168-Article Text-382-1-10-20201014
168-Article Text-382-1-10-20201014
ABSTACT
Legitimate marriages not only bring the consequences of an inner bond between a man and a
woman merely but the creation of the husband and wife’s property in the marriage. One form of
marital property is a common property. Mutual property is a property acquired by a husband and
wife during marriage, without questioning which party produces them. With the Constitution of
the Constitution Number 69/PUU-XIII/2015, a marriage agreement was made after the marriage
took place. It can be a problem when a credit agreement with a joint property collateral, which
Revi Inayatillah, Sonny Dewi Judiasih, Anita Afriana 188
Pertanggungjawaban Suami Isteri Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Harta Bersama
was later made a marriage agreement allowed with the verdict of the Constitutional Court. This
article is a result of research using a normative juridical approach method then normatively
analyzed qualitatively. It is concluded that husbands and wives can not be held accountable when
not expressing consent in a credit agreement with the guarantee of common property that the
spouse does not express agreement in a credit agreement with a joint property guarantee. The
marriage agreement after the Constitutional Court Decision Number 69 / PUU-XIII / 2015 has not
given legal certainty for third parties as the parties are feared not to have good faith in the making
of a marriage agreement. To provide certainty for a third party as a credit facility for couples and
spouses and to be accountable, spouses should register registration of marriage agreements in
order to fulfill the publicity basis.
Keywords: credit agreement, marriage, marriage agreement, mutual property.
1
Happy Susanto, Pembagian Harta Gono Gini Saat Terjadi Perceraian, Visi Media, Jakarta: 2008, hlm. 78.
189 ACTA DIURNAL
Volume 1, Nomor 2, Juni 2018
2
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990, hlm. 11.
3
Idem, hlm. 32.
Revi Inayatillah, Sonny Dewi Judiasih, Anita Afriana 190
Pertanggungjawaban Suami Isteri Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Harta Bersama
4
J.Satrio, Hukum Harta Perkawinan, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1993, hlm. 189.
5
Djaren Saragih, Pengantar Hukum Adat Indonesia, Tarsito, Bandung: 1984, hlm. 45.
191 ACTA DIURNAL
Volume 1, Nomor 2, Juni 2018
perkawinan menjadi yurisdiksi harta bersama.6 Meskipun istri tidak bekerja, harta bersama
M. Yahya Harahap menyatakan bahwa tetap milik suami dan istri terkecuali adanya
pada dasarnya semua harta yang diperoleh perjanjian kawin. Harta bersama ini dapat
selama ikatan perkawinan menjadi yurisdiksi dijadikan jaminan apabila suatu hari pasangan
harta bersama yang dikembangkan dalam suami dan istri menginginkan untuk melakukan
proses peradilan. Berdasarkan pengembangan perjanjian kredit.
tersebut maka harta perkawinan yang termasuk Harta bersama mempunyai nilai ekonomi
yurisdiksi harta bersama adalah sebagai yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai jaminan
berikut:7 oleh suami dan istri dalam suatu perjanjian
Pasal 36 ayat (1) UU Perkawinan yang kredit, baik oleh suami dan istri secara bersama-
menentukan bahwa berkaitan dengan harta sama, atau oleh salah satu pihak suami atau
bersama, suami atau istri dapat bertindak istri, dengan persetujuan masing-masing
atas persetujuan kedua belah pihak, hal ini pihak. Melalui Pasal 36 ayat (1) UU Perkawinan
mencerminkan suatu kedudukan yang setara memberikan pemahaman bahwa apabila suami
terhadap kekuasaan atas harta bersama dan atau istri melakukan suatu tindakan yang
dalam perkawinan. Kedudukan yang setara berkaitan dengan harta bersama, maka hal
antara suami dan istri terhadap harta bersama tersebut harus dilakukan atas persetujuan
tersebut, maka lahirlah tanggung jawab dari kedua belah pihak. Apabila harta bersama
suami dan istri tersebut manakala mereka dijadikan sebagai objek jaminan hutang oleh
secara bersama-sama atau salah satu dari suami dan atau istri, maka penjaminan itu harus
mereka melakukan suatu perbuatan hukum.8 didasarkan pada persetujuan dan kesepakatan
Hukum harta kekayaan mengatur suami dan istri.
