2/Mar/EK/2021
140
Lex Privatum Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
sebagai sengketa. Sengketa internasional tidak Adalah suatu cara penyelesaian sengketa
secara ekslusif menyangkut hubungan melalui pihak ketiga, yang mana pihak ketiga
antarnegara karena mengingat subjek-subjek bias disebut sebagai individua tau lembaga
hukum internasional yang saat ini sudahh maupun organisasi, usulan-usulan penyelesaian
semakin berkembangsehingga sengketa sengketa melalui mediasi dibuat seperti tidak
internasional dapat melibatkan banyak actor resmi, dimana usulan ini dubuat berdasarkan
non-negara7. Penyelesaian sengketa informasi yang diberikan oleh para pihak,
internasional dapat dilaksanakan dengan cara bukan atas penyelidikan, jika usulan tersebut
politik dan hukum. tidak diterima, mediator masih bias tetap
a. Penyelesaian Sengketa Secara Politik menjalankan fungsi mediasinya dengan
penyelesaian sengketa secara politik adalah membuat usulan-usulan baru, oleh karena itu
penyelesaian melalui hubungan diplomatik, ada salah satu fungsi utama mediator adalah
beberapa cara penyelesaian sengketa melalui mencari berbagai solusi, sampai
jalur diplomatik ; mengidentifikasi hal-hal yang dapat disepakati
1) Negosiasi para pihak serta membuat usulan yang dapat
Negosiasi, adalah cara penyelesaian mengakhiri perkara sengketa, seperti halnya
sengketa yang paling dasar dan paling tua dalam negosiasi, tidak ada prosedur-prosedur
digunakan, penyelesaian melalui negosiasi khusus yang harus ditempuh dalam proses
merupakan salah satu cara yang paling penting, mediasi, sehingga para pihak bebas melakukan
oleh karenanya banyak sengketa diselesaikan dan menentukan prosedurnya. Hal yang paling
secara negosiasi karena cara ini dianggap penting adalah kesepakan para pihak mulai dari
sebagai cara yang tidak mengindang adanya proses pemilihancara mediasi, menerima atau
publisitas atau menarik perhatian publik. tidaknya usulan-usulan yang diberikan
Negosiasi adalah fact of life atau keseharian, mediator, sampai kepada pengakhiran tugas
setiap individu maupun kelompok melakukan mediator10. Ketika para pihak masih gagal
negosiasi untuk mendapatkan apa yang melakukan mediasi dalam menyelesaikan
diinginkan8. Kelemahan utama dalam sistem sengketa, mereka masih bias menyerahkan ke
negosiasi adalah ketika para pihak saling tidak forum yang mengikat yaitu melalui
seimbang dalam kedudukan, dimana salah satu penyelesaian sengketa melalui pengadilan atau
pihak lebih kuat daripada pihak yang abritase.
lainnya,sehingga menimbulkan pihak yang 3) Konsiliasi
lemah berada dalam posisi tekanan dari pihak Merupakan penyelesaian sengketa yang
yang lebih kuat, kelemahan selanjutnya proses hampir sama dengan mediasi, dimana kedua
berlakunya negosiasi acap kali lambat dan bias cara ini sama-sama menggunakan pihak ketiga
memakan waktu lama, faktor utamanya adalah untuk menyelesaikan sengketa secara damai,
sulitnya permasalahan-permasalahan yang konsoliasi juga bisa diselesaikan oleh individu
timbul diantara para pihak, adapula kelemahan ataupun suatu badan atau komisi konsiliasi,
yang lainnya yaitu ketika salah satu pihak komisi konsiliasi bias yang sudah terlembaga
terlalu keras dengan pendiriannya. Dalam atau ad hoc yang berfungsi untuk menetapkan
pelaksanaan negosiasi prosedur-prosedur yang persyaratan-persyaratan penyelesaian yang
terdapat didalamnya adalah pertama negosiasi diterima oleh para pihak11. Persidangan suatu
digunakan ketika suatu sengketa belum lahir, komisi konsiliasi biasanya terdiri atas dua
dan kedua negosiasi digunakan ketika adanya tahapan yakni tahap tertulis dan tahap lisan,
sengketa9. dimana yang pertama adalah sengeketa
2) Mediasi diuraikan secara tertulis dann diserahkan
kepada badan konsiliasi, kemudian badan ini
akan mendengar keterangan lisan daripada
para pihak. Berdasarkan fakta-fakta yang
7 Sefriani, Hukum Internasional Suatu Pengantar, PT. diperoleh, badan konsiliasi akan menyerahkan
RajaGrafindo, 2015, Yogyakarta, hal 298
8 Suyud Margono, Alternative Dispute Resolution And laporannya kepada para pihak disertai dengan
Abritation : Proses Pelembagaan Dan Aspek Hukum,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 49. 10 Ibid, Hal. 203.
