Sistem Ekonomi Distribusikekayaan
Sistem Ekonomi Distribusikekayaan
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Sistem Ekonomi Islam
Yang diampu oleh dosen Ustdzh. Nurfaedah
Disusun oleh
Ilham Hidayatulloh
Hendri Budianto
Muhammad paris
Ridwan Abdul Aziz
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih
lagi maha penyanyang. Segala puji hanyalah milik Allah SWT semata, tidak
terkira ungkapanrasa syukur yang kami panjatkan kepada-nya yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan karunianya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Distribusi Kekayaan”
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ekonomi Makro Islam. Penulis berharap dapat mengetahui tentang apa itu Inflasi
dalam perspektik makro islam, menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dari pada pembaca
dan yang lainnya untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari
makalah ini.
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama rahmatul lil’alamin mencakup ajaran-ajaran yang
bersifat manusiawi dan universal, yang dapat menyelamatkan manusia dan alam
semesta dari kehancuran. Karena itu, islam menawarkan nilai-nilai, norma-norma
dan aturan-aturan hidup yang modern dan diharapkan mampu memberikan
alternative-alternatif pemecahan terhadap berbagai poblematika hidup manusia.
Distribusi merupakan salah satu aktivitas perekonomian manusia, di samping
produksi dan konsumsi. Dorongan al-qur’an pada sector distribusi telah dijelaskan
secara jelas. Ajaran islam menuntun kepada manusia untuk menyebarkan hartanya
agar kekaayaan tidak menumpuk pada segolongan kecil masyarakat saja.
Pendistribusian harta yang tidak adil dan merata akan membuat orang yang kaya
bertambah kaya dan yang miskin semakin miskin. Sebagai salah satu aktivitas
perekonomian, distribusi menjadi bidang kajian terpenting dalam perekonomian
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Pengertian Distribusi?
2. Bagaimana Distribusi antar individu manusia?
3. Bagaimana Distribusi oleh Negara?
4. Bagaimana Aplikasi pengeluaran kas Baitul Mal?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Distribusi
2. Untuk mengetahui Bagaimana Distribusi antar individu manusia
3. Untuk mengetahui Bagaimana Distribusi oleh Negara
4. Untuk mengetahui Bagaimana Aplikasi pengeluaran kas Baitul Mal
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Distribusi & Kekayaan
1.Pengertian Distribusi
Distribusi merupakan penyaluran harta yang ada, baik dimiliki oleh pribadi
atau umum (publik) kepada pihak yang berhak menerima yang ditunjukan untuk
meningkatkan kesejahteran masyarakat sesuai dengan syariat. Secara sederhana
bisa digambarkan, kewajiban menyisihkan sebagian harta bagi pihak surplus
(berkecukupan) diyakini sebagai kompensasi atas kekayaannya dan di sisi lain
merupakan insentif (perangsang) untuk kekayaan pihak defisit (berkkekurangan).1
َّ َما أَفَا َء هَّللا ُ َعلَى َرسُولِ ِه ِم ْن أَ ْه ِل ْالقُ َرى فَلِلَّ ِه َولِل َّرسُو ِل َولِ ِذي ْالقُرْ بَى َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َس ]ا ِكي ِن َواب ِْن
الس ]بِي ِل َك ْي اَل
ِ يَ ُكونَ دُولَةً بَ ْينَ األ ْغنِيَا ِء ِم ْن ُك ْم َو َما آتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ َش ِدي ُ]د ْال ِعقَا
(ب
)7
1
Mustofa Edwin nasution, Pengenalan Ekonomi Islam.h.121
Artinya : “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah
untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di
antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul
kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya.”
2. Prinsip Distribusi
2
Abdul manan, Teori praktek ekonomi islam. h.24
Macam-macam factor produksi yang bersumber dari kekayaan nasional harus
dibagi secara adil. Islam menginginkan persamaan kesempatan dalam meraih
harta kekayaan, terlepas dari tingkatan social, kepercayaan dan warna kulit. Islam
menjamin akan tersebarnya harta kekayaan di masyarakat dengan adanya
distribusi yang adil.
a) Larangan Riba
Pelarangan riba merupakan permasalahan penting dalam ekonomi Islam,
terutama karena riba secara jelas dilarang dalam al-Qur’an. Jika dihubungkan
dengan masalah distribusi, maka riba dapat mempengaruhi meningkatnya masalah
dalam distribusi, yakni: berhubungan dengan distribusi pendapatan antara bankir
dan masyarakat secara umum, serta nasabah secara khusus dalam kaitannya
dengan bunga bank.