mengenai hubungan antara individu dengan Hal ini berarti bahwa apabila suami yang
harta kekayaan yang dimilikinya, cara menjadikan harta bersama sebagai objek
bagaimana seseorang dapat memperoleh harta jaminan hutang, maka dalam penjaminan
kekayaannya, dan cara mengenai bagaimana itu harus mendapatkan persetujuan istrinya.
seseorang tersebut mempertanggungjawabkan Demikian pula sebaliknya, apabila istri
perbuatannya yang berkaitan dengan harta bertindak sebagai pihak yang menjaminkan,
kekayaannya. maka hal tersebut harus dilakukan dengan
Pasangan suami dan istri yang bekerja persetujuan suaminya. Dengan demikian suami
dapat menimbulkan harta bersama yang dan istri tidak diperbolehkan menjual atau
dihasilkan oleh keduanya. Hal ini berarti bahwa memindahtangankan harta bersama tanpa
harta bersama yang dihasilkannya merupakan persetujuan kedua belah pihak.9
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
6
Abdul Manaf, Aplikasi asas Equalitas Hak dan Kedudukan Suami Istri dalam Penjaminan Harta Bersama pada Putusan Mahkamah
Agung, CV. Mandar Maju, Bandung: 2006. hlm. 46.
7
Ibid., hlm. 59-60.
8
Sonny Dewi J.(I), Harta Benda Perkawinan: Kajian Terhadap Kesetaraan Hak dan Kedudukan Suami dan Isteri atas Kepemilikan Harta
dalam Perkawinan, Refika Aditama,Bandung: 2015, hlm. 25.
9
Ibid., hlm. 74.
Revi Inayatillah, Sonny Dewi Judiasih, Anita Afriana 192
Pertanggungjawaban Suami Isteri Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Harta Bersama
Suami dan istri dapat melakukan oleh salah satu pihak suami atau istri, sementara
perbuatan hukum terhadap harta bersamanya pihak yang lain menyetujui secara diam-diam,
dengan persetujuan kedua belah pihak, seperti maka keadaan yang dianggap sebagai wujud
menjual, menyewakan dan menjaminkan persetujuan terhadap perbuatan hukum yang
harta bersama untuk memperoleh fasilitas telah dilakukan. Penjaminan harta bersama
kredit. Perjanjian kredit yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh salah satu pihak tanpa
suami dan istri, dalam praktiknya harus selalu persetujuan dari pihak yang lainnya. Hal ini
disertai dengan adanya persetujuan dari kedua akan menimbulkan masalah karena penjaminan
belah pihak, dan apabila tercapai kesepakatan tersebut tidak diakui keberadaannya oleh pihak
maka pihak suami dan istri harus secara yang tidak menyetujui dilakukannya perjanjian
bersama-sama menandatangani perjanjian penjaminan karena akan mengakibatkan
kredit tersebut. Apabila dalam perjanjian kerugian bagi pihak tersebut. Pihak ketiga
kredit tersebut salah satu pihak tidak bersedia sebagai penerima barang jaminan akan
menandatangani atau karena sesuatu hal tidak menimbulkan kerugian pula, karena apabila
dapat ikut menandatangani perjanjian, maka terjadi suatu keadaan dimana pemberi
perjanjian kredit tersebut batal atau ditolak jaminan tidak melaksanakan kewajibannya,
oleh pihak bank. maka pihak penerima barang jaminan tidak
Hak dan kewajiban yang setara diantara dapat memperoleh apa yang seharusnya
suami dan istri menimbulkan adanya tanggung menjadi haknya.10 Dalam pelaksanaannya
jawab yang sama terhadap segala perbuatan tidak selamanya perjanjian kredit diketahui
hukum yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau disetujui oleh pasangannya, terkadang
suami dan istri. Perbuatan hukum tersebut pasangannya tidak mengetahui bahwa suami
dapat dilakukan oleh salah satu pihak dengan atau istrinya melakukan perjanjian kredit
persetujuan pihak lainnya maupun secara dengan pihak ketiga.
bersama-sama oleh suami dan istri. Seperti dalam contoh kasus, Tuan Budi
Suami dan istri yang melakukan perbuatan melakukan perjanjian kredit dengan lembaga
hukum dalam bentuk perjanjian kredit dengan pembiayaan sebesar Rp 800.000.000 dengan
menjadikan harta bersama sebagai obyek menjadikan rumah tinggal Tuan Budi dan
jaminan, mempunyai kewajiban yang sama Nyonya Anne yang merupakan harta bersama
terhadap pelunasan kredit. Dikarenakan sebagai jaminan atas kredit tersebut. Tuan Budi
perjanjian yang timbul dalam ikatan perkawinan melakukan kredit tanpa diketahui oleh istrinya
maka dalam pelunasannya dilakukan dengan yaitu Nyonya Anne. Kredit ini diberikan dengan
mengambil bagian dari harta bersama. jangka waktu sepuluh tahun. Setiap bulan Tuan
Penjaminan harta bersama yang dilakukan Budi selalu membayar angsuran tepat waktu.