9 Huala Adolf. Op.cit, hal. 202 11 Ibid, Hal. 205
141
Lex Privatum Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
kesimpulan, dan usulan-usulan penyelesaian para pihak yang bersengketa sepakat untuk
sengketanya, perlu diketahui bahwa usulan ini menggunakan jalur tersebut. Dalam praktiknya
tidaklah mengikat, oleh karenanya diterima seringkali komisi pencari fakta mengalami
atau tidaknya usulan tersebut bergantung kesulitan ketika suatu negara tempat akan
sepenuhnya pada para pihak. Pengertian dilakukan penyelidikan ataupin investigasi tidak
konsiliasi menurut kamus hukum dan politik mau bekerja sama atau kurang kooperatif. Oleh
menyatakan bahwa “Konsiliasi adalah usaha karenanya dewan keamanan PBB memiliki
atau upaya yang dilakukan untuk kewenangan mengirimkan komisi pencari fakta
mempertemukan keinginan dari puhak-pihak atas nama PBB tanpa persetujuan negara, bila
yang sedang berselisih agar dapat mengakhiri menurut dewan PBB sengketa yang muncul
perselisihan dan mencapai suatu persetujuan sudah masuk kategori mengancam atau
secara bersama12.penyelesaian sengketa melanggar perdamaian keamanan internasional
melalui cara konsiliasi bergantung dari para atau juga tindakan agresi sebagaimana diatur
pihak yang bersengketa, jika tidak dapat dalam Pasal 39 Piagam PBB. 13
terselesaikan secara konsiliasi maka pengadilan 6) Penyelesaian Melalui PBB
internasional merukan salah satu cara terakhir Penyelesaian melalui jalur politik dengan
dalam menyelesaikan sengketa. menggunakan jasa PBB dilakukan oleh Sekjen
4) Jasa Baik (Good Offices) PBB, dalam hal ini Majelis Umum maupun
Pada umumnya ketika negosiasi tidak dapat Dewan Keamanan. Negara-negara yang
menyelesaikan sengketa maka pihak-pihak yang bersengketa seringkali meminta Sekjen PBB
bersengketa akan menggunakan jalur untuk menjadi mediator atau memberikan jasa
jasa/keterlibatan pihak ketiga. Keterlibatan baik dalam menyelesaikan sengketa, karena
pihak ketiga dalam dalam good offices tidak dewan PBB dianggap netral serta memiliki
lebih daripada mengupayakan pertemuan kompetensi untuk membantu menyelesaikan
pihak-pihak bersengketa untuk boleh sengketa oleh pihak-pihak yangbersengketa.
berunding Bersama. Pihak ketiga disebut juga Penyelesaian sengketa melalui majelis umum
sebagai saluran tambahan komunikasi. hanya dapat dilakukan apabula dewan
Persoalan pertemuan yang sudah difasilitasi keamanan sudah tidak mampu ataupun gagal
oleh pihak ketiga berakhir tanpa keputusan mengemban tugasnya untuk memelihara
ataupun para pihak melanjutkan kembali perdamaian keaman internasional.
