Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan,
mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan
dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan,
menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan.
Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat kaitannya.
Misalnya hygiene sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak mendukung
karena tidak cukup tersedia air bersih, maka mencuci tangan tidak sempurna.
Manfaat Sanitasi
Terciptanya kondisi lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi manusia.
Mencegah timbulnya penyakit-penyakit menular.
Mencegah atau meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya polusi udara, misalnya bau tidak
sedap.
Menghindari pencemaran lingkungan.
Mengurangi jumlah persentase orang sakit di suatu daerah.
Penyediaan air bersih/air minum (water supply), meliputi pengawasan terhadap kualitas,
kuantitas, dan pemanfaatan air.
Pengolahan sampah (refuse disposal), meliputi cara pembuangan sampah, peralatan
pembuangan sampah dan cara penggunaannya.
Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation), meliputi pengadaan, penyimpanan,
pengolahan, dan penyajian makanan.
Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect and rodent control),
meliputi cara pengendalian serangan dan binatang pengerat.
Kesehatan dan keselamatan kerja dengan melakukan kegiatan K3 meliputi ruang kerja
(seperti dapur), pekerjaan, cara kerja, dan tenaga kerja.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan vital di masyarakat. Air dibutuhkan dalam berbagai
kepentingan mulai dari irigasi, pertanian, kehutanan, industri, pariwisata, air minum, dan masih
banyak lagi kegiatan yang dapat memanfaatkan air. Permasalahan yang terjadi adalah kualitas air
permukaan yang semakin menurun akibat limbah, baik limbah domestik maupun industri. Hal ini
berdampak pada terbatasnya ketersediaan air bersih, yang bahkan dapat dikatakan saat ini dunia
berada pada kondisi krisis air bersih. Dengan demikian, tersedianya air bersih di setiap wilayah
menjadi suatu hal yang sangat penting sehingga kebutuhan masyarakat terhadap air bersih dapat
terpenuhi.
Berdasarkan Tabel di atas jelas menunjukkan adanya batas kadar maksimum suatu zat dalam air
sehingga air aman untuk dikonsumsi. Apabila air dengan kandungan bahan kimia yang berlebih
tetap dikonsumsi akan menimbulkan gejala keracunan yang akan nampak setelah bertahun-tahun
mengonsumsinya.
Grey water adalah air limbah yang berasal dari aktivitas domestik masyarakat (KM-ITB, 2014).
Instalasi pengolahan air limbah grey water bio rotasi ini terdiri dari sistem bio filter dan taman
sanitasi dengan resirkulasi yang dapat mengolah air limbah rumah tangga untuk digunakan
kembali menjadi air bersih (Engineer Weekly, 2016). Penelitian pengolahan grey water melalui
reaksi kimia dengan menggunakan teknologi oksidasi dan filtrasi di daerah Jakarta Timur grey
water yang dihasilkan mengalami penurunan kandungan organik, ammonia, padatan terlarut, dan
BOD sehingga sesuai dengan standar baku mutu air bersih.
Tahapan desalinasi air laut meliputi pengambilan air laut, pengolahan awal, proses pemisahan
garam, dan pengolahan akhir. Pengolahan awal dilakukan untuk membersihkan air laut dari
bahan pengotor seperti molekul makro dan mikro (Wrzesniewski & Harrison, 2017). Kemudian
dilakukan proses penyisihan garam, dapat berbasis panas (Multistage flash distillation system),
dan berbasis membran (Reverse osmosis system). Penambahan mineral dilakukan pada tahap
pengolahan akhir agar dihasilkan produk air bersih dengan kualitas air minum (Engineer
Weekly, 2016; Wrzesniewski & Harrison, 2017).
Pengolahan air dengan metode reverse osmosis adalah suatu sistem pengolahan air dari air yang
mempunyai konsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel menjadi air yang mempunyai
konsentrasi rendah dikarenakan adanya tekanan osmosis. Metode ini merupakan metode
penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan
cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi
(lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri
tekanan sehingga zat pelarut murni dapat mengalir ke lapisan berikutnya. Pengolahan air dengan
menggunakan teknologi ini banyak diaplikasikan pada pengolahan air asin menjadi air bersih
(desalinasi), pemurnian air kotor menjadi air bersih, ataupun pemurnian air limbah menjadi air
bersih (Engineer Weekly, 2016).