dengan persetujuan kedua pihak suami dan Sebagai jaminan Tuan Budi menjaminkan
istri, maka segala hak dan kewajiban akan sebidang tanah bersertifikat hak milik yang
ditanggung secara bersama, demikian juga merupakan harta bersama Tuan Budi dan
apabila penjaminan harta bersama dilakukan Nyonya Anne. Pada pertengahan cicilan, Tuan
10
Ibid, hlm. 79-80.
193 ACTA DIURNAL
Volume 1, Nomor 2, Juni 2018
11
Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan bagi Tanah dan Benda lain yang Melekat pada Tanah dalam Konsepsi Penerapan
Asas Pemisahan Horisontal (Suatu Konsep Dalam Menyongsong Lahirnya Lembaga Hak Tanggungan), Cetakan Kedua, Nuansa PT.
Madani, Jakarta: 2011, hlm. 213.
12
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung: 1994, hlm. 108
13
Sonny Dewi, Ibid, hlm. 81.
Revi Inayatillah, Sonny Dewi Judiasih, Anita Afriana 194
Pertanggungjawaban Suami Isteri Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Harta Bersama
14
Wawancara dengan Notaris Dr. Juli Asril, S.H., M.H. pada tanggal 05 Juli 2018.
15
Wawancara dengan Arista Puspamega, S.H. Staff Regional Bussiness Manager Bank Mandiri pada tanggal 04 Juli 2018.
16
Wawancara dengan Afdholul Awalin, S.H. Staff Marketing Dana Institusi Bank Jabar Banten Kantor Cabang Bekasi pada tanggal 04 Juli
2018.
195 ACTA DIURNAL
Volume 1, Nomor 2, Juni 2018
kesalahan terjadi dari pihak bank, maka bank kreditur dilakukan dengan menggunakan
tidak dapat melakukan eksekusi secara sepihak. harta bersama dengan memisahkan mana
Apabila terjadi gagal bayar oleh debitur, yang menjadi harta suami dan istri kemudian
kreditur berhak untuk mengeksekusi jaminan dilakukan pemenuhan kewajibannya kepada
tersebut. Penyelesaian kasus apabila terjadi, lembaga pembiayaan selaku kreditor. Apabila
pihak bank berupaya untuk menyelesaikan tidak terpenuhi dapatlah digunakan harta
kewajiban debitur dengan cara kekeluargaan bawaan suami untuk memenuhi kewajibannya
berupaya agar uang yang dikeluarkan dapat tersebut.
segera kembali. Suami dan istri sebagai debitur dalam
Seperti yang dilakukan oleh Tn Budi dalam perjanjian kredit dengan jaminan harta
contoh kasus bisa saja hal itu terjadi dalam bersama yang terbukti melakukan ingkar janji
praktik. Perjanjian dilakukan oleh para pihak atau wanprestasi karena tidak dapat memenuhi
yang bersepakat untuk menentukan peraturan kewajibannya kepada kreditur, haruslah
atau kaidah atau hak dan kewajiban yang bertanggungjawab atas segala perbuatan
mengikat mereka untuk ditaati dan dijalankan. hukum yang telah dijalaninya. Apabila terjadi
Perjanjian dapat menimbulkan perikatan. ingkar janji, maka suami dan istri sebagai debitur
Perikatan adalah suatu hubungan hukum harus merelakan harta bersamanya yang
yang bersifat harta kekayaan antara dua orang dijadikan sebagai jaminan dalam perjanjian
atau lebih, atas dasar mana pihak yang satu kredit untuk dieksekusi, dan untuk selanjutnya
berhak (kreditur) dan pihak lain berkewajiban dilelang guna memenuhi pelunasan utang.