Jika sekarang sesuai dengan prinsip larangan menumpuk harta diatas, seharusnya
dalam masyarakat akan terjadi pengambilan harta secara paksa terhadap
masyarakat yang mampu untuk diserahkan sebagian hartanya kepada masyarakat
yang membutuhkan. Tetapi itu tidak terealisasikan.3
3.Kekayaan
3
http://inipunyadhini.blogspot.com/2014/06/distribusi-kekayaandalam islam.html?m=1
merupakan segala sesuatu yang dapat diambil, dismpan dan di manfaatkan.
Islam tidak membatsi kehendak seseorang dalam memperoleh harta selam yang
demikian dilakukan dalan prinsip umum yang berlaku yaitu halal dan baik.
Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah seizing Allah SWT.
Oleh karena itu, manusia yang kurang beruntung mempunya ha katas sebagian
kekayaan yang dimiliki manusia lain yang beruntung, dan kekayaan atau harta
yang dimiliki harus berputar tidak boleh ditimbun Sebagaimana dalam QS. Al-
humazah:1-3
Artinya: “ Celakalah bagi setiap pengumpat, yang mengumpulkan harta dan
menghitung-hitungnya, dan (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat
mengekalkannya.” (QS. Al-humazah:1-3)4
4
https://www.google.com/amps/s/www.kompasiana.com/amp/dwiindahsari/kekayaan-dalam-
perspektif-islam.
Artinya: “Tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan
taqwa.”(QS.Al-maidah:2)
Rasulullah SAW berkata,”Sesungguhnya Allah SWT selalu menolong
hambaNya sela hambaNya tersebut menolong saudara muslimnya.”
(HR.BukhoriMuslim)
Distibutor antar individu sangat terkait dengan kepemilikan harta
didsarkan pada agama. Kepemilikan tidak memberi hak mutlak kepada
pemiliknya untuk memperguakan semaunya, melainkan harus sesuai dengan
beberapa aturan. Hal ini dikarenakan kepemilikan harta pada esesinya hanya
sementara, tidak abadi, dan tidak lebih dari pinjaman terbatas dari Allah. Terkait
dengan kepemilikan pribadi. Hal ini merupakan kepemilikan yang manfaatnya
hanya berkaitan dengan satu orang saja dan tidak ada satu orangpun yang ikut
andil dalam kepemilikan itu. Contoh : Kepemilikan rumah, mobil, motor dll.
5
http://www.google.com/amp/s/ahmadarkam.wordpress.com/2014/01/13/makalah-distribusi-
kekayaan/amp
6
P3EI. Ekonomi Islam Jakarta:2008 h.98
Negara tidak disimpan di Baitul Maal. Sesuai dengan alamnya, binatang-binatang
tersebut ditempatkan di alam terbuka.
Adapun Baitul Mal yang berarti tempat penyimpanan harta yang masuk dan
pengelolaan harta yang keluar, maka di masa Nabi saw belum merupakan tempat
yang khusus. Ini disebabkan harta yang masuk pada saat itu belum begitu banyak.
Lagi pula hampir selalu habis dibagikan kepada kaum Muslim, serta dibelanjakan
untuk pemeliharaan urusan mereka.
Demikian pula setiap harta yang wajib dikeluarkan untuk orang-orang yang
berhak menerimanya, untuk kemaslahatan kaum Muslim dan pemeliharaan urusan
mereka, serta untuk biaya mengemban dakwah, merupakan kewajiban atas Baitul
Mal, baik dikeluarkan secara riil maupun tidak. Baitul Mal dengan pengertian
seperti ini tidak lain adalah sebuah lembaga.