Pengolahan sampah
sampah adalah padatan yang sudah tidak terpakai lagi dan dibuang. Sampah dapat berasal dari
kegiatan kita sehari-hari atau berasal dari industri, tempat-tempat komersial, pasar, taman dan
kebun, dsb. Dari kandungan materinya, sampah dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu sampah
organik (sampah yang berasal dari bagian hewan, tumbuhan dan manusia) dan sampah anorganik
(sampah yang berasal dari bahan mineral seperti logam, kaca, plastik, dsb).
Penanganan sampah
Prosedur penanganan sampah yang umum dilaksanakan oleh daerah perkotaan saat ini adalah
dengan metode sebagai berikut:
1. Pengumpulan sampah
Sampah dikumpulkan dari sumbernya. Sampah dikumpulkan dalam suatu wadah berupa
bak, tong, kantong plastik, keranjang atau ember. Wadah sampah yang baik adalah (a)
selalu tertutup sehingga lalat, anjing, kucing atau tikus bisa dicegah masuk ke dalamnya,
(b) mudah dibersihkan atau dicuci sehingga terpelihara kebersihannya, dan (c) mudah
diambil sampahnya oleh tukang sampah.
2. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah dilakukan dengan gerobak kecil dari sumber sampah ke tempat
penampungan sementara (TPS) yang biasanya berupa transfer depo, kontainer atau pool
gerobak. Di TPS, sampah diangkut secara berkala ke TPA. Jika tidak, maka beberapa
permasalahan akan muncul seperti bau busuk, berkembangbiaknya ribuan lalat, sarang
nyamuk, tikus, kucing dan anjing, sampah tercecer ke jalanan dan got sehingga terkesan
kumuh dan dapat mengakibatkan banjir. Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
menggunakan truk sampah.
3. Pembuangan akhir
TPA yang beroperasi saat ini umumnya menggunakan sistem landfill atau open dumping.
Area open dumping biasanya berupa area terbuka cukup luas yang digali atau bekas
jurang. Area tersebut kemudian digunakan sebagai tempat pembuangan sampah dari
segala penjuru kota. Pengoperasian open dumping relatif mudah, murah dan luwes.
Namun fasilitas ini berpotensi mendatangkan masalah pada lingkungan terutama dari air
lindi (leachate) yang dapat mencemari air tanah serta timbulnya bau dan lalat yang
mengganggu.
sanitasi makanan merupakan upaya pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan
yang perlu untuk dapat membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat
mengganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan itu diproduksi, selama dalam proses
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, penjualan sampai saat dimana makanan dan minuman
itu dikonsumsi oleh masyarakat.
Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap empat faktor penyehatan
makanan yaitu faktor tempat/bangunan, peralatan, orang, dan bahan makanan. Sedangkan prinsip
higiene sanitasi makanan untuk mengendalikan kontaminasi makana sebagai berikut :
3. Pengolahan makanan
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan
yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-
prinsip hygiene dan sanitasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan
makanan antara lain :
1. Tersedaianya dapur yang memenuhi persyaratan, dengan minimal setiap dapur memiliki
fasilitas tempat pencucian peralatan, tempat penyimpanan bahan makanan, temat persiapan,
dan tempat pengolahan.
2. Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses pengolahan
makanan seperti sendok, pisaudan peralatan lainnya. Bentuk peralatan masak dipersyaratkan
mudah dibersihkan dan tidak boleh berlekuk, tidak boleh digunakan untuk keperluan lain
selain memasak, mengolah makanan dan penyimpanan makanan.
3. Wadah penyimpanan makanan harus dalam keadaan bersih. Selain itu peralatan untuk
penyimpanan makanan harus terpisah untuk makanan matang dan mentah, bahan makanan
kering dan bahan makanan basah dan terpisah untuk setiap jenis makanan.
4. Pelindung pencemaran, persyaratan menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor
942/Menkes/SK/VII/2003, meliputi:
Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak
langsung dari tubuh.
Setiap petugas yang bekerja disediakan pakaian kerja minimal celemek (apron) dan
penutup rambut (hair cover), khusus untuk penjamah makanan disediakan sarung tangan
plastik yang sekali pakai (dispossable), penutup hidung dan mulut (mounth and nose
masker).
Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi menggunakan sarung tangan plastik,
penjepit makanan, sendok, garpu dan sejenisnya.
4. Pengangkutan makanan
pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran
makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan
makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan
masak.