(debitur) atas suatu prestasi. Hubungan hukum Apabila hasil lelang barang obyek jaminan
berarti hubungan yang diatur dan diakui oleh melebihi jumlah utang yang harus dilunasi, maka
hukum.17 kelebihan hasil penjualan akan diserahakan
Perjanjian kredit yang dilakukan oleh kepada suami dan istri sebagai debitur, tetapi
pihak suami dan istri dalam perkawinan akan sebaliknya apabila hasil lelang tidak memenuhi
menimbulkan hak dan kewajiban. Kewajiban jumlah yang harus dibayarkan, maka suami
tersebut berupa pemenuhan kesepakatan yang dan istri mempunyai kewajiban untuk melunasi
sudah diperjanjiakan antara pihak suami istri utang kredit dari harta pribadinya.
sebagai pihak debitur dan kreditur. Kehendak Apabila ternyata suami atau istri tidak
para pihak untuk melaksanakan hak dan menyatakan persetujuan dirinya dalam
kewajiban yang timbul dari suatu perjanjian, perjanjian kredit, harta bersama yang dijadikan
didasari oleh kaidah moral masing-masing jaminan dalam perjanjian kredit tidak dapat
pihak, dimana para pihak menghendaki untuk di eksekusi karena pasangannya dianggap
melaksanakan hal-hal yang sudah disepakati tidak mengetahui adanya penjaminan atas
bersama dalam perjanjian yang sudah dibuat.18 harta bersama tersebut. Oleh karena itu, tidak
Debitur dan kreditur dalam suatu dapat dimintakan pertanggungjawaban atas
perjanjian kredit harus melaksanakan segala pelunasan utang yang timbul dari perjanjian
sesuatu yang telah disepakati dalam perjanjian. kredit tersebut.
Dalam pemenuhan kewajiban debitur terhadap
17
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung: 1979, hlm. 2.
18
Sonny Dewi, Ibid., hlm. 97.
Revi Inayatillah, Sonny Dewi Judiasih, Anita Afriana 196
Pertanggungjawaban Suami Isteri Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Harta Bersama
Perjanjian Kawin Pasca Adanya Putusan mempunyai suatu kehendak yang bebas
Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU- yaitu terhadap pihak-pihak tersebut
XIII/2015 bagi Pihak Ketiga tidak ada unsur paksaan, penipuan atau
Perjanjian kawin dahulu diatur dalam kekhilafan dalam mengadakan perjanjian.
Buku I KUHPerdata sebelum lahirnya UU 2. Para pihak harus cakap menurut hukum
Perkawinan. Sebagian besar ketentuan dalam untuk membuat suatu perjanjian. Untuk
KUHPerdata, khususnya mengenai perkawinan membuat suatu perjanjian, para pihak yang
telah dinyatakan tidak berlaku setelah mengadakan perjanjian cakap mempunyai
diundangkannya UU Perkawinan, akan tetapi kewenangan/berhak untuk melakukan
perlu diketahui pula bahwa sebelumnya dalam suatu tindakan hukum seperti yang diatur
KUHPerdata, ketentuan mengenai perjanjian dalam perundang-undangan yang berlaku.
perkawinan telah diatur secara menyeluruh 3. Perjanjian yang dibuat tersebut harus
yang terdapat pada Pasal 139 sampai dengan secara jelas memperjanjikan tentang suatu
Pasal 154. Pasal 119 KUHPerdata menghendaki hal yang tertentu.
bahwa saat perkawinan dilangsungkan, maka 4. Hal-hal yang diperjanjikan oleh para pihak
terjadilah persatuan antara harta kekayaan harus tentang sesuatu yang halal dan
suami dan istri, sepanjang mengenai itu dengan tidak boleh bertentangan dengan undang-
perjanjian kawin tidak diadakan ketentuan lain. undang, ketertiban umum dan kesusilaan.
Perjanjian perkawinan dibuat untuk Selain syarat umum mengenai sahnya
kepentingan perlindungan hukum terhadap suatu perjanjian, dalam membuat perjanjian
harta bawaan masing-masing suami atau perkawinan calon suami-istri juga harus
istri, walaupun dalam undang-undang tidak memperhatikan persyaratan khusus mengenai
mengatur tujuan perjanjian perkawinan dan apa perjanjian perkawinan yang harus dipenuhi.
yang dapat diperjanjikan, segalanya diserahkan Persyaratan tersebut meliputi diri pribadi,
kepada kedua calon yang akan menikah, bentuk dan isi perjanjian perkawinan.
