melainkan melekat dengan dirinya sebagai
manusia. Sejak manusia ada hak itu melekat padanya dan akan hilang bersama perginya manusia
dari dunia ini (meninggal). Bagi seorang manusia, hidup adalah nilai fundamental
untuk dapat merealisasikan nilai-nilai lainnya. Maka, hak untuk hidup menjadi syarat utama dan
mendasar ketika berbicara mengenai hak asasi manusia. Manusia diciptakan menurut gambar
Allah. Dalam kitab suci dikisahkan bahwa Allah melarang melakukan pembunuhan
terhadap sesama. Berdasarkan kenyataan diatas Gereja menganjurkan agar pewartaan akan
luhurnya pribadi manusia harus terus diwartakan karena manusia adalah luhur.

3. Aborsi dalam pandangan agama Hindu

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi di era global,
yang membawa berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat di Bali, baik dampak negatif
maupun dampak positif. Salah satu sisi negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan zaman
tersebut adalah tindak pidana Aborsi yang marak dilakukan oleh remaja dan wanita dewasa baik
yang menikah maupun belum menikah. Kelahiran anak yang seharusnya dianggap sebagai suatu
anugerah yang tidak terhingga dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai sang pencipta justru
dianggap sebagai suatu beban yang kehadirannya tidak diinginkan. Melakukan Aborsi dan 
membuang bayi merupakan pilihan bagi perempuan dan atau laki-laki guna menutupi aib karena
hamil diluar pernikahan. Tindakan ini tidak hanya karena niat menutupi aib tetapi berkaitan  pula
dengan budaya kematian. Dalam artian ada konfrontasi antara harapan agama yang menghargai
kehidupan dengan kenyataan yang berlangsung dalam masyarakat yakni manusia dengan mudah
menghilangkan nyawa orok atau bayi yang tidak berdosa, bahkan nyawanya sendiri guna
manutupi aibnya.
4. Aborsi dalam pandangan agama Kristen

Dalam Alkitab Tuhan mengatakan bahwa anak-anak adalah empunya kerajaan Allah, mengapa
Tuhan mengatakan demikian? Karena anak-anak masih murni jiwa dan hatinya, apalagi anak
yang masih berada didalam kandungan. Dalam pandangan Kristen tindakan aborsi dianggap
menolak keadilan Tuhan, yang mana setiap manusia yang diberikan nafas hidup oleh Tuhan
bukanlah hak manusia untuk mengambilnya, dan tindakan ini dilakukan kepada pihak yang tidak
berdaya yang sudah Tuhan berikan kehidupan. Nyawa calon bayi ini sama atau setara dengan
nyawa kita orang dewasa dan calon bayi inipun merupakan gambar dan rupa Allah itu sendiri,
yang berarti nyawa dan kehidupan itu adalah anugrah dari Tuhan, jadi tidak ada seorangpun yang
berhak untuk memutuskan nyawa seseorang itu selain penciptanya. Perbuatan aborsi jelas
merupakan perbuatan dosa yang keji, kejahatan yang melanggar hak asasi manusia karena
mengambil nyawa seseorang. Dalam Keluaran 20 ayat 13 dikatakan “Jangan Membunuh” hal ini
merupakan salah satu dari 10 Perintah Allah, dengan demikian aborsi merupakan perbuatan yang
menentang kedaulatan Allah yang berarti kita telah melakukan dosa.
5. Aborsi dalam pandangan agama Buddha

Ajaran mendasar dalam Buddha mengatakan bahwa jangan melakukan kekerasan, lakukanlah
semua hal baik yang bisa dilakukan, dan memurnikan pikiran, sebab setiap manusia mempunyai
karmanya dan harus menerima setiap konsekuensi dari perbuatannya. Ada 3 syarat terjadinya
makhluk hidup dalam Buddha yaitu, yang pertama adalah mata utuni atau masa subur seorang
wanita, yang kedua adalah mata pitaro hoti atau terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dalam
rahim, dan yang ketiga gandhabo paccuppatthito atau adanya gandarwa, hal-hal ini memiliki
energy karma. Melihat hal ini berarti Buddha menentang adanya tindakan aborsi karena telah
melanggar Pancasila Buddhis sila Pertama, yaitu panatipata yang berarti adanya makhluk hidup,
oleh karena itu si pelaku tindakan aborsi ini akan menerima konsekuensinya baik dalam
kehidupan sekarang maupun dalam kehidupan mendatang. Dalam Majjhima Nikaya 135
dinyatakan hukuman bagi mereka yang melakukan perbuatan pembunuhan kepada makhluk
hidup ialah ia akan dilahirkan kembali sebagai manusia tapi tidak berumur panjang, akan tetapi
dalam Buddha melakukan tindakan aborsi atau tidak merupakan keputusan personal.

KESIMPULAN

Secara umum agama manapun melarang tindakan aborsi karena melanggar


perikemanusiaan dan memberikan dasar pemahaman bahwa nyawa manusia adalah menjadi hak
penciptanya, dikarenakan Dialah yang memberi dan Dialah yang akan menentukan kapan akan
dipanggil kembali menghadapNya. Aborsi dipersamakan dengan melakukan tindakan melanggar
hak Tuhan Yang Maha Esa. Kontribusi cabang ilmu filsafat dalam memahami aborsi adalah
mendefiniskan adanya unsur terpenting dalam debat aborsi, yaitu pemahaman “kesucian
kehidupan”. Frase ini adalah cara singkat untuk menunjukkan nilai kehidupan serta harkat yang
melekat padanya. Pemahaman nilai kehidupan ini dapat dipahami sebagai eksternal yaitu
kehidupan adalah pemberian Tuhan, atau pemahaman nilai kehidupan sebagai internal sejauh
persona mempunyai nilai sendiri.
Aborsi merupakan hal yang harus dihindari.Seseorang boleh melakukan aborsi jika
memang alasanyya jelas menurut agama dan kesehatan.Tidak diperbolehkan seorang ibu hamil
membuang janinnya sendiri,karena Tuhan telah memberikan kepercayaan kepada kita untuk bisa
memperoleh seorang keturunan.Bersyukurlah suatu saat nanti bila kita di beri kesempatan untuk
menjadi seoarang ibu berarti kita telah menjadi manusia yang beruntung,karena tidak semua
wanita bisa hamil.Banyak sekali wanita yang tidak bisa memeberikan keturunan kepada
suaminya karena faktor kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Nining, N. (2018). Hukum Aborsi Dalam Perspektif Islam. Jurnal Hukum Replik, 6(2),


203-221.
Tilasanti, M. F. (2019). Pandangan Gereja Katolik Terhadap Aborsi.
Untara, I. M. G. S. (2020). Aborsi dalam Pandangan Norma Agama Hindu. Satya
Dharma: Jurnal Ilmu Hukum, 3(1), 92-114.
Sadli, Sapariah. 1976. Presepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang. Jakarta: Bulan
Bintang.
Djohan, Erni dkk. 1996. Sikap Tenaga Kesehatan terhadap Aborsi di Indonesia. Jakarta:
CV. Jasa Usaha Mulia.

Anda mungkin juga menyukai