5. Penyimpanan makanan
Bahaya terbesar dalam makanan masak adalah adanya mikroorganisme patogen dalam makanan
akibat terkontaminasinya makanan sewaktu proses pengolahan makanan maupun kontaminasi
silang melalui wadah maupun penjamah makanan, kemudian dibiarkan dingin pada suhu
ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji ini akan
mengakibatkan mikroorganisme berlipat ganda dalam jangka waktu antara 1-2 jam. Kondisi
tersebut dimungkinkan karena bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan sesuai
dengan karakteristik hidupnya, sehingga memungkinkan untuk berkembang biak dengan cepat.
Beberapa karakteristik lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri antara lain makanan
banyak protein dan banyak air (moisture), pH normal (6,8-7,5),serta suhu optimum (10°-60°C).
Sementara beberapa penelitian menyimpulkan bahwa faktor risiko kejadian foodborne
diseases terutama pada proses pembersihan alat makan, ketidak sesuaian dengan temperatur dan
waktu penyimpanan juga rendahnya personal hygiene.
6. Penyajian makanan
Proses ini merupakan tahap akhir proses pengelolaan makanan. Prinsip penyajian makanan
wadah untuk setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah, dan diusahakan tertutup.
Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang, bila satu makanan tercemar yang lain
dapat diselamatkan, serta memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan
pangan.
Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi
populasi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak
menjadi vektor penularan penyakit.
Pencegahan
1. Nyamuk
Melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Mengubur, Menguras, Menutup
(3M).
Pengaturan aliran pembuangan air limbah dan saluran dalam keadaan tertutup.
Pembersihan tanaman sekitar rumah sakit secara berkala yang menjadi tempat
perindukan.
Pemasangan kawat kasa di seluruh ruangan dan penggunaan kelambu terutama di ruang
perawatan anak.
2. Kecoa
Menyimpan bahan makanan dan makanan siap saji pada tempat tertutup.
Pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
Menutup lubang-lubang atau celah-celah agar kecoa tidak masuk ke dalam ruangan.
3. Tikus
Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang-lubang di dinding, plafon, pintu, dan
jendela.
Melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
4. Lalat
Melakukan pengelolaan sampah/limbah yang memenuhi syarat kesehatan.
Pemberantasan
1. Nyamuk
Pemberantasan dilakukan apabila larva atau jentik nyamuk Aedes sp. > 0 dengan cara
abatisasi.
Melakukan pemberantasan larva/jentik dengan menggunakan predator.
Melakukan oiling untuk memberantas larva/jentik
Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di rumah sakit, maka perlu
dilakukan pengasapan (fogging) di rumah sakit.
2. Kecoa
Pembersihan telur kecoa dengan cara mekanis, yaitu membersihkan telur yang terdapat
pada celah-celah dinding, lemari, peralatan dan telur kecoa dimusnahkan dengan
dibakar/dihancurkan.
Pemberantasan kecoa
Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi.
4. Lalat
Bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan) melebihi 2 ekor per block grill maka
dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologik, dan kimia.
Pada dasarnya segala pekerjaan mempunyai risiko. Risiko terjadi jika seseorang dalam bekerja
tidak memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah ada. Usahakan dalam bekerja selalu
berhati-hati. Hati-hati bukan berarti lambat. Hati-hati dalam bekerja berarti cermat menghindari
risiko yang kurang baik. Selain faktor manusia, faktor lingkungan juga menjadi penyebab
terjadinya kecelakaan kerja. Lingkungan kerja yang tidak aman perlu dicermati dan diperhatikan
agar keselamatan pekerja tidak terancam. Pekerja dapat bekerja dengan tenang tanpa khawatir
akan terjadi kecelakaan kerja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu:
A. kesehatan calon pekerja harus diperhatikan dengan maksud untuk mendapatkan pekerja yang
sehat sehingga kemampuan kerjanya dapat memperoleh hasil yang menguntungkan perusahaan.
Usaha pengawasan kesehatan pekerja dilakukan secara rutin dan berkala.
B. Pekerjaan Cara bekerja yang aman sangat penting diperhatikan agar pekerja terhindar dari
kecelakaan kerja. Cara kerja yang aman meliputi:
1. Ventilasi harus cukup untuk membuang kotoran hasil dari pabrik dan diganti dengan
udara segar.
2. Baju pelindung dan masker yang bermutu baik.
3. Penggunaan alat penyedot/pengolah udara seperti exhauster sehingga suhu ruang kerja
nyaman dan segar.
4. Penerangan yang cukup dan tidak merusak mata.