asalkan isinya tidak boleh bertentangan dengan Perjanjian Perkawinan
ketertiban umum, kesusilaan, hukum dan (huwelijksvoorwaarden) adalah perjanjan
agama.19 yang dibuat oleh calon suami-isteri yang
Perjanjian Perkawinan harus dibuat memuat tentang status kepemilikan harta
dengan memenuhi syarat-syarat umum yang dalam perkawinan mereka. Berkaitan dengan
berlaku untuk dapat sahnya suatu perjanjian perjanjian ini ada beberapa hal yang perlu
sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 diperhatikan, yaitu:21
KUHPerdata yaitu:20 1. Perjanjian perkawinan tidak menimbulkan
1. Berdasarkan pada kesepakatan atau hak untuk menuntut di muka hakim akan
kata sepakat, dimana para pihak yang berlangsungnya perkawinan dan menuntut
mengadakan perjanjian perkawinan penggantian biaya, rugi dan bunga, akibat
19
Mike Rini, Perlukah Perjanjian Perkawinan?Danareksa.com, diakses pada tanggal 10 Mei 2018.
20
Subekti, Hukum Keluarga dan Hukum Waris, Cetakan Keempat, Jakarta, Internusa, 2004, hlm. 17.
21
Libertus Jehani, Perkawinan Apa Risiko Hukumnya, Forum Sahabat, Jakarta: 2008, hlm. 8-9.
197 ACTA DIURNAL
Volume 1, Nomor 2, Juni 2018
22
H. A. Damanhuri HR, Segi-segi Hukum Perjanjian Perkawinan Harta Bersama, Mandar Maju, Bandung: 2007, hlm.9.
23
Subekti, Ibid., hlm. 9.
Revi Inayatillah, Sonny Dewi Judiasih, Anita Afriana 198
Pertanggungjawaban Suami Isteri Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Harta Bersama
dalam bentuk di bawah tangan atau otentik harus disahkan oleh pegawai pencatat
untuk disahkan pegawai pencatat perkawinan perkawinan agar mempunyai sifat publisitas
atau notaris (...)”. Hal ini berarti bahwa, dan berlaku terhadap pihak ketiga sepanjang
Perjanjian perkawinan yang dibuat dalam pihak ketiga tersangkut. Apabila belum/tidak
bentuk di bawah tangan24 dapat diajukan untuk disahkan perjanjian perkawinan tersebut oleh
disahkan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan pegawai pencatat perkawinan, maka perjanjian
atau notaris. Mengenai pengajuan untuk perkawinan hanya berlaku terhadap kedua
disahkan oleh pencatat perkawinan berarti belah pihak suami-istri berdasarkan asas
telah dijamin bahwa isi perjanjian perkawinan Pakta sund servanda (Putusan MA No. 585 K/
tidak melanggar batas-batas hukum, agama, Pdt/2012).26
kesusilaan dan ketertiban umum. Selain Pengesahan oleh pegawai pencatat
jaminan tersebut pengesahan mempunyai perkawinan terhadap perubahan atau
fungsi publisitas agar setelah mana isinya pembatalan perjanjian perkawinan
berlaku juga terhadap pihak ketiga sepanjang seyogyanya harus pula dilakukan agar berlaku
pihak ketiga tersangkut. Adapun disahkan oleh terhadap pihak ketiga sepanjang pihak ketiga
notaris melibatkan notaris dalam masalah tersangkut. Terhadap pengesahan tersebut ada
pengesahan perjanjian perkawinan yang pada kemungkinan pegawai pencatat perkawinan
hakekatnya merupakan tugas pegawai pencatat atau pihak KUA karena belum adanya juklak/
perkawinan, apakah dapat dikatakan telah juklis hanya melakukan pengesahan perjanjian
menyalahi sistem dari fungsi publisitas. perkawinan yang dibuat sebelum atau
Apabila benar yang dimaksudkan pada saat perkawinan dilakukan dan akan
”disahkan oleh notaris”, sehingga untuk akta menolak untuk mengesahkan apabila dibuat
perjanjian perkawinan yang dibuat dalam sepanjang perkawinan, diubah atau dibatalkan
bentuk akta otentik dihadapan notaris tidak perjanjian perkawinan. Dalam hal ini dapat
perlu lagi disahkan oleh Pegawai Pencatat ditempuh dengan permohonan penetapan
Perkawinan sebagaimana biasanya dilakukan dari pengadilan negeri atau pengadilan agama
sebelum adanya putusan MK.25 sehingga dengan penetapan tersebut instansi
Membaca kalimat Pasal 29 ayat (1) pencatat perkawinan dapat mensahkan baik
tersebut yang anak kalimatnya (...)”setelah perjanjian perkawinan maupun perubahan
mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga atau pembatalan tersebut.27
sepanjang pihak ketiga tersangkut” maka Dalam putusan MK disebutkan di dalam
menurut pendapat penulis baik akta yang ketentuan Pasal 29 ayat (3) yang menyatakan
dibuat dalam bentuk akta di bawah tangan bahwa ”Perjanjian tersebut mulai berlaku sejak
maupun dalam bentuk akta otentik keduanya perkawinan berlangsung, kecuali ditentukan
24
Pasal 3 PP 103/2015 tentang Pemilikan rumah Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing menyebutkan bahwa perjanjian
pisaharta antara suami istri dibuat dengan akta notaris. berbeda dengan Pasal 29 ayat (1) yang menyebutkan cukup dibuat dalam
perjanjian tertulis, berarti dapat dibuat dalam bentuk di bawah tangan atau akta notaris.