perseturuan mereka sudah menjadi diluar 7) Penyelesaian Sengketa Melalui Organisasi
kompetensi pihak ketiga, tetapi secara tidak Regional Maupun Internasional
langsung pihak ketiga telah berhasil Menurut koesnadi dalam bukunya
mempertemukan kedua belah pihak maka organisasi internasional menyatakan
pihak ketiga sudah dikatakan berhasil “Kerjasama internasional terjadi karena
melakukan good offices. kesadaran nasional dimana mempunyai arah
5) Pencari Fakta (Fact Finding/Inquiry) dan tujuan yang sama, keinginan didukung oleh
Inquiry merupakan suatu cara penyelesaian kondisi internasional yang saling membutuhkan
sengketa secara diplomatik dengan kerjasama didasari oleh kepetingan bersama
memfasilitasi penyelesaian sengketa dengan diantara negara-negara namun kepentingan itu
mencari kebenaran fakta, tidak memihak, tidak identik”14.Kerjasama perdagangan
melakukan investigasi secara terus-menerus internasional mempuyai berbagai macam
sampai fakta yang disampaikan salah satu pihak kepentingan nasional dari berbagai negara dan
dapat diterima oleh pihak yang lainnya. bangsa yang tidak dapat diperoleh didalam
Penyelesaian sengketa secara inquiry banyak negaranya sendiri. Adanya masyarakat
digunakan oleh negara dan organisasi- internasional berarti ada hubungan antara
organisasi internasional untuk menyelesaiakan masyaraakat internasional, dan karena itu
senngketa-sengketa internasional. Penyelesaian hubungan-hubungan internasional ini
sengketa melalui jalur inquiry mensyaratkan diwujudkan dalam bentuk hubungan bilateral
12Telly Sumbu, dkk, Kamus Umum Politik Dan Hukum, 13Sefriani, op. cit, hal.304
Media Prima Aksara, Cetakan Pertama, Jakarta, 2011, hal. 14 Koesnadi Kartasasmita, Organisasi Internasional,
408 Bandung, 1998, hal. 03
142
Lex Privatum Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
143
Lex Privatum Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
144
Lex Privatum Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
masalah yang menjadi pokok persoalan Sengketa yang sering terjadi dalam
dalam sengketa anatar pedgang dengan dengan hubungan dagang internasional juga adalah
negara adalah adanya konsep imunitas negara sengketa antara negara dengan negara,
dalam hukum internasional, dimaa masalah sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
utamanya ada pada konsep imunitas ini, suatu mengenai jenis-jenis hubungan dagang
negara dalam situasi apapun, tidak akan pernah internasional, seringkali terjadi sengketa
diadili dihadapan badan-badan peradilan dagang dalam perdagangan internasional yang
asing20. Namun individua tau pedagang juga melibatkan pihak-pihak negara yang
merupakan subjek dalam hukum internasional mengadakan hubungan-hubungan dagang
terbatas, oleh karena itu dalam hukum internasional, baik itu merupakan hubungan
internasional berkembang suatu pengertian dangan bilateral, regional maupun multilateral,
jure imperii, dan jure gestiones, jure imperi sengketa yang sering terjadi antara negara
adalah merupakan suatu tindakan negara pada dengan negara merupakan jenis segketa yang
bidang publik memiliki kapasitas sebagai suatu paling disorot dalam sistem perdagangan
negara berdaulat, tindakan-tindakan inilah internasional karena dalam hal ini negara
tidak akan dapat diuji ataupun diadili mempertahankan apa yang menjadi haknya
dihadapan badan peradilan kemudian adapula dalam hubungan dagang internasional, tidak
pengertian jure gestiones, yang merupakan jarang juga dalam sengketa dagang antar
tindakan negar dibidang perdata ataupun negara ini dapat berdampak pada perjanjian-
dagang tindakan-tindakan yang seperti inilah perjanjian yang dilakukan oleh individu atau
yang merupakan tindakan negara sebagai badan usaha swasta terancam karena adannya
orang-perorangan sehingga tidak boleh sengketa dagang yang terjadi, ini disebabkan
dianggap bahwa tindakan seperti itu menjadi karena dalam sengketa dagang yang