Baitul Mal sebagai sebuah lembaga didirikan pertama kalinya setelah
turunnya firman Allah Swt -yakni di Badar seusai perang, dan saat itu para
sahabat berselisih tentang ghanimah:
“Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang,
katkannlah harta rampsan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu
bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hbungannmu diantara sesamamu dan
taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang yang beriman”
Pada saat itu Allah menjelaskan hukum tentang pembagiannya dan
menjadikannya sebagai hak seluruh kaum Muslim. Selain itu, Allah juga
memberikan wewenang kepada Rasul saw untuk membagikannya dengan
mempertimbangkan kemaslahatan kaum Muslim, sehingga ghanimah tersebut
menjadi hak Baitul Mal.
saat itu Rasulullah saw segera membagikan harta ghanimah, dan seperlima
bagian darinya (alakhmas) segera setelah selesainya peperangan tanpa menunda-
nundanya lagi. Dengan kata lain, beliau segera membelanjakannya sesuai
ketentuan. Harta yang merupakan sumber pendapatan Negara disimpan di baitul
maal dalam jangka waktu singkat untuk kemudian didistribusikan kepada
masyarakat hingga tidak tersisa sedikitpun.
Praktik pengumpulan dan pendistribusian harta yang dilakukan Rasulullah
inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Baitul Maal. Pada praktiknya, institusi
pengumpulan dan pendistribusian harta di masa Rasulullah belumlah berupa
organisasi yang kompleks, melainkan Rasulullah dibantu oleh beberapa
sahabatnya, untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran.
Pada tahun pertama kekhalifahan Abu Bakar, keadaan seperti itu
berlangsung sama. Jika datang harta dari berbagai daerah taklukan langsung
dibawa ke Masjid Nabawi dan langsung dibagikan. Tetapi pada tahun kedua,
pemasukan harta jauh lebih besar sehingga Abu Bakar pun menjadikan sebagian
ruang dirumahnya sebagai pusat penampungan dan pendistribusian harta itu untuk
kemaslahatan kaum muslimin.
Di era kekhalifahan Umar bin Khathab, perluasan kekuasaan wilayah Islam
berkembang pesat. Persia dan Romawi berhasil ditaklukan, maka semakin besar
volume pundi-pundi kekayaan yang mengalir ke Madinah. Khalifah Umar pun
memerintahkan untuk membangun tempat khusus sebagai tempat penampungan
harta itu sekaligus ia menyusun struktur organisasi untuk mengurus aktivitas
baitul maal tersebut.
Fungsi dan tujuan itu terlihat nyata dari bentuk struktur organisasi baitul
maal dimasa Khlifah Umar bin Kathab. Umar membentuk:
a. Departemen Pelayanan Militer.
Fungsi utama departemen ini, adalah medanai aktivitas dan kebutuhan
pasukan termasuk untuk pembayaran gaji, pensiun dan jaminan masa depan
keluarganya.
b. Departemen Kehakiman dan Eksekutif.
Tugas departem pokok departemen ini, adalah membiayai aktivitas pelayanan
hukum dan publik termasuk membayar gaji para hakim dan pejabat negara
sesuai dengan kecukupan yang wajar agar mereka tidak melakukan praktik
korupsi atau menerima suap.
c. Departemen Pendidikan dan Pelayanan Islam
Departemen bertugas mendistribusikan pembiayaan untuk kebutuhan
pencerdasan ummat dan aktivitas dakwah termasuk pembayaran gaji guru dan
juru dakwah serta keluarganya.
d. Departemen Jaminan Sosial.
Jaminan hidup bagi anak-anak yati, kaum fakir dan miskin, janda-jand tua dan
orang jompo, orang cacat, pembiayaan pernikahan, persalinan dan jaminan
kebutuhan hidup keluarga yang tidak mampu dan untuk kemaslahatan ummat
lainnya adalah menjadi tugas utama departemen jaminan sosial ini.
Pada masa umar pula struktur organisasi ini berkembang seiring dengan
perkembangan permasalahan yang terjadi, seperti pembentukan cabang-cabang
baitul maal di wilayah-wilayah taklukan, pembentukan sistim diwan, membentuk
tim sensus penduduk (nassab) untuk menentukan indeks kebutuhan dan jaminan
sosial bagi masyarakat7
BAB III
7
http://www.google.com/amp/s/ahmadarkam.wordpress.com/2014/01/13/makalah-distribusi-
kekayaan/amp
KESIMPULAN
- Prinsip Distribusi
DAFTAR PUSTAKA
http://inipunyadhini.blogspot.com/2014/06/distribusi-kekayaandalam
islam.html?m=1
https://www.google.com/amps/s/www.kompasiana.com/amp/dwiindahsari
/kekayaan-dalam-perspektif-islam.
http://www.google.com/amp/s/ahmadarkam.wordpress.com/2014/01/13/m
akalah-distribusi-kekayaan/amp