25
Herlin Budiono, Perjanjian Perkawinan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69 Tahun 2015 dan Permasalahannya, Makalah
pada Loka Karya Perjanjian Perkawinan Pasca Putusan MK 69/2015, Universitas Padjadjaran, 5 April 2017.
26
Ibid.
27
Ibid.
199 ACTA DIURNAL
Volume 1, Nomor 2, Juni 2018
lain dalam Perjanjian Perkawinan”. Adanya jelas dinyatakan di dalam MK tapi seyoganya
putusan MK 69/2015 terhadap kapan dibuatnya pengesahan tersebut harus dilakukan agar
perjanjian perkawinan berakibat hukum berlaku terhadap pihak ke tiga.
diantaranya:28 Putusan MK membawa dampak terhadap
1. Dengan diperbolehkannya pembuatan isi perjanjian perkawinan sehingga harus
perjanjian perkawinan pada waktu, dibedakan29 Apabila di dalam perjanjian
sebelum dilangsungkan atau selama perkawinan ditentukan berlakunya sejak
dalam ikatan perkawinan, berarti bahwa perkawinan berlangsung, sedangkan perjanjian
perjanjian perkawinan dapat dibuat kapan perkawinan dibuat selama perkawinan
saja yakni sebelum perkawinan menurut berlangsung, maka harta bersama yang
hukum, masing-masing agamanya dan telah terjadi sebelum perjanjian perkawinan
kepercayaannya, sebelum pencatatan dibuat harus dibagi dua dan ditentukan mana
perkawinan Pegawai Pencatat Perkawinan merupakan bagian suami dan mana yang
atau selama perkawinan berlangsung; merupakan bagian istri. Oleh para pihak
2. Saat berlakunya perjanjian perkawinan dapat ditentukan bahwa sebelum perjanjian
adalah sejak perkawinan dilangsungkan, perkawinan terjadi percampuran harta,
kecuali ditentukan lain dalam perjanjian sedangkan sejak perjanjian perkawinan terjadi
perkawinan. Penentuan tanggal berlakunya perpisahan harta bersama.
perjanjian perkawinan sejak perkawinan Ketentuan mengenai perkawinan bersifat
dilangsungkan untuk perjanjian perkawinan memaksa kecuali adanya kebebasan bagi
yang dibuat sepanjang perkawinan akan calon suami-istri atau suami istri selama dalam
berakibat terhadap harta benda perkawinan ikatan perkawinan diberi kebebasan untuk
yang telah terjadi sebelum perjanjian membuat perjanjian perkawinan baik sebelum
perkawinan dibuat. Dengan demikian perkawinan maupun sepanjang perkawinan
akibat serta kepastian hukumnya terhadap yang menyimpang terhadap harta benda yang
pihak ketiga tergantung pada penentuan diperoleh selama perkawinan yang menjadi
kapan berlakunya perjanjian perkawinan; harta bersama. Walaupun adanya kebebasan
3. Selain kapan dibuatnya perjanjian tersebut tetap dibatasi dengan rambu-rambu
perkawinan, diperbolehkannya selama bahwa isi perjanjian perkawinan yang dapat
perkawinan berlangsung atas persetujuan mengenai harta perkawinan atau perjanjian
kedua belah pihak (suami-isteri) mengubah lainnya tidak boleh bertentangan dengan
atau mencabut perjanjian perkawinan yang perundang-undangan yang bersifat memaksa,
dapat mengenai harta perkawinan atau kesusilaan baik dan ketertiban umum, sehingga
perjanjian lainnya, asal perubahan dan dengan demikian terhadap isi perjanjian
pencabutan tidak merugikan pihak ketiga; perkawinan para notaris harus dapat mengkaji
4. Atas perubahan dan pembatalan perjanjian agar supaya tidak terdapat hal-hal yang
perkawinan harus pula disahkan oleh merugikan pihak ketiga.
pejabat pencatat perkawinan yang tidak
28
Ibid.