suatu tindakan layaknya pedagangan biasa, dan melibatkan negara dengan negara dapat
tindakan-tindakan inilah yang membuat berakhir dengan pemboikotan barang-barang
sengketa dapat saja diselesaikan dengan cara milik negara lain, ataupun putusnya hubungan
abritase, ataupun di pengadilan21. Jenis ekspor-impor dengan dengan negara lain,
sengketa anatar negara dan individu adalah dalam sistem penyelesaian sengketa yang
salah satu jenis sengketa yang sering terjadi terjadi antara negara dengan negara bisa
dalam hubungan perdagangan internasional, ditempuh dengan beberapa cara yang dapat
banyak kasus yang serig terjadi adalah individu menyelesaikan sengketa, dalam penyelesaian
menuntut suatu negara karena tidak dapat sengketa antara negara dengan negara pula
menjalan suatu perjanjian dagang dengan ada badan-badan khusus yang mengatur
begitu baik, oleh karenanya jenis sengketa tentang penyelesaian sengketa dagang yang
dagang antara individu dan nnegara bukan melibatkan negara dengan negara. Tidak dapat
merupakan suatu pengecualian dalam dipungkiri seringkali dalam penyelesaian
perdagangan internasional. sengketa dagang internasional dapat berujung
2) Sengketa antara Pedagang dengan Pedagang pada persaingan bisnis yang tidak sehat dang
sengketa anatara pedagang-dengan menyebabkan terjadinya gangguan
pedagang adalah sengketa yang seringkali perekonomian didalam negara.
terjadi Dallam sengketa perdagangan b. Prinsip-prinsip Penyelesaian sengketa
internasional, dalam penyelesaian sengketa ini Dalam hukum perdagangan internasional
juga dilakukan dengan berbagai cara, terdapat prinsip-prinsip yang merupakan
kesepaktan dan kebebasan dalam hubungan prinsip dalam menyelesaikan sengketa dagang
daganglah yang juga menjadi sebagai penetu internasional, prinsip-prinsip tersebut antara
dalam memilih forum penyelesaian sengketa, lain ;
kesepakan dan kebebasan pula merupakan hal 1) Prinsip Kesepakatan
yang esensial, dimaa hukum menghormati dalam penyelesaian sengketa prinsip ini
kebebasan dan kesepakan tersebut. merupakan prinsip yang fundamental dalam
3) Sengketa antara Negara dengan Negara menyelesaikan suatu sengketa perdagangan
internasional, prinsip ini merupakan landasan
20 Huala Adolf, op.cit, hal. 195 utama untuk dilaksanakannya suatu
21 Ibid
145
Lex Privatum Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
146
Lex Privatum Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
147
Lex Privatum Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
merupakan pintu gerbang bagi suatu negara menyetujui perkara banding, mengawasi
untuk memperluas akses pasarnya26. pelaksanaan keputusan dan rekomendasi-
Dalam penyelesaian sengketa oleh WTO ada rekomendasi, serta menjatuhkan hukumn
aspek-aspek hukum yang harus ditaati oleh dalam hal ada pihak yang tidak melaksanakan
negara-negara anggota, yang mana aspek- rekomendasinya.
aspek ini terbentuk dan dibuat oleh negara- Mekanisme penyelesaian sengketa dalam
negara anggota untuk ditaati dan berdasarkan sistem WTO dipicu dengan adanya keberatan
persetujuan Bersama oleh negara-negara negara anggota yang mana memberikan
anggota sebagai hasil dari perundingan manfaat yang diharapkan sesuai dengan
Bersama, mekanisme penyelesaian sengketa persetujuan GATT “terhapus atau terganggu”,
yang diatur didalam WTO mengacu kepada karena ada beberapa hal yang dapat
ketentuan-kententuan pasal 22-23 GATT 1947, menyebabkannya yaitu, kegagalan negara
sehingga dengan berdirinya WTO maka anggota lainnya melaksanakan kewajiban yang
krtentuan-ketentuan dalam GATT 1947 terlebur sejalan dengan GATT, kemudian penerapan
kedalam peraturan WTO27. Dalam peraturan oleh negara anggota terhadap segala tindakan
penyellesaian sengketa yang diatur dalam Pasal yang bertentangan dengan GATT, hal-hal
22, dan Pasal 23 ini mengatur ketentuan- tersebutlah yang membuat mekanisme dalam
ketentuan yang sederhana, dalam Pasal 22 penyelesaian dalam sistem WTO.
