Anda di halaman 1dari 5

Tugas Personal ke-1

Week 2/ Sesi 3

Masyarakat di Indonesia memiliki karakter yang cukup unik, karena kebanyakan


masyarakat menilai status sosial melalui barang-barang yang digunakan. Hal tersebut berkaitan
dengan merk apa yang digunakan, dan dari mana barang tersebut didapat. Apabila seseorang
memiliki barang yang bermerk internasional, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut
memiliki status sosial yang tinggi. Produk-produk luar negeri seakan harta mewah yang
menggambarkan kemapanan dan kualitas yang baik. Padahal, terdapat berbagai perusahaan
Indonesia yang mampu bertahan didalam negeri dan mampu bersaing dalam skala global.
Berikan 1 contoh perusahaan di Indonesia yang berhasil Go Internasional, lalu
1. Jelaskan konsep bisnis
2. Jelaskan proses menjadi perusahaan multinasional
3. Sebutkan negara tempat perusahaan ekspansi

BUSS6048 – International Business-R2


JAWABAN

Contoh perusahaan Indonesia yang berhasil Go Internasional adalah Gojek (PT Aplikasi Karya
Anak Bangsa).

1. Go-Jek adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. Konsep
bisnis awal Go-Jek terbilang sangat sederhana, yakni berusaha menjawab persoalan yang
dialami pelanggan untuk transportasi orang secara cepat dan murah. Dalam
perkembangannya Go-Jek, dengan transportasi sebagai tulang punggung bisnis
berkembang ke berbagai layanan lainnya dan menjelma menjadi layanan aplikasi satu
pintu. Aplikasi Go-Jek membantu para pengemudi untuk mendapat akses kepada lebih
banyak pelanggan.
Konsumen dapat memesan transportasi/kendaraan dari satu lokasi untuk menuju
ke lokasi lainnya untuk berbagai macam jenis layanan. Lewat aplikasi Gojek, pemakai
bisa mengakses lebih dari 20 layanan mulai dari transportasi, pesan antar makanan,
belanja, kirim-kirim barang, pembayaran, pijat, sampai bersih-bersih rumah dan
kendaraan. Karena Gojek adalah aplikasi dengan ragam solusi untuk setiap situasi.

Perkembangan konsep bisnis Go-jek tidak terlepas dari munculnya gerakan


ekonomi baru yang disebut ekonomi berbagi (sharing economy) atau yang dikenal juga
dengan sebutan ekonomi-kolaboratif atau ekonomi-bersama.

Konsep ekonomi-berbagi ini digunakan pada Go-jek, dimana Go-Jek


mendayagunakan kepemilikan orang lain (kendaraan pengemudi) dalam pengadaan
armada untuk memberikan layanan yang lebih luas dengan memanfaatkan kapasitas
menganggur dari sepeda motor atau mobil (aset) maupun pengemudi (jasa), sama seperti
ang dilakukan oleh pesaing Go-jek yaitu Grab maupun Uber. Transaksi dalam lingkup
kelompok pemilik kendaraan yang masih memiliki kapasitas menganggur dengan
pelanggan yang membutuhkan dalam aplikasi Gojek menjadi bentuk ekonomi-berbagi,

BUSS6048 – International Business-R2


dimana terjadi pembagian manfaat ekonomi dari pengemudi, pelanggan serta Go-jek
sebagai pemilik aplikasi yang menghubungkan antara penyedia jasa dan pelanggan,
termasuk mempermudah hubungan antara berbagai penyedia jasa yang ada dalam
aplikasi Go-jek seperti: ojek, perawatan kecantikan, pijat, dan lain-lain. Dalam hal ini
pengemudi dan penyedia jasa lain mendapatkan manfaat dengan meningkatnya
kesempatan dan kemudahan untuk mendapatkan pelanggan dengan adanya aplikasi yang
memudahkan komunikasi dan terjadinya transaksi, dan pelanggan mendapatkan akses
yang mempermudah pemenuhan kebutuhan serta harga yang bersaing, sementara bagi
Go-jek selaku pemilik aplikasi mendapatkan persentase keuntungan dari transaksi yang
ada.

2. Gojek bertransformasi yang semula sebagai perusahaan teknologi yang


melayani angkutan melalui jasa ojek berubah menjadi aplikasi super “one stop
application” yang menyediakan berbagai layanan, dimana termasuk didalamnya Go
Ride, layanan angkutan jasa ojek.Superapp dari Gojek, menawarkan solusi atas berbagai
macam permasalahan.

Ikon baru dari Gojek, yang dijuluki "Solv", melambangkan transformasi


gojek menjadi aplikasi super yang menyediakan berbagai cara cerdas untuk
menghilangkan kerepotan sehari- hari. Sehingga Gojek cukup percaya diri bersaing
dengan industri sejenis di pasar internasional.

GO-JEK menginvestasikan $500 juta dalam strategi ekspansi internasionalnya.


GO-JEK bekerja sama dengan regulator dan pemangku kepentingan lainnya di seluruh
wilayah untuk membuka jalan bagi operasi baru. Perusahaan akan dijalankan oleh tim
pendiri lokal, dengan GO-JEK memberikan dukungan teknologi dan keahlian yang
dikumpulkan selama tiga tahun terakhir sebagai bisnis teknologi paling revolusioner di
Indonesia. Perusahaan lokal akan menentukan merek dan identitas mereka sendiri untuk
memastikan daya tarik yang baik di setiap pasar baru.

GO-JEK terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pemerintah negara


setempat dan para pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan kesiapan
operasional. Bisnis di masing- masing negara akan dijalankan oleh tim lokal yang akan

BUSS6048 – International Business-R2


didukung oleh teknologi dan keahlian dari GO-JEK. Guna memastikan respon positif di
tiap negara, masing-masing perusahaan lokal akan menentukan merk dan identitasnya
sendiri.

Ekspansi internasional ini mengikuti perencanaan dan riset pasar selama


berbulan-bulan setelah putaran penggalangan dana terbaru GO-JEK, yang membawa
investasi dari Astra International, Google, JD.COM, Meituan, Tencent dan Temasek,
karena perusahaan bertujuan untuk memperluas kehadirannya di Asia Tenggara.

3. Negara tujuan ekspansi perusahaan Go-jek:

 Vietnam

 Singapura

 Thailand

 Filipina

 Malaysia

Gojek tidak menggunakan nama brand atau mereknya untuk beroperasi di


luar Indonesia, gojek menggunakan nama Go-Viet di Vietnam dan GET di Thailand
sebagai bagian dari ekspansinya.

Untuk memasuki pasar Malaysia, Gojek melakukan pendekatan outsourcing


yaitu bermitra dengan tim lokal, Gojek mengatasi dua permasalahan sekaligus yaitu
masalah pemasok dan pelanggan. Dengan merekrut tenaga kerja lokal diharapkan dapat
mengatasi permasalahan ketenagakerjaan dan juga kekhawatiran pelanggan yang
dibatasi oleh kurangnya kepercayaan dapat melunak jika pengemudinya merupakan
warga negara Malaysia sendiri.

BUSS6048 – International Business-R2


Untuk struktur kepemilikan, Gojek akan menggunakan direct ownership karena
tim lokal tetap memerlukan dukungan teknologi, pengetahuan operasional, dan
pendanaan dari Gojek. Sehingga hal tersebut lebih mudah dilakukan jika Gojek
memiliki kontrol atas perusahaan yang menaungi tim lokal tersebut.

BUSS6048 – International Business-R2

Anda mungkin juga menyukai