29
Ibid.
Revi Inayatillah, Sonny Dewi Judiasih, Anita Afriana 200
Pertanggungjawaban Suami Isteri Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Harta Bersama
30
Sonny Dewi Judiasih (III), Pertaruhan Esensi Itikad Baik dalam Pembuatan Perjanjian Kawin Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 69/PUU-XIII/2015, Jurnal Notariil, Vol. 1 No. 2, Mei 2017, hlm. 76.
31
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung: 2000, hlm. 238.
32
Subekti dalam Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak, Mandar Maju, Bandung: 2012, hlm. 94.
201 ACTA DIURNAL
Volume 1, Nomor 2, Juni 2018
bersama tetapi harta asal atau harta bawaan dengan nilai yang setara.
milik suami atau istri. Hal ini tentu saja akan Adapun konsekuensi penggantian
merugikan pihak ketiga, sehingga dapat jaminan, menimbulkan kewajiban dari debitor
dikatakan bahwa perlindungan terhadap untuk melakukan Pengikatan Ulang terhadap
pihak ketiga diabaikan untuk melindungi harta jaminan baru, karena harta yang sebelumnya
kekayaan mereka.Setelah adanya Putusan harus diroya agar dapat dihapuskan perjanjian
MK dibolehkannya perjanjian perkawinan pembebanan jaminannya sebelum diberikan
dibuat setelah perkawinan berlangsung akan kepada salah satu pasangannya yang berhak
berimplikasi terhadap berbagai pihak, salah berdasarkan akta pembagian harta bersama.
satunya pihak perbankan selaku pemberi kredit Pihak perbankan selaku pihak ketiga pada
bagi para debitur yang membutuhkan. intinya hanya menginginkan haknya terpenuhi
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan. secara utuh dari fasilitas kredit yang diberikan
Dalam praktiknya di BNI belum terdapat kepada debitor terlepas ada atau tidak
debitur yang melaporkan telah membuat permasalahan yang timbul dari perubahan
perjanjian perkawinan selama berjalannya diperbolehkannya perjanjian kawin dibuat
fasilitas kredit33. Mekanisme dan prosedur setelah perkawinan berlangsung.
pengikatan perjanjian kredit umumnya sama Terkait dengan kenyataan dalam praktik
di setiap bank, termasuk BNI. Di BNI34 untuk bahwa terdapat Notaris35 yang tidak bersedia
proses perikatan diawali dengan Akta Perjanjian membuat akta perjanjian perkawinan ataupun
Kredit sebagai Perjanjian Pokok yang diikuti perubahan perjanjian perkawinan setelah
dengan Akta Perjanjian Pembebanan Jaminan perkawinan berlangsung adalah dikhawatirkan
sebagai Perjanjian Accesoir guna menjamin adanya itikad tidak baik dari para pihak terutama
fasilitas kredit yang diberikan oleh Kreditur. terkait dengan permasalahan pembagian harta
Pada dasarnya apabila memang kemudian dan kaitannya dengan pihak ketiga.
ditemukan perjanjian perkawinan selama Menurut ketentuan Pasal 29 ayat (4) UU
berjalannya fasilitas kredit, Kreditur akan Perkawinan: Selama perkawinan berlangsung,
menempuh mekanisme yang sama dengan perjanjian tersebut tidak dapat dirubah, kecuali
mekanisme perjanjian kredit pada umumnya, bila dari kedua belah pihak ada persetujuan
karena perjanjian perkawinan tersebut tidak untuk merubah dan perubahan tidak merugikan
menghilangkan hak preferent kreditor yang pihak ketiga.