menghendaki bahwa para pihak yang Adapulah tujuan-tujjuan dari penyelesaian
bersengketa menyelesaikan sengketanya sengketa dalam WTO yaitu; menjamin
melalui konsultasi bilateral atas setiap keamanan dan prediktibilitas dalam kegiatan
persoalan yang mempengaruhi perjanjian perdagangan yang dilakukan dalam hubungan
ataupun ketentuan-ketentuan GATT. dagang yang terbentuk, kemudian melindungi
Dalam penyelesaian sengketa dagang dalam hak dan kewajiban anggota-anggota melalui
system WTO ada aturan-aturan yang dibuat ruang lingkup perjanjian, serta menjelaskan
untuk mengacu dalam penyelesaian sengketa ketentuan-ketentuan yang ada dari ruang
dagang, perlu untuk diketahui bahwa dalam lingkup perjanjian internasional, serta dalam
penyelesaian sengketa dagang dalam system memastikan solusi positif terhadap sengketa.
World Trade Organization para pihak yang Keempat hal tersebut akan tercapai apabila
menyelesaikan sengketa dan penyelesaian memungkinkan dengan kesepakatan pihak-
sengketa melalui WTO adalah negara-negara pihak yang bersengketa. Jika dengan mutual
anggota WTO saja, dalam organisasi agreed solution tidak dapat tercapai, maka
perdagangan internasional menjadi paying dapat ditempuh dengan cara lain yang berupa
hukum yang megatur 28 jenis persetujuan ajudikasi pihak ketiga, atau melalui alternatif
tentang perdagangan barang dan jasa serta penyelesaian sengketa.
perlindungan hak dan kepemilikan intelektual
serta investasi yang berhubungan dengan PENUTUP
hubungan dagang internasional. A. Kesimpulan
Berdasarkan hukum kebiasaan internasional, 1. Prinsip Penyelesaian Sengketa Menurut
yang dirumuskan dalam konvensi wina 1969, Hukum Internasional dapat dilakukan
menimbulka akibat hukum eksternal adalah dengan cara melalui jalur penyelesaian
bahwa melalui tindakan berupa negara telah sengketa politik dan jalur penyelesaian
menerima segel kewajiban yang dibebankan, sengketa secara hukum. Dalam
dalam WTO hanya ada satu Dispute Settlement penyelesaian sengketa perdagangan
Body yang berperan untuk menyelesaikan internasional sengketa dapat diselesaikan
segala jenis sengketa yang timbul dari melalui cara-cara dan tahapan yang
persetujuan final act, lembaga ini memiliki diatur dalam hukum perdagngan
wewenang untuk membentuk panel-panel, internasional baik melalui UNCITRAL
maupun WTO sebagai badan-badan
26Christhophorus Barutu, Seni Bersengketa di WTO, PT
perdagangan dunia.
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2015,hal 12. 2. Aspek Hukum Penyelesaian Sengketa
27 Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Dalam Sistem WTO, diatur dalam Dispute
Internasional, Sinar Grafika, Bandung, 2004, hal.132.
148
Lex Privatum Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
149
Lex Privatum Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
Sumber Jurnal :
Jamilus. "Analisis Fungsi Dan Manfaat WTO Bagi
Negara Berkembang." JIKH, 2017: 206.
Thalib, Prawita. "Implikasi Most Favoured
Nation Dalam Upaya Penghapusan
Hambatan Perdagangan Internasional."
Yuridika, Vol 27, No.1, 2012: 36.
Ukas. "Analisis Yuridis Mekanisme Penyelesaian
Sengketa Perdagangan Internasional."
Jurnal Cendikia Hukum, Vol 4, No.1,
2018: 131.
Usak. "Penyelesaian Sengketa Impor Produk
Hortikultura Hewan Dan Produk Hewan
Antara New Zealand Dan Indonesia."
Era Hukum, Vol. 2, No. 1, 2017: 35.
150