timbul dari perjanjian pembebanan jaminan, Frasa bahwa “perubahan perjanjian
namun demikian apabila memang terdapat perkawinan tersebut tidak boleh merugikan
permintaan debitor yang memohonkan agar pihak ketiga” menimbulkan konsekuensi risiko
salah satu jaminan dihapuskan pembebanan apabila ternyata dikemudian hari perjanjian
jaminan terhadap harta tersebut maka debitor perkawinan/perubahan perjanjian perkawinan
dapat mengajukan penggantian/pelepasan yang dibuat dihadapan Notaris tersebut
jaminan d.h.i. pembayaran sebagian daripada ternyata merugikan pihak ketiga.
fasilitas kredit atau penggantian jaminan
33
Wawancara dengan Gilang Nugraha, S.H., staf Legal pada BNI Kantor Wilayah Bandung pada tanggal 23 Juli 2018.
34
Ibid.
35
Wawancara dengan Notaris Dr. Ranti Fauza Mayana, S,H, pada 20 Juli 2018.
Revi Inayatillah, Sonny Dewi Judiasih, Anita Afriana 202
Pertanggungjawaban Suami Isteri Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Harta Bersama
Perlu diingat dalam hal terdapat pihak kekuatan mengikat perjanjian terhadap pihak
ketiga/kreditur yang dirugikan oleh dibuatnya ketiga apabila perjanjian kawin tersebut dibuat
perjanjian perkawinan tersebut dapat dalam ikatan perkawinan berlangsung. Adanya
menuntut pembatalan perjanjian kawin pasca kewajiban bagi para pihak untuk melakukan
perkawinan, atau menuntut pembatalan penetapan perjanjian kawin yang dibuat setelah
sebagian isi dalam perjanjian kawin, dan/atau perkawinan dicatatkan di Kantor Catatan Sipil
menuntut ganti kerugian. atau Kantor Urusan Agama agar memenuhi
Bukan merupakan suatu hal yang mudah asas publistas dan mengikat pihak ketiga yang
bagi Notaris untuk dapat mengetahui bahwa terkait dengan perjanjian tersebut.
pembuatan aktanya tidak melanggar pihak
ketiga, meskipun demikian terdapat beberapa KESIMPULAN
langkah antisipasi yang dapat dilakukan oleh Bahwa suami/istri tidak dapat dimintakan
Notaris:36 pertanggungjawaban apabila sebelumnya tidak
1. Meminta para pihak (suami-isteri) untuk menyatakan persetujuan dalam perjanjian kredit
membuat surat pernyataan rinci mengenai dengan jaminan harta bersama. Perjanjian kawin
daftar harta dan statusnya, misalnya apakah pasca adanya Putusan Mahkamah Konstitusi
sedang menjadi jaminan pihak ketiga. Nomor 69/PUU-XIII/2015 belum memberikan
2. Dibuat pernyataan oleh para pihak yang kepastian hukum bagi pihak ketiga dikarenakan
menerangkan untuk membebaskan notaris para pihak dikhawatirkan tidak beritikad baik
dari segala akibat hukum atas dibuatnya dalam pembuatan perjanjian kawin. Untuk
Perjanjian Perkawinan ini. memberikan kepastian bagi pihak ketiga selaku
3. Melakukan pengecekan status harta pemberi fasilitas kredit bagi pasangan suami
benda (terutama sertipikat) yang menjadi dan istri dan dapat dipertanggungjawabkan,
objek dari perjanjian perkawinan apakah maka pasangan suami istri seharusnya
dijaminkan kepada pihak ketiga melakukan pendaftaran pencatatan perjanjian
4. Mendapatkan persetujuan dari pihak perkawinan guna memenuhi asas publisitas.
ketiga yang tersangkut misalnya dalam hal Disarankan pemerintah selaku legislator
harta yang menjadi objek dari perjanjian semestinya membuat pengaturan mengenai
perkawinan tersebut merupakan jaminan petunjuk pelaksaan dan petunjuk teknis
kredit Bank. mengenai pencatatan perjanjian perkawinan
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ini guna tidak merugikan berbagai pihak yang
dilihat terdapat suatu kekhawatiran dikalangan terkait.
Notaris maupun pihak ketiga seperti bank
yang memberikan fasilitas kredit yang terlibat
dalam perjanjian kawin terhadap akibat
hukum atas Putusan MK sepanjang pemerintah
belum menetapkan peraturan teknis terkait
mekanisme pembuatan perjanjian kawin
pasca Putusan MK yang berkaitan dengan
36
Ibid.
203 ACTA DIURNAL
Volume 1, Nomor 2, Juni 2018